UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA. Menimbang :

MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN MEMUTUSKAN : : UNDANG-UNDANG TENTANG MAHKAMAH KONSTITUSI MAHASISWA UNIVERSITAS.

Mengingat : 1. Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional; 2. Peraturan Pemerintah No.60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan

UU 22/2003, SUSUNAN DAN KEDUDUKAN MAJELIS PERMUSYAWARATAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN RAKYAT, DEWAN PERWAKILAN DAERAH, DAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN MEMUTUSKAN:

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA UMUM BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS JEMBER

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

ANOTASI UNDANG-UNDANG BERDASARKAN PUTUSAN MAHKAMAH KONSTITUSI UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2014 TENTANG

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2003 TENTANG

UNDANG UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN NOMOR 5 TAHUN 2016 TENTANG HIMPUNAN MAHASISWA PROGRAM STUDI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BENGKALIS NOMOR 06 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BENGKALIS,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

B U P A T I T A N A H L A U T PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANAH LAUT

PEMERINTAH KABUPATEN GRESIK PERATURAN DAERAH KABUPATEN GRESIK NOMOR 3 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN LINGGA

BUPATI MAGELANG PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN MAGELANG NOMOR 17 TAHUN 2017 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN TRENGGALEK PERATURAN DAERAH KABUPATEN TRENGGALEK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

: 1. Pasal 18 ayat (6) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Nomor 13 Tahun 1950 tentang Pembentukan

BUPATI TANJUNG JABUNG BARAT PROVINSI JAMBI PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 10 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KABUPATEN MALANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PESAWARAN NOMOR 06 TAHUN 2010 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI PESAWARAN,

BUPATI LOMBOK TENGAH

PEMERINTAH KABUPATEN KAPUAS HULU

TENTANG TATA PEMERINTAHAN DESA BUPATI DOMPU,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG NOMOR 4 TAHUN 2007 SERI D.2 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PANDEGLANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA (BPD)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 6 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA, BUPATI CIAMIS

Daftar Isi. Ketetapan SK Rektor. 2. Konstitusi Penjalas... 13

PEMERINTAH KABUPATEN MOJOKERTO

BERITA DAERAH KABUPATEN CIREBON NOMOR 2 TAHUN 2007 SERI D.2

BUPATI SRAGEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN SRAGEN NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN FLORES TIMUR NOMOR 1 TAHUN 2008 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI FLORES TIMUR,

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI SUKAMARA PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUKAMARA NOMOR 5 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SEMARANG NOMOR TAHUN 2014 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SEMARANG,

PEMERINTAH DAERAH KABUPATEN BUOL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR TAHUN 20 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI TIMUR NOMOR 6 TAHUN 2007

11 LEMBARAN DAERAH Oktober KABUPATEN LAMONGAN 7/E 2006 SERI E PERATURAN DAERAH KABUPATEN LAMONGAN NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI TORAJA UTARA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN LANDAK NOMOR 1 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI LANDAK,

WALIKOTA DENPASAR PERATURAN DAERAH KOTA DENPASAR NOMOR 4 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PEMERINTAH KABUPATEN KETAPANG

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 72/PUU-X/2012 Tentang Keberadaan Fraksi Dalam MPR, DPR, DPD dan DPRD

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WONOGIRI

PERATURAN DAERAH KABUPATEN SINJAI NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SINJAI,

BUPATI PACITAN PERATURAN BUPATI PACITAN NOMOR 5 TAHUN 2007 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU TIMUR

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN MUARO JAMBI

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 07 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUTAI KARTANEGARA NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARO NOMOR 01 TAHUN 2008 T E N T A N G BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARO,

STRUKTUR PEMERINTAHAN DAERAH MUCHAMAD ALI SAFA AT

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PURWAKARTA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUKOHARJO TAHUN 2006 NOMOR: 6

BUPATI TAKALAR PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN TAKALAR NOMOR 04 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI ROKAN HILIR PROVINSI RIAU

PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG

PEMERINTAH KABUPATEN JENEPONTO

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TOJO UNA-UNA NOMOR 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Dengan persetujuan bersama. DEWAN PERMUSYAWARATAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN MUSI BANYUASIN dan BUPATI MUSI BANYUASIN MEMUTUSKAN :

RANCANGAN ANGGARAN DASAR ORGANISASI PEMERINTAHAN MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA PEMBUKAAN

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BULUNGAN NOMOR 7 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BULUNGAN,

ANGGARAN RUMAH TANGGA (ART) PERHIMPUNAN PELAJAR INDONESIA TURKI

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAKATOBI

DAERAH NOMOR 3 TAHUN 2007 TENTANG TENTANG PERMUSYAWARATAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI MUSI RAWAS

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN TAHUN 2007 NOMOR 6 PERATURAN DAERAH KABUPATEN WAY KANAN NOMOR : 6 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN KAMPUNG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 25 TAHUN 2004 TENTANG PEDOMAN PENYUSUNAN PERATURAN TATA TERTIB DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI SIAK,

RANCANGAN UNDANG-UNDANG FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI UNIVERSITAS ANDALAS NOMOR 3 TAHUN 2016 TENTANG PERUBAHAN ATAS UNDANG-UNDANG NOMOR 02 TAHUN 2012

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SERANG

Tugas, Wewenang, Kewajiban, dan Hak Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Menurut Undang Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Darah

BUPATI SIAK PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIAK NOMOR 5 TAHUN 2010 TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN, PELANTIKAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA

~ 1 ~ BUPATI KAYONG UTARA PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN KAYONG UTARA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

BUPATI TANA TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

PROVINSI BANTEN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SERANG NOMOR 9 TAHUN 2016 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA BUPATI DOMPU,

DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA

S A L I N A N LEMBARAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2015 PERATURAN DAERAH KABUPATEN SUMEDANG NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEMBRANA NOMOR 23 TAHUN 2006 TENTANG PEMBENTUKAN BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN JEPARA NOMOR 9 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI JEPARA,

PERATURAN DAERAH KABUPATEN PENAJAM PASER UTARA NOMOR 7 TAHUN 2007 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN ASAHAN

PEMERINTAH KABUPATEN TANA TORAJA PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANA TORAJA NOMOR : 4 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN LEMBANG

UNDANG-UNDANG DASAR IKATAN KELUARGA MAHASISWA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS JEMBER PEMBUKAAN

Dewan Perwakilan Rakyat Daerah

UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN DENGAN RAHMAT ALLAH YANG MAHA PENGASIH LAGI MAHA PENYAYANG DEWAN PERWAKILAN MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN

PEMERINTAH KABUPATEN KAYONG UTARA

LEMBARAN DAERAH PEMERINTAH KABUPATEN ALOR TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI ALOR,

BUPATI KEPULAUAN MERANTI

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN PURBALINGGA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

PEMERINTAH KOTA BATU

PEMERINTAH KABUPATEN PONOROGO PERATURAN DAERAH KABUPATEN PONOROGO NOMOR 8 TAHUN 2006 TENTANG BADAN PERMUSYAWARATAN DESA

Transkripsi:

UNDANG-UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN NOMOR 2 TAHUN 2017 TENTANG PEMERINTAHAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS DAN PEMERINTAHAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA Menimbang : a. Bahwa untuk melaksanakan kedaulatan mahasiswa atas dasar keterwakilan yang akan menjalankan urusan pemerintahan mahasiswa maka di perlukan badan eksekutif mahasiswa di tingkat universitas maupun fakultas yang mampu mengejawantahkan nilai-nilai demokrasi melaksanakan tugas pemerintahan mahasiswa guna mencapai tujan pemerintahan yang baik sesui dengan AD/ART KBM UAD; b. Bahwa untuk mewujudkan pemerintahan mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam huruf a, perlu menata pemerintahan badan eksekutif mahasiswa universitas dan pemerintahan badan eksekutif mahasiswa fakultas universitas ahmad dahlan; c. Bahwa berdarakan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, perlu membentuk Undang-Undang Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan tentang Pemerintahan Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas dan Pemerintahan Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas Universitas Ahmad Dahlan; Mengingat : a. Pasal 11 (b), (e), AD KBM UAD; b. Pasal 12, pasal 12, pasal 14, pasal 15, pasal 16, pasal 17, ART KBM UAD

Dengan Persetujuan Bersama Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan dan Presiden Mahasiswa Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan MEMUTUSKAN Menetapkan : UNDANG-UNDANG KELUARGA BESAR MAHASISWA UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN TENTANG PEMERINTAHAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS DAN PEMERINTAHAN BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang di maksud dengan : 1. Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas adalah lembaga eksekutif di tingkat universitas yang selanjutnya disebut BEMU 2. Pemerintah pusat universitas adalah Presiden Mahasiswa yang memegang kekuasaan pemerintahaan mahasiswa yang di bantu oleh Wakil Presiden dan Mentri sebagaimana di maksud dalam AD/ART KBM UAD 3. Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas adalah lembaga eksekutif di tingkat fakultas yang selanjutnya disebut BEMF 4. Pemerintahan Fakultas adalah penyelenggaran urusan pemerintahan oleh Gubernur Mahasiswa di bantu oleh Wakil Gubernur mahasiswa beserta Himpunan Mahasiswa Program Studi serta unsur perangkat pemerintahan yang di bentuk di bawahnya dengan prinsipm otonomi fakultas

5. Urusan pemerintahan adalah kekuasaan pemerintah yang menjadi kewenagan Presiden yang pelaksanaannya di laksanakan oleh kementrian dan penyelengara pemerintahan Fakultas untuk menlindungi, melayani, memberdayakan mahasiswa 6. Otonomi fakultas adalah hak, wewenang, untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintahan dan kepentingan mahasiswa 7. Desentraslisasi adalah penyerahan urusan pemerintahan oleh pemerintah pusat universitas kepada pemerintahan fakultas 8. Wilayah Administrasi adalah wilayah kerja perangkat pemerintah pusat universitas termaksud Gubernur Mahasiswa, Himpunan Mahasiswa Program Studi untuk menyelenggarakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenanagan pemerintahan pusat universitas di daerah pemerintahan fakultas 9. Forum kordinasi Pimpinan Fakultas yang selanjudnya di sebut Forkomtas adalah forum yang di gunakan untuk membahas penyelengaraan urusan pemerintahan umum 10. Undang-Undang Keluarga Besar Mahasiswa yang di singkat UU KBM UAD adalah aturan yang di bentuk oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas bersama dengan Presiden Mahasiswa 11. Peraturan Presiden adalah peraturan yang di bentuk Presiden Mahasiswa untuk menjalankan perintah Undang-Undang yanglebih tinggi atau untuk melaksanakan urusan pemerintahan 12. Peraturan Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas yang di singkat Peraturan KBMF adalah peraturan yang di bentuk oleh seluruh komponen Keluarga Besar Mahasiswa Fakultas dalam Kongres Keluarga Besar Mahasiwa Fakultas 13. Peraturan Fakultas adalah peraturan yang di bentuk oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Fakultas dan Gubernur Badan Eksekutif Mahasiswa Fakultas 14. Peraturan Himpunan Mahasiswa Program Studi adalah peraturan yang di bentuk oleh ketua Himpunan Mahasiwa Program Studi yang di setujui oleh Gubenur Fakultas 15. Rencana Kerja Jangka Panjang yang selanjutnya di singkat RKJP adalah dokumen perencanaan kerja pemerintahan pusat universitas dan fakultas untuk periode 3 tahun 16. Rencana Kerja Jangka Menegah yang selanjutnya di singkat RKJM adalah dokumen perencanaan kerja pemerintahan pusat universitas dan fakultas untuk periode 1 tahun 17. Rencana Kerja Pendek yang selanjutnya di singkat RKP adalah dokumen perencanaan kerja pemerintahan pusat universitas dan fakultas untuk 3 bulan

BAB II PEMBAGIAN WILAYAH PEMERINTAHAN MAHASISWA Pasal 2 1. Pemerintahan Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan di bagi atas pemerintahan Universitas dan pemerintahan Fakultas 2. Pemerintahan Fakultas di bagi atas pemerintahan di tingkat Program Studi Pasal 3 Selain berstatus sebagai Pemerintahan Fakultas dan Program Studi juga menjadi wilayah kerja Administratif menjalankan urusan pemerintahan secara umum BAB III BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA UNIVERSITAS Bagian kesatu Susunan dan Kedudukan Pasal 4 BEMU terdiri atas Presiden dan Wakil Presiden beserta Menteri-menterinya Pasal 5 BEMU adalah lembaga eksekutif di tingkat universitas Bagian kedua Fungsi Pasal 6 BEMU mempunya fungsi : 1. Sebagai pelaksana urusan pemerintahan mahasiswa di tingkat pusat Universitas 2. Melakukan kordinasi dengan seluruh komponen KBM UAD 3. Melakukan pembinaan dan pengawasan terhadap Urusan Pemerintahan Fakultas dan Program Studi

Pasal 7 1. Sebagai pelaksana urusan pemerintahan mahasiswa di tingkat Universitas sebagaimana dimaksud pada pasal 6 ayat (1) dilaksanakan berdasarkan asas Desentralisasi dan Otonomi Fakultas 2. Melakukan kordinasi sebagaimana di maksud pada pasal 6 ayat (2) adalah setiap urusan pemerintahan di sampaikan secara menyeluruh kepada seluruh fakultas dalam forum kordinasi 3. Melakukan Pembinaan dan Pengawasan sebagaimana di maksud dalam pasal 6 ayat (3) terhadap penyelenggaraan Pemerintahan Fakultas dan Prodi di lakukan oleh menteri Bagian Ketiga Tugas dan Wewenang Pasal 8 BEMU bertugas: 1. Menerima rancangan Undang-Undang yang diajukan oleh DPMU 2. Mengajukan rancangan Undang-Undang KBM UAD kepada DPMU 3. Mematuhi dan mentaati AD/ART KBM UAD serta Peraturan yang berlaku 4. Melaksanakan hasil kongres KBM UAD 5. Menetapkan Perturan Presiden 6. Melakukan pengawasan terhadap penyelengaraan pemerintahan mahasiswa di tingkat fakultas 7. Menyerap, menghimpun, menampung, dan menindaklanjuti aspirasi mahasiswa 8. Melaksanakan tugas lain yang diatur dalam undang-undang KBM UAD 9. Membuat program strategis Universitas untuk di sampaikan kepada seluruh fakultas 10. Menyusun Rencana Kerja Jangka Panjang 11. Menyusun Rencana Kerja Jangan Menengah 12. Menyusun Rencana Kerja Pendek

Pasal 9 BEMU Berwenang: 1. BEMU dalam melaksanakan wewenang dan tugasnya, berhak memanggil Gubernur, pejabat pemerintahan mahasiswa, pejabat lembaga dan sejenisnya, atau mahasiswa secara tertulis untuk hadir dalam rapat 2. Setiap pejabat pemerintahan mahasiswa, pejabat lembaga dan sejenisnya atau mahasiswa wajib memenuhi panggilan BEMU sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 3. Memberikan rekomendasi terhadap Gubernur Mahasiswa dalam menjalankan tugasnya Bagian Keempat Presiden dan Wakil Presiden Pasal 10 1. Ketua dan wakil ketua BEMU di sebut Presiden dan Wakil Presiden 2. Presiden dan Wakil Presiden diusung melalui partai dan dipilih melalui pemilwa 3. Presiden dan Wakil Presiden dilantik di kongres KBM UAD oleh ketua DPMU Pasal 11 Calon Presiden dan Wakil Presiden harus seorang warga negara Indonesia berstatus mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan. Syarat-syarat lain akan di atur lebih lanjut dalam Undang-Undang Pemilihan Umum Mahasiswa Pasal 12 1. Presiden dan Wakil Presiden di pilih dalam satu pasangan secara langsung oleh mahasiswa 2. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden di usulkan oleh Partai Mahasiswa atau Gabungan Partai Mahasiswa peserta pemilihan mahasiswa 3. Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden yang mendapatkan suara 20%(dua puluh persen) dari jumlah mahasiswa pemegang hak pilih dalam pemilihan umum mahasiswa di lantik menjadi Presiden dan Wakil Presiden Pasal 13

Presiden dan Wakil Presiden memegang jabatan satu tahun (12 bulan) dan berakhir pada saat presiden dan wakil presiden yang baru mengucap sumpah. Pasal 14 Presiden dan / atau Wakil Presiden dapat di berhentikan dalam masa jabatanya oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas apabila telah terbukti melakukan pelanggaran hukum, penghianatan terhadap Universitas, tidak aktif selama tiga bulan berturut-turut, melanggar AD/ART, UU KBM, maupun terbukti tidak lagi memenuhi syarat sebagai Presdien dan Wakil Presiden Pasal 15 1. Pemberhentian Presiden dan / atau Wakil Presiden dapat di ajukan oleh Dewan Perwakilan Mahasiswa dengan terlebih dahulu mengajukan permintaan kepada MKMU untuk memeriksa dan memutus pendapat DPMU berdasarkan hasil Investigasi team independen bentukan DPMU untuk memeriksa adanya pelanggaran Presiden dan Wakil Presiden 2. Pendapat DPMU bahwa Presiden dan /atau Wakil Presiden telah melakukan pelanggaran tersebut seperti di maksud dalam pasal 14 adalah dalam rangka pelaksanaan fungsi pengawasan DPMU 3. Pengajuan permintaan DPMU pada MKMU hanya dapat di lakukan dengan dukungan sekurang-kurangnya 2/3 dari jumlah anggota DPMU 4. MKMU wajib memeriksa, mengadili dan memutus dengan seadil-adilnya terhadap pendapat DPMU tersebut paling lama satu bulan setelah permintaan DPMU itu di terima oleh MKMU 5. Apabila MKMU memutuskan bahwa Presiden dan Wakil Presiden terbukti melakukan pelanggaran maka DPMU melakukan rapat Paripurna untuk memberhentikan Presiden dan /atau wakil Presiden Pasal 16 1. Jika Presiden mangkat, berhenti, di berhrntikan atau tidak dapat melakukan kewajibanya dalam masa jabatanya ia digantikan oleh Wakil Presiden sampai habis masa jabatanya

2. Dalam hal terjadi kekosongan Wakil Presiden selambat-lambatnya satu bulan DPMU menyelenggarakan sidang paripurna untuk memilih Wakil Presiden dari dua calon yang di usulkan oleh Presiden 3. Jika Presiden dan Wakil Presiden mangkat, berhenti, di berhentikan atau tidak dapat melakukan kewajibanya dalam masa jabatanya secara bersamaan, pelaksanaan tugas kepresidenan adalah menteri Luar Negeri, Menteri Dalam Negeri secara bersamasama. Selambat-lambatnya satu bulan, setelah itu DPMU menyelenggarakan sidang untuk menetapkan Presiden dan Wakil Presiden yang di usulkan oleh Partai Mahasiswa dari pasangan calon presiden dan wakil presiden yang meraih suara terbanyak kedua dalam pemilihan umum mahasiswa sampai berakhirnya masa jabatan. 4. Dalam hal pasangan calon presiden dan wakil presiden yang meraih suara terbanyak meninggal dunia, mengundurkan diri atau tidak lagi memenuhi syarat sebagai calon presiden dan wakil presiden, maka presiden dan wakil presiden di jabat bersama-sama oleh menteri dalam negeri dan menteri luar negeri sampai akhir masa jabatan. Pasal 17 Sebelum memangku jabatanya Presiden dan Wakil Presiden bersumpah dengan sungguhsungguh di hadapan DPMU sebagai berikut : Sumpah Presiden (wakil Presiden): Demi Allah, saya bersumpah akan memenuhi kewajiban Presiden Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan (wakil Presiden Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan) dengan sebaikbaiknya dan seadil-adilnya memegang teguh AD/ART KBM UAD dan menjalankan Undang- Undang dan peraturan-peraturan dengan selurus-lurusnya dan sebaik-baiknya kepada Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan. BAB IV BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS Bagian kesatu

Umum Pasal 18 Penyelenggaraan Pemerintahan Fakultas dan Program Studi terdiri atas oleh Gubernur Mahasiswa di bantu oleh Wakil Gubernur Mahasiswa beserta Himpunan Mahasiswa Program Studi serta unsur perangkat pemerintahan yang di bentuk di bawahnya dengan prinsip otonomi fakultas Bagian kedua Gubernur dan Wakil Gubernur Mahasiswa Pasal 19 1. Setiap fakultas dipimpin oleh ketua BEMF disebut Gubernur dan Wakil Gubernur dan di bantu oleh Departemen atau Satuan Kerja Perangkar Fakultas atau di singkat SKPF 2. Setiap Program Studi di pimpin oleh ketua dan wakil ketua Himpunan Mahasiswa Program Studi Pasal 20 Gubenur dan wakil gubenur mahasiswa memegang jabatan satu tahun (12 bulan) dan berakhir pada saat Gubenur dan wakil gubenur mahasiswa yang baru mengucap sumpah. Pasal 21 1. Gubernur dan Wakil Gubernur memangku jabatan di lantikan dengan mengucap sumpah yang di pandu oleh DPMF dalam kongres KBMF 2. Sumpah Gubernur dan Wakil Gubernur sebagaimana di maksud pada ayat (1) adalah sebagai berikut : Demi Allah saya bersumpah akan memenuhi kewajiban saya sebagai Gubernur (Wakil Gubernur) dengan sebaik-baiknya dan seadil-adilnya, memegang teguh AD/ART dan menjalankan Undang-Undang KBM UAD dan peraturan lainya dengan selurus-lurusnya serta berbakti kepada Keluarga Besar Mahasiswa Universitas Ahamad Dahlan Pasal 22

1. Gubernur dan Wakil Gubernur dipilid secara langsung oleh mahasiswa dalam satu pasagan 2. Gubernur dan Wakil Gubernur dicalonkan melalui Partai Mahasiswa atau Independen Bagianketiga Tugas, Wewenang, Kewajiban Gubernur dan Wakil Gubernur Pasal 23 1. Tugas Gubernur dan Wakil Gubernur a. Memimpin pelaksanaan Urusan pemerintahan yang menjadi kewenaganya di fakultas berdasarkan ketentuan UU KBM UAD dan kebijakan-kebijakan yang telah di tetapkan b. Memelihara ketentraman dan ketertiban mahasiswa fakultas c. Menyusun dan merngajukan rancangan peraturan fakultas kepada DPMF d. Mewakili fakultas di dalam dan di luar universitas e. Mengusulkan pegangkatan Wakil Gubernur f. Melaksanakan tugas lain sesuai ketentuan UU KBM UAD 2. Dalam melaksanakan tugasnya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Gubernur dan Wakil Gubernur berwenang : a. Mengajukan rancangan peraturan fakultas b. Menetapkan peraturan fakultas yang telah mendapat persetujuan bersama DPMF c. Mengambil tindakan tertentu dalam keadaan mendesak yang sangat di butuhkan oleh fakultas atau mahasiswa d. Megangkat ketua panitia P2K fakultas e. Megangkat pejabat pada tingkat fakultas Kewajiban Gubernur dan Wakil Gubernur meliputi : Pasal 24 1. Memegang teguh dan mengamalkan AD/ART KBM UAD, UU KBM serta peraturanperaturan yang berlaku 2. Mengembangkan kehidupan berdemokrasi 3. Menjaga etika dan norma dalam menjalankan urusan pemerintahan mahasiswa 4. Menerapkan prinsip bersih, jujur baik dan adil

5. Melaksanakan program strategis Universitas 6. Menjalin hubungan kerja dengan seluruh jajaran di Fakultas dan Universitas Pasal 25 1. Gubernur dan Wakil Gubernur yang tidak melaksanakan program stategis Universitas sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (5) dikenai sanksi administrasi berupa teguran tertulis oleh menteri 2. Dalam hal teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah di sampaikan 2 (dua) kali berturut-turut dan tetap tidak dilaksanakan, Gubernur dan atau / Wakil Gubernur diberhentikan sementara selama 1 (satu) bulan 3. Dalam hal Gubernur dan Wakil Gubernur telah selesai menjalankan pemberhentian sementara sebagaimana dimaksud pada ayat (2) tetap tidak melaksanakan program strategis Universitas yang bersangkutan akan di laporkan di pihak rektorat untuk memperoleh pemberhentian secara permanen Pasal 26 1. Selain mempunyai tanggung jawab sebagaimana dimaksud dalam pasal 24 Gubernur dan Wakil Gubernur wajib menyampaikan laporan penyelenggaraan program kerja sebanyak 2 (dua) kali setahun 2. Laporan laporan penyelenggaraan program kerja di sampaikan kepada Presiden Mahasiswa melalui Menteri 3. Laporan penyelenggaraan program kerja sebanyak 2 (dua) kali setahun wajib di sampaikan oleh ketua HMPS kepada Gubernur Mahasiswa 4. Laporan terdiri dari dua semestes, semester pertama yakni enam bulan pertama dan enambulan terakhir 5. Penetapan waktu akan di hitung oleh Presiden melalui Menteri yang di tugaskan 6. Laporan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) akan di jadikan bahan evaluasi dan pembinaan penyelenggaraan Pemerintahan di Faakultas oleh Pemerintahan Universitas 7. Pembinaan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) dapat berupa pemberian penghargaan dan sanksi Pasal 27

1. Laporan penyelenggaraan program kerja sebanyak 3(tiga) bulan sekali disampaikan kepada DPMF 2. Laporan keterangan penyelenggaraan program kerja tersebut dapat di evaluasi oleh DPMF dan memberikan rekomendasi perbaikan penyelengaraan pemerintahan fakultas Pasal 28 1. Gubernur dan Wakil Gubernur mahasiswa, ketua HMPS yang tidak menyampaikan laporan penyelenggaraan program kerja sebagaimana dimaksud dalam pasal 26 dikenakan sanksi administrasi berupa teguran tertulis oleh Menteri kepada Gubernur dan Wakil Gubernur mahasiswa sebagai pemerintahan Universitas dan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur mahasiswa kepada ketua HMPS sebagai pemerintah di tingkat Fakultas 2. Dalam hal teguran tertulis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) telah disampaikan 2 (dua) kali berturut-turut dan tetap tidak dilaksanakan, Gubernur dan Wakil Gubernur mahasiswa diwajibkan mengikuti program pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan dan administrasi oleh Menteri 3. Dalam hal teguran telah disampaikan 2 (dua) kali berturut-turut tertulistetap tidak dilaksanakan oleh ketua HMPS maka Gubernur dan Wakil Gubernur mahasiswa memberikan sanksi diwajibkan mengikuti program pembinaan khusus pendalaman bidang pemerintahan dan administrasi oleh Gubernur 4. Dalam hal Gubernur tidak menyampaikan laporan penyelenggaraan program kerja kepada DPMF maka DPMF dapat mengunakan hak Interpelasi kepada Gubernur dan Wakil Gubernur mahasiswa. Larangan bagi Gubernur dan Wakil Gubernur Mahasiswa, Ketua HMPS Pasal 29 1. Membuat keputusan yang menguntungkan pribadi, kluarga, krooni, golongan, atau kelompok tertentu, kelompok politiknya 2. Membuat kebihakan yang merugikan mahasiswa secara umum 3. Menyalanhgunakan wewenang yang menguntungkan pribadi 4. Melakukan korupsi, kolusi, nepotisme

5. Melanggar sumpah jabatan Pemberhentian Gubernur dan atau/wakil Gubernur Mahasiswa Pasal 30 1. Gubernur dan atau /Wakil Gubernur Mahasiswa berhenti karena : a. Meningal dunia b. Permintaan sendiri c. Diberhentikan 2. Gubernur dan atau/wakil Gubernur Mahasiswa diberhentikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c karena : a. Berakhir masa jabatanya; b. Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara berturut-turut selama 3 (tiga) bulan; c. Dinyatakan melanggar sumpah jabatan Gubernur dan Wakil Gubernur; d. Tidak melaksanakan kewajiban Gubernur dan Wakil Gubernur sebagaimana dimaksud dalam Pasal 25 ayat (2), (3) e. Melanggar larangan bagi Gubernur dan atau/wakil Gubernur sebagaimana dimaksud dalam pasal 29 f. Melakukan perbuatan yang tercela Pasal 31 1. Pemberhentian Gubernur dan atau/ Wakil Gubernur Mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (1) huruf a dan huruf b serta ayat (2) huruf a dan huruf b diumumkan oleh ketua DPMF dalam rapat paripuran DPMF dan di usulkan oleh ketua DPMF kepada Presiden 2. Dalam hal ketuadpmf tidak mengusulkan pemberhentian Gubernur dan atau/ Wakil GubernurMahasiswa sebagaimana dimaksud pada ayat (1), Presiden memberhentikan gubernur dan/atau wakil gubernur mahasiswa atas usul Menteri Pasal 32 1. Pemberhentian Gubernur danatau/ Wakil Gubernur mahasiswa sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (2) huruf c, huruf d, huruf e, huruf f dilaksanakan dengan ketentuan :

a. Pemberhentian Gubernur dan atau/ Wakil Gubernur mahasiswa diusulkan kepada Presiden Mahasiswa berdasarkan pendapat DPMF setelah mendegar team investigasi yang telah di bentuk DPMF untuk menemukan fakta pelanggaran oleh Gubernur dan atau/ Wakil Gubernur mahasiswa. b. Pendapat DPMF sebagaimana dimaksud pada huruf a diputuskan melalui rapat paripurna DPMF yang di hadiri 3/4 (tigaperempat) dari jumlah anggota DPMF dan persetujuan paling sedikit 2/3 (dua pertiga) dari jumlah anggota DPMF yang hadir c. Untuk melaksanakan pemberhentian, Presiden melakukan pemeriksaan terhadap Gubernur dan Wakil Gubernur mahasiswa untuk menemukan bukti-bukti terhadap pelanggaran yang dilakukan oleh Gubernur dan Wakil Gubernur mahasiswa d. Presiden memutus pendapat DPMF paling lama 1 (satu) bulan setelah permintaan DPMF diterima Pasal 33 1. Apabila Gubernur dan atau/ Wakil Gubernur mahasiswa diberhentikan sebagaimana dimaksud dalam pasal 30 ayat (2) huruf c, huruf d, huruf e, huruf f pengisian jabatan di lakukan oleh Wakil Gubernur dan atau pelaksana tugas yang di tunjuk oleh presiden untuk menjabat selama sisa masa jabatan 2. Gubernur akan mengusulkan dua nama calon wakil Gubernur kepad DPMF yang akan di pilih untuk mengisi jabatan Wakil Gubernur yang kosong 3. Usulan nama tersebut kan di pilih dalam waktu maksimal 1 (satu) minggu BAB V ATURAN PERALIHAN Pasal 34 Segala peraturan yang belum diatur dalam Undang-Undang ini makaakan diatur dalam perauran BEMU dan BEMF masing-masing

BAB VI KETENTUAN PENUTUP Pasal 35 Undang-Undang ini mulai berlaku pada tanggal diundangkan.agar setiap Mahasiswa KBM UAD mengetahuinya, dan memerintahkan BEMU untuk mempublikasikanya. Ditetapkan Tempat : Villa Madona, Kaliurang, Yogyakarta Tanggal : 07 Mei 2017 Waktu : 05:19 WIB Ketua Dewan Perwakilan Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Fajri Ramadhan NIM 12024022 Disahkan Tanggal : 07 Mei 2017 Presiden Mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan Naashiril haq NIM 1300013018