KAJIAN SILICA SCALING PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (GEOTHERMAL)

dokumen-dokumen yang mirip
KAJIAN POTENSI SILICA SCALING PADA PIPA PRODUKSI PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (GEOTHERMAL)

PENGARUH REKUPERATOR TERHADAP PERFORMA DARI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER

OPTIMALISASI PEMBANGKIT LISTRIK SIKLUS BINER DENGAN MEMPERHATIKAN FLUIDA KERJA YANG DIGUNAKAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

EVALUASI POTENSI SILICA SCALING PADA PIPA PRODUKSI LAPANGAN PANASBUMI LAHENDONG SULAWESI UTARA

TEKANAN FLASHING OPTIMAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM DOUBLE-FLASH

OPTIMALISASI MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI TERINTEGRASI DENGAN MEMANFAATKAN BRINE HASIL FLASHING

MODEL PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI SISTEM HYBRID FLASH-BINARY DENGAN MEMANFAATKAN PANAS TERBUANG DARI BRINE HASIL FLASHING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

EVALUASI PENANGGULANGAN PROBLEM SCALE PADA FLOWLINE SUMUR TLJ-XXX DI PT. PERTAMINA EP ASSET II FIELD PRABUMULIH SUMATERA SELATAN

Analisis Scaling Silika pada Pipa Injeksi Brine di Lapangan Panas Bumi Dieng dengan Studi Kasus di PT. Geo Dipa Energi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL ANALISA DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Single Flash System

Pengujian Uap/Monitoring Sumur Panas Bumi MT-2, MT-3, dan MT-4 Mataloko Kabupaten Ngada, Nusa Tenggara Timur Tahun 2005

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

PREDIKSI PENURUNAN KUALITAS UAP PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA GEOTERMAL DIHUBUNGKAN DENGAN STRATEGI PEMELIHARAAN DIMASA YANG AKAN DATANG

PENGUJIAN UAP/MONITORING SUMUR PANAS BUMI MATALOKO, NUSA TENGGARA TIMUR TAHUN 2006

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan Negara yang memiliki sumber panas bumi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN I.1

BAB I PENDAHULUAN. Pada akhir Desember 2011, total kapasitas terpasang pembangkit listrik di

Potensi Panas Bumi Berdasarkan Metoda Geokimia Dan Geofisika Daerah Danau Ranau, Lampung Sumatera Selatan BAB I PENDAHULUAN

MONITORING SUMUR-SUMUR EKSPLORASI LAPANGAN PANAS BUMI MATALOKO, PROVINSI NUSA TENGGARA TIMUR. Dahlan, Eddy M., Anna Y.

Gambar 2.1 Skema siklus cetus tunggal sederhana pada sistem pembangkit. Gambar 2.22 Diagram T-s untuk siklus cetus tunggal sederhana.

BAB V KIMIA AIR. 5.1 Tinjauan Umum

KONVERSI ENERGI PANAS BUMI HASBULLAH, MT

BAB I PENDAHULUAN. Gambar I.1. Skema produksi panas bumi dan lokasi pengambilan sampel kerak silika

BAB III APLIKASI TERMODINAMIKA PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI

PENGOLAHAN AIR SUNGAI UNTUK BOILER

1. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

I. PENDAHULUAN. Proses pengendapan senyawa-senyawa anorganik biasa terjadi pada peralatanperalatan

I.PENDAHULUAN 1 BAB II. TINJAUAN UMUM LAPANGAN

Teknologi Desalinasi Menggunakan Multi Stage Flash Distillation (MSF)

BAB IV SISTEM PANAS BUMI DAN GEOKIMIA AIR

BAB IV PEMBAHASAN. -X52 sedangkan laju -X52. korosi tertinggi dimiliki oleh jaringan pipa 16 OD-Y 5

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

PENGOPERASIAN BOILER SEBAGAI PENYEDIA ENERGI PENGUAPAN PADA PENGOLAHAN LIMBAH RADIOAKTIF CAIR DALAM EVAPORATOR TAHUN 2012

Jurnal Fisika Unand Vol. 4, No. 4, Oktober 2015 ISSN

learning, sharing, meaningful

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. Boiler merupakan salah satu unit pendukung yang penting dalam dunia

Pemanfaatan Potensi Geotermal Sebagai Bentuk Ketahanan Energi di Indonesia

BAB IV GEOKIMIA AIR PANAS

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

ASPEK ENDAPAN (SCALING) PADA RENCANA PLTP SIKLUS BINARI DI LAPANGAN PANAS BUMI DIENG, JAWA TENGAH

FULL DEVELOPMENT OF PIPELINE NETWORKING AT X FIELD

EVALUASI PENERAPAN METODE DOWNHOLE SCALE SQUEEZE TREATMENT UNTUK MENANGGULANGI PROBLEM SCALE DI LAPANGAN KETALING BARAT TESIS

PATIR - BATAN. Satrio, Wibagiyo, Neneng L., Nurfadhlini

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB II STUDI LITERATUR

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. dunia perindustrian. Umumnya banyak dijumpai pada peralatan-peralatan industri

GEOTHERMAL SEBAGAI ENERGI ALTERNATIF

Karakterisasi Feed Zone dan Potensi Produksi Sumur Panas Bumi ML-XX Muara Laboh, Solok Selatan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara di dunia yang kaya akan energi panas bumi.

Bab 2 Aliran Multifasa pada Jaringan Pipa Produksi

BAB IV HASIL DAN ANALISIS

PENENTUAN SIFAT LISTRIK AIR PADA WADAH ALUMINIUM DAN BESI BERDASARKAN PENGARUH RADIASI MATAHARI

Seminar Nasional Cendekiawan 2015 ISSN:

Optimisasi Teknologi Proses Geothermal Sistem Flash Steam pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi di Indonesia

Korosi Retak Tegang (SCC) Baja Karbon AISI 1010 dalam Lingkungan NaCl- H 2 O-H 2 S

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1.1. Potensi dan kapasitas terpasang PLTP di Indonesia [1]

PENERAPAN PENGELOLAAN (TREATMENT) AIR UNTUK PENCEGAHAN KOROSI PADA PIPA ALIRAN SISTEM PENDINGIN DI INSTALASI RADIOMETALURGI

Analisa Energi, Exergi dan Optimasi pada Pembangkit Listrik Tenaga Uap Super Kritikal 660 MW Nasruddin*, Pujo Satrio

BAB II LANDASAN TEORI

Bab I Pendahuluan I.1 Latar Belakang

DESAIN PENGASAMAN MATRIKS KARBONAT PADA SUMUR X LAPANGAN Y

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1. Perkembangan Neraca Listrik Domestik Indonesia [2].

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 3 SIMULASI SIKLUS CETUS-BINER PADA PLTP

BAB I. PENDAHULUAN. Minyak bumi adalah suatu senyawa hydrocarbon yang terdiri dari karbon (83-87%),

UJI KINERJA KOLOM ADSORPSI UNTUK PEMURNIAN ETANOL SEBAGAI ADITIF BENSIN BERDASARKAN LAJU ALIR UMPAN DAN KONSENTRASI PRODUK

BAB II PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (PLTP)

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

KATA PENGANTAR. Yogyakarta, 6 November 2014 Hormat Kami, Tim Penyusun

I. PENDAHULUAN. terjadi pada permukaan peralatan penukar panas yang disebabkan oleh

PENGARUH KONDISI ANNEALING TERHADAP PARAMETER KISI KRISTAL BAHAN SUPERKONDUKTOR OPTIMUM DOPED DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

SINTESIS DAN KARAKTERISASI SIFAT LISTRIK SUPERKONDUKTOR Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ (ECCO) UNTUK UNDER-DOPED

Perkiraan Luas Reservoir Panas Bumi dan Potensi Listrik Pada Tahap Eksplorasi (Studi Kasus Lapangan X)

BAB 2 DASAR TEORI. [CO 2 ] = H. pco 2 (2.1) pco 2 = (mol % CO 2 ) x (gas pressure) (2.2)

HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisa Efisiensi Thermal Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi Lahendong Unit 5 Dan 6 Di Tompaso

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Oleh : Luthfan Riandy*

MAKALAH SEMINAR KERJA PRAKTEK. PROSES SINKRON GENERATOR PADA PEMBANGKIT di PT. GEO DIPA ENERGI UNIT I DIENG

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. juga menjadi bisnis yang cukup bersaing dalam perusahaan perbajaan.

Evaluasi Konektivitas Sumur Reinjeksi Terhadap Sumur Produksi Dan Pengaruhnya Berdasarkan Analisa Tritium Pada Lapangan Panasbumi X

HASIL PEMODELAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Optimasi Daya Listrik pada PT Pertamina Geothermal Energy Area Kamojang, Jawa Barat

PENGARUH PENGATURAN TEMPERATURE CONTROL VALVE PADA FIN FAN COOLER TERHADAP JUMLAH MINYAK KONDENSAT DI STRATIFIER

BAB IV KARAKTERISTIK AIR PANAS DI DAERAH TANGKUBAN PARAHU BAGIAN SELATAN, JAWA BARAT

(Badan Geologi Kementrian ESDM, 2010)

PROBLEMA SCALE DI BEBERAPA LAPANGAN MIGAS

BAB I PENDAHULUAN. Korosi merupakan fenomena kimia yang dapat menurunkan kualitas suatu

3 KARAKTERISTIK LOKASI DAN PERALATAN YANG DIGUNAKAN UNTUK PENELITIAN

PENCEGAHAN KERAK DAN KOROSI PADA AIR ISIAN KETEL UAP. Rusnoto. Abstrak

Oleh KNIK NEGERI MEDAN MEDAN

SINTESIS DAN KARAKTERISASI UNDER-DOPED SUPERKONDUKTOR DOPING ELEKTRON Eu 2-x Ce x CuO 4+α-δ

BAB II LANDASAN TEORI

Transkripsi:

Proseding Seminar Nasional Fisika dan Aplikasinya Sabtu, 19 November 2016 Bale Sawala Kampus Universitas Padjadjaran, Jatinangor KAJIAN SILICA SCALING PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA PANAS BUMI (GEOTHERMAL) MOCH. ARIL INDRA PERMANA *, CUKUP MULYANA, NAUFAL NANDALIARASYAD Prodi Fisika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Padjadjaran Jl. Raya Bandung-Sumedang Km 21, Jatinangor 45363 Abstrak. Silica scaling merupakan masalah yang sering ditemukan pada pembangkit listrik geothermal terutama yang memanfaatkan fluida water dominated (brine). Silica scaling dapat terbentuk akibat adanya flashing yang menyebabkan penurunan tekanan, temperatur dan kenaikan ph sehingga kelarutan brine menjadi berubah. Silica scaling pada pipa produksi dapat menyumbat laju aliran fluida dan bahkan harus diganti. Dalam penelitian ini telah dilakukan kajian mengenai potensi silica scaling di pembangkit listrik tenaga geothermal di daerah Sumatera yang terkait dengan kajian awal mengenai pembuatan pembangkit double flash di tempat tersebut. Kajian dilakukan dengan melihat pengaruh perubahan temperatur, ph, dan salinitas ketika terjadi flashing terhadap perubahan kelarutan brine dengan menggunakan silica saturation index (SSI). Hasil analisis dan perhitungan mengindikasikan bahwa penurunan temperatur dan peningkatan ph akibat flashing, dan besar salinitas brine dapat meningkatkan potensi terbentuknya scaling. Kata kunci : Silica Saturation Index, silica scaling, brine, flashing, geothermal. Abstract. Silica scaling is a problem that often found in power plants that utilize geothermal fluids mainly dominated water (brine). Silica scaling can be formed by the flashing which causes a decrease in pressure, temperature and ph rise so that the solubility of brine being changed. Silica scaling the production pipeline can clog fluid flow rate and even had to be replaced. In this research has been carried out a study on the potential for silica scaling in geothermal power plant in Sumatra region associated with a preliminary assessment of the manufacturing plant at the venue double flash. The study was conducted by looking at the effect of changes in temperature, ph, and salinity when the flashing to change the solubility of brine using silica saturation index (SSI). The results of analysis and calculation indicated that the decrease in temperature and increase in ph due to flashing, and large brine salinity can increase the potential for the formation of scaling. Keywords : Silica Saturation Index, silica scaling, brine, flashing, geothermal. 1. Pendahuluan Energi panas bumi (geothermal) merupakan energi panas yang berasal dari dalam bumi yang dapat diperbaharui (renewable energy) dan merupakan energi panas yang tersimpan dalam rekahan batuan atau fluida yang terkandung di bawah permukaan bumi. Energi ini dapat dimanfaatkan untuk mengurangi konsumsi bahan bakar fosil yang semakin menipis. Hasil produksi dari panas bumi dapat berupa uap kering (superheated steam), uap jenuh (saturated steam), dua fasa (brine), atau air panas[1]. * email : arilindra21@gmail.com Kode Artikel: FE-01 ISSN: 2477-0477

Kajian Silica Scaling Pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (Geothermal) Di Indonesia, sumber panas bumi yang banyak digunakan adalah fluida dua fasa (brine) dengan dominasi cair. Kandungan utama brine adalah larutan NaCl sebesar 80% dan kalium, kalsium, silica, dan nikarbonat yang merupakan unsur utama lainnya[2]. Untuk memisahkan kedua fasa tersebut, dilakukan flashing yang biasa terjadi di dalam reservoir saat fluida mengalir melalui formasi lapisan permeabel, pada sumur produksi menuju wellhead, throttle valve, separator dan flasher[3]. Untuk pembangkit yang menggunakan satu flasher, sistem ini disebut single flash steam. Sedangkan pada pembangkit yang menggunakan flasher bertingkat disebut multi flash steam. Keuntungan dari banyaknya flasher yang digunakan adalah semakin besar nya energi yang dihasilkan. Namun, flashing yang terjadi akan mempengaruhi komposisi brine yaitu semakin pekatnya konsentrasi silica karena kehilangan sejumlah air yang berubah menjadi uap akibat penurunan tekanan dan temperatur, dan terjadinya pelepasan gas seperti CO 2 dan H 2 S yang akan mempengaruhi ph brine[2]. Sehingga timbul suatu masalah proses produksi sumber energi geothermal pada sistem flash steam ini yaitu terbentuknya scaling. Scaling didefinisikan sebagai pembentukan endapan atau kerak yang berasal dari mineral garam terlarut dalam air pada suatu media kontak tertentu. Salah satu penyebab terbentuknya scaling adalah adanya kandungan silica (SiO 2 ) yang terkandung dalam brine[4]. Sifat-sifat yang mempengaruhi konsentrasi kelarutan silica dalam pembentukan scale adalah temperatur, kadar garam (salinitas), dan nilai keasaman (ph). Ketika terjadi perubahan tekanan, temperatur, dan ph pada suatu sistem, keseimbangan ion-ion yang terkandung akan melebihi kelarutannya, sehingga terbentuk suatu endapan. Scaling umumnya dapat dijumpai pada pipa antara daerah wellhead dengan separator, flasher, pipa liquid setelah separator (yang kemudian dibuang ke kolam penampungan) dan sumur reinjeksi sehingga dapat mengganggu proses operasional pemanfaatan geothermal pada pipelines, turbin, maupun sumur injeksi. Hal tersebut terjadi karena scaling dapat mengakibatkan penyumbatan pipa, sehingga mengurangi laju aliran dan dampak jangka panjangnya harus dilakukan penggantian. Oleh karena itu kajian tentang potensi scaling sangat diperlukan pada operasi lapangan panas bumi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor yang paling berpengaruh terhadap pembentukan scaling terkait dengan rencana pengembangan salah satu pembangkit listrik tenaga panas bumi di daerah Sumatera. Diharapkan dengan mengetahui potensi silica scaling tersebut, maka dapat ditentukan kondisi operasi yang sesuai agar masalah silica scaling dapat dihindari atau diminimalkan. 2. Metode Penelitian Metoda yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan penerapan parameter silica saturation index (SSI) yang dihitung berdasarkan data komposisi kimia fluida, temperatur, dan ph di separator dan flasher. Parameter SSI ini membandingkan konsentrasi silica dalam larutan dengan kelarutan silica amorf pada kondisi yang sama. 27

28 Moch. Aril Indra Permana, dkk SSI > 1, fluida dalam kondisi supersaturated dan scaling dimungkinkan terjadi. SSI = 1, fluida dalam kondisi saturated. SSI < 1, fluida dalam kondisi undersaturated, sehingga tidak mungkin terjadi pengendapan. Suatu simulasi kondisi operasi dari sumur-sumur produksi (W-A, W-B, W-C), hasil separator produksi (SP-A, SP-B, SP-C) dan hasil dari flasher (F-A, F-B,F-C) sebagai rencana pembuatan sistem double flash yang diperlukan untuk memperkirakan potensi silica scaling pada jalur jalur berikut : 1. Jalur pipa produksi dari masing masing kepala sumur produksi. 2. Jalur pipa brine, yaitu jalur pipa dari separator produksi yang mengalirkan brine hasil pemisahan. 3. Jalur brine hasil pemisahan separator menuju flasher. Gambar 1. Skema diagram sistem double flash steam 3. Hasil dan Pembahasan Dari data hasil lapangan didapat bahwa temperatur reservoir berada dikisaran 270 dan ketika terjadi pemisahan di separator, temperatur menjadi kisaran 175. Dengan pemasangan flasher setelah separator, terjadi penurunan temperatur di kisaran 120. Tabel 1. Hasil perhitungan SSI di lapangan W-A 268.9 SP-A 173.5 1137.00 7.76 1.078 W-B 270.0 SP-B 175.7 995.00 8.60 1.344 W-C 271.2 SP-C 178.3 1092.00 8.84 1.212 SP-A 173.5 F-A 120.0 1196.08 8.20 2.002 SP-B 175.7 F-B 120.0 1201.09 8.32 2.176 SP-C 178.3 F-C 120.0 1219.92 8.48 2.458 28

Kajian Silica Scaling Pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (Geothermal) Untuk melihat pengaruh dari masing masing parameter (temperatur, salinitas dan ph), maka dibuat pengkondisian sebagai berikut: Tabel 2. Pengaruh temperatur terhadap konsentrasi silica pada brine dan hasil perhitungan SSI W-A 270.0 SP-A 170.0 995.00 6.3 1.08 W-B 270.0 SP-B 175.0 995.00 6.3 1.03 W-C 270.0 SP-C 180.0 995.00 6.3 0.97 SP-A 170 F-A 120.0 995.00 6.3 1.55 SP-B 175 F-B 120.0 995.00 6.3 1.57 SP-C 180 F-C 120.0 995.00 6.3 1.58 Tabel 3. Pengaruh ph terhadap konsentrasi silica pada brine dan hasil perhitungan SSI W-A 270.0 SP-A 170.0 995.00 7.50 1.106 W-B 270.0 SP-B 170.0 995.00 7.60 1.112 W-C 270.0 SP-C 170.0 995.00 7.70 1.119 SP-A 170 F-A 120.0 995.00 8.40 2.207 SP-B 170 F-B 120.0 995.00 8.50 2.378 SP-C 170 F-C 120.0 995.00 8.60 2.594 Tabel 4. Pengaruh salinitas terhadap konsentrasi silica pada brine dan hasil perhitungan SSI W-A 270.0 SP-A 170.0 995.00 6.3 1.087 W-B 270.0 SP-B 170.0 1092.00 6.3 1.099 W-C 270.0 SP-C 170.0 1137.00 6.3 1.106 SP-A 170 F-A 120.0 1196.08 6.3 1.570 SP-B 170 F-B 120.0 1219.62 6.3 1.584 SP-C 170 F-C 120.0 1309.22 6.3 1.604 Pada Tabel 1. memperlihatkan potensi terjadi nya silica scaling pada pembangkit listrik panas bumi yang cukup besar. Ini menandakan bahwa untuk melakukan pengembangan pada pembangkit ini diperlukan suatu penanganan terlebih dahulu untuk mengurangi potensi yang ada. Sehingga diperlukan untuk mengetahui pengaruh dari parameter-parameter yang berubah ketika terjadi flashing dan kandungan garam mineral (salinitas) yang terkandung dalam brine untuk melihat potensi terjadinya silica scaling. Tabel 2. Memperlihatkan bahwa dengan mengkondisikan ph tetap bernilai 6,3 dan salinitas 995 ppm, terlihat bahwa pengaruh dari penurunan temperatur dapat mempengaruhi potensi silica scaling. Semakin besar perubahan temperatur akibat flashing, semakin meningkat potensi silica scaling terbentuk. Penambahan flasher dapat meningkatkan penurunan temperatur semakin tinggi, sehingga potensi silica 29

30 Moch. Aril Indra Permana, dkk scaling akan semakin meningkat. Untuk itu, dengan menjaga temperatur agar tidak terjadi penurunan yang signifikan menjadi solusi yang dapat diambil yaitu dengan penambahan heater. Namun, dengan penambahan heater ini, berakibat pada penambahan daya yang diperlukan ketika beroperasi. Sehingga cara ini tidak lah efektif. Tabel 3. memperlihatkan bahwa akibat adanya flashing mengakibatkan pelepasan CO 2 dan H 2 S sehingga terjadi peningkatan ph. Peningkatan ph akan mempercepat laju polimerisasi silica. Laju polimerisasi silica akan minimum ketika suasana asam (<6) dan sangat basa (>9). Oleh karena itu, cara pencegahan dari pengaruh peningkatan ph ini adalah dengan injeksi asam (acidizing) pada instalasi brine atau dengan inhibitor basa pada tempat yang potensi terbentuk silica scaling nya tinggi. Namun, penginjeksian asam dapat menimbulkan potensi korosi. Maka dari itu, pengkondisian ph yang baik dapat mencegah terjadinya korosi juga dapat mengurangi laju polimerisasi pada brine. Pada Tabel 4. terlihat bahwa kandungan Cl yang mempengaruhi salinitas brine dapat meningkatkan potensi silica scaling. Besarnya salinitas brine ini dipengaruhi ciri khas dari daerah mana sumur produksi di bangun. Untuk meminimalkan potensi silica scaling akibat pengaruh salinitas ini, diperlukan pemilihan daerah sumur produksi dimana kandungan garam mineralnya tidak terlalu besar namun memiliki sumber panas bumi yang tinggi sehingga dapat digunakan untuk pemanfaatan sumber panas bumi. 4. Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan bahwa: 1. Potensi silica scaling semakin meningkat seiring dengan meningkatnya kadar ph, besarnya salinitas brine, dan penurunan temperatur akibat flashing. 2. Potensi silica scaling di lapangan menunjukan potensi yang begitu besar sehingga dibutuhkan penanganan terlebih dahulu untuk pengembangan menjadi double flash. 3. Beberapa penanganan silica scaling yang dapat diterapkan pada pembangkit listrik panas bumi ini adalah penambahan heater, pengasaman atau injeksi inhibitor basa, dan pemilihan sumur produksi yang ditinjau dari kandungan salinitasnya. Namun penambahan heater sangatlah tidak efektif karena memerlukan daya tambahan dalam pengoperasiannya. Ucapan terima kasih Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada Tuhan Yang Maha Esa. Kedua orang tua yang selalu mendukung penulis. Serta kepada Ahmad Taufik yang telah 30

Kajian Silica Scaling Pada Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (Geothermal) membantu penulis dalam memberikan pengarahan dan bimbingannya serta semua pihak yang turut membantu penulis dalam menyelesaikan penelitian ini. Daftar Pustaka 1. Irawan, Sudra., Ratnaningsih, W.E., Nurmabruroh, Siti., Anggraini, F.E.2011. Pemboran Sumur Eksplorasi dan Pengembangannya. UGM Yogyakarta 2. DiPippo, R., International Development in Geothermal Power Production, Geothermal Resource Council Bulletin, 1988 3. Edward, F.W. 1997. Geothermal Energy Utilization. John Wiley & Sons, California.H. Kai, C-Y. Xu, L. Zhen, e-z. Shao, Materials Letters 61 (2007) 303. 4. Lestari, dkk. 2007. Problema Scaling di Beberapa Lapangan Migas. UPN Veteran Yogyakarta. 31