BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Inflammatory Bowel Disease (IBD) merupakan suatu penyakit peradangan idiopatik pada traktus gastrointestinal yang umumnya menyerang daerah kolon dan rektal. Etiologi dari IBD masih belum diketahui secara pasti. Faktor internal antara lain genetik dan autoimunitas serta faktor eksternal seperti infeksi, gaya hidup, dan faktor lingkungan lainnya diduga memiliki pengaruh kuat pada terjadinya kasus IBD (Friedman dan Blumberg, 2005). Di dunia, prevalensi kasus kolitis ulseratif dapat mencapai 246 kasus per 100.000 penduduk tiap tahun dan kasus penyakit Crohn mencapai 214 kasus per 100.000 penduduk tiap tahun. Tercatat insidensi tertinggi di Asia untuk kolitis ulseratif mencapai 6,3 kasus per 100.000 penduduk, dan untuk penyakit Crohn mencapai 5 kasus per 100.000 penduduk. Tren ini terus berubah dimana insidensi dan prevalensi IBD pada daerah Asia dan negara-negara berkembang mengalami peningkatan, mengindikasikan munculnya IBD sebagai penyakit global (Loftus, 2004). 1
! 2 Gejala utama IBD meliputi diare kronis, baik dengan lendir, dengan darah, atau tanpa lendir dan darah. Metode diagnosis untuk IBD meliputi endoskopi (kolonoskopi dan sigmoideskopi) dan pemeriksaan histopatologis (biopsi), CRP, dan CT scan, tetapi endoskopi cukup banyak digunakan karena dapat menggambarkan aktivitas penyakit. (Friedman dan Blumberg, 2005). Gejala diare kronis dapat digunakan untuk gambaran awal dalam menentukan keparahan IBD, selain itu kondisi diare juga sangat mempengaruhi kualitas hidup dari pasien IBD (Norton et al., 2012). Namun, terdapat beberapa laporan mengenai gambaran gejala klinis yang tidak spesifik dalam menggambarkan keparahan lesi pada IBD (Luo et al., 2009), sehingga dapat dilihat bahwa belum diketahui secara pasti apakah terdapat suatu korelasi positif antara gejala klinis dan keparahan lesi mukosa kolorektal pada pasien IBD. B. PERUMUSAN MASALAH Perlu diketahui apakah gambaran gejala klinis IBD dapat menggambarkan keparahan lesi mukosa kolorektal. Pada penelitian ini dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut : Apakah terdapat korelasi positif
! 3 antara gejala klinis pasien IBD dengan keparahan lesi mukosa kolorektal? C. TUJUAN PENELITIAN Mengetahui korelasi antara gejala klinis pasien IBD dengan keparahan lesi mukosa kolorektal. D. KEASLIAN PENELITIAN Penelusuran artikel dilakukan melalui database Pubmed mulai tahun 1980 hingga tahun 2013 dengan kata kunci symptom, ulcerative colitis OR crohn disease, dan endoscop*. Terdapat beberapa penelitian yang membandingkan beberapa variabel aktivitas penyakit pada kolitis ulseratif dan penyakit Crohn. Gomes et al. (1986) melakukan penelitian untuk membandingkan indeks aktivitas penyakit baik pada kolitis ulseratif maupun penyakit Crohn dimana hasilnya menunjukkan bahwa korelasi antara indeks aktivitas penyakit dan hasil endoskopi sangat rendah. Cellier et al. (1994) mengemukakan bahwa tampakan klinis pada pasien penyakit Crohn tidak berhubungan dengan keparahan lesi mukosa. Sementara Osada et al. (2008) meneliti mengenai perbandingan temuan hasil kolonoskopi, gejala klinis, serta hasil laboratorium
! 4 pada pasien kolitis ulseratif. Hasilnya menunjukkan bahwa gejala klinis menggambarkan keparahan lesi dari kolon distal. Penelitian lain yang dilakukan oleh Luo dan Chen (2009) membandingkan kondisi klinis, hasil endoskopi, dan hasil pemeriksaan histopatologis pada penderita IBD anak dimana hasilnya menunjukkan bahwa kondisi klinis pada anak penderita IBD tidaklah spesifik. Hasil penelitian-penelitian yang membandingkan gejala klinis dan keparahan lesi mukosa kolorektal masih tidak konsisten. Penelitian-penelitian sebelumnya juga belum mewakili IBD secara keseluruhan yaitu meliputi penyakit Crohn dan kolitis ulseratif. E. MANFAAT PENELITIAN Penelitian diharapkan memiliki manfaat : 1. Dapat memberikan informasi lebih lanjut mengenai korelasi antara gejala klinis pasien Inflammatory Bowel Disease dengan keparahan lesi mukosa kolorektal. 2. Dapat memberikan informasi sebagai pertimbangan dalam manajemen pasien Inflammatory Bowel Disease berdasarkan gejala klinis yang lebih sesuai dengan
! 5 hasil endoskopi dalam menilai keparahan lesi mukosa kolorektal. 3. Dapat menjadi dasar dalam upaya untuk meningkatkan manajemen diagnosis pada pasien Inflammatory Bowel Disease.