Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share

dokumen-dokumen yang mirip
Kata Kunci: Kemampuan Membaca, Permainan Bahasa Melengkapi Cerita, Kartu Bergambar

Kata Kunci: Metode Diskusi Kelompok, Media Gambar, Prestasi Belajar IPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE PADA MATERI AJAR MENJAGA KEUTUHAN NKRI. Tri Purwati

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sosial, dan emosional peserta didik dan menerapkan fungsi penunjang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Peningkatan Kemampuan Siswa Kelas IV SDN Mantangisi Dalam Membaca Intensif Melalui Metode Pemberian Tugas

BAB I PENDAHULUAN. dan meningkatnya kemampuan siswa, kondisi lingkungan yang ada di. dan proaktif dalam melaksanakan tugas pembelajaran.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

Meningkatkan Prestasi Belajar Siswa Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think-Pair Share

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN TEKNIK PEMBELAJARAN WORD FLOW PADA SISWA KELAS XI SMK MA ARIF 9 KEBUMEN TAHUN PEMBELAJARAN 2013/2014

Oleh: Mukhlisotun Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN KATA KUNCI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMBACA DALAM MENEMUKAN PIKIRAN POKOK

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PENGALAMAN PRIBADI MELALUI MODEL STAD SISWA KELAS VII SMP NEGERI 15 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

Peningkatan Kemampuan Mengungkapkan Pendapat Siswa Kelas V SDN Uekambuno 2 melalui Metode Diskusi

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF JAWA DENGAN MEDIA TEKA-TEKI SILANG PADA SISWA KELAS XI TKR 4 SMK N 2 KEBUMENTAHUN AJARAN 2013/2014

Oleh: Dian Kartika Sari program studi pendidikan bahasa dan sastra jawa

Upaya Peningkatan Keterampilan Menulis Paragraf Narasi Ekspositoris Siswa Kelas XI SMK Yapek Gombong dengan Metode Example Non-Example

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DENGAN TEKNIK PERMAINAN MENEMPEL KATACA DALAM MELENGKAPI PERCAKAPAN RUMPANG

Eka Pratiwi Tenriawaru*, Nurhayati B, Andi Faridah Arsal. Program Studi Biologi, Fakultas MIPA Universitas Cokroaminoto Palopo ABSTRAK

Oleh: Sadar SDN 1 Tasikmadu Kecamatan Watulimo Kabupaten Trenggalek

Peningkatan Kemampuan Siswa Menyimak Cerita Rakyat Melalui Metode Tanya Jawab di Kelas V SDN Watutinonggo

Penerapan Pendekatan Keterampilan Proses Untuk Meningkatkan Hasil Belajar IPA Siswa di Kelas IV SD Inpres Pedanda

BAB I PENDAHULUAN. individu lainnya. Menurut Wibowo (Hidayatullah, 2009), bahasa adalah sistem

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN TEKNIK BRAINWRITING PADA SISWA KELAS X SMK MA ARIF 4 KEBUMEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS NASKAH DRAMA DENGAN MEDIA CERPEN PADA SISWA KELAS XI SMA N 3 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2012/2013

BAB I PENDAHULUAN. menghasilkan peserta didik yang berkualitas, baik dilihat dari prestasi bidang

Ulfah Khamidah Mahasiswa Magister Pendidikan Bahasa Indonesia. Kata-kata kunci: efektivitas, teknik, media, kompetensi, teks cerita petualangan

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA MELALUI MODEL COMPLETE SENTENCE

Kata kunci: kesalahan ejaan, karangan siswa kelas V.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE SISWA KELAS V SDN 038/XI SUNGAI PENUH PROVINSI JAMBI

Peningkatan Keterampilan Siswa Menulis Pantun Melalui Teknik Balas Pantun di Kelas IV SDN 1 Tatura

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

Aji Tri Astuti SDN Bumijawa 04 Kab. Tegal

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan serta dapat diturunkan kepada generasi-generasi mendatang. Bahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM POSING SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN PARTISIPASI BELAJAR MATEMATIKA

PENERAPAN KONSEP PEMBELAJARAN AKTIF, KREATIF, EFEKTIF, DAN MENYENANGKAN (PAKEM) DALAM MENYIMAK PUISI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN APRESIASI SASTRA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam aktivitas sehari-hari, manusia tidak lepas dari interaksi

Oleh: Angga Prastyo Nugroho Program Studi pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPS DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW PADA SISWA KELAS IV SDN 1 GIMPUBIA. Oleh.

PROSIDING Kajian Ilmiah Dosen Sulbar ISBN: PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PEMAHAMAN MELALUI STRATEGI MEMBACA EKSPRESIF

Evi Rufaidah SMAN 1 Waru Pamekasan. dengan menggunakan Teknik TTW siswa kelas X SMA Negeri 1 Waru Pamekasan tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEKS PROSEDUR KOMPLEKS DENGAN METODE DISCOVERY LEARNING

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENERAPAN METODE PICTURE AND PICTURE DAN PERMAINAN JELAJAH EYD UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN

Oleh: Nurwahidah program studi pendidikan bahasa dan sastrajawa

Kata Kunci: Bangun Ruang, Benda Konkret, Hasil Belajar

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kabupaten Banyumas, Provinsi Jawa Tengah. Sedangkan waktu penelitian dilaksanakan

UPAYA PENINGKATAN PEMBELAJARAN BERBICARA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GAMBAR SERI UNTUK SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 6 SEMARANG 1. Oleh: Sri Sudarminah 2

Oleh: Nur Adha Wahyuningsih Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Jurnal Kreatif Tadulako Online Vol. 4 No. 4 ISSN X. Maspupah SDN Inpres 1 Birobuli, Sulawesi Tengah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN KREATIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA INDAH GEGURITAN MELALUI MODEL PEMBELAJARAN JIGSAW. Sunandar

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Desi Sukmawati, 2013

IMPLEMENTASI MODEL PICTURE AND PICTURE DENGAN GAMBAR SERI PEMBELAJARAN MENULIS KARANGAN SEDEHANA

III. METODE PENELITIAN. Kemampuan menulis surat undangan dibedakan menjadi 2 macam, yaitu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Oleh: Harvi Setiani Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa

Penggunaan Media Gambar Seri dalam Meningkatkan Keterampilan Menulis Cerita Siswa di Kelas III SDN Inpres Tabing Kecamatan Peling Tengah

Penerapan Metode Demonstrasi Dapat Meningkatkan Hasili Belajar Siswa Pada Materi Kenampakan Bumi di Kelas IV SDN No.

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi, berbagi pengalaman belajar, dan untuk meningkatkan

2015 PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR SERI UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI SISWA SEKOLAH DASAR

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA PUISI DENGAN METODE PEMODELAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 KUTOWINANGUN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN METODE THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS VI SD TEBING TINGGI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Meningkatkan Kemampuan Menulis Permulaan Siswa Kelas II SDN Lalong Melalui Media Gambar Seri

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS)

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MENULIS TEKS DESKRIPTIF DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN THINK TALK AND WRITE

PENINGKATAN PARTISIPASI SISWA DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR-SHARE (TPS)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMAHAMI UNSUR-UNSUR CERITA PENDEK MELALUI METODE JIGSAW

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. yang mempunyai suatu pandangan hidup untuk mengembangkan karakterkarakter

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PENINGKATAN PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS SISWA MELALUI MODEL SFE PADA SISWA KELAS VIII D SMP N 15 PURWOREJO

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENDESKRIPSIKAN NKRI MELALUI PENERAPAN PEMBELAJARAN MODEL THINK-PAIR-SHARE. Erly Pujianingsih

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN. Pada bab V bagian ini mencakup uraian tentang: (1) simpulan, (2) implikasi, dan (3) saran. A.

PENGGUNAAN MEDIA WAYANG UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA PENDEK. Widayati

PENINGKATAN MINAT DAN RESPON SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN TAPE

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan kebudayaan suatu daerah. Pasal 22 Undang-Undang Nomor

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, mengembangkan gagasan dan perasaan serta dapat digunakan untuk

Transkripsi:

Jurnal PGSD : FKIP UMUS ISSN : 2442-3432 e-issn : 2442-3432 Vol. 2, no 1 April 2015 PENINGKATAN HASIL BELAJAR PENGGUNAAN HURUFMELALUI MODEL PEMBELAJARAN THINK PAIR SHARE (TPS) PADA SISWA KELAS III SDN BANGSRI Moh. Toharudin, M.Pd. Universitas Muhadi Setiabudi Abstrak Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran penggunaan huruf kelas III SDN Bangsri menggunakan model pembelajaran Think Pair Share. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilakukan di SDN Bangsri. Jumlah siswa 40 yang terdiri dari 18 siswa laki-laki dan 22 siswa perempuan. Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus yang meliputi empat tahapan yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dengan menggunakan model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran penggunaan huruf kelas III SDN Bangsri. Hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I sebesar 67,5% meningkat menjadi 87,75% pada siklus II. Hasil belajar siswa pada siklus I persentase ketuntasan sebesar 75% meningkat pada siklus II dengan persentase 82,5%. Nilai tersebut memenuhi indikator keberhasilan yang telah ditetapkan. Berdasarkan hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran Think Pair Share dapat meningkatkan aktivitas guru, aktivitas siswa, dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran penggunaan huruf. Kata kunci: hasil belajar, penggunaan huruf, Think Pair Share PENDAHULUAN Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, dan emosional siswa. Penguasaan bahasa merupakan penunjang keberhasilan dalam 1

Moh. Toharudin mempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantu peserta didik mengenal dirinya, budaya orang lain, mengemukakan gagasan dan perasaan, serta aktif berpartisipasi dalam masyarakat. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuan siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya sastra Indonesia. Bahasa adalah sarana komunikasi yang penting bagi manusia. Seseorang melalui bahasa dapat menyampaikan ide atau gagasan kepada orang lain sehingga terjadi komunikasi. Agar komunikasi berjalan dengan baik, diperlukan penguasaan keterampilan berbahasa. Keterampilan berbahasa sangat penting dimiliki oleh setiap manusia karena keterampilan bahasa seseorang mencerminkan pikirannya. Semakin terampil seseorang dalam berbahasa, maka semakin jelas pula jalan pikiran orang tersebut. Menurut Tarigan (2008) keterampilan berbahasa mencakup empat segi, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Setiap keterampilan mempunyai hubungan erat dengan keterampilan lainnya. Keterampilan-keterampilan tersebut hanya dapat diperoleh dan dikuasai dengan cara praktik dan banyak latihan. Keterampilan berbahasa yang pertama kali dikuasai manusia adalah menyimak dan berbicara baru kemudian membaca dan menulis. Salah satu aspek keterampilan berbahasa yang berkaitan dengan pengungkapan pikiran, gagasan, pendapat, dan perasaan tersebut adalah keterampilan menulis. Keterampilan menulis sebagai keterampilan berbahasa yang bersifat produktif aktif merupakan salah satu kompetensi dasar berbahasa yang harus dimiliki siswa agar terampil berkomunikasi secara tertulis. Dengan kemampuan menulis tersebut, siswa dapat merekam buah pikiran perasaan, pengalaman, serta penghayatan terhadap lingkungan secara sistematis sehingga dengan tulisan memungkinkan siswa dapat berkomunikasi dengan orang lain. Demikian juga halnya dengan siswa di sekolah dasar. Berdasarkan pengalaman dan pengamatan di kelas, ditemukan bahwa menulis kerap kali menjadi suatu hal yang kurang diminati dan kurang mendapat respon yang baik dari siswa. Siswa tampak mengalami kesulitan ketika harus menulis. Siswa tidak tahu apa yang harus dilakukan ketika pembelajaran menulis dimulai. Mereka 2 Syntax Literate, Vol. 2, No. 3Maret 2017

Peningkatan Hasil Belajar Penggunaan Huruf Melalui Model Pembelajaran Think Pair Share (Tps) Pada Siswa Kelas III SDN Bangsri terkadang sulit sekali menggunakan ejaan yang tepat di dalam karangan. Siswa kerap mengalami sindrom kertas kosong, tidak tahu apa yang harus ditulisnya. Mereka takut salah, takut berbeda dengan apa yang diinstruksikan gurunya. Keterampilan menulis di kelas terkadang juga hanya diajarkan pada saat pembelajaran menulis saja, padahal pembelajaran keterampilan menulis dapat dipadukan dalam setiap proses pembelajaran di kelas. Perpaduan tersebut dapat bersifat internal dan eksternal. Internal berarti pembelajaran menulis diintegrasikan dalam pembelajaran keterampilan berbahasa yang lain. Secara eksternal dengan mata pelajaran lain di luar mata pelajaran bahasa Indonesia. Resmini, dkk. (2006) menyatakan bahwa kemampuan menulis tidak dapat diperoleh secara ilmiah, tetapi melalui proses belajar mengajar. Menulis merupakan hal yang sifatnya berkelanjutan sehingga pembelajarannya pun perlu dilakukan secara berkesinambungan sejak sekolah dasar. Hal ini didasarkan pada pemikiran bahwa menulis merupakan kemampuan dasar sebagai bekal manulis di jenjang berikutnya. Oleh karena itu, pembelajaran menulis di sekolah dasar harus mendapatkan perhatian yang optimal sehingga dapat memenuhi target kemampuan menulis yang diharapkan. Penekanan bagi hal yang bersifat mekanis adakalanya membuat kreatifitas menulis tidak berkembang karena hal itu tidak mengizinkan gagasan tercurah secara alami. Bahkan Tompokins (1994) menyatakan bahwa terlalu menuntut kesempurnaan hasil tulisan dari siswa justru dapat menghentikan kemauan siswa untuk menulis. Pembelajaran menulis juga sering membingungkan siswa karena pemilihan-pemilihan yang kaku dalam mengerjakan jenis-jenis paragraph,seperti narasi,eksposisi dll. Pengkategorian yang kaku membuat siswa menulis terlalu berhati-hati karena takut salah. Guru harus mampu memotivasi siswa, supaya mampu menyerap materi serta mempraktikannya. Pada saat menulis, haruslah dengan hati-hati pada saat menggunakan huruf kapital. Kesalahan-kesalahan menggunakan huruf kapital pada saat menulis, tidak sepenuhnya kesalahan mereka. Banyak faktor yang membuat mereka melakukan kesalahan itu, seprti kurang mengusai materi, malas untuk mempelajari EYD, serta malu untuk bertanya kepada gurunya. Kemampuan menulis Syntax Literate, Vol. 2, No. 4 April 2017 3

Moh. Toharudin dan penguasaan dalam menggunakan huruf kapital belumlah sepenuhnya dikuasai oleh siswa kelas III SD. Hasil belajar penggunaan huruf pada semester I tahun ajaran 2013/ 2014 banyak siswa yang belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan sekolah yaitu 70. Rerata kelas 58,35, dari 40 siswa yang mencapai target ketuntasan belajar dengan nilai 70 baru 13 anak (32,5%) dan nilai 70 ada 27 anak (67,5%). Dengan melihat data hasil belajar dan pelaksanaan pembelajaran tersebut perlu sekali proses perbaikan pembelajaran dengan model pembelajaran Think Pair Share. Berdasarkan uraian di atas, penulis meneliti permasalahan tersebut dengan judul Peningkatan Hasil Belajar Penggunaan Huruf melalui Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) pada Siswa Kelas III SDN Bangsri. METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas, yang terdiri dari dua siklus. Masing-masing siklus ada empat tahapan, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Prosedur tindakan pada siklus I, tahap perencanaan disusun dengan tujuan untuk mencapai proses dan hasil pembelajaran yang diharapkan. Dalam tahap perencanaan dipersiapkan proses pembelajaran penggunaan huruf melalui model pembelajaran Think Pair Share dengan langkah-langkah menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran, menyiapkan media, menyusun instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes pilihan ganda beserta penilaiannya. Instrumen nontes berupa lembar observasi dan performansi guru. Pada kegiatan awal, peneliti mengkondisikan siswa agar siap untuk mengikuti pembelajaran penggunaan huruf melalui model pembelajaran Think Pair Share serta memberikan apersepsi berupa kegiatan tanya jawab tentang pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa.pada kegiatan inti, guru menjelaskan tentang penggunaan huruf kapital menggunakan media. Setelah itu, siswa diminta menulis cerita dengan menggunakan huruf kapitalyang tepat.pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan soal evaluasi secara individu dan memberikan penilaian untuk masing-masing siswa. Kegiatan selanjutnya guru bersama siswa merefleksi kegiatan pembelajaran. 4 Syntax Literate, Vol. 2, No. 3Maret 2017

Peningkatan Hasil Belajar Penggunaan Huruf Melalui Model Pembelajaran Think Pair Share (Tps) Pada Siswa Kelas III SDN Bangsri Observasi yang dilakukan oleh peneliti pada siklus I difokuskan pada kehadiran siswa, kesiapan siswa dalam pembelajaran penggunaan huruf melalui model pembelajaran Think Pair Share, keaktifan siswa dalam bertanya, tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas; perfomansi guru dalam proses pembelajaran yang mencakup penguasaan materi dan kelas; hasil belajar siswa yang mencakup nilai rata-rata kelas 70; dan banyaknya siswa yang tuntas belajar minimal 70% siswa yang memperoleh nilai akhir 70. Pada tahap refleksi peneliti melihat hasil dari tahap tindakan dan pengamatan pada siklus I. Dari hasil tersebut jika masih banyak siswa yang bersikap negatif terhadap proses pembelajaran atau kekurangan seperti yang dijelaskan dalam hasil observasi, hal ini dapat dijadikan sebagai bahan perbaikan untuk tindakan pada siklus II. Hasil yang positif dalam siklus I akan dikembangkan pada siklus II. Dari hasil evaluasi yang dapat dijadikan refleksi yaitu mengungkapkan kelebihan dan kekurangan proses pembelajaran, mengungkapkan hasil pengamatan peneliti, mengungkapkan tindakan yang telah dilakukan oleh siswa, dan mengungkapkan tindakan-tindakan yang dilakukan oleh peneliti selama proses pembelajaran. Pada siklus I ditemukan kekurangan atau kesalahan yang dilakukan oleh siswa dan peneliti dalam kegiatan pembelajaran, sehingga pada siklus II akan ditindaklanjuti dan dilakukan perbaikan. Prosedur tindakan pada siklus II terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Perencanaan yang dilakukan pada siklus II merupakan penyempurnaan dari perencanaan siklus I. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam tahap perencanaan siklus II yaitu menyusun perbaikan rencana pelaksanaan pembelajaran penggunaan huruf melalui model pembelajaran Think Pair Share dan menyusun perbaikan instrumen tes dan nontes. Instrumen tes berupa tes pilihan ganda beserta penilaiannya. Instrumen nontes berupa lembar observasi dan performansi guru. Tindakan yang dilakukan pada siklus II adalah tindakan yang merupakan perbaikan dari siklus I, yaitu memperbaiki kekurangan dan kesalahan, serta berusaha memperbaiki proses pembelajaran pada siklus II. Tindakan yang dilakukan terdiri atas kegiatan awal, inti, dan akhir. Pada kegiatan awal, peneliti mengkondisikan siswa agar siap untuk mengikuti pembelajaran penggunaan huruf melalui model pembelajaran Think Pair Syntax Literate, Vol. 2, No. 4 April 2017 5

Moh. Toharudin Sharedengan menanyakan kembali materi yang telah diberikan peneliti pada pertemuan yang lalu. Peneliti menyuruh siswa untuk lebih konsentrasi dalam kegiatan pembelajaran. Peneliti memotivasi siswa agar dapat meningkatkan keaktifan saat pembelajaran. Pada kegiatan inti siklus II, peneliti hanya melakukan perbaikan kegiatan pada siklus I yaitu menjelaskan kembali tentang penggunaan huruf kapital dalam menulis cerita deskripsi. Setelah itu, siswa diminta menulis deskripsi lingkungan sekolah di SDN Bangsri. Pada kegiatan akhir, guru bersama siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari. Kemudian guru memberikan soal evaluasi dan memberikan penilaian untuk masing-masing siswa. Kegiatan selanjutnya guru bersama siswa merefleksi kegiatan pembelajaran. Observasi yang dilakukan pada siklus II difokuskan pada kehadiran siswa, kesiapan siswa dalam pembelajaran, kerjasama dalam kelompok, keaktifan siswa dalam bertanya kepada guru, tanggung jawab siswa dalam mengerjakan tugas; perfomansi guru dalam proses pembelajaran yang mencakup penguasaan materi dan kelas; serta hasil belajar siswa yang mencakup nilai rata-rata kelas 70 dan banyaknya siswa yang tuntas belajar minimal 70% siswa yang memperoleh nilai akhir 70. Tujuan refleksi pada siklus II untuk membuat simpulan dari pelaksanaan kegiatan dan tindakan serta sikap yang terjadi selama pembelajaran pada siklus II. Pada tahap refleksi diharapkan dapat mengetahui peningkatan dan perubahan tingkah laku siswa terhadap pembelajaran penggunaan huruf melalui model pembelajaran Think Pair Share. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik kuantitatif dan kualitatif. Teknik kuantitatif dipakai untuk menganalisis data kuantitatif. Data kuantitatif diperoleh dari hasil tes pada siklus I dan siklus II. Analisis data tes secara kuantitatif dihitung dengan cara persentase melalui langkahlangkah merekap nilai yang diperoleh siswa, menghitung nilai akhir dari hasil belajar siswa, menghitung nilai rata-rata kelas, dan menghitung persentase. Hasil tes siswa pada siklus I dan siklus II yang mencakup nilai akhir hasil belajar siswa, nilai rata-rata kelas, persentase tuntas belajar klasikal siswa dibandingkan. Hasil dari perbandingan tersebut akan diketahui peningkatan hasil belajar penggunaan huruf dari siklus I ke siklus II. 6 Syntax Literate, Vol. 2, No. 3Maret 2017

Peningkatan Hasil Belajar Penggunaan Huruf Melalui Model Pembelajaran Think Pair Share (Tps) Pada Siswa Kelas III SDN Bangsri Teknik kualitatif untuk memberi gambaran perubahan perilaku siswa yang mengacu pada data nontes yang ada yaitu berupa lembar observasi dan performansi guru. Data yang diperoleh dari siklus I dan siklus II dibandingkan dengan cara melihat hasil observasi, sehingga akan dapat diketahui adanya perubahan perilaku siswa dan peningkatan pembelajaran penggunaan huruf melalui model pembelajaran Think Pair Share. Indikator keberhasilan pembelajaran penggunaan huruf melalui model pembelajaran Think Pair Share untuk meningkatkan hasil belajar dalam penelitian ini yaitu dengan melihat hasil belajar siswa dan aktivitas belajar siswa. Hasil belajar siswa mengalami keberhasilan jika rata-rata kelas sekurang-kurangnya 75; persentase tuntas klasikal sekurang-kurangnya 75%; dan tuntas belajar pada masing-masing individu sekurang-kurangnya 70 sesuai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM). HASIL DAN PEMBAHASAN a. Siklus I 1) Aktivitas Siswa Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus I yang diperoleh selama proses pembelajaran penggunaan huruf dengan penerapan model Think Pair Share mendapatkan rerata skor 2,7 dengan persentase 67,5% dan kriteria baik. Kesiapan siswa di kelas sebelum pembelajaran dimulaimendapat kriteria baik dengan rerata skor 2,7. Ada 5 siswa yang mendapat skor 4 dan kriteria sangat baik yang berarti siswa sudah membawa buku paket, alat tulis dan sudah belajar sebelumnya. 17 siswa mendapat skor 3 berkriteria baik yang berarti siswa membawa buku paket dan membawa alat tulis dan ada 18 siswa yang mendapat skor 2 berkriteria cukup yaitu siswa hanya membawa alat tulis tanpa membawa buku paket. Aktivitas dalam menanggapi apersepsi dan tujuan pembelajaran mendapat rerata skor 2,3 dengan kriteria cukup. 11 siswa mendapat skor 3 dengan kriteria baik yang berarti siswa menanggapi apersepsi dengan baik dan mampu menyebutkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Sebanyak 28 siswa menanggapi apersepsi dan tujuan pembelajaran sambil bergurau dengan temannya mendapat skor 2 berkriteria cukup dan ada satu siswa yang mendapat Syntax Literate, Vol. 2, No. 4 April 2017 7

Moh. Toharudin skor 1 yang artinya tidak menggapi apersepsi dan tidak mengetahui tujuan pembelajaran yang akan di capai. Aktivitas siswa dalam memperhatikan penjelasan guru mendapat rerata skor 2,8 dengan kriteria baik. Ada 6 siswa yang nedapat skor 4 berkriteria sangat baik yang berarti siswa memperhatikan dengan sangat baik dan mengerti penjelasan guru. Sebanyak 23 siswa mendapat skor 3 kriteria baik berarti siswa duduk diam tapi tidak begitu paham dengan materi yang ada. Ada 10 siswa yang mendengarkan sambil bermain sendiri dan mendapat skor 2 berkriteria cukup. Aktivitas siswa dalam aktif untuk menjawab pertanyaan mendapat rerata skor 2,5 dengan kriteria cukup. Ada 2 siswa mendapat skor 4 berkriteria sangat baik yang berarti siswa menjawab dengan tepat dan sering. Sebanyak 19 siswa yang menjawab belum tepat dan mendapatkan kriteria baik skor 3. Sejumlah 18 siswa mendapat skor 2 kriteria cukup yang berarti siswa sudah menjawab tetapi masih salah dan ada satu siswa yang tidak menjawab pertanyaaan dari guru mendapat skor 1 kriteria kurang. Aktif dalam pembelajaran penggunaan huruf menggunakan model Think Pair Share mendapat kriteria baik dengan rerata skor 3,1. Ada 15 siswa yang mengerjakan sendiri, benar, tepat waktu, berpasangan dan berbagi mendapat skor 4 kriteria sangat baik. Sebanyak 14 siswa yang mendapat skor 3 kriteria baik yang berarti siswa mengerjakan sendiri tetapi tidak selesai tetapi berpasangan, dan berbagi. Ada 10 siswa yang mengerjakan dengan melihat pekerjaan teman sebelahnya, berpasangan dan berbagi mendapat skor 2 kriteria cukup. Dan satu siswa yang mendapat skor 1 kriteria kurang yang berarti siswa tidak melakukan kegiatan pemecahan masalah, berpasangan dan berbagi. Kriteria yang diperoleh dalam aktif bekerja sama dengan anggota kelompok mendapat kriteria baik dengan rerata skor 2,9. Hal ini ditunjukkan ada 13 siswa yang bekerja kelompok dengan baik dan mampu membimbing temannya dengan mendapat skor 4 kriteria sangat baik. Ada 12 siswa yang mendapatkan skor 3 kriteria baik yang berarti bekerja kelompok dengan baik dan ada 15 siswa yang belum bekerja kelompok dengan baik dengan mendapat skor 2 kriteria cukup. 8 Syntax Literate, Vol. 2, No. 3Maret 2017

Peningkatan Hasil Belajar Penggunaan Huruf Melalui Model Pembelajaran Think Pair Share (Tps) Pada Siswa Kelas III SDN Bangsri Kegiatan menampilkan hasil kerja kelompok mendapat kriteria baik dengan rerata skor 2,7. Ada 4 siswa yang menampilkan hasil kerja kelompok, tepat dan baik penyajiannya dan mendapat skor 4 kriteria sangat baik. Sebanyak 18 siswa yang mendapatkan skor 3 kriteria baik yang berarti menampilkan hasil kerja kelompok dengan tepat. Ada 18 siswa yang menampilkan hasil kerja kelompok dengan hasil yang cukup tepat dan mendapat skor 2 kriteria cukup. Keaktifan siswa dalam menerima penghargaan mendapat rerata skor 2,6 dengan kriteria baik. Ada 3 siswa yang menerima penghargaan dengan bangga dan sopan dan mendapat skor 4 kriteria sangat baik. Ada18 siswa yang mendapat skor 3 kriteria baik yang artinya siswa menerima penghargaan dengan bangga tapi belum sopan dan ada 19 siswa yang mendapat skor 2 kriteria cukup yang artinya siswa menerima penghargaan sambil bergurau. Aktivitas siswa dalam melakukan refleksi mendapat rerata skor 2,8 dengan kriteria baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan ada 5 siswa Syntax Literate, Vol. 2, No. 4 April 2017 9 yang mendapat skor 4 kriteria sangat baik yang berarti siswa menulis refleksi sesuai dengan pembelajaran yang dilakukan. Sejumlah 21 siswa yang menulis refleksi tetapi tidak berurutan dan mendapat skor 3 kriteria baik. Ada 13 siswa yang mendapat skor 2 kriteria cukup yang berarti siswa menulis refleksi tetapi tidak sesuai dengan pembelajaran dan ada satu siswa yang tidak melakukan refleksi mendapatkan skor 1 kriteria kurang. Dalam mengerjakan tugas evaluasi mendapat kriteria baik dengan skor 2,8. Dalam hal ini ada 2 siswa yang mengerjakan tugas evaluasi dengan antusias dan tepat waktu dengan skor 4 kriteria sangat baik. Sebanyak 26 siswa mendapat skor 3 kriteria baik yang artinya siswa mengerjakan sendiri tugas evaluasi tetapi masih ada yang salah. Sejumlah 12 siswa yang mengerjakan tugas evaluasi dengan bantuan orang lain mendapat skor 2 kriteria cukup. 2) Hasil Belajar Siswa Berdasarkan data hasil penelitian pada siklus I mengenai hasil belajar penggunaan huruf melalui model Think Pair Share menunjukkan perolehan hasil rerata hasil belajar pada siklus I mengalami ketuntasan belajar sebanyak 27 siswa, sedangkan 13 siswa tidak tuntas dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa 67,5% siswa mengalami ketuntasan belajar siswa dan 32,5% siswa tidak tuntas. Rerata

Moh. Toharudin nilai pada siklus I adalah 63,38 dengan nilai tertinggi yaitu 95 dan nilai terendah yaitu 35. Ketuntasan belajar siklus I tersebut belum mencapai target yang diinginkan yang tercantum dalam indikator keberhasilan yaitu 80% dari ketuntasan belajar siswa, maka perlu dilanjutkan tindakan pada siklus II. b. Siklus II 1) Aktivitas Siswa Dari hasil observasi aktivitas siswa pada siklus II yang diperoleh selama proses pembelajaran penggunaan huruf melalui model Think Pair Share mendapatkan total nilai rerata 3,2 dengan persentase 80% dan kriteria baik. Aktivitas dalam kesiapan siswa di kelas sebelum pembelajaran dimulai mendapat kriteria baik dengan rerata skor 3,4. Ada 19 siswa yang mendapat skor 4 yang berarti siswa sudah membawa buku paket, alat tulis dan sudah belajar sebelumnya. 17 siswa mendapat skor 3 yang berarti siswa membawa buku paket dan membawa alat tulis. Ada 4 siswa yang mendapat skor 2 yaitu siswa hanya membawa alat tulis tanpa membawa buku paket. Aktif dalam menanggapi apersepsi dan tujuan pembelajaran mendapat rerata skor 3 dengan kriteria baik. Pada siklus II ada 12 siswa mendapat skor 4 yang berarti siswa tersebut menanggapi dengan baik dan memahami tujuan pembelajaran yang dicapai. 16 siswa mendapat skor 3 yang berarti siswa menanggapi apersepsi dengan baik dan mampu menyebutkan tujuan pembelajaran yang akan di capai. Sebanyak 12 siswa menanggapi apersepsi dan tujuan pembelajaran sambil bergurau dengan temannya mendapat skor 2. Kegiatan memperhatikan penjelasan guru mendapat rerata skor 3,5 dengan kriteria sangat baik. Ada 17 siswa yang mendapat skor 4 yang berarti siswa memperhatikan dengan sangat baik dan mengerti penjelasan guru. Sebanyak 23 siswa mendapat skor 3 berarti siswa duduk diam tapi belum begitu paham dalam materi yang dijelaskan guru. Aktivitas siswa dalam aktif untuk menjawab pertanyaan mendapat rerata skor 3,1 dengan kriteria baik. Ada 14 siswa mendapat skor 4 yang berarti siswa menjawab dengan tepat dan sering. Sebanyak 16 siswa yang menjawab belum tepat dan mendapatkan skor 3. Sejumlah 9 siswa mendapat skor 2 yang berarti 10 Syntax Literate, Vol. 2, No. 3Maret 2017

Peningkatan Hasil Belajar Penggunaan Huruf Melalui Model Pembelajaran Think Pair Share (Tps) Pada Siswa Kelas III SDN Bangsri siswa sudah menjawab tetapi masih salah dan ada satu siswa yang tidak menjawab pertanyaaan dari guru mendapat skor 1. Dalam pembelajaran penggunaan huruf melalui model Think Pair Share keaktifan siswa mendapat kriteria sangat baik dengan rerata skor 3,5. Ada 22 siswa yang mengerjakan sendiri, benar, tepat waktu, berpasangan dan berbagi mendapat skor 4. Sebanyak 13 siswa yang mendapat skor 3 yang berarti siswa mengerjakan sendiri tetapi tidak selesai tetapi berpasangan, dan berbagi. Ada 5 siswa yang mengerjakan dengan melihat pekerjaan teman sebelahnya, berpasangan dan berbagi mendapat skor 2. Kriteria yang diperoleh dalam mampu bekerja sama dengan anggota kelompok mendapat kriteria baik dengan rerata skor 3,2. Hal ini ditunjukkan ada 11 siswa yang bekerja kelompok dengan baik dan mampu membimbing temannya dengan mendapat skor 4. Ada 25 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti bekerja kelompok dengan baik dan ada 4 siswa yang belum bekerja kelompok dengan baik dengan mendapat skor 2. Aktivitas siswa dalam aktif mengemukakan pendapat mendapat rerata skor 3,7 dengan kriteria sangat baik. Hal inidiindikasikan ada 22 siswa yang mendapat skor 4 yang berarti sering mengemukakan pendapat dengan tepat sesuai dengan materi. Sebanyak 16 siswa yang mengemukakan pendapat dengan tepat dan mendapat skor 3. Ada 2 siswa yang mendapat skor 2 yang berarti siswa asal mengemukakan pendapat. Kegiatan menampilkan hasil kerja kelompok mendapat kriteria baik dengan rerata skor 3,6. Ada 19 siswa yang menampilkan hasil kerja kelompok, tepat dan baik penyajiannya dan mendapat skor 4. Sebanyak 20 siswa yang mendapatkan skor 3 yang berarti menampilkan hasil kerja kelompok dengan tepat. Ada 1 siswa yang menampilkan hasil kerja kelompok dengan hasil yang cukup tepat dan mendapat skor 2. Aktivitas siswa dalam melakukan refleksi mendapat rerata skor 3,5 dengan kriteria sangat baik. Hal ini dapat ditunjukkan dengan ada 21 siswa yang mendapat skor 4 yang berarti siswa menulis refleksi sesuai dengan pembelajaran yang dilakukan. Sejumlah 15 siswa yang menulis refleksi tetapi Syntax Literate, Vol. 2, No. 4 April 2017 11

Moh. Toharudin tidak berurutan dan mendapat skor 3. Ada 4 siswa yang mendapat skor 2 yang berarti siswa menulis refleksi tetapi tidak sesuai dengan pembelajaran. Dalam mengerjakan tugas evaluasi mendapat kriteria baik dengan skor 3,6. Dalam hal ini ada 23 siswa yang mengerjakan tugas evaluasi dengan antusias dan tepat waktu dengan skor 4.Sebanyak 16 siswa mendapat skor 3 yang artinya siswa mengerjakan sendiri tugas evaluasi tetapi masih ada yang salah. Satu siswa yang mengerjakan tugas evaluasi dengan bantuan orang lain dan mendapat skor 2. 2) Hasil Belajar Siswa Berdasarkan data hasil penelitian pada siklus II mengenai hasil belajar penggunaan huruf melalui model Think Pair Share menunjukkan perolehan hasil rata-rata hasil belajar pada siklus II mengalami ketuntasan belajar sebanyak 33 siswa, sedangkan 7 siswa tidak tuntas dalam belajar. Hal ini menunjukkan bahwa 82,5 % siswa mengalami ketuntasan belajar dan 17,5 % siswa tidak tuntas. Rerata nilai pada siklus II adalah 77 dengan nilai tertinggi yaitu 100 dan nilai terendah yaitu 50. Ketuntasan belajar pada siklus I yang hanya 67,5% meningkat pada siklus II menjadi 82,5%. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar siswa mengalami peningkatan. Ketuntasan belajar tersebut sudah mencapai target yang diinginkan yang tercantum dalam indikator keberhasilan yaitu 80% dari ketuntasan belajar siswa, maka tindakan cukup sampai siklus II. SIMPULAN Penggunaan model Think Pair Sharepada pembelajaran penggunaan huruf mampu meningkatkan aktivitas siswa dan hasil belajar siswa. Pada siklus I persentase ketuntasan belajar 67,5%, siklus II meningkat menjadi 82,5%.Rerata hasil belajar pada siklus I adalah 63,38 dan siklus II yaitu 77.Hasil tersebut berarti siswa telah dapat mencapai indikator keberhasilan yang telah ditetapkan, artinya pembelajaran penggunaan huruf melalui model Think Pair Sharedapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas III SDN Bangsri. 12 Syntax Literate, Vol. 2, No. 3Maret 2017

Peningkatan Hasil Belajar Penggunaan Huruf Melalui Model Pembelajaran Think Pair Share (Tps) Pada Siswa Kelas III SDN Bangsri DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Rineka Cipta. Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menyimak Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Lie, Anita.2002.Mempraktikkan Kooperatif Di Ruang-Ruang Kelas. Grasindo. Jakarta: Syntax Literate, Vol. 2, No. 4 April 2017 13