BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

BAB I PENDAHULUAN. pimpinan yang di dalamnya mengandung unsur-unsur seperti guru, peserta didik,

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara di segala bidang. dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia.

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, karena salah satu faktor penting dalam kemajuan suatu bangsa itu terletak

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami kemajuan, pendidikan di madrasah-madrasah juga telah

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia. Pendidikan mempengaruhi secara penuh

BAB I PENDAHULUAN. dan melaksanakan pendidikan. Anak-anak menerima pendidikan dari

BAB I PENDAHULUAN. sebuah kehidupan. Tanpa pendidikan manusia tidak akan hidup teratur dan

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Rasulullah lahir hingga wafat sampai diteruskan oleh para sahabatsahabatnya.

BAB I PENDAHULUAN. mengantisipasi, mengatasi persoalan-persoalan, dan tantangan-tantangan. yang terjadi dalam masyarakat pada kini dan masa depan.

BAB I PENDAHULUAN. penigkatan kualitas sumber daya manusia. Sebab tanpa pendidikan manusia

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. dalam pendidikan. Akibat pengaruh itu pendidikan semakin mengalami. telah menunjukkan perkembangan yang sangat pesat.

BAB I PENDAHULUAN. ini sesuai pendapat Didi Supriadie yang menyatakan bahwa pendidikan. dapat menjalankan hidup dan kehidupannya sesuai dengan harapan

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN. berkembang disegala aspek kehidupannya. Oleh karena itu, pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Pendidikan di mulai dari kandungan, hingga dewasa yang didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. berprestasi dalam sejarah Islam pada masa lampau, mulai dari sejarah

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan memiliki keterampilan. Dewasa ini bangsa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. menamabah jumlah alokasi dana untuk pendidikan, jumlah jam pelajaran, dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. kepribadiannya sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental. 2 Lebih jauh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Pendidikan di Indonesia terus berkembang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. al-qur an/hadits, Akidah dan Akhlak, Fikih/Ibadah dan Sejarah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dalam dirinya. Pendidikan merupakan kebutuhan sepanjang hayat. Setiap manusia

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 1 Keberhasilan proses

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. 1. dasarnya mengantarkan para siswa menuju pada perubahan-perubahan tingkah

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. menuntut kita untuk mengimbangi dengan ilmu pengetahuan yang modern. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bernilai universal, artinya meliputi seluruh dimensi ruang dan

BAB I PENDAHULUAN. penanaman akhlakul karimah, pembiasaan-pembiasaan atau keterampilan peserta

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang hidup. 2 Keberhasilan. kualitas sumber daya manusia pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN. generasi berikutnya melalui pengajaran, pelatihan, atau penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. sampai berakhirnya kehidupan di muka bumi ini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian sesuai dengan nilai-nilai di dalam masyarakat dan kebudayaan.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk individu dan makhluk sosial. maksud bahwa manusia bagaimanapun juga tidak bisa terlepas dari individu

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. penguasaan IPTEK oleh masyarakat Indonesia. 1

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. nomor 20 tahun 2003 Bab I pasal 1 disebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Menurut Usman

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sumber daya manusia yang berkualitas. Tanpa adanya pendidikan,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, dalam kehidupan suatu negara pendidikan harus bisa

BAB I PENDAHULUAN. macamnya, maka masalah-masalah kehidupan itu pun muncul dan semakin

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar manusia untuk menjalani

BAB I PENDAHULUAN. sepanjang hidupnya. Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. 2 Dengan demikian, pendidikan. berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 2009), hlm tentang Guru dan Dosen, UU Guru dan Dosen, (Bandung : Nuansa Indah, 2006), hlm. 2.

BAB I PENDAHULUAN. demikian, PAI memiliki peran strategis untuk menciptakan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. Peserta didik merupakan masa depan bangsa. Jika peserta didik di didik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. ketidak tahuan, ketidak mampuan,ketidak berdayaan, ketidak benaran, ketidak

BAB I PENDAHULUAN. penting dan dominan menetukan maju mundurnya suatu bangsa, serta. membentuk generasi penerus bangsa yang berkualitas.

BAB I PENDAHULUAN. pengenalan dan penghayatan terhadap Al-asma, Al-husna, serta penciptaan

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang sangat signifikasi terhadap berbagai jenis dimensi kehidupan baik. dalam ekonomi, sosial, budaya maupun pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan suatu cara pembentukan kemampuan manusia

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membawa

BAB I PENDAHULUAN. Mempelajari pendidikan Islam sangat penting bagi kehidupan setiap. muslim karena pendidikan merupakan suatu usaha yang membentuk

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan yang amat penting untuk menjamin keberhasilan dan kelangsungan hidup Bangsa dan Negara disegala bidang pembangunan, karena pendidikan merupakan wahana untuk meningkatkan dan mengembangkan kualitas sumber daya manusia. 1 Pada dasarnya pendidikan merupakan proses interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam upaya membantu anak didik mencapai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi tersebut bisa berlangsung dilingkungan pendidikan seperti keluarga,sekolah dan masyarakat. 2 Ranah pengetahuan yang terdapat pada pendidikan merupakan bagian dari upaya membantu manusia memperoleh kehidupan yang bermakna, baik secara individu maupun secara kelompok. Seperti yang tertera dalam UU. No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyebutkan bahwa : Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual 1 E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), hal. 15 2 Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum : Konsep Implementasi Evaluasi dan Inovasi, (Yogyakarta: Teras, 2006), hal 1 1

2 keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, akhlak mulia serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 3 Melalui pendidikan diharapkan dapat ditumbuhkan kemampuan untuk menghadapi tuntutan objektif masa kini, baik tuntutan dari dalam maupun tuntutan karena pengaruh dari luar masyarakat yang bersangkutan. 4 Berhasil atau tidaknya seseorang dalam belajar disebabkan oleh beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar.beberapa faktor yang mempengaruhi pencapaian hasil belajar disekolah yaitu kualitas guru, metode pengajarannya, kesesuaian kurikulum dengan kemampuan anak, fasilitas sekolah, keadaan ruangan, jumlah murid perkelas, pelaksanaan tata tertib disekolah, materi pelajaran, dan sebagainnya. 5 Sekolah merupakan sarana untuk melaksanakan pendidikan, dengan harapan bisa menyiapkan peserta didik memasuki masa depan. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan belajar merupakan yang paling pokok untuk menilai berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan yang banyak bergantung pada pendidik. Belajar adalah suatu proses perubahan di dalam kepribadian manusia, dan perubahan tersebut ditampakkan dalam bentuk peningkatan kualitas dan kuantitas tingkah laku seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman, ketrampilan, daya pikir, dan lain-lain kemampuan. 6 3 Pemerintah RI, UU.RI. no. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Bandung: Citra Umbara, 2008), hal. 2 4 Umar Tirtahadja, Pengantar Pendidikan (Jakarta : PT Asdi Mahasetya, 2009), hal.129 5 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : PT Rineka Cipta,2005), hal. 172 6 Thursan Hakim, Belajar secara Efektif, (Jakarta: Niaga Swadaya, 2000), hal.1

3 Faktor utama lain yang sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan adalah guru. Guru merupakan ujung tombak dalam dunia pendidikan, karena tanpa adanya guru maka proses belajar mengajar tidak akan berjalan secara maksimal. Proses belajar mengajar merupakan aktivitas guru dengan peserta didik atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam suasana edukatif untuk mencapai tujuan. Di dalam proses interaksi belajar mengajar tidak hanya penyampaian pesan berupa materi pelajaran melainkan juga penanaman sikap dan nilai pada diri peserta didik. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Antara kedua kegiatan ini terjalin interaksi yang saling menunjang. 7 Selain pembelajaran, komponen utama yang ada dalam dunia pendidikan adalah guru. Dunia pendidikan tak pernah lepas dari peranan guru. Guru dalam konteks pendidikan memiliki peranan yang sangat besar dan strategis. Guru merupakan ujung tombak dari semua pendidkan. Karena disinilah guru yang akan membimbing, dan mentransferkan ilmu pengetahuan yang mereka miliki serta mendidik mereka dengan nilai-nilai yang positif agar terwujud pendidikan yang berkualitas. Guru sebagai seorang yang digugu dan ditiru, harus bisa menjadi teladan bagi anak didiknya serta memberi contoh yang terbaik bagi peserta didiknya. Mengajar, mendidik, membimbing, bahkan menilai anak didiknya. 8 Guru juga mempunyai tugas merumuskan tujuan pembelajaran atau indikatornya, menyusun materi hal. 4 7 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2011), 8 Nini Subini, Awas, Jangan Jadi Guru Karbitan!.(Jakarta: Javalitera, 2012), hal 5

4 pembelajaran yang sesuai dengan minat, kebutuhan dan perkembangan peserta didik. Guru juga memilih metode dan media yang bervariasi serta menyusun alat evaluasi. 9 Pemilihan atau perubahan metode dan model pembelajaran yang sesuai dengan tujuan kurikulum dan potensi peserta didik diperlukan agar proses pembelajaran berjalan dalam suasana yang menyenangkan. Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa ketepatan guru dalam memilih metode dan model pembelajaran akan berpengaruh terhadap keberhasilan dan hasil belajar peserta didik, karena metode dan model pembelajaran yang digunakan oleh guru sangat berpengaruh terhadap proses pembelajaran yang dilakukannya, guru harus menggunakan metode yang tidak saja membuat proses pembelajaran menarik, tapi juga memberikan ruang bagi peserta didik untuk beraktivitas dan terlibat secara aktif sepanjang proses pembelajaran. 10 Guru disamping sebagai pendidik, juga sebagai fasilitator dalam pembelajaran siswa, juga sebagai pembimbing dan mengarahkan peserta didiknya sehingga menjadi manusia yang mempunyai pengetahuan luas baik pengetahuan agama, kecerdasan, kecakapan hidup, ketrampilan, budi pekerti luhur dan kepribadian baik dan bisa membangun dirinya untuk lebih baik dari sebelumnya serta memiliki tanggung jawab besar dalam pembangunan bangsa. Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di Madrasah Ibtidaiyah merupakan salah satu mata pelajaran yang menelaah tentang asal usul, 9 Muhammad Zaini, Pengembangan Kurikulum..., hal 130 10 Roestiyah, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2008), cet.7, hal.3

5 perkembangan, peranan kebudayaan atau peradaban Islam dan para tokoh yang berprestasi dalam sejarah Islam di masa lampau, mulai dari sejarah masyarakat Arab pra-islam, sejarah kelahiran dan kerasulan Nabi Muhammad SAW, sampai masa khulafa al rasyidin. Secara substansial mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam memiliki kontribusi dalam memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati Sejarah Kebudayaan Islam, yang mengandung nilai-nilai kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap, watak dan kepribadian peserta didik. 11 Salah satu tujuan dari pembelajaran SKI di Madrasah Ibtida iyah adalah mengembangkan kemampuan peserta didik dalam mengambil ibrah dari peristiwa-peristiwa bersejarah islam, dan meneladani tokoh-tokoh berprestasi serta mengaitkannya. 12 Kemampuan peserta didik tersebut termanifestasikan dalam capaian kompetensi kognitif sesuai yang diharapkan. Praktik di lapangan ternyata tidak selamanya sesuai dengan harapan. Salah satunya di Madrasah Ibtidaiyah Al Ishlah Gondang Tulungagung. Dokumentasi hasil belajar SKI peserta didik kelas V MI Al-Ishlah Gondang Tulungagung yang berjumlah 31 anak, hanya beberapa anak yang nilainya memenuhi KKM yang ditetapkan yakni 75. Dari keseluruhan peserta didik yang berjumlah 31 anak, yang mendapat nilai di atas KKM sebanyak 9 anak. Sisanya sebanyak 22 peserta didik mendapatkan nilai di bawah KKM dan 11 M. Hanafi, Pembelajaran Sejarah Kebudayaaan Islam, (Direktorat Jendral Pendidikan Islam: Kementrian Agama RI, 2012), hal.13 12 Department Agama, Kurikulum KTSP 2006, (Jakarta: Departemen Agama RI, 2006), hal. 25

6 tidak tuntas dalam belajarnya. Adapun dokumen selengkapnya sebagaimana terlampir. 13 Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan mengenai proses belajar mengajar Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) di MI Al-Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung mulai dari cara pendidik dalam menjelaskan materi Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) dan juga peserta didik yang cukup kondusif dalam proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI), namun terdapat beberapa kendala yang dihadapi dalam proses pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) yang ada di sekolah ini, yaitu: (1) Penggunaan model pembelajaran yang kurang variatif dan guru cenderung menggunakan model konvensional pada setiap pembelajaran yang dilakukan, (2) Peserta didik terkadang ramai dan bermain sendiri ketika kegiatan pembelajaran sedang berlangsung. (3) Peserta didik mengalami kesulitan dalam materi Perjuangan Khalifah Abu Bakar ash Shiddiq dalam Berdakwah. (4) Metode pembelajaran yang diterapkan guru hanya ceramah, tanya jawab dan penugasan saja, (5) Peserta didik lebih banyak menunggu informasi dari guru daripada mencari dan menemukan sendiri, pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang mereka butuhkan, (6) Rendahnya hasil belajar peserta didik, khususnya pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI). 14 13 Dok.Nilai peserta didik kelas V MI Al-Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung, pada 2 Januari 2017 14 Hasil observasi pribadi di MI Al-Ishlah Tiudan Gondang Tulungagng pada 2 Januari 2017

7 Untuk mengatasi permasalah tersebut, salah satunya adalah dengan menerapkan metode pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan kebutuhan peserta didik. Penerapan metode pembelajaran ini akan menambah pemahaman dan kemampuan peserta didik, sehingga hasil belajar peserta didik bisa lebih baik dari sebelumnya. Salah satu metode pembelajaran yang tepat untuk diterapkan yakni metode pembelajaran Role Playing. Metode pembelajaran merupakan cara yag digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang disusun tercapai secara optimal. Metode juga sebagai salah satu alat untuk mencapai tujuan dengan memanfaatkan metode secara akurat,guru akan mampu mencapai tujuan pengajaran. 15 Role playing atau peran (role) dapat diartikan cara seseorang berperilaku dalam posisi dan situasi tertentu. Metode role playing merupakan suatu cara penguasaan bahan-bahan pengajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan yang dilakukan siswa dengan memerankannya sebagai tokoh. Permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal itu tergantung kepada apa yang diperankan. 16 Guru mempunyai peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Sebagai seorang guru hendaknya terus memperbaharui pengetahuannya dan mampu memilih serta menggunakan berbagai metode pembelajaran. Guru 15 Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: Rineka Cipta,2008), hal.75 16 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual Konsep dan Aplikasi, (Bandung:PT.Refika Aditama). Hal.80

8 harus kreatif dalam mengatur suasana kelas sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Berdasarkan dengan hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penerapan Metode Role Playing untuk Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Pokok Bahasan Perjuangan Khalifah Abu Bakar Ash Shiddiq dalam Berdakwah pada Peserta Didik Kelas V MI Al-Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka masalah dalam Penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut : 1. Bagaimana penerapan metode role playing dalam pembelajaran SKI pokok bahasan perjuangan khalifah Abu Bakar ash Shiddiq dalam berdakwah pada peserta didik kelas V MI Al-Ishlah Gondang Tulungagung? 2. Bagaimana peningkatan hasil belajar SKI pokok bahasan Perjuangan khalifah Abu Bakar ash Shiddiq dalam Berdakwah melalui penerapan metode pembelajaran role playing pada peserta didik kelas V MI Al-Ishlah Gondang Tulungagung? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah sebagai berikut :

9 1. Mendeskripsikan penerapan metode role playing dalam pembelajaran SKI pokok bahasan perjuangan khalifah Abu Bakar ash Shiddiq dalam berdakwah pada peserta didik kelas V MI Al-Ishlah Gondang Tulungagung. 2. Mendeskripsikan peningkatan hasil belajar SKI pokok bahasan Perjuangan khalifah Abu Bakar ash Shiddiq dalam Berdakwah melalui penerapan metode pembelajaran role playing pada peserta didik kelas V MI Al- Ishlah Gondang Tulungagung. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi beberapa pihak, diantaranya: 1. Bagi peserta didik Dengan dilaksanakannya penelitian ini diharapkan peserta didik dapat semakin mudah menyerap materi yang dipelajari dan memperoleh pemahaman sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. 2. Bagi Guru Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan guru dapat mengembangkan metode pembelajaran dalam mata pelajaran SKI pada Madrasah Ibtidaiyah. 3. Bagi Kepala Madrasah Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan bisa menjadi salah satu bahan pertimbangan dalam menyusun program pembelajaran bagi

10 sekolah dan sebagai motivasi untuk menyediakan sarana dan prasarana sekolah untuk terciptanya pembelajaran yang optimal. 4. Bagi peneliti berikutnya Dengan dilaksanakannya penelitian ini, diharapkan peneliti berikutnya dapat menggunakannya sebagai acuan atau referensi bagi pelaksanaan penelitian lain yang sejenis. E. Hipotesis Tindakan Hipotesis dalam penelitian ini berbunyi: Jika metode pembelajaran role playing ini diterapkan dalam pembelajaran mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pokok bahasan perjuangan khalifah Abu Bakar ash Shiddiq dalam Berdakwah secara optimal, maka hasil belajar peserta didik kelas V MI Al-Ishlah Tiudan Gondang Tulungagung dapat ditingkatkan. F. Penegasan Istilah 1. Penegasan Konseptual a. Metode Role Playing Metode role playing merupakan metode penguasaan bahanbahan pelajaran melalui pengembangan imajinasi dan penghayatan yang dilakukan siswa dengn memerankan sebagai tokoh.permainan ini pada umumnya dilakukan lebih dari satu orang, hal ini tergantung kepada apa yang diperankan. 17 17 Kokom Komalasari, Pembelajaran Kontekstual..., hal.80

11 b. Hasil Belajar Hasil belajar adalah perbahan tingkah laku yang terjadi setelah mengikuti proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan pendidikan. Manusia mempunyai potensi perilaku kejiwaan yang dapat dididik yang diubah perilakunya yang meliputi domain kognitif, afektif, dan psikomotorik. 18 c. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI) Satu cabang ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan pertumbuhan dan perkembangan islam, baik dari segi gagasan atau ide-ide, konsep, lembaga maupun operasionalisasi sejak zaman Nabi Muhammad SAW hingga saat ini. 19 2. Penegasan Operasional Agar terdapat kesamaan persepsi antar pembaca dan peneliti mengenai beberapa konsep yang diteliti, peneliti merasa perlu menegaskan beberapa istilah sebagai berikut: a. Metode pembelajaran role playing Metode role playing dalam penelitian ini merupakan metode pembelajaran melalui penguasaan bahan-bahan yang digunakan untuk bisa menguasai pelajaran yang di ajarkan. Role playing di sini siswa dituntut untuk mengembangkan imajinasi dan penghayatan dari tokoh dalam cerita. 18 Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), hal 54 19 Hasbullah, Sejarah Pendidikan Islam di Indonesia, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2001) hal.8-9

12 b. Hasil Belajar Hasil belajar merupakan bentuk pencapaian dari proses pembelajaran yang telah diujikan kepada siswa, yang dapat berbentuk kognitif, afektif, dan psikomotorik. Dalam penelitian ini hasil belajar dimaksud diperoleh melalui penilaian dengan instrumen tes. G. Sistematika Penulisan Skripsi Sistematika penulisan skripsi secara garis besar di bagi menjadi tiga bagian, yaitu terdiri dari bagian awal, bagian utama atau inti dan bagian akhir. Adapun sistematika pembahasan dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : Bagian awal, menunjukkan identitas peneliti dan identitas penelitian yang dilakukan. Dimana komponennya meliputi halaman judul, abstrak penelitian, persetujuan pembimbing, pengesahan, motto, persembahan, kata pengantar, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar dan lampiran. Bagian utama, menjelaskan inti dari kegiatan penelitian, meliputi: 1. Bab I Pendahuluan. Pendahuluan ini bertujuan untuk memberi pengantar kepada pembaca dalam memahami isi laporan penelitian. 2. Bab II Kajian Pustaka. Kajian tentang Pembelajaran SKI di Madrasah Ibtida iyah, Kajian tentang Metode Pembelajaran Role Playing, Kajian tentang Hasil Belajar, Pembelajaran SKI dengan Metode Role Playing, Kajian penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran. 3. Bab III Metode Penelitian. Berisi tentang pendekatan dan rancangan penelitian, kehadiran peneliti, lokasi penelitian, sumber data, teknik

13 pengumpulan data, analisis data, pengecekan keabsahan data, tahap-tahap penelitian. 4. Bab IV Hasil Penelitian dan Pembahasan. Berisi tentang paparan data atau temuan penelitian yang disajikan dalam bentuk topik sesuai dengan pernyataan-pernyataaan penelitian dan hasil analisis data. 5. Bab V Penutup. Memuat tentang kesimpulan dan saran-saran. Bagian akhir terdiri dari: daftar rujukan, lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslian tulisan, dan daftar riwayat hidup.