K-13 Geografi K e l a s XI POTENSI GEOGRAFIS INDONESIA III Tujuan Pembelajaran Setelah mempelajari materi ini kamu diharapkan memiliki kemampuan berikut. 1. Memahami potensi angin, gunung api, dan bentang alam. 2. Memahami potensi sosial dan pangan. 3. Memahami potensi industri dan energi alternatif. 2. Potensi Angin a. Angin membantu penyerbukan sehingga tumbuhan makin berkembang. b. Angin darat dan angin laut membantu nelayan menangkap ikan tanpa menggunakan bahan bakar. c. Arus angin membantu kelancaran komunikasi dengan telepon radio dan televisi yang dibantu oleh satelit. 3. Potensi Gunung Api a. Letusan gunung api mengeluarkan abu vulkanis yang menyuburkan tanah. b. Gunung api mengandung bahan galian dan batuan, seperti mineral logam dan nonlogam, belerang, batu, kerikil, dan pasir. c. Gunung api menghasilkan gas uap air (fumarol) untuk tenaga geotermal. d. Gunung api menjadi salah satu objek wisata alam.
e. Gunung api mendatangkan hujan orografis. f. Gunung api menghasilkan hutan sebagai sumber oksigen dan humus. 4. Potensi Tanah Indonesia memiliki tanah vulkanis, aluvial, dan humus yang subur serta mendukung pertumbuhan tanaman pangan dan bahan baku industri. 5. Potensi Bentang Alam a. Dataran rendah menghasilkan kelapa, tebu, padi, dan palawija. b. Dataran tinggi menghasilkan karet, kina, kopi, teh, tembakau, dan holtikultura. c. Lahan tidur dapat dipotensikan dengan pelaksanaan program revolusi hijau. M. Potensi Sosial 1. Jumlah Penduduk Jumlah penduduk yang besar merupakan modal dasar pembangunan karena dapat berfungsi sebagai produsen maupun konsumen. 2. Keragaman Suku (Etnis) dan Bahasa Daerah a. Sekitar 1.340 suku bangsa dengan bahasa daerah yang berbeda-beda memperkaya potensi pariwisata Indonesia. b. Kearifan lokal yang dimiliki setiap suku mendukung potensi sumber daya alam. 3. Mata Pencaharian Penduduk Sebagian besar penduduk Indonesia bekerja di bidang pertanian, perkebunan, peternakan, dan perikanan sehingga mendukung sektor bahan pangan dan bahan baku industri. 4. Sifat Gotong Royong Sifat gotong royong adalah sifat saling membantu antarsesama dalam menyelesaikan masalah sosial, seperti pembangunan tempat ibadah, perbaikan irigasi, atau perbaikan jalan yang dilakukan secara bersama-sama. N. Potensi Pangan 1. Lahan pertanian, baik lahan basah maupun lahan kering. 2. Lahan perairan, meliputi: 2
a. budi daya laut berupa ikan, udang, cumi-cumi, kepiting, kerang, teripang, mutiara, dan alga; b. budi daya air payau (tambak) berupa udang dan bandeng; dan c. budi daya air tawar berupa ikan dari sungai, danau, dan waduk. 3. Keanekaragaman hayati, yang terdiri atas berbagai tumbuhan dan hewan yang mendukung ketahanan pangan. Meskipun potensi pangan Indonesia besar, kenyataannya Indonesia masih harus melakukan impor beras, jagung, kedelai, gula tebu, dan sapi. Hal ini disebabkan oleh jumlah penduduk yang sangat besar, luas lahan pertanian semakin sempit, ketergantungan pada bahan baku pangan impor karena mahalnya biaya produksi. Namun pada hakikatnya, hal ini dapat diatasi dengan usaha swasembada pangan dengan melaksanakan pembangunan pertanian berkelanjutan dan melaksanakan konservasi (pelestarian) lahan potensial. O. Potensi Industri 1. Faktor Pendukung Pembangunan Industri a. Sumber daya alam berlimpah dan berpotensi sebagai bahan baku industri. b. Jumlah penduduk yang besar berpotensi sebagai tenaga kerja. c. Sumber energi yang berlimpah berpotensi sebagai bahan bakar. d. Pasar dalam negeri yang luas berpotensi sebagai konsumen. e. Sarana dan prasarana yang tersedia berpotensi mendukung kelancaran proses produksi. f. Stabilitas politik dan kebijaksanaan pemerintah berpotensi sebagai pendukung keamanan dan perkembangan industri. g. Letak geografis yang menguntungkan berpotensi mendukung perkembangan usaha industri. h. Keindahan alam, budaya daerah, dan peninggalan sejarah berpotensi sebagai industri pariwisata yang membuka lapangan kerja. 2. Zona Potensi Geografis Indonesia a. Kaya SDA dan SDM, yaitu Jawa dan Bali. b. Kaya SDA, miskin SDM, yaitu Sumatra, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua. c. Miskin SDA, kaya SDM, yaitu kota-kota besar. d. Miskin SDA, miskin SDM, yaitu Nusa Tenggara dan Maluku. Pengembangan industri difokuskan pada zona tertinggal, yaitu Nusa Tenggara dan Maluku. 3
Super "Solusi Quipper" Zona potensi geografis Indonesia - Kaya SDA, kaya SDM : JAMBALI - Kaya SDA, miskin SDM : SUKASUPA - Miskin SDA, kaya SDM : KOTA BESAR - Miskin SDA, miskin SDM : NUMA 3. Kerja Sama Industri Kerja sama industri meliputi lima bidang berikut. a. Permodalan: Indonesia meminjam modal dari Jepang, Jerman, dan Amerika Serikat. b. Tenaga kerja: pengiriman TKI dan TKW. c. Pemasaran: menjual produk industri ke negara lain, dan sebaliknya. d. Bahan baku: mengimpor wol, anggur, dan alumina. e. Alih teknologi: hal ini dapat dilakukan melalui relokasi industri. P. Potensi Energi Alternatif 1. Energi Matahari Untuk memberdayakan energi matahari atau surya (PLTS) harus memiliki beberapa syarat sebagai berikut. a. Sinar matahari sepanjang tahun. b. Suhu temperatur rata-rata tinggi. Sel surya awalnya dibangun di Bali, kemudian dibangun lagi pada 165 lokasi PLTS di kawasan timur Indonesia yang belum tersentuh listrik. Namun hal ini harus didukung oleh biaya yang besar. 2. Energi Air Syarat dari sebuah PLTA adalah sebagai berikut. a. Arusnya deras. b. Aliran air stabil. 4
PLTA dibangun dengan membendung sungai bagian hulu yang berarus deras. Pada sungai yang berarus kecil dapat dibangun Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH) dengan syarat hutannya harus lebat dan memiliki beda ketinggian. 3. Energi Angin Syarat dari sebuah PLTB adalah sebagai berikut. a. Kecepatan angin stabil. b. Angin cenderung tidak berubah. PLTB membutuhkan lautan yang luas, seperti di Sumatra bagian barat, Jawa bagian selatan, Nusa Tenggara, dan Sulawesi, sehingga turbin angin dapat dipasang di pantai atau daerah pinggir pantai sejauh 3 km dari garis pantai atau menjorok ke laut 10 km dari garis pantai. Di jalur Pantura seperti Indramayu karena lautnya tidak luas dan hanya bisa dibuat kincir angin untuk pengeruk pompa air yang berfungsi mengalirkan air laut ke darat sebagai bahan baku pembuatan garam atau keperluan irigasi. 4. Energi Kelautan Syarat energi kelautan adalah sebagai berikut. a. Lautnya luas. b. Gelombang laut besar dan tetap. c. Perbedaan pasang surut besar. d. Perbedaan salinitas (kadar garam) besar. Energi kelautan dapat berupa: a. energi gelombang laut atau PLTGL dari gerakan gelombang laut yang menuju daratan atau sebaliknya, seperti di Pantai Baron, Yogyakarta; b. energi pasang surut dari gerakan air laut akibat perbedaan pasang dengan surut, seperti di Rokan Hilir, Riau; dan di Merauke, Papua; dan c. konvensi energi dari perbedaan salinitas. 5. Energi Panas Bumi Energi panas bumi atau PLTP berasal dari interaksi antara panas yang dipancarkan intrusi magma dengan air tanah. Indonesia memiliki 256 lokasi panas bumi di sepanjang jalur 5
vulkanik atau sekitar 40% dari potensi panas bumi dunia, tetapi baru dimanfaatkan sekitar 4%, seperti di Kawah Kamojang, Jawa Barat; Dataran Tinggi Dieng, Jawa Tengah; dan Sulawesi Utara. 6. Energi Biomassa a. Biobriket berasal dari sekam arang, serbuk kayu, dan serbuk gergaji yang dipadatkan. b. Biotanol berasal dari singkong, jagung, dan sorgum yang dicairkan. c. Biodiesel berasal dari minyak kelapa, minyak goreng bekas, jarak, kedelai, ganggang, dan lemak hewan yang dicairkan. d. Biogas berasal dari limbah sawit, limbah sagu, sampah organik, dan kotoran hewan yang menghasilkan gas metana. 7. Keunggulan Energi Alternatif a. Bersifat terbarukan. b. Tidak mengandung racun dan unsur logam berat. c. Mudah terurai oleh mikroorganisme sehingga tidak mencemari lingkungan. d. Limbahnya bersifat ramah lingkungan. 6