2016 IMPLEMENTASI NILAI-NILAI WAWASAN KEBANGSAAN BERBASIS KEORGANISASIAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN NASIONALISME

dokumen-dokumen yang mirip
WAWASAN KEBANGSAAN a) Pengertian Wawasan Kebangsaan

SAMBUTAN GUBERNUR KALIMANTAN BARAT PADA ACARA PROGRAM PENYEBARAN DAN PENGIBARAN BENDERA MERAH PUTIH Dl PERSADA NUSANTARA

WAWASAN NUSANTARA. Dewi Triwahyuni. Page 1

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III

BAHAN TAYANG MODUL 11 SEMESTER GASAL TAHUN AKADEMIK 2016/2017 RANI PURWANTI KEMALASARI SH.MH.

BAHAN AJAR DIKLAT KEPEMIMPINAN TINGKAT III

PLEASE BE PATIENT!!!

: Pendidikan Kewarganegaraan (PKN)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Saat ini globalisasi berkembang begitu pesat, globalisasi mempengaruhi

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunadaksa (SMPLB D)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Andriyana, 2015

BAB I PENDAHULUAN. insan yang memiliki berbagai dimensi yaitu sebagai bagian dari civitas akademika

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bertambah dalam menghadapi era globalisasi, untuk menghadapi globalisasi dan

Mata Kuliah : Ilmu Budaya Dasar Dosen : Muhammad Burhan Amin. Topik Makalah. RUH 4 PILAR KEBANGSAAN DIBENTUK OLEH AKAR BUDAYA BANGSA Kelas : 1-IA21

29. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar Luar Biasa Tunadaksa (SDLB-D)

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia merupakan suatu bangsa yang majemuk, yang terdiri dari

13MKCU. PENDIDIKAN PANCASILA Makna dan aktualisasi sila Persatuan Indonesia dalam kehidupan bernegara. Drs. Sugeng Baskoro,M.M. Modul ke: Fakultas

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

I. PENDAHULUAN. yang dicita-citakan. Sejalan dengan Mukadimah Undang Undang Dasar 1945,

STANDAR KOMPETENSI DAN KOMPETENSI DASAR TINGKAT SMP, MTs, DAN SMPLB

PENTINGNYA PEMIMPIN BERKARAKTER PANCASILA DI KALANGAN GENERASI MUDA

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

KEWARGANEGARAAN WAWASAN NUSANTARA. Modul ke: Fakultas FEB. Syahlan A. Sume. Program Studi MANAJEMEN.

GARIS-GARIS BESAR HALUAN ORGANISASI BADAN EKSEKUTIF MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN Geopolitik

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas tentang : Latar Belakang Masalah, Rumusan Masalah,

Modul ke: Geopolitik. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

LATIHAN PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI TERBUKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah gerbang yang utama dan pertama dalam usaha

PANCASILA HAK ASASI MANUSIA. Dr. Achmad Jamil M.Si. Modul ke: 06Fakultas Ekonomi dan Bisnis. Program Studi S1 Manajemen

BAB I PENDAHULUAN. digunakan sebagai alat pemersatu bangsa demi merebut kemerdekaan (Rawantina,

2.4 Uraian Materi Pengertian dan Hakikat dari Pancasila sebagai Pandangan Hidup Bangsa Indonesia Sebagai pendangan hidup bangsa Indonesia,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kecerdasan, kepribadian, pengendalian diri serta keterampilan yang

RUANG LINGKUP MATA KULIAH PANCASILA

PANCASILA. Makna dan Aktualisasi Sila Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/ Perwakilan

BAB I PENDAHULUAN. agama. Hal tersebut sangat berkaitan dengan jiwa Nasionalisme bangsa Indonesia.

PENDIDIKAN PANCASILA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM BADAN PERWAKILAN MAHASISWA Gedung Pusgiwa FMIPA UI Depok

EKSISTENSI PANCASILA DALAM KONTEKS MODERN DAN GLOBAL PASCA REFORMASI

MATA KULIAH : KEWARGANEGARAAN PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN SEBAGAI MATA KULIAH PENGEMBANGAN KEPRIBADIAN

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kepemimpinan adalah bagian dari kehidupan manusia, dan haruslah

TUGAS AKHIR PEMASYARAKATAN PANCASILA DALAM ERA GLOBALISASI

PEDOMAN PENYELENGGARAAN PERINGATAN HARI IBU (PHI) KE-89 TAHUN 2017

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

STRUKTUR KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN SD/MI, SMP/MTS, SMA/MA DAN SMK/MAK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I P E N G A N T A R

BAB I PENDAHULUAN. dan dasar negara membawa konsekuensi logis bahwa nilai-nilai Pancasila harus selalu

PERAN PANCASILA SEBAGAI ALAT PEMERSATU BANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dan Pembukaan UUD 1945 dilatarbelakangi oleh realita permasalahan kebangsaan

BAHAN TAYANG MODUL 5

B. Tujuan C. Ruang Lingkup

KETAHANAN NASIONAL. Yanti Trianita S.I.Kom

YODI PERMANA PENGAMALAN PANCASILA PENDIDIKAN PANCASILA JURUSAN SISTEM INFORMASI

BAB 1 PENDAHULUAN. jawab. Sebagaimana yang tertuang dalam pasal 3 Undang-Undang No. 20. tahun 2003 tentang SISDIKNAS yang berbunyi :

Assalamu alaikum Wr. Wb. Salam sejahtera bagi kita semua.

ANGGARAN DASAR IKATAN ALUMNI STEMBAYO

INTI SILA PERTAMA SAMPAI INTI SILA KELIMA

KETETAPAN BADAN PERWAKILAN MAHASISWA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA No.: 10/TAP/BPM FMIPA UI/IV/13.

BAB I PENDAHULUAN. para pendiri bangsa ini ketika merumuskan ide tersebut.

Waktu: 8 x 45 Menit (Keseluruhan KD) Standar Kompetensi: Memahami Hakikat Bangsa dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)

4.4 Uraian Materi Nilai-Nilai Pancasila dalam Hidup Bermasyarakat. Ideologi merupakan seperangkat sistem yang menjadi dasar pemikiran setiap

SAMBUTAN MENTERI NEGARA PEMUDA DAN OLAHRAGA RI PADA ACARA PERINGATAN HARI SUMPAH PEMUDA KE-83 TAHUN 2011

PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN BELA NEGARA

TUGAS PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN MAKALAH DEMOKRASI PANCASILA INDONESIA

Kewarganegaraan. Pengembangan dan Pemeliharaan sikap dan nilai-nilai kewarganegaraan. Uly Amrina ST, MM. Kode : Semester 1 2 SKS.

PENDIDIKAN PANCASILA. Pancasila Sebagai Ideologi Negara. Modul ke: 05Fakultas EKONOMI. Program Studi Manajemen S1

PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI BANGSA

1. Arti pancasila sebagai way of life (pandangan hidup)

PANCASILA SEBAGAI PARADIGMA

2.1 Beberapa Ancaman Dalam dan Luar Negeri

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

SUMBER BELAJAR PENUNJANG PLPG 2016 MATA PELAJARAN/PAKET KEAHLIAN GURU KELAS SD

Berkomitmen terhadap Pokok Kaidah Negara Fundamental

dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke-4 serta ingin mencapai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan sejatinya adalah untuk membangun dan mengembangkan

ASOSIASI BADAN PENYELENGGARA PERGURUAN TINGGI SWASTA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. berkarakter dalam mengisi kemerdekaan. Namun, memunculkan jiwa yang

KODE ETIK PEGAWAI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MATARAM

MATA KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA

TUGAS AKHIR KULIAH PENDIDIKAN PANCASILA SEMESTER GANJIL T.A. 2011/2012 STIMIK AMIKOM YOGYAKARTA. : Shafri Bagus Setiaji. Nim :

SAMBUTAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA SELAKU INSPEKTUR UPACARA PADA ACARA PERINGATAN HARI BELA NEGARA TAHUN 2015 JAKARTA, 19 DESEMBER 2015

PANCASILA SEBAGAI SISTEM NILAI DISUSUN OLEH: GUSPI AKHBAR PUTRA RIZKI SAHPUTRA M. FAJAR MAULANA RYAN ANDRYAN PUTRA RANGGA FERNANDO

Modul ke: Identitas Nasional. Fakultas. Rusmulyadi, M.Si. Program Studi.

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Aji Wicaksono S.H., M.Hum. Modul ke: Fakultas DESAIN SENI KREATIF. Program Studi DESAIN PRODUK

PENGURUS BESAR IGPKhI SELAKU PIMPINAN MUNAS I IGPKhI Sekretaris Jenderal,

Pancasila dan Implementasinya

26. Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan untuk Sekolah Dasar (SD)/Madrasah Ibtidaiyah (MI)

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya melalui proses pembelajaran atau cara lain yang dikenal dan diakui

BAB X PANCASILA DALAM PARADIGMA KEHIDUPAN BERMASYARAKAT, BERBANGSA DAN BERNEGARA

BAB I PENDAHULUAN. Membangun Nasionalisme kebangsaan tidak bisa dilepas pisaahkan dari konteks

LEARNING OUTCOMES PENDIDIKAN PANCASILA IPB 111 INSTITUT PERTANIAN BOGOR UNIT MATA KULIAH DASAR UMUM

HAKIKAT PANCASILA TUGAS AKHIR. Disusun oleh : Sani Hizbul Haq Kelompok F. Dosen : Abidarin Rosidi, Dr, M.Ma.

Eksistensi Pancasila dalam Konteks Modern dan Global Pasca Reformasi

Dikdik Baehaqi Arif, M.Pd

BAB 5 PANCASILA SEBAGAI IDEOLOGI NEGARA

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Setiap bangsa mempunyai wawasan kebangsaan yang merupakan visi bangsa yang bersangkutan menuju ke masa depan. Kehidupan berbangsa dalam suatu negara memerlukan suatu konsep cara pandangan atau wawasan kebangsaan yang bertujuan untuk menjamin kelangsungan kehidupan dan keutuhan bangsa dan wilayahnya serta jati diri bangsa itu. Bangsa yang dimaksudkan adalah bangsa yang bernegara. Perkembangan pemikiran bangsa Indonesia mengenai wawasan yang akan dianut dalam kehidupan bernegara dapat diikuti dalam sejarah pergerakkan kemedekaan sejak tahun 1908, yaitu sejak kita sadar akan rasa kebangsaan. Inti dari wawasan nasional yang disebut wawasan nusantara adalah tekad untuk bersatu yang didasarkan pada cita-cita dan tujuan nasional. Konsep wawasan nusantara (dalam Rahayu, A.S, 2014, hlm. 117) merupakan cara pandang bangsa Indonesia tentang diri dan lingkungannya berdasarkan pancasila dan UUD Tahun 1945 serta sesuai dengan geografi wilayah nusantara yang menjiwai kehidupan bangsa dalam mencapai tujuan atau cita-cita nasionalnya. Dengan demikian, wawasan nusantara berperan untuk membimbing bangsa Indonesia dalam penyelenggaraan kehidupannya serta sebagai ramburambu dalam perjuangan mengisi kemerdekaannya. Wawasan nusantara sebagai cara pandangan juga mengajarkan bagaimana pentingnya membina persatuan dan kesatuan dalam segenap aspek kehidupan bangsa dan negara dalam mencapai tujuan dan cita-citanya. Secara keadaanya pun, isi nilai-nilai wawasan nusantara telah tertuang dalam dasar negara yaitu Pancasila dan pembukaan UUD tahun 1945. Dorongan yang melahirkan kebangsaan Indonesia bersumber dari perjuangan untuk mewujudkan kemerdekaan. Wawasan nusantara Indonesia menolak segala diskriminasi suku, ras, asal-usul, keturunan, warna kulit, kedaerahan, golongan, agama dan kepercayaan kepada Tuhan Yang Maha Esa, 1

2 kedudukan maupun status sosial. Konsep kebangsaan kita bertujuan membangun dan mengembangkan persatuan dan kesatuan. Derasnya pengaruh globalisasi, bukan mustahil akan mempengaruhi adat budaya yang menjadi jati diri kita sebagai suatu bangsa dan akan melemahkan paham nasionalisme. Paham nasionalisme adalah suatu paham yang menyatakan bahwa loyalitas tertinggi terhadap masalah duniawi dari setiap warga bangsa ditunjukan kepada negara dan bangsa. Meskipun dalam awal pertumbuhan nasionalisme diwarnai oleh slogan yang sangat terkenal, yaitu: liberty, equality, fraternality yang merupakan pangkal tolak nasionalisme yang demokratis, namun dalam perkembangannya nasionalisme pada setiap bangsa sangat diwarnai oleh nilai-nilai dasar yang berkembang dalam masyarakatnya masing-masing, sehingga memberikan ciri khas bagi masing-masing bangsa. Wawasan kebangsaan Indonesia memberi peran bagi bangsa Indonesia untuk proaktif mengantisipasi perkembangan lingkungan dengan memberi contoh bagi bangsa lain dalam membina identitas, kemandirian dan menghadapi tantangan dari luar tanpa konfrontasi dengan meyakinkan bangsa lain bahwa eksistensi bangsa merupakan aset yang diperlukan dalam mengembangkan nilai kemanusiaan yang beradab Sumitro (dalam Suhady, I. dan Sinaga, 2006). Adapun nilai wawasan kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa memiliki enam dimensi manusia yang bersifat mendasar dan fundamental yaitu: 1. Penghargaan terhadap harkat dan martabat manusia sebagai makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Kuasa; 2. Tekad bersama untuk berkehidupan kebangsaan yang bebas, merdeka dan bersatu; 3. Cinta akan tanah air dan bangsa; 4. Demokrasi atau kedaulatan rakyat; 5. Kesetiakawanan sosial; 6. Masyarakat adil dan makmur. Maka bagi bangsa Indonesia, untuk memahami bagaimana wawasan kebangsaan, perlu memahami secara mendalam falsafah Pancasila yang mengandung nilai-nilai dasar yang akhirnya dijadikan pedoman dalam bersikap dan bertingkah laku yang bermuara pada terbentuknya karakter bangsa.

3 Menurut Modul Pendidikan Dan Pelatihan Prajabatan Golongan III (2006, hlm. 109) Apabila disimak esensi wawasan kebangsaan tersebut, maka yang paling mendasar dituntut kepada orang per orang, kelompok dan atau masyarakat adalah : 1. Adanya komitmen yang benar-benar dilandasi dengan semangat kebersamaan, senasib dan sepenanggungan; 2. Adanya semangat persatuan dan kesatuan untuk menghadapi berbagai tantangan baik lokal, regional maupun internasional yang senantiasa dilandasi cita-cita bersama yang terkait dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia. 3. Nilai-nilai karakter bangsa dalam negara Kesatuan Republik Indonesia merupakan kekuatan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Ikhtiar bersama untuk menggerakkan pengamalan semangat kebangsaan yang bertumpu pada luasnya tugas generasi muda melalui kualitasnya dapat dispesifikasika yakni sebagai (1) pencerahan dan penguat komitmen bangsa, dan (2) harkat kemandirian bangsa. Generasi muda mempunyai peran yang semakin konkrit dalam dinamika pembangunan bangsa. Aktualisasinya sudah menjangkau ke segala bidang, baik politik, sosial, dan budaya, maupun ekonomi. Para kaum muda adalah penerus cita-cita dan perjuangan bangsa yang harus mampu menjadi penggerak dari progress pembangunan nasional. Karena kaum muda adalah penghubung masa lalu dan masa depan. Tempatnya dalam sejarah untuk memaknai nilai-nilai dan kemajuan masyarakat yang telah dicapai sebagai warisan keberhasilan dari generasi sebelumnya. Setiap generasi mempunyai tugas untuk menyiasati tantangan-tantangan zaman yang akan terjadi untuk dilanjutkan perjuangannya oleh generasi berikutnya. Tugas generasi muda adalah menegakkan praktek dan keteladanan kemandirian yang bisa dinilai dan teruji secara konkret oleh generasi yang lebih muda. Keteladanan adalah realisasi dari semangat kepeloporan. Dan kepeloporan adalah karakteristik alami kaum muda dari segala zaman yang mempunyai tugas pencerahan untuk masyarakat. Karena pencerahannya mampu menetapkan pilihan prioritas aksi yang tepat untuk meningkatkan kualitas peran dan tanggung jawab generasi berikutnya serta sebagai pengawas bagi pemerintahan. Mahasiswa adalah salah satu generasi muda yang merupakan kaum intelektual yang dipercayai oleh masyarakat bisa memberikan warna baru dalam

4 memecahkan permasalahan yang terjadi di Indonesia. Sehingga mahasiswa oleh masyarakat di beri julukan sebagai Agent of change. Mahasiswa dipercaya mempunyai ilmu pengetahuan yang lebih tinggi mengenai wawasan nusantara jika dibandingkan dengan masyarakat awam karena mahasiswa mempunyai rasa tanggung jawab dan mempunyai pengaruh besar dalam mengontrol kebijakan pemerintah jika ada permasalahan-permasalah yang terjadi akibat dari penyimpangan-penyimpangan kebijakan-kebijakan yang telah dilakukan oleh oknum pemerintahan sehingga mengakibatkan rakyat tidak merasakan keadilan dan kesejahteraan dalam kehidupannya. Keberadaan mahasiswa dianggap sebagai pembela rakyat karena rasa semangat yang berkobar dalam jiwa kepemudaannya yakni rasa nasionalismenya dianggap dapat mengontrol kinerja dari pemerintah yang sedang menjabat. Kualitas akademisi dalam menganalisis dianggap sebagai pencerahan bagi masyarakat untuk membela negara dalam mewujudkan cita-cita nasional. Namun mahasiswa tak berarti jika berdiri sendiri dalam membela bangsa, mahasiswa membutuhkan wadah untuk bersama-sama dalam mewujudkan cita-cita nasional khususnya dalam membela bangsa sebagai implementasi wawasan nusantara yang diwujudkan melalui keefektifannya dalam bergerak, yakni melalui organisasi. Subkhi dan Jauhar (2013, hlm. 03) menyatakan bahwa Organisasi adalah sekolompok orang yang saling bekerja sama untuk mencapai tujuan bersama. Organisasi merupakan suatu hal yang diperlukan dalam kehidupan untuk mencapai tujuan yang telah dicita-citakan bersama. Dengan adanya organisasi, manusia dapat memenuhi kebutuhan individu dengan saling bekerja sama dan hasilnya bisa saling menguntungkan antar individu. Organisasi suatu hal yang tidak bisa dipisahkan dengan mahasiswa yang menimba ilmu di kampus. Organisasi sebetulnya sangat penting untuk kebaikan kita sebagai mahasiswa, namun kesadaran berorganisasi itu sangat minim dewasa ini. Sudah semakin berkurang tampaknya mahasiswa yang berminat untuk bergabung dengan organisasi-organisasi yang ada di kampus. Padahal dengan berorganisasi kita mampu menemukan jati diri kita sesungguhnya sebagai kaum intelektual. Tidak hanya sekedar duduk dan mendengarkan dosen memberi

5 perkuliahan, tetapi kita juga bisa merasakan kepuasan menjadi seorang pemimpin pada sebuah organisasi. Maka dari itu, peran mahasiswa dalam mengikuti organisasi merupakan salah satu cara untuk mahasiswa mempengaruhi kondisi bangsa untuk lebih baik lagi. Dengan melihat kondisi sekarang, permasalahan-permasalahan dalam lingkup pemerintah semakin banyak dalam berbagai aspek bidang negara, yakni bidang politik, ekonomi, budaya, kemananan dan pertahanan nasional serta nilainilai wawasan kebangsaan di masyarakat sudah mulai pudar karena pengaruh perkembangan zaman yang tidak di imbangi oleh pengetahuan yang dipahami masyarakat tentang makna dari dasar negara Indonesia. Sehingga wajar jika di masyarakat kurang paham mengenai makna dasar negara dan ideologi bangsa Indonesia yang sebenarnya berasal dari nilai-nilai kristalisasi dari norma adat-istiadat bangsa Indonesia yang melekat dalam kehidupan sebagai jati diri bangsa. Jika jati diri bangsa telah luntur maka menjadi tantangan tersendiri untuk mahasiswa yang dianggap mampu memberikan pemahaman kepada masyarakat mengenai jati diri bangsa Indonesia yang harus di selesaikan. Karena lunturnya jati diri bangsa, bukan menjadi permasalahan yang hanya dihadapi oleh pemerintah saja, akan tetapi hal tersebut merupakan permasalahan bersama termasuk permasalahan bagi mahasiswa. Melalui organisasi mahasiswa, tentunya permasalahan yang terjadi dapat di carikan solusinya dengan mengkaitkan antara permasalahan dengan teori-teori yang telah dipelajari oleh mahasiswa di kampus. Sehingga teori yang telah dipelajari dapat di praktikan oleh mahasiswa sebagai kekuatan untuk membenahi bangsa dalam memupuk jati diri bangsa dengan mengimplementasikan nilai-nilai wawasan kebangsaan yang seharusnya mampu dipahami dan diimplementasikan bagi bangsa Indonesia untuk meningkatkan nasionalisme sehingga mahasiswa dapat hadir sebagai warna baru dalam memberikan solusi yang konkret bagi bangsa. Mahasiswa yang aktif dalam organisasi tentu saja akan mempunyai wawasan almamater yang dimiliki. Adapun wawasan almamater menurut Notosusanto, N (1983), menyatakan bahwa wawasan almamater adalah konsepsi yang mengandung anggapan-anggapan sebagai berikut:

6 1. Perguruan tinggi harus benar-benat merupakan lembaga ilmiah sedang kampus harus benar-benar merupakan masyarakat ilmiah. 2. Perguruan tinggi sebagai almamater (Ibu asuh) merupakan suatu kesatuan yang bulat dan mandiri di bawah pimpinan Rektor sebagai pemimpin utama. 3. Keempat unsur Sivitas Akademika, yakni pengajar, karyawan, administrative, mahasiswa serta alumnus harus menunggal dengan almamater, berbakti kepadanya dan melalui almamater mengabdi kepada rakyat, bangsa, dan negara dengan jalan melaksanakan Tri Darma Perguruan Tinggi. 4. Keempat unsur Sivitas akademika dalam upaya menegakkan perguruan tinggi sebagai lembaga ilmiah dan kampus sebagai masyarakat ilmiah melaksanakan Trikarya, yakni: a. Institusionalisasi b. Profesionalisasi c. Transpolitisasi 5. Tatakrama pergaulan di dalam lingkungan perguruan tinggi dan kampus didasarkan atas asas kekeluargaan serta menjunjung tinggi keselarasan dan keseimbangan sesuai dengan pandangan hidup pancasila. Berdasarkan pemaparan tersebut, maka peneliti mengambil judul skripsi: IMPLEMENTASI NILAI-NILAI WAWASAN KEBANGSAAN BERBASIS KEORGANISASIAN MAHASISWA DALAM MENINGKATKAN NASIONALISME (Studi Komparatif di BEM REMA UPI dan BEM KEMA UNPAD) B. Identifikasi Masalah Sesuai dengan latar belakang masalah, maka yang menjadi pokok permasalahan secara umum dalam penelitian ini adalah: Bagaimana Implementasi Nilai-Nilai Wawasan Kebangsaan Berbasis Keorganisasian Mahasiswa Dalam Meningkatkan Nasionalisme? Kemudian untuk memudahkan pembahasan hasil penelitian dan masalah pokok tersebut dapat dikaji lebih terfokus dan rinci, maka peneliti mengidentifikasikan masalah-masalah dalam beberapa sub, diantaranya: 1. Visi dan misi sebagai tolak ukur bergeraknya sebuah organisasi untuk mencapai cita-cita yang telah dirumuskan bersama, diharapkan mampu memberikan perubahan terhadap wawasan dan meningkatkan nasionalisme

7 dalam jiwa yang dimiliki anggota organisasi tersebut. Maka peneliti ingin mengetahui kontruksi visi dan misi terhadap nilai-nilai wawasan kebangaan. 2. Nilai-nilai wawasan kebangsaan sebagai kekuatan bangsa untuk maju bersama mempertahankan dan menjaga kemerdekaan dapat dituangkan melalui program kerja yang direncanakan dalam sebuah organisasi. Akan tetapi, adanya perbedaan dalam mengintergrasikan nilai-nilai wawasan kebangsaan ke dalam program kerja yang direncanakan disetiap organsiasi. Maka peneliti ingin mengetahui implementasi nilai-nilai wawasan kebangsaan dalam program kerja yang dituangkan organisasi Kementerian Luar Negeri BEM REMA UPI dan BEM KEMA UNPAD 3. Wawasan kebangsaan merupakan konsep kekuatan yang harus dimiliki setiap warga negara sebagai bagian dari bangsanya yang dapat meningkatkan rasa nasionalisme dalam diri, akan tetapi pandangan mengenai makna wawasan kebangsaan setiap individu berbeda. Maka peneliti ingin meneliti bagaimana sudut pandang disetiap anggota Kementerian Luar Negeri BEM REMA UPI dan BEM KEMA UNPAD terhadap makna wawasan kebangsaan melalui pelaksanaan program kerja yang telah terlaksana. 4. Dalam organanisasi mempunyai program kerja dan tujuan gerak masingmasing agar selaras antara cita-cita dengan pelaksanaan program kerja, namun dalam pelaksanaanya tentu saja tidak akan terlepas dari hambatan-hambatan yang tak terduga. Maka peneliti ingin mengetahui hambatan-hambatan yang terjadi dalam pelaksanaan program kerja. 5. Hambatan-hambatan yang terjadi diharapkan tidak mengurangi makna atau tujuan dari program kerja yang telah dirancang, melalui upaya-upaya yang bisa menjadi solusi dari setiap hambatan. Disetiap organisasi tentu saja memiliki upayanya masing-masing dalam mengatasi hambatan tersebut. Maka peneliti ingin mengetahui bagaimana upaya Kementerian BEM REMA UPI dan BEM KEMA UNPAD dalam mengatasi hambatan tersebut.

8 C. Rumusan Masalah Penelitian Berdasarkan hasil dari identifikasi masalah maka Peneliti merumuskan masalah dalam beberapa pertanyaan-pertanyaan, yaitu: 1. Bagaimana kontruksi visi dan misi BEM REMA UPI dan BEM KEMA UNPAD terhadap nilai-nilai wawasan kebangsaan dalam meningkatkan nasionalisme? 2. Bagaimana cara organisasi mahasiswa mengimplementasikan nilai wawasan kebangsaan yang dituangkan dalam program kerja di Kementerian Luar Negeri BEM REMA UPI dan Kementerian Luar Negeri BEM KEMA UNPAD? 3. Adakah perbedaan pandangan Anggota Kementerian Luar Negeri BEM REMA UPI dan Kementerian Luar Negeri BEM KEMA UNPAD mengenai program kerja yang dikembangkan dalam meningkatkan rasa nasionalisme melalui implementasi nilai-nilai wawasan kebangsaan? 4. Adakah perbedaan hambatan dalam merealisasikan program kerja untuk mengimplementasikan nilai-nilai wawasan kebangsaan dalam keorganisasian di Kementerian Luar Negeri BEM REMA UPI dan Kementerian Luar Negeri BEM KEMA UNPAD? 5. Adakah perbedaan upaya yang dilakukan organsisasi Kementerian Luar Negeri BEM REMA UPI dan Kementerian Luar Negeri BEM KEMA UNPAD dalam mengatasi hambatan dalam meningkatkan nasionalisme? D. Tujuan Penelitian Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui dan memperoleh gambaran secara factual dan actual dari implementasi nilai-nilai wawasan kebangsaan berbasis keorganisasian mahasiswa dalam meningkatkan nasionalisme. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi, mengkaji, mengeksplorasi, dan memperoleh gambaran tentang: 1. Kontruksi visi dan misi BEM REMA UPI dan BEM KEMA UNPAD terhadap nilai-nilai wawasan kebangsaan dalam meningkatkan nasionalisme

9 2. Cara organisasi mahasiswa mengimplementasikan nilai wawasan kebangsaan yang dituangkan dalam program kerja di Kementerian Luar Negeri BEM REMA UPI dan Kementerian Luar Negeri BEM KEMA UNPAD 3. Pandangan Anggota Kementerian Luar Negeri BEM REMA UPI dan Kementerian Luar Negeri BEM KEMA UNPAD mengenai program kerja yang dikembangkan dalam meningkatkan rasa nasionalisme melalui implementasi nilai-nilai wawasan kebangsaan 4. Hambatan dalam merealisasikan program kerja untuk mengimplementasikan nilai-nilai wawasan kebangsaan dalam keorganisasian di Kementerian Luar Negeri BEM REMA UPI dan Kementerian Luar Negeri BEM KEMA UNPAD 5. Upaya yang dilakukan organsisasi Kementerian Luar Negeri BEM REMA UPI dan Kementerian Luar Negeri BEM KEMA UNPAD dalam mengatasi hambatan dalam meningkatkan nasionalisme. E. Manfaat Penelitian 1. Manfaat/Signifikansi dari Segi Teori Penelitian ini diharapkan mampu dijadikan sebagai bentuk gambaran implementasi mahasiswa sebagai generasi muda dalam mengamalkan nilai-nilai wawasan kebangsaan Indonesia dalam meningkatkan rasa nasionalisme melalui organisasi yang menjadi wadah bagi mereka untuk mencerdaskan setiap anggota dalam organisasi, melalui program kerja yang telah dibuat yang mengacu pada tujuan yang telah dirumuskan bersama. 2. Manfaat/Signifikansi dari Segi Praktik Manfaat penelitian ini dari segi praktik yaitu dapat memberikan: a. Pengetahuan mengenai berbagai hal mengenai implementasi nilai-nilai wawasan kebangsaan. b. Pemahaman mengenai fungsi organisasi dalam meningkatkan rasa nasionalisme para anggota. c. Pemahaman kepada khalayak publik mengenai implementasi nilai-nilai wawasan kebangsaan melalui organisasi dalam meningkatkan nasionalisme.

10 d. Berkontribusi terhadap kedaulatan NKRI sebagai bentuk pengamalan nilainilai wawasan kebangsaan. e. Pengetahuan kepada para anggota organisasi mengenai implementasi nilainilai wawasan kebangsaan melalui organisasi dapat meningkatkan rasa nasionalisme. F. Stuktur Organisasi Skripsi Struktur organisasi skripsi memuat tentang urutan penulisan dari setiap bab dan bagian bab dalam skripsi, mulai dari bab pertama hingga bab terakhir. Adapun struktur organisasi dalam skripsi ini dipaparkan sebagai berikut. BAB I pada dasarnya berisi tentang perkenalan berkaitan dengan penelitian. Pada umumnya BAB I berisi uraian tentang pendahuluan dan merupakan bagian awal dari skripsi. Pendahuluan dalam bab ini diuraikan latar belakang penelitian, rumusan masalah penelitian, tujuan penelitian, dan manfaat atau signifikansi penelitian. BAB II berisi kajian pustaka atau landasan teoritis, pada bab ini diuraikan teori-teori, dalil-dalil, hukum-hukum yang berkaitan dengan bidang fokus kajian peneliti, dan posisi teoritis peneliti yang berkenaan dengan masalah yang diteliti. BAB III tentang metodologi penelitian yang bersifat prosedural memuat desain penelitian, partisipan dan tempat penelitian, pengumpulan data, analisis data, dan isu etik. BAB IV tentang temuan dan pembahasan. Dalam bab ini penulis menganalisis hasil temuan data dan pembahasan mengenai perbandingan implementasi nilai-nilai wawasan kebangsaan berbasis keorganisasian mahasiswa dalam meningkatkan nasionalisme di BEM REMA UPI dan BEM KEMA UNPAD. BAB V berisi simpulan, implikasi dan rekomendasi. Dalam bab ini penulis berusaha mencoba memberikan kesimpulan, implikasi, dan rekomendasi sebagai penutup dari hasil penelitian dan permasalahan yang telah diidentifikasikan dan dikaji dalam skripsi.