ANALISIS STABILITAS LERENG DI DAS TIRTOMOYO WONOGIRI DENGAN METODE SIMPLIFIED BISHOP AKIBAT HUJAN PERIODE ULANG

dokumen-dokumen yang mirip
Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

ANALISIS STABILITAS LERENG DI DAS TIRTOMOYO WONOGIRI AKIBAT HUJAN PERIODE ULANG

BAB 3 METODE PENELITIAN

STABILITAS LERENG BERDASARKAN HUJAN 3 HARIAN MAKSIMUM BULANAN (KASUS DI DUSUN PAGAH DESA HARGANTORO KECAMATAN TIRTOMOYO KABUPATEN WONOGIRI)

Analisa Stabilitas Lereng akibat Curah Hujan Bulanan dengan Metode Fellenius di Desa Sumbersari DAS Tirtomoyo Wonogiri SKRIPSI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

ANALISIS STABILITAS LERENG MENGGUNAKAN SOFWARE GEO STUDIO 2007 DENGAN VARIASI KEMIRINGAN (STUDI KASUS: BUKIT GANOMAN KAB KARANGANYAR)

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN BRONJONG MENGGUNAKAN SOFTWARE GEOSLOPE DI DESA TAMBAKMERANG, GIRIMARTO, WONOGIRI

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN TERASERING DI DESA SENDANGMULYO, TIRTOMOYO, WONOGIRI

HAWIN WIDYO HUTOMO NIM I

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN SHEET PILE

PENGARUH CURAH HUJAN HARIAN MAKSIMUM BULANAN TERHADAP STABILITAS LERENG STUDI KASUS DESA MANGUNHARJO KECAMATAN JATIPURNO KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS STABILITAS LERENG DI DAS TIRTOMOYO WONOGIRI AKIBAT HUJAN PERIODE ULANG (Studi Kasus Dusun Damon, Hargorejo, Wonogiri)

PENGGUNAAN SHEET PILE UNTUK PERKUATAN LERENG DI DESA TAMBAKMERANG KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI

ANALISIS STABILITAS LERENG YANG DIPERKUAT DENGAN CERUCUK KAYU DI DESA SENDANGMULYO, TIRTOMOYO, WONOGIRI

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN TERASERING DAN PERKUATAN BRONJONG DI DESA SENDANGMULYO, TIRTOMOYO, WONOGIRI

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015

ANALISIS STABILITAS LERENG BERDASARKAN HUJAN 3 HARI BERURUTAN DI DAS TIRTOMOYO (Studi kasus Desa Damon, Hargorejo, Wonogiri)

ANALISIS KESTABILAN LERENG METODE BISHOP/TRIANGLE (STUDI KASUS : KAWASAN MANADO BYPASS)

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL

DESAIN TERASERING PADA LERENG SUNGAI GAJAH PUTIH SURAKARTA

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

PENGARUH TINGGI GALIAN TERHADAP STABILITAS LERENG TANAH LUNAK ABSTRAK

BAB 1 PENDAHULUAN 1. PENDAHULUAN

Keaktifan lereng adalah proses perpindahan masa tanah atau batuan 1 1. PENDAHULUAN. Ha %

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN SOIL NAILING MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER

Mahasiswa, Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Teknologi Nasional 2

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

PENELUSURAN BANJIR DENGAN MENGGUNAKAN METODE KINEMATIK DI DAERAH ALIRAN SUNGAI TEMON WONOGIRI SKRIPSI

ANALISIS PENGARUH BEBAN GEMPA TERHADAP STABILITAS LERENG DI DESA SENDANGMULYO, TIRTOMOYO, WONOGIRI

Keywords: soil nailing, safety factor, Fellenius, benching. Jalan Ir.Sutami No.36A Surakarta Telp

Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp

Pengaruh Tension Crack (Tegangan Retak) pada Analisis Stabilitas Lereng menggunakan Metode Elemen Hingga

ANALISIS DINDING PENAHAN TANAH TIPE GRAVITASI PADA LERENG DI DESA SUMBERSARI, TIRTOMOYO, WONOGIRI

ANALISIS STABILITAS LERENG PADA JALAN REL SEPANCAR - GILAS STA 217 MENGGUNAKAN METODE IRISAN BISHOP DAN PERANGKAT LUNAK PLAXIS ABSTRAK

BAB 3 METODE PENELITIAN

PENGARUH BEBAN DINAMIS DAN KADAR AIR TANAH TERHADAP STABILITAS LERENG PADA TANAH LEMPUNG BERPASIR

ANALISA KESTABILAN LERENG METODE SLICE (METODE JANBU) (Studi Kasus: Jalan Manado By Pass I)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

Pemodelan 3D Pada Stabilitas Lereng Dengan Perkuatan Tiang Menggunakan Metode Elemen Hingga

Key word : landslide, rain infiltration, suction,slope stability.

STUDI PENGARUH TEBAL TANAH LUNAK DAN GEOMETRI TIMBUNAN TERHADAP STABILITAS TIMBUNAN

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI PENYEBAB LONGSOR DAN STABILITAS LERENG (STUDI KASUS DESA TUPA KECAMATAN BULANGO UTARA KABUPATEN BONE BOLANGO)

ANALISIS STABILITAS LERENG BERTINGKAT DENGAN PERKUATAN GEOTEKSTIL MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA

ANALISIS RESAPAN LIMPASAN PERMUKAAN DENGAN LUBANG BIOPORI DAN KOLAM RETENSI DI FAKULTAS TEKNIK UNS SKRIPSI

Kelongsoran pada Bantaran Sungai Studi Kasus Bantaran Kali Ciliwung Wilayah Jakarta Selatan dan Timur

ANALISIS POTENSI LONGSOR PADA LERENG GALIAN PENAMBANGAN TIMAH (Studi Kasus Area Penambangan Timah Di Jelitik, Kabupaten Bangka)

ANALISIS KESTABILAN LERENG GALIAN DALAM SEGMEN C PADA PROYEK JALAN SOROWAKO BAHODOPI SULAWESI Andri Hermawan NRP:

PERENCANAAN STABILITAS LERENG DENGAN SHEET PILE DAN PERKUATAN GEOGRID MENGGUNAKAN METODE ELEMEN HINGGA. Erin Sebayang 1 dan Rudi Iskandar 2

ANALISIS DEBIT LIMPASAN AKIBAT PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN DI SUB SISTEM DRAINASE PEPE HILIR DAN JENES KOTA SURAKARTA SKRIPSI

BAB V ANALISA DATA. Dalam bab ini ada beberapa analisa data yang dilakukan, yaitu :

PENGGUNAAN GEOTEKSTIL PADA LERENG SUNGAI GAJAH PUTIH SURAKARTA

STUDI EFEKTIFITAS TIANG PANCANG KELOMPOK MIRING PADA PERKUATAN TANAH LUNAK

ANALISIS STABILITAS LERENG DI KAKI GUNUNG SUMBING

BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI

ALTERNATIF PERENCANAAN PERKUATAN LERENG VILLA BUKIT STANGI

ANALISIS STABILITAS LERENG AKIBAT BEBAN HUJAN HARIAN MAKSIMUM BULANAN DAN BEBAN LALU LINTAS (Studi Kasus : Desa Tambakmerang, Girimarto, Wonogiri)

KAJIAN KAPASITAS SERAP BIOPORI DENGAN VARIASI KEDALAMAN DAN PERILAKU RESAPANNYA

BAB I PENDAHULUAN. lereng, hidrologi dan hidrogeologi perlu dilakukan untuk mendapatkan desain

PENGARUH VARIASI DIAMETER SOIL CEMENT COLUMN SKALA LABORATORIUM UNTUK STABILISASI TANAH LEMPUNG PLASTISITAS TINGGI PADA INDEKS LIKUIDITAS 1 DAN 1.

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PEMASANGAN BRONJONG. (Studi Kasus di Sungai Gajah Putih, Surakarta)

ANALISIS STABILITAS LERENG AKIBAT BEBAN HUJAN HARIAN MAKSIMUM BULANAN DAN BEBAN LALU LINTAS (Studi Kasus : Desa Mangunharjo, Jatipurno, Wonogiri)`

BAB 4 ANALISIS DAN PEMBAHASAN

Pemanfaatan Data Digital Elevation Model (DEM) Untuk Pemetaan Angka Keamanan Berdasarkan Resiko Longsor Dari Tinjauan Geoteknik SKRIPSI

MODEL HIDROGRAF BANJIR NRCS CN MODIFIKASI

LAMPIRAN A PETA KEMIRINGAN LERENG WADUK MANIKIN, NTT

I. PENDAHULUAN. Kata kunci : Air Baku, Spillway, Embung.

Jurusan Teknik Sipil Itenas No.x Vol. Xx Jurnal Online Institut Teknologi Nasional Januari 2016

ANALISIS BANJIR TAHUNAN DAERAH ALIRAN SUNGAI SONGGORUNGGI KABUPATEN KARANGANYAR

PERMODELAN TIMBUNAN PADA TANAH LUNAK DENGAN MENGGUNAKAN PROGRAM PLAXIS. Rosmiyati A. Bella *) ABSTRACT

PENGARUH KONSISTENSI TANAH LEMPUNG TERHADAP STABILITAS FONDASI MENERUS BERDASARKAN METODE LOAD AND RESISTANCE FACTOR DESIGN ABSTRAK

BAB IV HASIL PERHITUNGAN DAN ANALISA. Data hidrologi adalah kumpulan keterangan atau fakta mengenai fenomena

ANALISIS DAYA DUKUNG TANAH PONDASI DANGKAL DENGAN BEBERAPA METODE

ANALISIS STABILITAS TANAH TIMBUNAN DENGAN PERKUATAN SABUT KELAPA

ANALISA DEBIT BANJIR SUNGAI BATANG LUBUH KABUPATEN ROKAN HULU PROPINSI RIAU

Dosen pembimbing : Disusun Oleh : Dr. Ir. Ria Asih Aryani Soemitro,M.Eng. Aburizal Fathoni Trihanyndio Rendy Satrya, ST.

ANALISIS ANGKA KEAMANAN (SF) LERENG SUNGAI CIGEMBOL KARAWANG DENGAN PERKUATAN PILE DAN SHEET PILE SKRIPSI

BAB II DESKRIPSI KONDISI LOKASI

Stabilitas Lereng Menggunakan Cerucuk Kayu

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PERKUATAN SOIL NAILING MENGGUNAKAN PROGRAM KOMPUTER

4 BAB VIII STABILITAS LERENG

ANALISIS STABILITAS LERENG DENGAN PEMASANGAN BRONJONG (STUDI KASUS DI SUNGAI GAJAH PUTIH, SURAKARTA)

PERHITUNGAN FAKTOR KEAMANAN DAN PEMODELAN LERENG SANITARY LANDFILL DENGAN FAKTOR KEAMANAN OPTIMUM DI KLAPANUNGGAL, BOGOR

STUDI PERBANDINGAN ANTARA HIDROGRAF SCS (SOIL CONSERVATION SERVICE) DAN METODE RASIONAL PADA DAS TIKALA

ANALISIS PENGARUH KETINGGIAN TIMBUNAN TERHADAP KESTABILAN LERENG

STUDI PENGARUH PERUBAHAN TATA GUNA LAHAN TERHADAP INFRASTRUKTUR JARINGAN DRAINASE KOTA RANTEPAO

BAB IV ANALISA Kriteria Perencanaan Hidrolika Kriteria perencanaan hidrolika ditentukan sebagai berikut;

1. Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar Mahasiswa Jurusan Teknik Sipil Universitas Hasanuddin, Makassar 90245

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KARAKTERISTIK GRAFIK PENURUNAN PONDASI GABUNGAN TELAPAK DAN SUMURAN PADA TANAH PASIR HOMOGEN DENGAN VARIASI DIMENSI TELAPAK DAN DIAMETER SUMURAN

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i LEMBAR PENGESAHAN... ii KATA PENGANTAR... iii DAFTAR ISI... v DAFTAR GAMBAR... x DAFTAR TABEL...

Metode Analisis Kestabilan Lereng Cara Yang Dipakai Untuk Menambah Kestabilan Lereng Lingkup Daerah Penelitian...

PENGARUH CURAH HUJAN TERHADAP STABILITAS LERENG PADA TIMBUNAN JALAN TOL DI JAWA BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis Stabilitas Lereng Tanah Berbutir Kasar dengan Uji Model Fisik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

MODUL 4,5. Klasifikasi Tanah

Transkripsi:

ANALISIS STABILITAS LERENG DI DAS TIRTOMOYO WONOGIRI DENGAN METODE SIMPLIFIED BISHOP AKIBAT HUJAN PERIODE ULANG Febrian Rizal Trisatya 1), Niken Silmi Surjandari 2), Noegroho Djarwanti 3) 1) Mahasiswa Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret 2), 3) Pengajar Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sebelas Maret Jl. Ir. Sutami 36A, Surakarta 57126; Telp. 0271-634524. Email: civiluns@uns.ac.id Abstract Landslides are the natural disasters caused by many factors. One of the major factor that cause the landslides is rainfall infiltration. Rainfall can turn γ b into γ sat which can degrades soil quality. This study was conducted to analyze the landslides potenstial in Simpangan, Hargantoro Village, Tirtomoyo, Wonogiri due to return period rain. This study uses rainfall data from 2011 to 2012 and taken from 3 rainfall station namely Balong, Ngancar dand Watugede. The calculation of return period rainfall uses Log Pearson III as frequency analysis. The return period rain converted to saturated soil thickness using SCS-CN method according to existed land cover. The sample were taken by taking soil samples in Simpangan with hand auger boring, then tested in the laboratory to obtain the required soil parameters. Simplified Bishop Method method used to analyze the slope stability. The slope was modeled with a slope variation of 30, 45, and 60. The slope stability analysis results without the influence of rainfall infiltration in 30ᵒ, 45ᵒ, AND 60ᵒ produce safety factor (SF) are respectively 3,46, 2,05 and 1,59. The analysis results show that the slope in study area is quite safe from landslides due to the high number of safety factor. The results of slope stability analysis due to the load of the return period rain using the Simplified Bishop Method produces Safety Factor (SF) which is approximately equal in each angle.in 30ᵒ slope, the safety factor was 3,19, in 45ᵒ was 1,89, and 60ᵒ was 1,47. These results shows that the return of period rainfall cause a decrease in slope s safety factor although it did not cause the occurrence of landslides in the study area. Keyword : safety factor, return period rainfall, SCS CN, infiltration Abstrak Tanah longsor adalah bencana alam yang disebabkan banyak faktor. Salah satu faktor penting yang menyebabkan terjadinya tanah longsor adalah infiltrasi air hujan. Air hujan dapat mengubah γ b menjadi γ sat sehingga menurunkan kualitas tanah. Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis besarnya potensi longsor di Dusun Simpangan, Desa Hargantoro, Kecamatan Tirtomoyo, Kabupaten Wonogiri akibat hujan periode ulang. Penelitian ini menggunakan data hujan dari tahun 2011 sampai 2012 dan berasal dari 3 stasiun hujan, yaitu Balong, Ngancar dan Watugede, hujan periode ulang menggunakan analisis frekuensi Log Pearson III. Hujan periode ulang yang didapat kemudian dikonversi menjadi tebal lapisa tanah jenuh menggunakan metode SCS-CN sesuai dengan tutupan lahan yang ada. Pengambilan sampel dilakukan dengan cara mengambil sampel tanah di dusun Simpangan dengan metode bor dangkal, kemudian diuji di laboratorium untuk mendapatkan data parameter tanah yang dibutuhkan. Metode analisa stabilitas lereng yang digunakan adalah Bishop yang Disederhanakan (Simplified Bishop Method). Lereng dimodelkan ke dalam 3 sudut yaitu 30ᵒ, 45ᵒ dan 60ᵒ. Hasil analisa stabilitas lereng tanpa pengaruh infiltrasi hujan pada sudut 30ᵒ, 45ᵒ dan 60ᵒ menghasilkan angka keamanan (SF) berturutturut adalah 3,46, 2,05 dan 1,59. Hasil analisa menunjukan bahwa lereng di lokasi penelitian cukup aman karena tingginya angka keamanan. Hasil analisa stabilitas lereng akibat beban hujan, yaitu dengan pengaruh hujan periode ulang menggunakan metode Bishop yang Disederhanakan menghasilkan angka keamanan (SF) yang kurang lebih sama pada masing-masing sudut kemiringan yaitu pada sudut 30ᵒ adalah 3,19,pada sudut 45ᵒ adalah 1,89, dan pada sudut 60ᵒ adalah 1,47. Hasil tersebut menunjukan bahwa beban hujan periode ulang menyebabkan penurunan angka keamanan lereng meskipun tidak menyebabkan terjadinya longsor di lokasi penelitian. Kata Kunci :angka keamanan, hujan periode ulang, SCS CN, infiltrasi PENDAHULUAN Tanah longsor merupakan potensi bencana geologis berupa pergerakan tanah yang terjadi karena perubahan keseimbangan daya dukung tanah dan akan berhenti setelah mencapai keseimbangan baru. Selain itu tanah longsor merupakan salah satu fenomena alam yang tidak terkontrol yang menarik perhatian manusia karena berpotensi membahayakan keselamatan manusia. Bencana alam longsoran tanah yang banyak terjadi di Indonesia merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah (soil mass movement) pada lereng-lereng alam. Gerakan tanah ataupun longsoran akan dikategorikan sebagai bencana apabila terjadi pada daerah yang dihuni oleh manusia atau pada daerah e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/JUNI 2015/516

tempat kegiatan manusia. Jadi aspek kehadiran manusia atau terpengaruhnya aktivitas manusia sangat penting dalam menetapkan apakah suatu gerakan tanah atau longsoran dianggap sebagai bencana atau tidak. (Achmad, Fadly 2010) LOKASI PENELITIAN Daerah Wonogiri yang terletak di provinsi Jawa Tengah adalah daerah yang kondisi alamnya berupa perbukitan dan lereng batuan yang terjal. Daerah tersebut berpotensi besar mengalami kelongsoran. Banyak ditemukan titik titik kelongsoran terutama setelah terjadi hujan. Pada tahun 2012, terjadi kelongsoran di desa Hargorejo, kecamatan Tirtomoyo, kabupaten Wonogiri (Solopos, 24 November 2012). Peristiwa tersebut terjadi saat hujan mengguyur selama 6 jam. Hal tersebut menunjukan bahwa curah hujan berpengaruh terhadap angka kemananan lereng. Oleh karena itu penelitian ini dilakukan agar dapat menjadi bahan pertimbangan dan acuan dalam mitigasi bencana longsor. Penelitian ini dilakukan dengan cara mengambil sampel di lereng dusun Simpangan, Desa Hargantoro, Kecamatan Tirtomoyo, Wonogiri. Koordinat lokasi pengambilan sampel adalah S07 56'22.50", T 111 4'30.30" Gambar 1. Kondisi tutupan lahan lokasi pengambilan sampel (Google Earth, 2014) METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode analisis data. Data hujan dianalisis menggunakan poligon Thiessen untuk mencari hujan wilayah (Triadmojo, 2008), metode Log Pearson III (Triadmojo, 2008) untuk distribusi hujan, dan metode SCS CN untuk menghitung debit limpasan dan kapasitas infiltrasi. Tutupan lahan yang digunakan adalah kondisi eksisting atau kondisi sebenarnya, yang berupa ladang/tegalan dan hutan. Metode yang digunakan untuk menganalisa stabilitas lereng pada penelitian ini adalah analisis manual menggunakan metode Bishop yang disederhanakan (Simplified Bishop). Dimensi lereng dimodelkan dengan sudut kemiringan bervariasi yaitu 30 0, 45 0 dan 60 0,dengan panjang lereng (L) 10 m. Gambar 2. Permodelan lereng sebelum hujan Dengan, H : Tinggi lereng (m) L : Panjang Lereng (m) α : Sudut kemiringan lereng ( o ) B : Panjang bidang memanjang lereng (m) e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/JUNI 2015/517

Pengujian Data Tanah Data tanah diambil dengan cara mengambil sampel di lokasi penelitian kemudian dilakukan pengujian laboratorium untuk mendapatkan data properties tanah. Pengambilan sampel dilakukan dengan bor dangkal. Lokasi pengambilan sampel dipilih berdasarkan data kejadian longsor yang terjadi di Kecamatan Tirtomoyo. Dilakukan pengambilan undisturbed sampel (UDS) maupun disturbed sampel (DS). Sampel yang telah diambil selanjutnya dilakukan pengujian di Laboratorium Mekanika Tanah, UNS. Data yang diambil selanjutnya dianalisis dan dianggap mewakili kondisi yang ada dilapangan. Dengan data tanah yang telah didapat, dapat dilakukan analisa stabilitas lereng sebelum terjadi hujan. Perhitungan Data Hujan Data Hujan yang digunakan adalah data hujan harian. Data curah hujan adalah data curah hujan harian 10 tahun (2002-2011) dari 3 stasiun hujan,yaitu Balong, Ngancar, dan Watugede kemudian dicari hujan maksimum bulanan. Data hujan didapat dari Dinas Pekerjaan Umum Kabupaten Wonogiri. Polygon Thiessen ()digunakan untuk mengubah hujan titik menjadi hujan wilayah Setelah kita memperoleh hujan harian maksimum bulanan pada masing masing stasiun hujan, tahap selanjutnya adalah menghitung koefisien Thiessen. Koefisien Thiessen dihitung berdasarkan presentase luasan daerah tangkapan hujan dari masing-masing stasiun. Setelah koefisien Thiessen didapatkan, kemudian dicari hujan maksimum rata-rata. Hujan maksimum rata-rata diperoleh dari hujan maksimum setiap tahun. Tanggal terjadinya hujan maksimum harian tersebut digunakan sebagai tinjauan dari setiap stasiun. Tinggi hujan periode ulang diperoleh dengan melakukan analisis frekuensi hujan. Salah satu metodenya adalah Metode Log Pearson tipe III. Hujan Periode Ulang yang digunakan adalah 2, 5, 10, 20, 50, 100, 200, 500, 1000 tahunan. Analisa Curve Number (CN) Berdasarkan Tutupan Lahan Penelitian ini menggunakan tutupan lahan pada kondisi eksisting (hutan dan tegalan), yang bertujuan agar menjadi mitigasi bencana pada tahun yang akan datang. Untuk mengetahui koefisien tutupan lahan di lokasi pengambilan sampel, digunakan gps (Global Positioning System) untuk mendapatkan koordinat lokasi. Koordinat tersebut kemudian di input ke dalam program google earth sehingga nampak kondisi tutupan lahan dan luas lereng yang ditinjau di lokasi pengambilan sampel. Menghitung Infiltrasi yang terjadi dengan Metode SCS-CN. Tahap selanjutnya adalah menghitung debit limpasan metode SCS CN. Metode SCS CN dipilih karena metode ini mempertimbangkan infiltrasi air hujan yang terjadi. Berat tanah setelah terjadi infiltrasi inilah yang kemudian dijadikan sebagai beban lereng. Data infiltrasi digunakan untuk mengetahui seberapa dalam tanah jenuh yang terjadi akibat volume infiltrasi air hujan. Perbedaan infiltrasi yang terjadi setiap bulan akan mempengaruhi tebal lapisan tanah jenuh yang terjadi. Menghitung Ketebalan Tanah Jenuh. Tanah dibagi menjadi 2 kondisi, yaitu tanah kondisi jenuh (saturated) dan tanah tak jenuh(unsaturated). Penyebab tanah menjadi jenuh adalah masuknya air ke dalam rongga rongga tanah. Pertambahan jumlah air yang masuk ke dalam tanah akan mengubah γ b menjadi γ sat. Hal tersebut akan menurunkan sifat fisik tanah, sehingga akan berpengaruh dengan angka keamanan lereng. Dalam penelitian ini, permodelan lereng dibagi menjadi 2 lapisan tanah. Tanah jenuh di bagian atas dan tanah tak jenuh di bagian bawah. Tanah jenuh di bagian atas karena adanya infiltrasi air hujan, sehingga menyebabkan tanah menjadi jenuh di kedalaman tertentu. Berikut rumus yang digunakan untuk menghitung γ sat (Hardiyatmo, 2010 : Nilai e konstan karena tanah tidak expansive, maka perhitungan γ sat : Setelah γ sat diperoleh dilakukan perhitungan tebal air infiltrasi untuk setiap 1 m 3. w w = γ sat - γ b (3) V w = (4) V f = F x A (Luas Area Terinfiltrasi) (5) H jenuh = = (1) (2) e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/JUNI 2015/518

H jenuh = (6) Maka akan didapatkan ketebalan tanah saturated akibat infiltrasi tersebut yang selanjutnya akan digunakan untuk pembuatan layer dalam pemodelan lereng 2D. Permodelan lereng setelah terjadi hujan dapat dilihat pada gambar 2 Gambar 3. Permodelan Lereng Setelah Hujan Analisis Stabilitas Lereng Pada Lereng Setelah Terjadi Hujan Setelah dilakukan permodelan,maka langkah selanjutnya adalah dengan melakukan analisis kestabilan lereng untuk memperoleh nilai SF lereng tersebut. Hasil yang didapat digunakan untuk menggambar grafik hubungan SF dengan tinggi hujan periode ulang. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Hasil Pengujian Laboratorium Parameter Tanah Nilai Satuan G s 2,49 - γ b 1,79 kn/m 3 Gravel 0,02 % Sand 19,65 % Silt 50,08 % Clay 30,25 % w n 31,17 % LL 55,44 % PL 38,99 % IP 16,45 % Klasifikasi Tanah MH - c (direct shear) 34,5 kpa φ (direct shear) 11,15... Tabel 1 menunjukan hasil pengujian laboratorium, didapatkan bahwa tanah di lokasi penelitian termasuk tanah jenis lanau anorganik (MH) Tabel 2. Hasil Pengolahan Data Hujan T G atau K K.S ln X i + K.S X i (mm/hari) 2-0,149-0,0482 3,9119 49,9712 5 0,768 0,2475 4,2076 67,1626 10 1,339 0,4317 4,3917 80,7380 20 1,793 0,5780 4,5380 93,4575 50 2,502 0,8064 4,7664 117,4383 100 2,963 0,9549 4,9149 136,2417 200 3,409 1,0987 5,0587 157,3025 500 3,782 1,2189 5,1789 177,3883 e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/JUNI 2015/519

1000 4,403 1,4192 5,3792 216,7240 Tabel 2 menunjukan hasil perhitungan tinggi hujan periode ulang dengan metode Log Pearson III Tabel 3. Hasil Pengolahan Curve Number Lokasi Penelitian Luas Bag. 1 No Tata Guna Lahan CN Curve Number (km 2 ) Ha 1 Hutan 66,00 0,019 1,91 58,6435 2 Tegalan 74,00 0,002 0,24 8,1553 3 Jumlah 0,02 2,15 66,7988 Sehingga diperoleh nilai Curve Number di lokasi penelitian adalah 66,7988 Tabel 4. Hasil Perhitungan Tebal Tanah Jenuh periode ulang Volume (m3) H jenuh (m) 2 444,482 0,74 5 676,53 1,14 10 828,749 1,39 20 952,085 1,6 50 1145,55 1,92 100 1269,89 2,13 200 1387,66 2,33 500 1483,38 2,49 1000 1635,77 2,75 Irisan lereng dibagi menjadi 30 irisan dengan program SlopeW, dan didapat jari jari kelongsoran sebesar 9,88m untuk sudut 30 o, 10,68m untuk sudut 45 o dan 14m untuk sudut 60 o. Sehingga data-data yang diperlukan untuk analisis dengan metode Simplified Bishop bisa didapat Tabel 5. Hasil Perhitungan Nilai SF Lereng Sebelum Hujan Sudut Kemiringan Lereng SF 30ᵒ 45ᵒ 60ᵒ 3,46 2,05 1,59 Setelah kondisi lereng sebelum hujan di analisis, kemudian dibandingkan dengan hasil analisis lereng setelah hujan untuk membandingkan seberapa besar pengaruh hujan dalam kestabilan lereng. Setelah hujan, lapisan tanah atas berubah menjadi kondisi saturated sehingga γ b menjadi γ sat.dari pengujian laboratorium, didapatkan γ b sebesar 17,95 kn/m 3 dan γ sat yang didapat dari perhitungan lapisan tanah jenuh adalah sebesar 18,2218 kn/m 3 e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/JUNI 2015/520

Tabel 6. Hasil Perhitungan Nilai SF Lereng Setelah Hujan Hujan periode ulang Nilai SF α =30 o α =45 o α =60 o 2tahunan 3,34 1,98 1,55 5tahunan 3,28 1,95 1,51 10tahunan 3,25 1,93 1,5 20 tahunan 3,22 1,91 1,49 50 tahunan 3,19 1,89 1,47 100 tahunan 3,16 1,87 1,46 200 tahunan 3,14 1,86 1,45 500 tahunan 3,13 1,85 1,44 1000 tahunan 3,11 1,83 1,42 α = SF = 1,07 α = α = Gambar 3. Grafik Hubungan Nilai SF dengan Tinggi Hujan Periode Ulang e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/JUNI 2015/521

Gambar 4. Grafik Hubungan Nilai SF Dengan Sudut Kemiringan Lereng Dari gambar 3 dan 4, dapat disimpulkan bahwa tinggi hujan periode ulang, berpengaruh terhadap nilai SF lereng. Semakin tinggi hujan periode ulang, maka nilai SF yang didapat semakin kecil. Selain itu, sudut kemiringan lereng juga memberikan pengaruh yang cukup besar terhadap kestabilan lereng dimana semakin curam sudut lereng, maka semakin kecil nilai SFnya. Penurunan nilai SF dari sudut 30ᵒ ke 45ᵒ lebih besar daripada penurunan nilai SF dari sudut 45ᵒ ke 60ᵒ Penelitian ini menunjukan bahwa curah hujan, jenis tanah dan nilai CN (Curve Number) yang didapat dari tata guna lahan pada lereng berpengaruh pada stabilitas lereng. Peningkatan kedalaman tebal tanah jenuh berdampak pada semakin besarnya tekanan air pori sehingga menurunkan nilai SF lereng. KESIMPULAN Hasil analisa stabilitas lereng akibat beban hujan, yaitu dengan pengaruh hujan periode ulang menggunakan metode Bishop yang Disederhanakan menghasilkan nilai SF yang kurang lebih sama pada masing-masing sudut kemiringan yaitu pada sudut 30ᵒ adalah 3,19,pada sudut 45ᵒ adalah 1,89, dan pada sudut 60ᵒ adalah 1,47. Pada lokasi penelitian ini tidak satupun permodelan lereng yang mengalami kelongsoran karena hasil perhitungan nilai SF semua lereng lebih dari 1,07 (Bowles, 1989) meskipun dengan penambahan beban hujan periode ulang. Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa lereng di dusun Simpangan aman terhadap kelongsoran yang diakibatkan oleh beban hujan periode ulang e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/JUNI 2015/522

REFERENSI Bowles, Joseph E. 1989. Physical and Geotechnical Properties of Soils. McGraw- Hill Book Company. USA Hardiyatmo, C. H., 2010. Mekanika Tanah 1. Edisi Kelima. Bulaksumur, Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Hardiyatmo, C. H., 2010. Mekanika Tanah I1. Edisi Kelima. Bulaksumur, Yogyakarta : Gajah Mada University Press. Triadmojo, B. 2008. Hidrologi Terapan. Bulaksumur, Yogyakarta : Gajah Mada University Pr e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/JUNI 2015/523

e-jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL/JUNI 2015/524