BAB III METODE PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah penelitian yang banyak

BAB III METODE PENELITIAN. mempunyai langkah-langkah sistematis. Sedangkan metodologi ialah suatu

BAB III METODE PENELITIAN. independent (bebas) dan variabel dependet (terikat). Variabel bebas yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. merupakanpenelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik

BAB III METODE PENELITIAN. dan menampilkan hasil berupa angka-angka. Sedangkan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. metode statistika (Azwar, 2010). Variabel penelit ian yang digunakan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. peraturan-peraturan yang terdapat dalam penelitian (Usman, 1996: 16).

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Variabel Tergantung : Minat Belajar. 2. Variabel Bebas : Persepsi Siswa terhadap Kompetensi Guru

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara atau tehnik dalam mengadakan

BAB III METODE PENELITIAN. menekankan analisanya pada data-data numerical (angka) yang di olah dengan

BAB III METODE PENELITIAN. analisis (Hadi, 2000). Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperanan dalam

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. diperoleh signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 1998).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Brand Image sedangkan variabel dependen (terikat) adalah Keputusan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. Dalam penelitian ini menggunakan dua variabel, yaitu variabel gaya

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerik dan. signifikansi antar variabel yang diteliti (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Oleh karena itu, peneliti telah menetapkan tiga variable dalam penelitian.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Tipe Penelitian. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kuantitatif. Pendekatan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. korelasional yang menggunakan teknik analisa nonparametric. Penelitian ini akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pola asuh otoriter) dan variabel terikat (perilaku bullying) sehingga

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. variabel dependen adalah minat beli konsumen.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. 2. Perilaku prososial. B. Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. numerik dan diolah dengan metode statistika serta dilakukan pada

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan jenis penelitian. penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data numerikal atau

BAB III METODE PENELITIAN. korelasional. Metode korelasional adalah metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. analisis variabel (data) untuk mengetahui perbedaan di antara dua kelompok data

BAB III METODE PENELITIAN. inferensial atau dalam rangka pengujian hipotesis sehingga diperlukan. kuantitatif maupun kualitatif (Azwar, 2004).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan dan Jenis Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel penelitian Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan di SMP Methodist-an Pancurbatu.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. variabel-variabel yang diambil dalam penelitian ini.

BAB 3 METODE PENELITIAN. analisisnya pada data data numerikal (angka angka) tentang perilaku. yang diolah dengan metode statistika (Azwar, 2010).

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. Setiap kegiatan penelitian tentu memusatkan perhatiannya pada beberapa

BAB III METODE PENELITIAN. panelitian kami adalah kemandirian dalam belajar. Sedangkan variabel

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah metode penelitan yang digunakan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pengukuran skalanya. Metode kuantitatif menurut Sugiyono (2014) yaitu metode

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. peneliti untuk dipelajari dan ditarik kesimpulannya.

BAB III METODE PENELITIAN. Dilaksanakan pada 30 November sampai 15 Desember 2016.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang menentukan penelitian, diantaranya sebagai berikut :

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. antara Prestasi Akademik (Y) dengan Self-Efficacy (X1) dan Optimisme (X2).

BAB III METODE PENELITIAN. analisisnya pada data numerikal (angka) yang diolah dengan metode statistika

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. menjadi objek pengamatan penelitian atau faktor- faktor yang berperan dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara sikap terhadap iklan rokok (X1) dan konformitas teman sebaya

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan penelitian kuantitatif korelasional antara dua variabel

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada tidaknya hubungan Kontrol diri (variabel bebas) dan Perilaku

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. Penelitian korelasional merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. mengetahui ada atau tidaknya hubungan antara dua variabel, yaitu syukur sebagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. variabel keaktifan bertanya dengan berpikir kreatif siswa. dan berpikir kreatif sebagai variabel dependen (terikat).

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan dengan cara random,

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. yaitu dukungan sosial teman sebaya sebagai variabel bebas (X) dan kebahagiaan

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. fenomena atau gejala utama dan pada beberapa fenomena lain yang relevan.

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional. menjadi titik perhatian suatu penelitian (Suharsimi, 2009 : 96).

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. data dan mengkorelasikan variabel tanpa melakukan treatmen selama

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian. lain yang harus dilakukan yaitu: yang akan dicapai.

BAB III METODE PENELITIAN. Devinisi Operasional Penelitian, (C) Subjek Penelitian, Populasi dan Sampel (D)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menghubungkan antara variabel X dan variabel Y. Penelitian dengan. B. Variabel Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. pengamatan dengan pemikiran yang tepat secara terpadu melalui tahap-tahap yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. b. Regulasi emosi. B. Definisi Operasional

Bab 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. kuantitatif dengan pendekatan lapangan (field research). Penelitian kuantitatif

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. hubungan antara dua atau beberapa variabel. Dengan teknik korelasional seorang

BAB III METODE PENELITIAN. serta menguji hipotesis penelitian. Pada bagian pertama akan dijelaskan mengenai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI. satu dari beberapa alternatif keputusan atau tindakan dimana tidak semua

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

lapangan (empiris) dapat diperoleh. Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. kuantitatif yaitu penelitian yang melakukan penelitian hipotesis untuk menjelaskan hubungan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian yang telah ditetapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun pada

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah : B. Definisi Operasional

Transkripsi:

44 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Desain Penelitian Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif dengan metode korelasional. Metode penelitian korelasional digunakan untuk mendeteksi sejauh mana variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan variasi-variasi pada satu atau lebih faktor lain berdasarkan pada koefisien korelasi (Suryabrata, 2006). Dalam penelitian ini, peneliti ingin mengetahui hubungan harga diri dan optimisme dengan kesejahteraan subjektif pada mahasiswa magister psikologi Universitas Medan Area. 3.2. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian dilakukan di Kampus Pascasarjana Universitas Medan Area yang berlokasi di jalan Setia Budi No. 79-B, Medan. Penelitian ini dilaksanakan selama dua bulan, yang dimulai sejak bulan Maret 2017 sampai dengan bulan April 2017. Sebelum penelitian dimulai, peneliti mengawali dengan observasi dan pengambilan data awal untuk menemukan permasalahan yang akan diteliti. Kemudian peneliti melanjutkan dengan penyusunan proposal, penyusunan skala penelitian, uji coba alat ukur dan juga penulisan laporan penelitian. 3.3. Identifikasi variabel Berdasarkan tujuan penelitian serta rumusan hipotesis, maka identifikasi variabel dalam penelitian ini yaitu: 1. Variabel bebas adalah harga diri (X1) dan optimisme (X2). 2. Variabel terikat adalah kesejahteraan subjektif (Y) 44

45 3.4. Definisi Operasional 3.4.1. Kesejahteraan Subjektif Kesejahteraan subjektif adalah cara seseorang mahasiswa memandang dan menilai kehidupannya, penilaian ini termasuk emosi positif, pengalaman menyenangkan, rendahnya tingkat suasana hati yang negatif dan kepuasan hidup yang tinggi. Kesejahteraan subjektif diukur dengan melihat dua aspek yaitu kognitif (kepuasan hidup secara global dan kepuasan ranah kehidupan) dan afek (afek positif dan afek negatif). Skala kesejahteraan subjektif yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh Arbiyah, Imelda dan Oriza (2008) dengan sedikit modifikasi yang dilakukan oleh peneliti. 3.4.2. Harga Diri Harga diri adalah penilaian diri yang dilakukan mahasiswa menurut dirinya sendiri yang berasal dari kemampuan, makna, keberhasilan, dan nilai baik secara positif atau negatif dan dapat diekspresikan melalui tindakan verbal (ucapan) atau tindakan ekspresif lainnya. Harga diri dapat diketahui dengan menggunakan Skala Harga Diri yang disusun oleh Darmayanti (2012) dan dimodifikasi kembali oleh peneliti. Skala Harga diri berdasarkan sumber harga diri yang dikemukakan oleh Coopersmith (1967), yaitu kekuasaan (power), keberartian (significance), kebajikan (virtue), dan kemampuan (competence). Semakin tinggi skor yang diperoleh semakin tinggi harga dirinya. Demikian pula sebaliknya, semakin rendah skor yang diperoleh semakin rendah harga dirinya.

46 3.4.3. Optimisme Optimisme adalah suatu harapan yang ada pada mahasiswa bahwa segala sesuatu akan berjalan menuju kebaikan. Mahasiswa yang optimis menganggap kegagalan disebabkan oleh sesuatu hal yang dapat diubah, sehingga dapat berhasil pada masa-masa mendatang. Mahasiswa yang pesimis menerima kegagalan sebagai kesalahanya sendiri, menganggapnya berasal dari pembawaan yang telah mendarah daging yang tidak dapat diubah. Optimisme dapat diukur dengan menggunakan skala optimisme yang disusun oleh Darmayanti (2012) dan dimodifikasi kembali oleh peneliti. Skala optimisme disusun berdasarkan aspekaspek optimisme yang dikemukakan oleh Seligman yaitu: aspek permaenance, aspek pervasiveness, dan aspek personalization. 3.5. Populasi dan Sampel 3.5.1. Populasi Menurut Creswell (dalam Herdiansyah 2011) populasi adalah suatu kelompok individu yang memiliki karakteristik yang sama atau hampir serupa. Populasi dikenal juga dengan istilah universe yang berarti keseluruhan objek, elemen, atau unsur yang atributnya akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah semua mahasiswa magister Psikologi Universitas Medan Area. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 307 mahasiswa magister Psikologi dengan rincian sebagai berikut:

47 3.5.2. Sampel Tabel 3.1 Jumlah Populasi Mahasiswa Magister Psikologi UMA No Angkatan Jumlah 1 2013 6 2 2014 44 3 2015 133 4 2016 124 Jumlah 307 Sumber: Bagian Akademik Pascasarjana UMA Neuman (dalam Herdiansyah, 2011) mengemukakan bahwa sampel adalah bagian dari populasi yang akan dilibatkan dalam penelitian yang merupakan bagian yang representatif dan merepresentasikan karakter atau ciri-ciri dari populasi. Pengambilan sampel dalam penelitian menggunakan metode Slovin, untuk menggunakan rumus ini, pertama ditentukan berapa batas toleransi kesalahan. Batas toleransi kesalahan ini dinyatakan dengan persentase. Semakin kecil toleransi kesalahan, semakin akurat sampel menggambarkan populasi. Misalnya, penelitian dengan batas kesalahan 10% berarti memiliki tingkat akurasi 90%. Dengan jumlah populasi yang sama, semakin kecil toleransi kesalahan, semakin besar jumlah sampel yang dibutuhkan. N n = 1 + Ne 2 Keterangan : n = jumlah sampel N = jumlah populasi E = toleransi kesalahan (error tolerance) Jadi jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini berdasarkan metode Slovin dengan taraf kesalahan 10% adalah sebesar 75 mahasiswa.

48 3.5.3. Teknik Pengambilan Sampel Pemilihan teknik pengambilan sampel yang tepat sangat penting dalam suatu penelitian, agar diperoleh sampel yang benar-benar dapat mewakili keadaan populasi. Oleh karena itu, teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah probability sampling dengan pengambilan secara acak (simple random sampling). Simple random sampling, dikatakan simpel (sederhana) karena pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu (Sugiyono, 2008). 3.6. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik kuantitatif, yaitu dengan menggunakan skala psikologi. Skala psikologi memiliki karakteristik berupa pertanyaan atau pernyataan yang tidak langsung mengungkap atribut yang hendak diukur melainkan mengungkap indikator perilaku dan atribut yang bersangkutan sehingga jawaban yang diberikan akan tergantung pada interpretasi subjek terhadap pertanyaan tersebut dan jawabannya lebih bersifat proyektif yaitu berupa proyeksi dari perasaan atau kepribadiannya (Azwar, 2010). Sebelum menyusun dan mengembangkan instrumen maka peneliti terlebih dahulu membuat blue-print yang memuat tentang indikator dari variabel penelitian yang dapat memberikan gambaran mengenai isi dan dimensi kawasan ukur dan akan dijadikan acuan dalam penelitian. Instrumen dalam penelitian ini terdiri dari tiga skala psikologi yaitu:

49 3.6.1. Skala Kesejahteraan Subjektif Skala kesejahteraan subjektif yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala yang disusun oleh Arbiyah, Imelda & Oriza (2008) dengan beberapa modifikasi yang dilakukan oleh peneliti. Skala ini disusun berdasarkan komponen penyusun kesejahteraan subjektif yang dikemukakan oleh Diener yang terdiri dari 29 item. Bobot penilaian untuk Kesejahteraan Subjektif (Skala IA) yaitu pilihan Sangat Setuju (SS) mendapat skor empat, pilihan Setuju (S) mendapat skor tiga, pilihan Tidak Setuju (TS) mendapat skor dua, dan pilihan Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor satu untuk pernyataan-pernyataan favorable, Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka semakin tinggi kesejahteraan subjektif (Azwar, 2010). Bobot penilaian skala Kesejahteraan Subjektif (Skala I B) untuk pernyataanpernyataan favorable pilihan Tidak Pernah (TP) mendapat skor satu, pilihan jarang (Ja) mendapat skor dua, pilihan Sering (Sr) mendapat skor tiga dan pilihan Selalu (Sl) mendapat skor empat. Sedangkan untuk pernyataan-pernyataak unfavorable pilihan Tidak Pernah (TP) mendapat skor empat, pilihan jarang (Ja) mendapat skor tiga, pilihan Sering (Sr) mendapat skor dua dan pilihan Selalu (Sl) mendapat skor satu. Skala Kesejahteraan Subjektif yang disajikan kepada responden menggunakan skala tipe likert dengan empat pilihan jawaban, hal itu sejalan dengan pendapat Nasution (2011) yang menyatakan bahwa jumlah pilihan jawaban untuk skala Likert dapat ditentukan berdasarkan pertimbangan peneliti. Berdasarkan pernyataan tersebut maka peneliti memilih menggunakan skala

50 Likert dengan empat pilihan jawaban karena peneliti ingin melihat kecenderungan responden dalam menentukan respon dan untuk menghindari peneliti memilih jawaban yang sifatnya netral. Menggunakan skala dengan jumlah pilihan jawaban genap akan membuat responden terpaksa memilih jawaban dengan tingkatan lebih tinggi atau lebih rendah, hal ini dikarenakan alternatif pilihan jawaban pertengahan seperti ragu-ragu telah dihilangkan. 3.6.2.Skala Harga diri Skala Harga Diri dalam penelitian ini menggunakan skala harga diri yang disusun oleh Darmayanti (2012) dan dimodifikasi kembali oleh peneliti. Skala ini disusun berdasarkan sumber harga diri yang dikemukakan oleh Coopersmith (1967). Bobot penilaian untuk Skala Harga Diri yaitu pilihan Sangat Setuju (SS) mendapat skor empat, pilihan Setuju (S) mendapat skor tiga, pilihan Tidak Setuju (TS) mendapat skor dua, dan pilihan Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor satu untuk pernyataan-pernyataan favorable, sedangkan untuk pernyataan unfavorable pilihan Sangat Setuju (SS) mendapat skor satu, pilihan Sesuai (S) mendapat skor dua, pilihan Tidak Setuju (TS) mendapat skor tiga, pilihan Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor empat. Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka semakin tinggi harga diri (Azwar, 2010). 3.6.3. Skala Optimisme Skala ini optimisme yang digunakan dalam penelitian ini disusun oleh Darmayanti (2012) dan dimodifikasi kembali oleh peneliti. Skala optimisme ini

51 disusun berdasarkan pengembangan dari aspek-aspek permanensi, pervasiveness dan personalization. Bobot penilaian untuk Skala Optimisme yaitu pilihan Sangat Setuju (SS) mendapat skor empat, pilihan Setuju (S) mendapat skor tiga, pilihan Tidak Setuju (TS) mendapat skor dua, dan pilihan Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor satu untuk pernyataan-pernyataan favorable, sedangkan untuk pernyataan unfavorable pilihan Sangat Setuju (SS) mendapat skor satu, pilihan Sesuai (S) mendapat skor dua, pilihan Tidak Setuju (TS) mendapat skor tiga, pilihan Sangat Tidak Setuju (STS) mendapat skor empat. Skor skala ini menunjukkan bahwa semakin tinggi skor jawaban maka semakin tinggi harga diri (Azwar, 2010). 3.7. Prosedur Penelitian Suatu alat ukur dapat dikatakan baik apabila alat ukur yang digunakan valid dan reliable. Suatu alat ukur dapat dikatakan baik, apabila baik alat ukur yang digunakan tersebut valid dan reliabel. 3.7.1. Validitas Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur, yang sesuai dengan maksud dilakukannya pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan sebagai tes yang memiliki validitas rendah (Azwar, 2010). Uji validitas dalam penelitian ini menggunakan metode Corrected Item-Total Correlation, metode ini

52 digunakan dengan cara mengorelasikan masing-masing skor aitem dengan skor total aitem dan melakukan korelasi terhadap nilai koefisien korelasi yang over estimasi (estimasi nilai yang lebih tinggi dari yang sebenarnya) (Priyatno, 2011). Interpretasi koefisien validitas bersifat relatif. Tidak ada batasan universal yang menunjuk kepada angka minimal yang harus dipenuhi agar suatu skala psikologi dikatakan valid. Koefisien validitas yang tidak begitu tinggi, katakanlah berada di sekitar angka 0,50, akan lebih dapat diterima dan dianggap memuaskan daripada koefisien reliabilitas dengan angka yang sama. Namun apabila koefisien validitas itu kurang daripada 0,30, biasanya dianggap sebagai tidak memuaskan. Dikatakan bahwa koefisien yang berkisar antara 0,30 sampai dengan 0,50 telah dapat memberikan konstribusi yang baik terhadap efisiensi suatu lembaga pelatihan (Cronbach dalam Azwar, 2010). 3.7.2. Reliabilitas Uji reliabilitas dimaksudkan untuk mengukur tingkat keajegan alat ukur yang pada dasarnya menunjukkan sejauh mana suatu pengukuran dapat memberi hasil yang relatif atau tidak berbeda bila dilakukan pengukuran ulang pada subjek yang sama. Koefisien reliabilitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien Cronbach Alpha. Data untuk menghitung koefisien reliabilitas alpha diperoleh melalui penyajian satu bentuk skala yang dikenakan hanya sekali saja pada sekelompok subjek (single-trial administration), dengan menyajikan satu skal hanya satu kali, maka masalah yang mungkin timbul pada pendekatan reliabilitas tes-ulang dapat dihindari (Azwar, 2010).

53 Reliabilitas dinyatakan oleh koefisien reliabilitas (r xx ) yang angkanya berada dalam rentang dari 0 sampai dengan 1,00. Semakin tinggi koefisien reliabilitas mendekati angka 1,00 berarti semakin tinggi reliabilitas. Sebaliknya koefisien yang semakin rendah mendekati 0 berarti semakin rendahnya reliabilitas. Dalam pengukuran psikologi, koefisien reliabilitas yang mencapai angka r xx = 1,00 tidak pernah dapat dijumpai (Azwar, 2010). 3.8. Teknik Analisis Data Data yang diperoleh dari subjek melalui skala ukur ditransformasikan ke dalam angka-angka menjadi data kuantitatif, sehingga data tersebut dapat dianalisis dengan pendekatan statistik. Analisis data kuantitatif pada penelitian ini dan uji hipotesis penelitian dengan menggunakan Analisis Regresi Linier Berganda, dimana yang menjadi prediktor pertama (variabel bebas 1 = X1) adalah harga diri dan prediktor kedua (variabel bebas 2 = X2) adalah optimisme, sedangkan yang menjadi variabel terikat (Y) adalah kesejahteraan subjektif. Analisis Regresi Berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua atau lebih variabel indepeden dengan satu variabel dependen yang ditampilkan dalam bentuk persamaan regresi. Perbedaan dengan regresi sederhana yaitu terletak pada jumlah variabel independen, dimana regresi sederhana hanya mengunakan satu variabel indevenden, sedangkan regresi berganda menggunakan dua variabel atau lebih variabel independen yang dimasukan dalam model regresi. Variabel independen dilambangkan dengan X1, X2, X3,... Xn sedangkan variabel dependen dilambangkan dengan Y (Priyatno, 2011).

54 Sebelum dilakukan uji hipotesis dengan menggunakan statistika parametrik maka terlebih dahulu dilakukan uji asumsi yang terdiri dari uji normalitas dan uji linieritas,sebagai berikut: 3.8.1. Uji Normalitas Uji normalitas, yaitu untuk mengetahui apakah distribusi data penelitian masing- masing variabel telah menyebar secara normal. Uji normalitas adalah pengujian bahwa sampel yang dihadapi adalah berasal dari populasi yang terdistribusi normal. Uji normalitas ini dilakukan dengan menggunakan uji Kolmogorov-Smirnov dengan bantuan program computer SPSS versi 16.0 for windows. Data dikatakan terdistribusi normal jika nilai p >0.05 dan sebaliknya jika p<0,05 maka sebarannya dinyatakan tidak normal ( Hadi, 2000). 3.8.2. Uji Linieritas Uji linieritas yaitu untuk mengetahui apakah data dari masing- masing variabel bebas memiliki hubungan yang linier dengan variabel terikat. Uji linieritas hubungan digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dan variabel tergantung serta untuk mengetahui signifikansi penyimpangan dari linieritas hubungan tersebut. Apabila penyimpangan itu tidak signifikan maka hubungan antara variabel tergantung di nyatakan linier. Uji linieritas dilakukan dengan menggunakan analisi statistic uji F dengan bantuan program komputer SPSS 17,0 for windows. Kaidah yang digunakan untuk mengetahui linier atau tidaknya hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung adalah jika p < 0,05 maka hubungan antara variabel bebas dengan

55 variabel tergantung dinyatakan linier, sebaliknya, jika p>0,05 berarti hubungan antara variabel bebas dengan variabel tergantung dinyatakan tidak linier (Hadi, 2000). Apabila uji asumsi terpenuhi, maka dilanjutkan dengan uji hipotesis. Semua analisis data dalam penelitian ini, mulai dari uji coba (validitas, reliabilitas), uji asumsi dan pengujian hipotesis menggunakan bantuan komputer Program statistik SPSS versi 16,0 for windows. 3.8.3. Uji Hipotesis Uji hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan koefisien determinasi (R Square) dalam analisis regresi linier. Koefisien Determinasi (R Square) atau sering disebut R 2 dimaknai sebagai sumbangan pengaruh yang diberikan variabel bebas (X 1 dan X 2 ) terhadap variabel terikat (Y). Nilai koefisien determinasi (R Square) dapat dipakai untuk memprediksi seberapa besar konstribusi pengaruh variabel bebas (X 1 dan X 2 ) terhadap variabel terikat (Y) dengan syarat hasil uji F dalam analisis regresi bernilai signifikan. Sebaliknya, jika hasil dalam uji F tidak signifikan maka nilai koefisien determinasi (R Square) ini tidak dapat digunakan untuk memprediksi konstribusi variabel bebas (X 1 dan X 2 ) terhadap variabel terikat (Y).