BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Era perdagangan bebas telah dimulai. Berlakunya ACFTA (Asean

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi indonesia yang tidak stabil, menyebabkan perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah keuangan perusahaan dapat terjadi dengan berbagai penyebab,

BAB I PENDAHULUAN. tahun Menurut Platt dan Platt (2002) menyebutkan financial distress

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga di Indonesia. Selama krisis finansial global tersebut, sektor

BAB I PENDAHULUAN. Besar atau kecilnya suatu perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dengan financial distress. Financial distress adalah kondisi dimana perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. perusahaan merupakan tujuan yang dicapai untuk menarik stakeholders untuk

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu informasi dari pihak eskternal dan pihak internal dalam

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. melakukan perluasan usaha agar dapat terus bertahan dan bersaing. Tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengalami kesulitan keuangan atau financial distress. Menurut Plat dan

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama didirikannya suatu perusahaan adalah untuk

BAB II LANDASAN TEORI. Teori agensi didasarkan pada pandangan bahwa perusahaan sebagai sekumpulan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. efektivitas pencapaian tujuan perusahaan. Seiring dengan berkembangnya. mendorong kesinambungan dan kelangsungan hidup perusahaan.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Keberadaan suatu entitas bisnis bukan hanya untuk mencari keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. perumahan (suprime mortgage) di Amerika Serikat yang membawa implikasi

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. melemahnya aktivitas bisnis secara umum di seluruh dunia. Sebagian. besar negara mengalami kemunduran dan kesulitan keuangan karena

BAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. untuk memahami good corporate governance. Hal yang dibahas dalam teori ini

BAB I PENDAHULUAN. Semakin tinggi nilai perusahaan dianggap semakin sejahtera pula pemiliknya.

BAB I PENDAHULUAN. (Corporate Governance) yang kurang baik atau dikarenakan oleh kondisi

BAB 1 PENDAHULUAN. karena perusahaan lebih terstruktur dan adanya pengawasan serta monitoring

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan suatu kondisi yang disebut financial distress. Dengan adanya model

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. usahanya. Pasar modal perusahaan real estate and property di Indonesia

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Pengertian Good Corporate Governance. kreditor, pemerintah, karyawan, dan pihak pihak yang

BAB I PENDAHULUAN. obligasi. Investasi dalam bentuk saham sebenarnya memiliki risiko yang tinggi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perekonomian yang semakin terbuka karena era globalisasi saat ini

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi dan politik yang terjadi pada pertengahan tahun 1997

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. antara manajer (agent) dengan investor (principal). Terjadinya konflik

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Industri yang bergerak di bidang keuangan (sektor perbankan),

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan kinerja

BAB 5 SIMPULAN, KETERBATASAN, DAN SARAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Laporan audit penting dalam suatu audit atau proses atestasi lainnya karena

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi makanan dan non makanan. Tingkat konsumsi makanan dan non. Gambar 1.1. Pengeluaran per Kapita di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. diterapkannya good corporate governance di Indonesia merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. untuk menggambarkan situasi tersebut adalah kebangkrutan, kegagalan,

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang sangat pesat. Semakin berkembangnya era globalisasi

BAB 1 PENDAHULUAN. Konsep Good Corporate Governance (GCG) diperlukan untuk memastikan

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari keberadaan suatu entitas bisnis selain untuk memaksimumkan

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan utama perusahaan adalah meningkatkan nilai perusahaan melalui

BAB 1 PENDAHULUAN. Laba perusahaan dapat digunakan untuk dua hal, yaitu untuk diinvestasikan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Dalam mengelola suatu perusahaan telah lama dikenal suatu istilah yang

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kondisi kesulitan keuangan (financial distress) terjadi sebelum kebangkrutan,

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori agensi mengistilahkan pemilik sebagai principal, sedangkan manajer

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan (business) adalah suatu organisasi di mana sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

BAB I PENDAHULUAN. tidak. Bagi perusahaan yang terdaftar di pemerintah, mereka mempunyai badan usaha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan good corporate governance dengan memberikan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa tahun belakangan ini isu mengenai good corporate governance

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Bagi perusahaan yang sebagian sahamnya dimiliki oleh masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan alat komunikasi. tersebut diharapkan dapat memberikan informasi kepada pemegang saham

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA INDUSTRI PERBANKAN INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada umumnya tujuan utama dengan mendirikan suatu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. dalam memilih metode maupun estimasi yang akan digunakan. Fleksibilitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. corporate governance terhadap kinerja keuangan yang diambil dari beberapa

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB 1 PENDAHULUAN. manajemen dan auditor. Terkuaknya skandal Enron Corporation dan WorldCom

BAB 1 PENDAHULUAN. Lemahnya good corporate governance (GCG) yang ada di negara-negara di

BAB I PENDAHULUAN. Dalam melakukan pengembangan usaha dan perluasan jaringan suatu

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. memiliki sebuah perusahaan go public. Semakin tinggi nilai perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik dikenal dengan istilah Good Corporate Governance

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi dampak globalisasi, kemajuan informasi teknologi, dan keterbukaan

BAB II LANDASAN TEORI DAN HIPOTESIS. Persepsi Good dalam good corporate governance adalah tingkat pencapaian

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB I PENDAHULUAN. kepada stakeholders dan bondholders, yang secara langsung memberikan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut juga dirasakan oleh negara-negara di dunia, termasuk juga di Indonesia.

Transkripsi:

1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate Governance (GCG) atau lebih dikenal dengan tata kelola perusahaan.bermanfaat sebagai suatu perangkat yang dapat menciptakan pengelolaan bisnis sesuai dengan prinsip prinsip di era globalisasi sekarang.dengan adanya hal ini, diharapkan bisnis perusahaan lebih berkembang, dapat menangani persaingan bisnis yang semakin ketat tiap harinya, yang diharapkan dapat memberikan manfaat langsung terhadap kelangsungan hidup perusahaan.ini dikarenakan sistem di dalam perusahaan yang lebih tertata, sehingga membuat kegiatan dalam perusahaan lebih dapat terarah dan terkendali. Pengertian good corporate governance secara umum adalah sistem, proses, dan seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara berbagai pihak yang berkepentingan terutama dalam arti sempit, hubungan antara pemegang saham, dewan komisaris, dan dewan direksi demi tercapainya tujuan organisasi (Triwahyuningtias, 2012). Menurut Bodroastuti (2009) mekanisme corporate governance dapat menciptakan nilai tambah bagi semua pihak yang berkepentingan, sehingga konflik antara pihak agen dan principal yang berdampak pada agency cost dapat dihindari. 1

2 Menurut Organization for Economic Corporation and Development (OECD), terdapat lima pilar dalam prinsip-prinsip corporate governance yaitu fairness (keadilan), transparancy (transparansi), accountability (akuntabilitas), responsibility (pertanggungjawaban), dan independency (independensi). Kelima pilar tersebut penting karena dalam penerapan prinsip Good Corporate Governance dapat meningkatkan kualitas laporan keuangan secara konsisten dan juga dapat menjadi penghambat dalam aktivitas rekayasa kinerja yang dapat mengakibatkan laporan keuangan tidak menggambarkan nilai fundamental perusahaan, selain itu juga menunjukkan kewajiban perusahaan untuk mengungkapkan (disclosure) semua informasi kinerja keuangan perusahaan secara akurat, tepat waktu dan transparan. Corporate governance diperlukan untuk mengendalikan perilaku pengelola perusahaan agar bertindak tidak hanya menguntungkan dirinya sendiri namun juga menguntungkan seluruh stakeholder termasuk pula pemilik perusahaan, atau dengan kata lain untuk menyamakan kepentingan antara pengelola dengan stakeholder perusahaan. Indonesia pernah mengalami krisis ekonomi pada tahun 1997 1998, dimana perusahaan perusahaan yang mendominasi pasar di Indonesia mengalami kebangkrutan, karena krisis ekonomi yang berkepanjangan banyak perusahaan yang ditutup (dilikuidasi) hal ini terjadi bukan hanya akibat faktor ekonomi makro namun juga karena lemahnya Good Corporate Governance (GCG).

3 Lemahnya penerapan Corporate Governance ini di Indonesia diyakini sebagai faktor yang menyebabkan kondisi perekonomian memburuk, diantaranya adalah perusahaan kurang transparan terkait kinerja keuangan, tidak efektifnya kinerja komite audit, hubungan antara para pemegang saham dengan manajemen semakin terpisah, dan pengembalian keputusan perusahaan terkait dengan kelangsungan hidup perusahaan serta semakin tidak terkendali pengelolaannya. Dalam upaya mengatasi kelemahan-kelemahan tersebut, maka para perilaku bisnis di Indonesia menyepakati penerapan good corporate governance (GCG) suatu sistem pengelolaan perusahaan yang baik, hal ini sesuai dengan penandatanganan perjanjian Letter of Intent (LOI) dengan IMF tahun 1998 (Emirzon, 2007:32). Crutcley (dalam Wahyudi dan Pawestri, 2006) menyatakan bahwa di Indonesia, isu tentang penerapan good corporate governance cukup berkembang pesat, hal ini disebabkan karena walaupun dalam penerapannya membutuhkan biaya namun dengan adanya kontrol yang ketat, menyebabkan manajer menggunakan utang pada tingkat rendah untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya financial distress dan risiko kebangkrutan. Dengan adanya penerapan corporate governance yang baik, manajer perusahaan akan selalu mengambil tindakan yang tepat dan tidak mementingkan diri sendiri, serta dapat melindungi stakeholders perusahaan. Penerapan mekanisme corporate governance yang baik akanmemperbaiki tingkat kesehatan keuangan.dimana tolak ukurnya mengarah kepada financial distress.

4 Penelitian Deviacita dan Achmad (2012) serta penelitian Mayangsari (2015) menyatakan bahwa kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan keahlian komite audit berpengaruh positif terhadap financial distress.penelitian ini sejalan dengan yang dilakukan oleh Wardhani (2006). Financial distress merupakan tahap penurunan kondisi keuangan perusahaan, yang terjadi sebelum terjadinya likuidasi atau kebangkrutan (Platt dan Platt 2002). Apabila masalah ini terus dibiarkan berlarut-larut akan mengakibatkan terjadinya kebangkrutan. Dalam permasalahan keuangan perusahaan akan ada beberapa pihak yang tertekan yaitu stakeholder dan shareholderperusahaan. Hal ini dapat menjadi latar belakang dari pengembangan penelitian model financial distress untuk dapat memprediksi tingkat kesehatan keuangan perusahaan lebih awal yang selanjutnya dapat dilakukan tindakan antisipasi kondisi yang mengarah pada kebangkrutan. Sering kali masalah keuangan perusahaan terjadi karena beberapa faktor misalnya, penundaan pengiriman, kerugian penjualan yang terjadi terus-menerus, penurunan kualitas produk, bencana alam yang membuat aset perusahaan rusak, penundaan pembayaran tagihan pada kreditor, kondisi perekonomian negara yang kurang stabil, atau bahkan disebabkan karena sistem tata kelola perusahaan yang kurang baik. Jika beberapa faktor penyebab permasalahan keuangan tersebut dapat

5 diketahui lebih awal melalui beberapa model financial distress yang telah dikembangkan, maka perusahaan dapat menghindari terjadinya kebangkrutan. Corporate governance sudah cukup mampu menjelaskan perbedaan kinerja antar perusahaan dan perbedaan kinerja antar negara selama periode krisis dalam suatu negara tertentu.pada kondisi krisis corporate governance dapat memberikan pengaruh yang signifikan. Perusahaan dengan penerapan GCG akan mengalami perbaikan dalam hal perbaikan citra dan peningkatan nilai perusahaan. Hanya saja penelitian tentang variasi penerapan corporate governance di tingkat perusahaan masih sangat sedikit dilakukan. Untuk hal-hal yang berkaitan dengan mekanisme corporate governance sendiri, peneliti akan menguji pengaruh ukuran dewan direksi, ukuran dewan komisaris, kepemilikan manajerial, kepemilikan institusional, dan ukuran komite audit. Ukuran dewan direksi memberi pengaruh terhadap mekanisme corporate governance.dewan direksi merupakan salah satu organ perusahaan yang menentukan kebijakan strategi yang diambil oleh perusahaan baik kebijakan strategi jangka panjang maupun strategi jangka pendek. Ukuran dewan komisaris dalam perusahaan berperan dalam fungsi pengawasan atas implementasi kebijakan dan tindakan direksi, dan memberikan nasihat kepada direksi bila diperlukan.dengan begitu, antara pihak dewan direksi dan pihak pemegang saham permasalahan keagenan yang terjadi dapat diminimalisir.oleh sebab itu, fungsi pengawasan dewan komisaris merupakan hal yang sangat penting untuk menjadi perhatian.

6 Oleh karena itu, dewan komisaris diharapkan dapat mengawasi kinerja dewan, sehingga kinerja yang dihasilkan sesuai dengan kepentingan pemegang saham (Wardhani, 2006). Kepemilikan manajerial adalah proporsi saham biasa yang dimiliki oleh pihak manajemen yang secara aktif terlibat dalam pengambilan keputusan perusahaan (Nur aeni, 2010). Peningkatan efektivitas aktivitas monitoring perusahaan akan timbul dengan adanya kepemilikan manajerial dalam sebuah perusahaan. Selain itu, Kepemilikan institusional merupakan salah satu faktor yang dapat mempengaruhi kinerja perusahaan.kepemilikan institusional merupakan proporsi atau jumlah saham biasa yang dimiliki oleh para pihak institusional. Adanya tingkat kepemilikan oleh pihak investor institusional yang tinggi akan menimbulkan usaha pengawasan yang lebih tinggi agar dapat mendorong manajer untuk lebih memfokuskan perhatian terhadap kinerja perusahaan, sehingga akan mengurangi perilaku memetingkan diri sendiri. Di sisi lain, adanya komite audit juga memberikan pengaruh terhadap mekanisme good corporate governance. Komite audit bertugas mengurangi intervensi direksi terhadap angka akuntansi sampai tingkat minimal sehingga laporan keuangan disajikan secara wajar dan dapat lebih diandalkan bagi pemegang saham dalam mengambil keputusan sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. Struktur pengendalian internal perusahaan dijalankan dengan baik, pelaksanaan audit internal maupun eksternal dijalankan sesuai dengan standar audit yang berlaku, dan tindak lanjut temuan hasil audit dijalankan oleh manajemen.

7 Untuk menilaitingkat kesehatan keuangan dapat dilakukan dengan menggunakan rasio keuangan. Sebagai dasar acuan pengukuran kesehatan suatu perusahaan, laporan keuangan dapat digunakan melalui rasio keuangan yang ada di perusahaan tersebut. Laporan keuangan beserta pengungkapannya dibuat perusahaan dengan tujuan memberikan informasi yang berguna untuk pengambilan keputusan keputusan investasi dan pendanaan. Ukuran kesehatan suatu perusahaan dapat dilihat dari distribusi aktiva, hasil usaha yang telah dicapai, keefektivan penggunaan aktiva, kemampuan dalam menjalankan usaha, kewajiban yang harus dilunasi, dan potensi kebangkrutan yang akan terjadi. Sementara itu, untuk menilai kinerja perusahaan dapat menggunakan rasio keuangan, karena dalam rasio keuangan mengandung informasi penting mengenai kondisi dan kinerja yang telah dicapai suatu perusahaan untuk suatu periode tertentu. Prediksi financial distress perusahaan ini menjadi perhatian banyak pihak (Almilia, 2003) Pihak pihak yang menggunakan model tersebut meliputi : 1. Pemberi pinjaman. Penelitian berkaitan dengan prediksi financial distress menpunyai relevansi terhadap institusi pemberi pinjaman, baik dalam memutuskan apakah akan memberikan suatu pinjaman dan menentukan kebijakan untuk mengawasi pinjaman yang telah diberikan. 2. Investor. Model prediksi financial distress dapat membantu investor ketika akan menilai kemungkinan masalah suatu perusahaan dalam melakukan pembayaran kembali pokok dan bunga.

8 3. Pembuat peraturan. Lembaga regulator mempunyai tanggung jawab mengawasi kesanggupan membayar hutang dan menstabilkan perusahaan individu. Hal ini menyebabkan perlunya suatu model yang aplikatif untuk mengetahui kesanggupan perusahaan membayar hutang dan menilai stabilitas perusahaan. 4. Pemerintah. Prediksi financial distress juga penting bagi pemerintah dan antitrust regulation. 5. Auditor. Model prediksi financial distress dapat menjadi alat yang berguna bagi auditor dalam membuat penilaian going concern suatu perusahaan. 6. Manajemen. Apabila perusahaan mengalami kebangkrutan maka perusahaan akan menanggung biaya langsung (fee akuntan dan pengacara) dan biaya tidak langsung (kerugan penjualan atau kerugian paksa akibat ketetapan pengadilan). Sehingga dengan adanya model prediksi financial distress diharapkan perusahaan dapat menghindari kebangkrutan dan otomatis juga dapat menghindari biaya langsung dan tidak langsung dari kebangkrutan. Analisis rasio keuangan dalam memprediksi kebangkrutan perusahaan telah dikembangkan oleh beberapa penelitian untuk mengetahui manfaatnya.edward I Altman pada tahun 1968 telah melakukan penelitian pertama kali untuk mengkaji tentang manfaat analisis rasio keuangan sebagai alat untuk memprediksi kebangkrutan.banyak peneliti yang mengembangkan penelitian untuk memperbaiki model kebangkrutan Altman sejak tahun itu.

9 Terdapat beberapa penelitian sebelumnya Almilia (2003) menyatakan bahwa hanya tiga persamaan merupakan model terbaik dengan empat rasio keuangan yang dominan yaitu rasio profit margin (laba bersih dibagi dengan penjualan); rasio financial leverage (hutang lancar dibagi dengan total aktiva); rasio likuiditas (aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar); dan rasio pertumbuhan (pertumbuhan laba bersih dibagi dengan total aktiva). Penelitian Mayangsari (2015) menyatakan bahwa leverage tidak berpengaruh terhadap financial distress dan profitabilitas berpengaruh negatif terhadap financial distress. Penelitian tersebut berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Widarjo dan Setiawan (2009) yang menunjukkan bahwa current ratio tidak berpengaruh terhadap kondisi financial distress perusahaan. Dalam penelitian ini, peneliti akan menggunakan tiga rasio keuangan yang diambil berdasarkan penelitian terdahulu yang menjadi acuan bagi peneliti. Rasio tersebut yaitu rasio profitabilitas, rasio financial leverage dan rasio likuiditas. Rasio tersebut akan digunakan untuk menguji pengaruh dari rasio keuangan terhadap financial distress. Rasio profitabilitas diukur dengan menggunakan laba bersih dibagi dengan total aset. Rasio ini akan menunjukkan seberapa efekif pengelolaan perusahaan sehingga menghasilkan keuntungan selama periode tertentu. Menurut teori, apabila rasio ini semakin tinggi maka semakin efisien pula perusahaan dalam menekan biaya-biaya yang ada, sehingga laba perusahaan dapat meningkat.

10 Rasio financial leverage diukur dengan menggunakan hutang lancar dibagi dengan total aset. Rasio ini menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban baik itu jangka pendek maupun jangka panjang. Analisis terhadap risiko ini diperlukan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam membayar hutang. Menurut teori, rasio hutang lancar dibagi dengan total aset mempunyai hubungan dengan financial distress karena semakin besar nilai rasio ini menandakan semakin besar jumlah aset perusahaan yang dibiayai oleh hutang lancar, sehingga kemungkinan perusahaan terhadap kondisi financial distress akan semakin tinggi (Pattynasarani, 2010). Rasio Likuiditas diukur dengan menggunakan aktiva lancar dibagi dengan hutang lancar.rasio Likuiditas menunjukkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban financial jangka pendek.rasio ini ditunjukkan pada besar kecilnya aktiva lancar.menurut teori, rasio ini menunjukkan sejauh mana aktiva lancar menutupi kewajiban kewajiban lancar.semakin besar perbandingan aktiva lancar dengan hutang lancar maka semakin tinggi kemampuan perusahaan menutupi kewajiban jangka pendeknya dan semakin kecil kemungkinan perusahaan mengalami financial distress. Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, peneliti ingin mengambil judul Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance dan Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Kemungkinan Financial Distress.

11 1.2 Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka penulis dapat dapat merumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Apakah ada pengaruh mekanisme good corporate governance terhadap tingkat kesehatan keuangan? 2. Apakah ada pengaruh kinerja keuangan perusahaan terhadap tingkat kesehatan keuangan? 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan uraian rumusan masalah yang telah dikemukakan diatas, maka tujuan penelitian ini sebagai berikut: 1. Untuk menguji pengaruh mekanisme good corporate governance terhadaptingkat kesehatan keuangan 2. Untuk menguji kinerja keuangan perusahaan terhadap tingkat kesehatan keuangan. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut a. Kontribusi Praktis Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman tentang kondisi tingkat kesehatan keuanganperusahaan, guna diharapkan mendorong

12 pihak perusahaan untuk melakukan pengungkapan laporan keuangan secara jujur dan terbuka serta menyajikan dengan sebenarnya. b. Kontribusi Teoritis Diharapkan penelitian ini dapat memberikan kontribusi dan informasi terkini bagi perkembangan ilmu pengetahuan. 1.5 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup dalam penelitian ini adalah mengetahui Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance dan Kinerja Keuangan Perusahaan Terhadap Tingkat Kesehatan Keuangan.Perusahaan yang digunakan sebagai obyek penelitian adalah perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.Periode penelitian yang digunakan selama 5 tahun mulai tahun 2010 sampai 2014.