BAB I PENDAHULUAN. akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan. yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara berusia 7-15 tahun. Sekolah) yang menyediakan bantuan bagi Sekolah dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tolak ukur suatu pemerintahan yang berkembang,

B ab I P endahuluan BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. yang ingin sekolah tapi terbentur dengan biaya. Anak-anak banyak yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. perannya yang signifikan dalam mencapai kemajuan di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian Pendidikan merupakan hak setiap warga negara (UUD 1945 Pasal 29)

BAB I PENDAHULUAN. Pendapatan dan Belanja Sekolah (APBS). Penyusunan APBS seharusnya. dilakukan dalam waktu singkat sekitar satu bulan sebelum tahun

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan suatu pekerjaan atau perencanaan. Mentri dalam Negeri

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. pesat menuntut setiap negara untuk menghasilkan SDM yang berkualitas dan

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu kunci penanggulangan kemiskinan dalam jangka

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merupakan salah satu indikator untuk kemajuan pembangunan suatu bangsa.

Tahun), sampai saat ini pemerintah masih dihadapkan pada berbagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Program Pengurangan Subsidi Bahan Bakar Minyak (PKPS BBM) adalah

BAB I PENDAHULUAN. menuju pemerintahan daerah yang demokratis dan pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. agar mampu bersaing dalam era keterbukaan, pemerintah memandang perlu

BAB 1 PENDAHULUAN. Faktor-faktor penyebab..., Rika Aristi Cynthia, FISIP UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pusat, pemerintah daerah, dan masyarakat.

DORONGAN BELAJAR SISWA PASCA PEMBERIAN BOS TESIS

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses untuk meningkatkan, memperbaiki,

Akuntansi dan Pengelolaan Keuangan Berbasis Komputer bagi Kepala Sekolah Penerima Dana BOS di Kota Bandar Lampung. Kurniawan Saputra dan Nurmala

BAB I PENDAHULUAN. pada pembukaan UUD 1945 yang menyatakan bahwa Negara berkewajiban

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Penelitian. efektivitas dan efisiensi penyelenggaraan pemerintahan daerah.

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan sesuatu hal

BAB V PEMBIAYAAN PENDIDIKAN TAMAN KANAK-KANAK DAN SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAYA DUKUNG DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SD NEGERI WONOTINGAL 04 KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG TESIS

1 BAB I PENDAHULUAN. memperoleh layanan pendidikan dasar yang lebih bermutu. Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dan senantiasa berlangsung secara alami sebagaimana pada era-era sebelumnya,

BAB I PENDAHULUAN. penyelenggaraan pemerintah daerah sepenuhnya dilaksanakan oleh daerah. Untuk

RINGKASAN EKSEKUTIF KAJIAN TENTANG EVALUASI PELAKSANAAN BOS TINGKAT SDN DI KABUPATEN BANJAR KERJASAMA

BAB I PENDAHULUAN. mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas ekonomi dan tugas

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhan dan hakpublik (Mardiasmo, 2002). Menurut Mahsun

BAB I PENDAHULUAN. yang bernama komite sekolah (SK Mendiknas Nomor 044/U/2002). karena pembentukan komite sekolah di berbagai satuan pendidikan atau

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 2 TAHUN 2009

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Botubilotahu Kecamatan Marisa yang akan dijelaskan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kunci dalam peningkatan taraf hidup sebuah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor utama bagi pengembangan. sumber daya manusia. Karena pendidikan diyakini mampu meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah ditandai oleh pesatnya perkambangan ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR NOMOR 19 TAHUN 2008 TENTANG PROGRAM WAJIB SEKOLAH 12 TAHUN DI KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. memberikan proses pemberdayaan dan kemampuan suatu daerah dalam. perekonomian dan partisipasi masyarakat sendiri dalam pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. nyata dan bertanggung jawab kepada daerah secara proposional. Pemberian kewenangan

BAB I PENDAHULUAN. baik pusat maupun daerah, untuk menciptakan sistem pengelolaan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BUPATI REMBANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN REMBANG NOMOR 11 TAHUN 2014 TENTANG PENGELOLAAN KEUANGAN DAN ASET DESA

BAB I PENDAHULUAN. instrumental (instrumental input) yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya adalah Undang-Undang No.17 Tahun 2003 Tentang Keuangan

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Program dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebagai salah satu

I. PENDAHULUAN. aparatur pemerintah dan kalangan-kalangan yang memiliki akses kekuasaan.

Seksi Informasi Hukum Ditama Binbangkum

GUBERNUR GORONTALO PERATURAN DAERAH PROVINSI GORONTALO NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM PENDIDIKAN UNTUK RAKYAT

IV. DINAMIKA PENDIDIKAN DASAR

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. arah dan tujuan yang jelas. Hak dan wewenang yang diberikan kepada daerah,

I. PENDAHULUAN. Perubahan paradigma pengelolaan keuangan baik pemerintah pusat maupun

BERITA DAERAH KOTA SEMARANG PERATURAN WALIKOTA SEMARANG

PETUNJUK TEKNIS LOMBA TATA KELOLA BOS TINGKAT SMP

BAB I PENDAHULUAN. utuh, sehingga wilayah negara Indonesia terbagi ke dalam daerah otonom.

BAB I PENDAHULUAN. mencetak generasi bangsa yang harus diprioritaskan. Namun masih terdapat

BUPATI MADIUN PERATURAN BUPATI MADIUN NOMOR 25 TAHUN 2009 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. nasional bertumpu pada tiga tema, yaitu : 1. Pemerataan dan perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. merevisi Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 menjadi Undang-Undang. Nomor 25 Tahun 1999 menjadi Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004

NOMOR : % TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia telah diatur di dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang saling berkaitan. Empat komponen yang di maksud adalah

ISU-ISU STRATEGIS. 3.1 Analisis Situasi Strategis

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN


PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG PENDANAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PURBALINGGA,

BAB I PENDAHULUAN. mudah pula kemajuan suatu bangsa tersebut tercapai.

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BERITA DAERAH KOTA BANDUNG TAHUN : 2010 NOMOR : 22

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Penganggaran merupakan suatu aktivitas pemerintah yang penting

Mengingat : 1. Pasal 18 Ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;

BAB I PENDAHULUAN. mengubah pengetahuan, keterampilan dan sikap serta tata laku seseorang atau

G U B E R N U R L A M P U N G

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Studi tentang..., Aris Roosnila Dewi, FISIP UI, 2010.

ASAS DAN PRINSIP PENGELOLAAN KEUANGAN NEGARA

HIBAH DAN BANTUAN SOSIAL PERBUP KABUPATEN MALUKU TENGGARA NO

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

PEMBIAYAAN PEMBANGUNAN PEMERINTAH DAERAH DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA. Drs. Bambang Wisnu Handoyo DPPKA DIY

PENGELOLAAN KEUANGAN DAN PEMBIAYAAN DI SDN 2 MILANGODAA DI KECAMATAN POSIGADAN KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 65 TAHUN 2005 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENERAPAN STANDAR PELAYANAN MINIMAL

BAB I PENDAHULUAN. skills) sehingga mendorong tegaknya pembangunan seutuhnya serta masyarakat

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) mulai tahun 2011 akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk Dana Penyesuaian untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang APBN. Sekolah sebagai sebuah entitas organisasi harus mampu mengelola dana BOS secara profesional untuk mendukung kegiatan belajar mengajar yang bermutu. Dana BOS yang diterima oleh sekolah dikelola secara mandiri melalui Manajemen Berbasis Sekolah (MBS). Dari sisi manajemen keuangan, MBS menuntut pengelola sekolah mampu melakukan perencanaan, melaksanakan, mengevaluasi, dan mempertanggungjawabkan pengelolaan dana secara baik dan transparan. Pengelolaan dana yang baik tidak terlepas dari prinsip ekonomis, efektif, efisienitas, transparansi, akuntabilitas, keadilan, kejujuran dalam pengelolaan dan pengendalian. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional menyusun Petunjuk Teknis Keuangan. Petunjuk teknis ini adalah sebagai acuan untuk pelaksanaan program agar para pengelola 1

2 Tim BOS diseluruh tingkatan dapat memenuhi tugasnya dengan mudah. Dengan demikian pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Manajemen BOS dapat dijalankan dengan baik Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengamanatkan bahwa setiap warga negara yang berusia 7-15 tahun wajib mengikuti pendidikan dasar. Pasal 34 ayat 2 menyebutkan bahwa Pemerintah dan pemerintah daerah menjamin terselenggaranya wajib belajar minimal pada jenjang pendidikan dasar tanpa memungut biaya, sedangkan dalam ayat 3 menyebutkan bahwa wajib belajar merupakan tanggung jawab negara yang diselenggarakan oleh lembaga pendidikan Pemerintah, pemerintah daerah, dan masyarakat. Konsekuensi dari amanat undang-undang tersebut adalah pemerintah dan pemerintah daerah wajib memberikan layanan pendidikan bagi seluruh peserta didik pada tingkat pendidikan dasar (SD dan SMP) serta satuan pendidikan lain yang sederajat. Salah satu indikator penuntasan program Wajib Belajar 9 Tahun diukur dengan Angka Partisipasi Kasar (APK) tingkat SMP. Pada tahun 2008 APK SMP telah mencapai 96,18%, sehingga dapat dikatakan bahwa program wajar 9 tahun telah tuntas sesuai dengan waktu yang telah ditargetkan. Program Bantuan Operasional Sekolah (BOS) yang dimulai sejak bulan Juli 2005, telah berperan besar dalam percepatan pencapaian program wajar 9 tahun tersebut. Oleh karena itu, mulai tahun 2009 pemerintah akan melakukan perubahan tujuan,

3 pendekatan dan orientasi dari program. Program BOS ke depan bukan hanya berperan untuk mempertahankan APK, namun harus juga berkontribusi besar untuk peningkatan mutu pendidikan dasar. Selain daripada itu, dengan kenaikan biaya satuan BOS yang signifikan, program ini akan menjadi pilar utama untuk mewujudkan pendidikan gratis di pendidikan dasar. Peningkatan biaya satuan BOS tahun 2009 yang cukup signifikan merupakan salah satu bukti komitmen pemerintah dalam menyelenggarakan amanat UUD perihal 20% anggaran untuk pendidikan. Komitmen pemerintah ini harus juga diikuti oleh peningkatan komitmen pemerintah daerah serta peran serta masyarakat dalam pengawasan program dan pendanaan. Dengan terbitnya Peraturan Pemerintah Nomor 48 Tahun 2008 semakin memperjelas jenis-jenis dana pendidikan, serta peran dan tanggung jawab masingmasing pemangku kepentingan. Demikian juga kebijakan program buku murah Departemen Pendidikan Nasional yang dimulai tahun 2008, akan menjadi salah satu acuan utama program BOS tahun 2009. Undang-Undang nomor 105 tahun 2006 tentang keuangan dan pertanggung jawaban keuangan daerah. Nomor 20 tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional mengamanatkan setiap warga Negara wajib mengikuti pendidikan dasar 9 tahun yang bermutu, khususnya pemberian askes yang lebih besar kepada kelompok masyarakat yang selama ini kurang dapat menjangkau layanan pendidikan. Untuk

4 meraih keberhasilan dalam pelaksanaan pemanfaatan diperlukan dukungan dan partisipasi dari berbagai pihak, sehingga terdapat kemantapan dalam tata cara penggunaan pelaksanaan pengawasan untuk mengembangkan pendidikan yang bermutu. Guna terlaksananya pengawasan terhadap pemanfaatan dana BOS secara baik, lancar, dan terkendali maka peranan pimpinan yang profesional (memiliki keahlian khusus) pada setiap unit satuan kerja. Untuk pimpinan dalam menjalankan tugas terutama dalam pengawasan terhadap organisasi yang dipimpinnya diperlukan tata tertib yang tegas dalam rangka kelancaran pelaksanaan tugas tim manajemen BOS. Namun demikian tim manajamen tidak menjalankan tugas dan fungsi pada organisasi pemerintah dinas pendidikan dan pengajaran di SD Negeri Tlogosari Wetan 02 Semarang, sehingga mendapatkan beberapa kendala dalam menjalankan tugas-tugas pemerintah yaitu diantaranya adalah tidak adanya dana untuk manajemen BOS dari sumber APBD, dan tidak adanya kerja sama dengan atasan, sehingga tim manajemen BOS tidak mampu dalam melaksanakan tugas dan fungsi yang dihadapkan. Merupakan salah satu bukti komitmen pemerintah dalam menyelenggarakan amanat UUD perihal 20% anggaran untuk pendidikan. Komitmen pemerintah daerah serta peran masyarakat dalam pengawasan dan pendanaan, maka sistim desentralisasi

5 memberikan kewenagan yang sebesar-besarnya kepada daerah untuk mengatur rumah tangganya sendiri. Supaya program ini akan berjalan baik, lancar dan transparan maka dipimpin oleh lembaga terkait, yang memberikan dana APBD kepada tim manajemen BOS untuk melakukan pengawasan terhadap pemanfaatan dana BOS, dan untuk meningkatkan wajib belajar yang bermutu, supaya dapat mencetak sumber daya manusia yang baik bagi masa depan anak-anak bangsa dan negara. Oleh sebab itu tata cara penggunaan dan pertanggungjawaban komponen yang diperbolehkan didanai oleh BOS diantaranya untuk membeli atau pengadaan buku teks pelajaran untuk meningkatkan wajib belajar yang bermutu tinggi. Berdasarkan pengamatan pada lokasi penelitian menunjukan bahwa pelaksanaan pengawasan tidak dijalankan dengan lancar, pemanfaatan dana digunakan untuk membeli peralatan sekolah yang kurang tepat sehingga sarana penunjang sangat kurang.. Fungsi pengawasan merupakan salah satu fungsi organik manajemen pemerintah yang sangat penting dalam menjalankan setiap organisasi pemerintah. Di mana seorang pemimpin melakukan pengawasan terhadap bawahan untuk dapat bekerja dengan baik guna mencapai tujuan organisasi maupun individu. Fungsi pengawasan dapat dikatakan sebagai fungsi organik yang sangat penting karena dalam menjalankan fungsi ini yang menjadi objek langsung adalah manusia. Oleh karenanya untuk mencapai tujuan dalam pemanfaatan

6 maka tim manajemen Dinas Pendidikan dan Pengajaran mesti mendapatkan perhatian dari pimpinan dan lembaga terkait untuk melakukan fungsi pengawasan baik secara internal maupun external kepada setiap sekolah. Selain itu kebijakan pemerintah dengan digulirkannya Program Wajib Belajar (Wajar) Pendidikan Dasar 9 tahun merupakan upaya lanjutan dalam memenuhi amanat UUD 1945, khususnya bab XIII menyatakan dengan tegas bahwa setiap warga negara berhak atas pendidikan (pasal 31 ayat 1). Namun kenyataan di lapangan menunjukkan adanya banyak hambatan dalam implementasinya. Salah satu penghambat yang ditemukan adalah sebagian masyarakat tidak mampu membiayai pendidikan anak-anaknya. Maka dengan dicanangkannya kebijakan Bantuan Operasional Sekolah (BOS), sekolah-sekolah dan masyarakat cukup terbantu. Sebagai pengganti Subsidi BBM, pelaksanaan pemberian Program BOS ditargetkan pada masyarakat yang diwajibkan mengikuti pendidikan dasar 9 tahun namun tidak memiliki kemampuan secara finansial untuk melanjutkan pendidikan. Oleh karena itu sasaran program BOS adalah semua sekolah setingkat SD dan SMP, baik negeri maupun swasta diseluruh propinsi di Indonesia. BOS diberikan kepada sekolah untuk dikelola sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan pemerintah pusat. Besarnya dana untuk tiap sekolah ditetapkan berdasarkan jumlah murid. Agar tujuan

7 pelaksanaan program BOS berhasil sesuai dengan tujuan dan tepat sasaran maka diperlukan kerjasama dan koordinasi yang baik diantara pihak-pihak yang terkait, baik Departemen Pendidikan Nasional dan Departemen Agama ditingkat pusat, maupun Kanwil Diknas dan Kantor Depag ditingkat Propinsi dan Kabupaten/Kota, serta Sekolah/Madrasah sebagai penerima dana BOS. Berdasarkan implementasinya di lapangan, masih banyak pihak yang kurang memahami tentang siapa saja para pihak yang terkait dengan penyaluran, penggunaan, maupun pertanggungjawaban dana BOS ini, dan bagaimana peranan atau fungsinya dalam Program BOS tersebut. Program Bantuan Operasional sekolah (BOS) mulai tahun 2011 akan dilakukan perubahan dari dana APBN menjadi dana perimbangan yang dilakukan melalui mekanisme transfer ke daerah dalam bentuk dana penyesuaian untuk Bantuan Operasional Sekolah (BOS) sebagaimana dimaksud dalam Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2010 tentang APBN. Sehubungan dengan hal tersebut, Kementerian Pendidikan Nasional menyusun Petunjuk Teknis Keuangan. Petunjuk teknis ini adalah sebagai acuan untuk pelaksanaan program agar para pengelola Tim BOS di seluruh tingkatan dapat memenuhi tugasnya dengan mudah. Dengan demikian pelaksanaan tugas dan fungsi Tim Manajemen BOS dapat dijalankan dengan baik.

8 Berdasarkan kenyataan di atas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai Pengelolaan dana BOS. Judul yang diambil dalam penelitian di atas adalah Pengelolaan Dana BOS di SD Negeri Tlogosari Wetan 02 Semarang. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, maka penelitian ini difokuskan pada pembahasan Pengelolaan Dana BOS di SD Negeri Tlogosari Wetan 02 Semarang. Fokus tersebut dijabarkan menjadi tiga subfokus yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana transparansi pengelolaan dana BOS di SD Negeri Tlogosari Wetan 02 Semarang. 2. Bagaimana akuntabilitas pengelolaan dana BOS di SD Negeri Tlogosari Wetan 02 Semarang. 3. Bagaimana efisiensi pengelolaan dana BOS di SD Negeri Tlogosari Wetan 02 Semarang. C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan fokus penelitian, maka tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Mendeskripsikan transparansi pengelolaan dana BOS di SD Negeri Tlogosari Wetan 02 Semarang

9 2. Mendeskripsikan akuntabilitas pengelolaan dana BOS di SD Negeri Tlogosari Wetan 02 Semarang. 3. Mendeskripsikan efisiensi pengelolaan dana BOS di SD Negeri Tlogosari Wetan 02 Semarang. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini dapat memberikan manfaat teoritis dan praktis, yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis Bagi pengambil kebijakan hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan dalam ilmu pengelolaan dana BOS bagi siswa yang membutuhkan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Dinas Pendidikan sebagai bahan masukan dalam merumuskan pengelolaan dana BOS yang telah diserahkan pemerintah untuk disalurkan kepada sekolah yang membutuhkan. b. Bagi warga sekolah dapat menjadikan bahan masukan dalam pengembangan pengelolaan dana BOS di sekolah. c. Bagi guru dijadikan sebagai bahan perbandingan dan bahan tambahan bagi perbaikan dan pengembangan pengelolaan dana BOS pada tingkat sekolah dasar.

10 d. Bagi peneliti selanjutnya dapat dijadikan acuan dalam penelitian selanjutnya dan mampu mengembangkan pengelolaan dana BOS yang lebih luas lagi. E. Daftar Istilah 1. Transparansi pengelolaan dana BOS adalah keterbukaan atas semua tindakan dan kebijakan yang diambil oleh pemerintah (Muhammad:2007). Prinsip transparansi menciptakan kepercayaan timbal-balik antara pemerintah dan masyarakat melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi yang akurat dan memadai. 2. Akuntabilitas pengelolaan dana BOS adalah penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. 3. Efisiensi pengelolaan dana BOS adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (output) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu dan biaya.