2015 STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN AGROWISATA DI PUNCAK DARAJAT DESA PASIRWANGI KABUPATEN GARUT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

I PENDAHULUAN. Gambar 1. Perkembangan Wisatawan Mancanegara Tahun Sumber: Badan Pusat Statistik (2011)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. salah satunya didorong oleh pertumbuhan sektor pariwisata. Sektor pariwisata

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. 5.1 Kesimpulan Bab ini berisikan kesimpulan dari hasil yang telah dijelaskan pada bab-bab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hanisa Aprilia, 2014 Analisis Preferensi Wisatawan Terhadap Pengembangan Atraksi Wisata Di Cipanas Cileungsing

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara negara di Asia Tenggara yang dilintasi garis khatulistiwa

BAB I PENDAHULUAN. nafkah di tempat yang dikunjungi, tetapi semata- mata untuk menkmati

BAB I PENDAHULUAN. dan masih banyaknya rakyat miskin. Salah satu upaya yang bisa dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

KAPO - KAPO RESORT DI CUBADAK KAWASAN MANDEH KABUPATEN PESISIR SELATAN SUMATRA BARAT BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

2015 STRATEGI PENGEMBANGAN FASILITAS WISATA PANTAI SAWARNA DI KABUPATEN LEBAK BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. persaingan antar produsen untuk dapat memenuhi kebutuhan konsumen serta. pelayanan kepada konsumen dengan sebaik-baiknya.

2016 STRATEGI PENGEMBANGAN DESA MEKARJAYA MENJADI DESA WISATA DI KABUPATEN GARUT

I. PENDAHULUAN. menjadi sumber pendapatan bagi beberapa negara di dunia. Pada tahun 2011,

BAB I PENDAHULUAN. negara/wilayah baik alam maupun budaya ini, kini semakin berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. artinya bagi usaha penanganan dan peningkatan kepariwisataan. pariwisata bertujuan untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi,

I. PENDAHULUAN. Jenis Wisatawan Domestik Asing Jumlah Domestik Asing Jumlah Domestik Asing

BAB I PENDAHULUAN. Usaha pariwisata di Indonesia mendapat perhatian cukup besar dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Anies Taufik Anggakusumah, 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia pada saat ini sedang menggencarkan industri pariwisata sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Kepariwisataan merupakan salah satu sektor industri didalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kekayaan sumber daya alam yang dimiliki kawasan Indonesia menjadikan

BAB I PENDAHULUAN. maupun jasa menginginkan agar usaha yang digelutinya dapat survive dan terus

BAB I PENDAHULUAN. standar hidup serta menstimulasi sektor-sektor produktif lainnya. Selanjutnya,

I. PENDAHULUAN. Keterangan : * Angka sementara ** Angka sangat sementara Sumber : [BPS] Badan Pusat Statistik (2009)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

1 PENDAHULUAN. Tabel 1. Produk Domestik Bruto Atas Dasar Harga Berlaku Menurut Lapangan Usaha, ** (Miliar Rupiah)

Sumber: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia (2012)

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan wilayah yang mempunyai potensi obyek wisata. Pembangunan

Oleh : Slamet Heri Winarno

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini kegiatan wisata bukan lagi menjadi sesuatu yang tergolong barang

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata Indonesia merupakan salah satu sektor yang mempengaruhi

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. manusia terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Peranan sektor

BAB I PENDAHULUAN. Negara Jerman adalah negara maju. Sebagai negara maju, negara Jerman

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Industri pariwisata semakin dikembangkan oleh banyak negara karena

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjanjikan dalam hal menambah devisa suatu negara. Menurut WTO/UNWTO

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini dilakukan dikawasan objek wisata Kampung Sumber

BAB I PENDAHULUAN A. DASAR HUKUM A. Gambaran Umum Daerah 1. Kondisi Geografis Daerah 2. Kondisi Demografi

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya wisata adalah kegiatan perjalanan yang dilakukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kepariwisataan di Indonesia senantiasa membutuhkan

HOTEL RESORT DI KAWASAN WISATA CIPANAS GARUT

BAB I PENDAHULUAN. menjadi komoditas yang mempunyai peran penting dalam pembangunan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini sejalan dengan pernyataan Dr. Sapta Nirwandar selaku Wakil

BAB I PENDAHULUAN. berkembang. Pentingnya sektor pariwisata karena sektor pariwisata ini

1 PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENGANTAR. menjadi sub sektor andalan bagi perekonomian nasional dan daerah. Saat ini

BAB I PENDAHULUAN. devisa bagi negara, terutama Pendapatan Anggaran Daerah (PAD) bagi daerah

BAB I PENDAHULUAN. sosialnya yang berbeda seperti yang dimiliki oleh bangsa lain. Dengan melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Didasari keinginan yang kuat bagi terciptanya kemakmuran masyarakat luas, maka

I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BENTUK PARTISIPASI MASYARAKAT TERHADAP ATRAKSI WISATA PENDAKIAN GUNUNG SLAMET KAWASAN WISATA GUCI TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. berdiri dimasing-masing daerah yang tersebar di seluruh Indonesia. Sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. bangsa, adat istiadat maupun kebudayaan dari masing-masing daerah.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Risha Ramadhita, 2013

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Statistik Kunjungan Wisatawan ke Indonesia Tahun Tahun

I. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki kekayaan alam yang berlimpah termasuk di dalamnya

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kemajuan ekonomi suatu negara adalah sektor pariwisata. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu hal yang penting bagi suatu negara.

BAB I PENDAHULUAN. Ekonomi dan Kreatif posted : 24 Oktober 2013, diakses : 8 Maret 2015)

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan kepariwisataan merupakan kegiatan yang bersifat sistematik,

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Latar Belakang Pengadaan Proyek

BAB I PENGANTAR. segenap potensi yang dimiliki daerah untuk membangun dan memajukan

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. negara Indonesia, banyak objek wisata yang telah menarik perhatian para

LANDASAN PROGRAM PERENCANAAN DAN PERANCANGAN ARSITEKTUR AGROWISATA BELIMBING DAN JAMBU DELIMA KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan bagian dari sektor industri di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. Bali merupakan salah satu daerah tujuan wisata utama di Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. sangat menjanjikan bagi negara Indonesia karena memiliki potensi kekayaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan, cara berpikir, maupun sifat perkembangan itu sendiri. Hal tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Andri Cahyana Apriyanto, 2016

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Selvi Arini, 2013

BAB I PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1-1 Jumlah Wisatawan Mancanegara dan Domestik di Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Negara Indonesia terdiri dari pulau-pulau dan berbagai macam suku dengan

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pariwisata merupakan salah satu sumber daya yang dapat. dimanfaatkan. Sesuai perkembangannya kepariwisataan bertujuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. terpanjang kedua di dunia setelah Kanada (Sastrayuda, 2010). Bentang alam yang

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi daerah yang ada untuk mewujudkan pembangunan dan pertumbuhan wilayah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti luas pariwisata adalah kegiatan rekreasi diluar dominasi untuk

BAB I PENDAHULUAN. kepariwisataan internasional. Pergeseran pariwisata dari mass tourism ke

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pariwisata merupakan salah satu industri di Indonesia yang prospeknya memiliki nilai yang cerah dimana industri pariwisata di Indonesia ini memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan dan juga menjadi salah satu sumber devisa Negara. Peluang untuk dikembangkan tersebut tentu saja harus didukung oleh kondisi alamiahnya kawasan tersebut. Indonesia memiliki potensi alam yang melimpah sehingga dapat dikembangkan menjadi daya tarik wisata. Menurut Undang Undang No. 10 Tahun 2009 pasal 1 ayat 3 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah Berbagai macam kegiatan wisata yang didukung oleh berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan masyarakat, pengusaha, Pemerintah dan Pemerintah Daerah. Berkembangnya pariwisata di suatu daerah akan mendatangkan banyak manfaat bagi masyarakat setempat baik secara ekonomi, sosial, dan budaya. Indonesia memiliki banyak sekali daerah yang berpotensi pada sektor pariwisata. Provinsi Jawa Barat adalah salah satunya provinsi ini merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak potensi sumber daya pariwisata yang dapat dikembangkan. Lingkungan alam yang asri dan sejuk, pegunungan, kebudayaan yang khas, dan juga keunikan yang mengundang rasa keingintahuan seseorang dan juga potensi lainnya sehingga ini menjadi prospek yang sangat baik untuk terus dikembangkan. Kabupaten Garut adalah sebuah Kabupaten di Provinsi Jawa Barat dengan Ibu kotanya adalah Tarogong Kidul. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Sumedang di utara, Kabupaten Tasikmalaya di timur, Samudera Hindia selatan, serta Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Bandung di barat. Kabupaten Garut terletak di Provinsi Jawa Barat bagian Tenggara pada koordinat 6º56'49-7 º45'00 Lintang Selatan dan 107º25'8-108º7'30 Bujur Timur. Kabupaten Garut memiliki luas wilayah administratif sebesar 306.519 Ha (3.065,19 km²). Seperti yang sudah kita ketahui bahwa Kabupaten Garut di kelilingi oleh pegunungan, contohnya Gunung Cikuray, Gunung Papandayan, Gunung Guntur, dan Gunung di

2 Karacak. Kinerja ekonomi Kabupaten Garut sampai saat ini masih mengandalkan sektor pertanian. Menurut data yang didapat dari Data BPS Kabupaten Garut bahwa kontribusi sektor pertanian terhadap perekonomian di tahun 2013 sebesar 44,59%, dibandingkan pada tahun 2008 yang hanya 31,05%. Situasi perekonomian Kabupaten Garut tahun 2013 tampak cukup membaik dengan Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) sebesar 4,82 persen. Selain dari sektor ekonomi pertanian Kabupaten Garut juga saat ini sudah banyak diminati sebagai daerah tujuan wisata di Jawa Barat. Kabupaten Garut terkenal dengan kesenian, budaya, kuliner, dan juga objek wisata alamnya. Sektor pariwisata Kabupaten Garut saat ini meningkat hal ini tercermin dari perkembangan jumlah kunjungan wisatawan, baik ke objek-objek wisata, maupun ke fasilitas-fasilitas akomodasi di Kabupaten Garut. Berikut merupakan data kunjungan wisatawan di kabupaten Garut selama 10 tahun terakhir (lihat Tabel 1.1.). Tabel 1.1 Jumlah Kunjungan Wisatawan di Kabupaten Garut Tahun 2003 2013 s S u m Tahun Domestik Internasional Total 2003 929.569 4.055 933.624 2004 1.235.291 2.924 1.238.215 2005 1.270.369 4.949 1.275.318 2006 1.352.880 4.267 1.357.147 2007 1.421.388 4.308 1.425.696 2008 1.574.797 4.729 1.579.526 2009 1.645.354 5.559 1.650.913 2010 1.796.366 6.487 1.802.853 2011 1.981.984 6.631 1.988.615 2012 2.008.746 6.020 2.014.766 2013 2.247.939 6.344 2.254.283 Sumber: Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Garut (2014) Berdasarkan data yang didapat dari Dinas Budaya dan Pariwisata Kabupaten Garut bahwa adanya peningkatan kedatangan wisatawan di setiap tahunnya merupakan sebuah keunggulan bagi Kabupaten Garut namun sekaligus menjadi tantangan bagi para pengelola dan stakeholder agar kunjungan wisatawan ini dapat terus ditingkatkan.

3 Saat musim liburan tiba, Kabupaten Garut menjadi salah satu tempat tujuan para wisatawan yang akan menghabiskan libur panjang setelah Idul Fitri 1434 H. Terlihat dari beberapa tempat obyek wisata yang ada di Kab. Garut, suasana beberapa tempat sangat ramai dikunjungi oleh wisatawan baik lokal maupun dari luar garut, seperti bandung, bogor, bekasi, bandung, jakarta dan beberapa kota lainnya yang ingin menikmati tempat wisata yang ada di Kab Garut. Salah satu objek wisata yang banyak diminati dan sudah banyak dikenal oleh para wisatawan yang datang ke Kabupaten Garut yaitu adalah wisata berendam air panas dan panorama keindahan alamnya karena memang lingkungan serta cuaca di Kabupaten Garut ini sangat cocok untuk para wisatawan menikmati wisata berendam air panas dan menikmati panorama keindahan Kabupaten Garut. Darajat saat ini menjadi tempat tujuan utama para wisatawan, dulu sebelum di buka untuk umum, yang menjadi tujuan utama adalah Cipanas Garut, namun semenjak Darajat mulai membuka tempat wisata, waktu demi waktu darajat terus dikenal oleh masyarakat luas bahkan sampai ke luar pulau jawa. Desa Pasirwangi merupakan salah satu desa yang memiliki banyak objek wisata yang diminati banyak wisatawan saat ini. Pemandian air panas, keindahan panorama alam bukit darajat, kawah darajat dan kebun-kebun yang berada disepanjang jalan Desa Pasirwangi, serta kegiatan sehari-hari masyarakat lokal Desa Pasirwangi menjadi daya tarik tersendiri bagi wisatawan. Dengan terus meningkatnya jumlah kunjungan setiap tahunnya di daerah Pasirwangi maka ini merupakan salah satu tantangan untuk pihak pengelola maupun masyarakat lokal untuk dapat terus mengembangkan objek wisata dan potensi yang sudah ada saat ini agar menjadi lebih menarik dan inovatif maka wisatawan tidak merasa bosan dengan atraksi wisata yang itu itu saja dan tentunya dapat bersaing dengan objek wisata lain yang berada di sekitar kawasan Puncak Darajat maupun di Desa Pasirwangi. Melihat dari sektor pertanian dan sektor pariwisata yang sangat berkembang baik setiap tahunnya di Kabupaten Garut maka sangatlah cocok jika dua sektor tersebut digabungkan manjadi satu atraksi wisata yang menarik dan beredukasi yaitu agrowisata. Menurut Tavare dalam Maruti (2009) yang mendefinisikan bahwa agrowisata sebagai aktivitas agribisnis dimana petani setempat

4 menawarkan tur pada usaha taninya dan mengijinkan seseorang pengunjung menyaksikan pertumbuhan, pemanenan, pengolahan pangan lokal yang tidak akan ditemukan di daerah asalnya. Pengembangan agrowisata akan membangun komunikasi yang intensif antara petani dan wisatawan. sehingga ini bisa menjadi sebuah harapan dan juga kesempatan untuk para petani agar lebih kreatif dalam mengelola usaha pertaniannya sehingga mampu menghasilkan produk yang bisa menyentuh hati para wisatawan. Bila hasil pertanian yang baik dapat diserap oleh pihak hotel dan restoran maka ini akan sangat membantu untuk peningkatan pendapatan petani. Puncak Darajat yang berada di Desa pasirwangi sangat berpotensi untuk pengambangan agrowisata karena kawasan ini dikelilingi perkebunan yang sangat mendukung untuk pengembangan agrowisata. Seorang stakeholder dapat bekerjasama dengan masyarakat lokal atau petani setempat sehingga dapat menaikan pendapatan mereka. Berdasarkan uraian diatas sektor pertanian dan sektor pariwisata di Kabupaten Garut saat ini masih menjadi andalan maka alangkah baiknya jika Desa Pasirwangi ini mengembangkan agrowisata dengan memanfaatkan 2 sektor tersebut menjadi satu atraksi yang diminati oleh wisatawan. Hal mengenai pengembangan agrowisata ini cukup menarik untuk dibahas dan dikaji lebih lanjut. Oleh karena itu, berdasarkan latar belakang di atas maka penulis tertarik untuk mengambil judul Strategi Pengembangan Kawasan Agrowisata di Puncak Darajat Desa Pasirwangi Kabupaten Garut. B. Identifikasi dan Rumusan Masalah Berdasarkan observasi yang dilakukan serta dengan dilihatnya dari data kunjungan yang berkunjung ke Kabupaten Garut terus meningkat dan mulai berkembang pesat sektor pariwisatanya dan juga Puncak Darajat di Desa pasirwangi saat ini sedang menjadi salah satu andalan para wisatawan yang berkunjung untuk menikmati pemandian air panas dengan panorama alam yang sejuk dan indah. Maka atraksi wisata di Puncak Darajat yang berada di Desa Pasirwangi ini harus dikembangkan agar wisatawan mau datang kembali dan tentunya wisatawan tidak merasa bosan dengan atraksi wisata yang itu itu saja. Berikut adalah rumusan masalah yang akan diteliti:

5 1. Bagaimana kondisi umum Puncak Darajat Desa Pasirwangi? 2. Bagaimana potensi agrowisata yang dimiliki Puncak Darajat Desa Pasirwangi? 3. Bagaimana strategi pengembangan agrowisata di Puncak Darajat Desa Pasirwangi? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian yang akan penulis lakukan adalah: 1. Mengidentifikasi kondisi umum Puncak Darajat Desa Pasirwangi saat ini. 2. Mengidentifikasi potensi agrowisata yang dapat dikembangkan di Puncak Darajat Desa Pasirwangi. 3. Menganalisi strategi pengembangan agrowisata di Puncak Darajat Desa Pasirwangi. D. Manfaat Penelitian Setelah mengkaji masalah yang ada maka penulis akan menyimpulkan beberaapa manfaat dari penelitian ini, manfaat tersebut yaitu: 1. Keuntungan Pribadi Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaaat keilmuan baik berupa teori, strategi pengembangan objek wisata, ataupun ilmu yang lebih banyak lagi mengenai industri pariwisata. 2. Keuntungan Pengelola Semoga penelitian ini dapat memberikan masukan yang baik dan juga menjadi referensi untuk pihak pengelola agar dapat terus mengembangkan atraksi wisata dan juga tetap memberikan pelayanan yang baik terhadap kepuasan pengunjung.

6 E. Sistematika Penulisan BAB I PENDAHULUAN Berisikan latar belakang masalah, identifikasi dan rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan sistematika penulisan. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Berisikan tinjauan pustaka, kerangka pemikiran. Didalamnya terdapat uraian mengenai teori teori relevan yang dijadikan sebagai landasan dalam penelitian ini. BAB III METODE PENELITIAN Menguraikan tentang metode penelitian yakni metode metode yang digunakan dalam penelitian, meliputi metode penelitian, variabel penelitian, populasi, sample, dan analisis pengolahan data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Menguraikan pembahasan atas penelitian berdasarkan teori dan data yang tepat didapat melalui survey atau observasi lapangan, wawancara dan dokumentasi. BAB V PENUTUP Berisikan penutup yang merupakan kesimpulan dari pembahasan. Kesimpulan disini merupakan jawaban atas permasalahan dan pembahasan, serta rekomendasi berdasarkan kesimpulan tersebut.