BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi telah menimbulkan dampak yang sangat besar bagi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Middle East Respiratory Syndrome-Corona Virus atau biasa disingkat MERS-

RAPAT DENGAR PENDAPAT KEMENKES DENGAN PANJA KESEHATAN HAJI KOMISI IX DPR - RI

KESIAPSIAGAAN MENGAHADAPI MERS-CoV

Upaya Indonesia dalam Perlindungan Warga Negara Indonesia dari. Penyebaran Virus Mers di Arab Saudi ( )

Pedoman Surveilans dan Respon Kesiapsiagaan Menghadapi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-COV) untuk Puskesmas di Kabupaten Bogor

BAB III KEMUNCULAN DAN PENYEBARAN VIRUS MERS. Middle Eastern Respiratory Syndrome yang disingkat dengan sebutan MERS

BAB IV ANCAMAN VIRUS MERS BAGI WARGA NEGARA INDONESIA DI ARAB SAUDI DAN UPAYA PEMERINTAH INDONESIA

Frequent Ask & Questions (FAQ) MERS CoV untuk Masyarakat Umum

KESIAPSIAGAAN KANTOR KESEHATAN PELABUHAN DALAM CEGAH TANGKAL MERS-COV DI PINTU MASUK NEGARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR HK.02.02/MENKES/405/2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1994 TENTANG: SURAT PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PEDOMAN UMUM KESIAPSIAGAAN MENGHADAPI

BAB I PENDAHULUAN. terbesar di dunia. Seiring tingginya laju pertumbuhan penduduk di Indonesia

HAKIKAT ILMU NUR ENDAH JANUARTI

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2013 TENTANG KESEHATAN MATRA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

Pedoman Kesiapsiagaan Menghadapi Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus (MERS-COV) di Indonesia

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 1994 TENTANG SURAT PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

TAKLIMAT MERS-CoV UNTUK AGENSI / PENGENDALI JEMAAH UMRAH

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 59 TAHUN 2016 TENTANG PEMBEBASAN BIAYA PASIEN PENYAKIT INFEKSI EMERGING TERTENTU

IMPLEMENTASI IHR ( 2005 ) DI INDONESIA

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA TENTANG NOMOR 36 TAHUN 1994 TENTANG SURAT PERJALANAN REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum dapat dikatakan bahwa Partai Politik merupakan sesuatu

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 116,

Analisis Kestabilan Model Matematika Penyebaran Infeksi Penyakit SARS (Severe Acute Respiratory Syndrome) dengan Faktor Host dan Vaksinasi

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

SISTEM POLITIK INDONESIA

Gangguan Zika dan Upaya Menuju Indonesia Sehat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 : PENDAHULUAN. ke manusia. Timbulnya gejala biasanya cepat, yaitu dalam waktu beberapa jam

SKRIPSI UPAYA PEMERINTAH INDONESIA DALAM MELINDUNGI WARGA NEGARA INDONESIA TERHADAP PENYEBARAN VIRUS MERS DI ARAB SAUDI ( )

PEDOMAN KEWASPADAAN UNIVERSAL BAGI PETUGAS KESEHATAN

BAB I PENDAHULUAN. terakhir, tidak hanya menimbulkan kepanikan bagi masyarakat tetapi juga menjadi

BAB V KESIMPULAN. Tenggara, yakni Association South East Asian Nations atau yang dikenal

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 949/MENKES/SK/VIII/2004 TENTANG

PENGENDALIAN PENYAKIT, SURVEILANS EPIDEMIOLOGI, IMUNISASI & KESEHATAN MATRA

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No 13 Tahun Dalam undang-undang ini disebutkan

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian yang penulis gunakan adalah tipe penelitian deskriptif.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang No.23 Tahun 1992 tentang kesehatan Pasal 5, 8, 65, 66,

2015 PERKEMBANGAN PEMAHAMAN SISWA SEKOLAH DASAR TENTANG MIKROORGANISME

BAB I PENDAHULUAN. jawab pemerintah di bawah koordinasi Menteri Agama, dalam hal teknis

W A L I K O T A B A N J A R M A S I N

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

III. METODE PENELITIAN. Tipe penelitian ini bersifat deskriptif kualitatif, yaitu memberikan gambaran

Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN. mengumpulkan data serta bagaimana melakukan penelitian di lapangan (Nazir,

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 311/MENKES/SK/V/2009 TENTANG

WALIKOTA PADANG PROVINSI SUMATERA BARAT

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1991 TENTANG PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA TENGAH PERATURAN GUBERNUR PROVINSI JAWA TENGAH NOMOR 36 TAHUN 2014 TENTANG

BAB III MEKANISME PEMBERIAN VAKSIN MENINGITIS BAGI CALON JEMAAH HAJI OLEH DINAS KESEHATAN KOTA BANDUNG

PERATURAN PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 1960 TENTANG PENYELENGGARAAN URUSAN HAJI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. yang berhubungan dengan warga negaranya. Terlebih pada negara-negara yang

Model Penyebaran Penyakit Menular MERS-CoV: Suatu Langkah Antisipasi Untuk Calon Jamaah Umrah/Haji Indonesia. Disusun Oleh: Benny Yong, S.Si., M.Si.

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan berbagai spektrum penyakit dari tanpa gejala atau infeksi ringan

KEPUTUSAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 265/MENKES/SK/III/2004 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA KANTOR KESEHATAN PELABUHAN

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bernegara. Penyelenggaraan Pemerintahan di Indonesia diarahkan untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. kepercayaan, kita dihadapkan lagi dengan sebuah ancaman penyakit dan kesehatan,

VISITASI KE KLOTER I. DESKRIPSI SINGKAT

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 40 TAHUN 1991 TENTANG PENANGGULANGAN WABAH PENYAKIT MENULAR

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dalam era globalisasi mengalami pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan aset terpenting dari kehidupan. Kita bisa melakukan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Nova Windasari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang saat ini sedang dalam tahap tinggal landas dari negara

BAB IV ANALISIS TERHADAP PENYELENGGARAAN BIMBINGAN MANASIK HAJI DI KEMENAG KABUPATEN SEMARANG DAN DI KBIH NU AL-NAHDHIYYAH SEMARANG

KEBIJAKAN PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN ZOONOSIS DALAM OTONOMI DAERAH

Buletin ini dapat memantau tujuan khusus SIBI antara lain :

BULETIN SURVEILANS ISPA BERAT DI INDONESIA (SIBI) : Januari 2014 Data masih bersifat sementara dan dapat berubah seiring dengan penerimaan laporan

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya angka kejadian Rabies di Indonesia yang berstatus endemis

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan penyerapan tenaga kerja. Sebagian besar lapangan kerja di

KERANGKA ACUAN PROGRAM P2 DBD

BAB 1 PE DAHULUA. Infrastructure. 1 Sub Index lainnya adalah T&T Regulatory Framework dan T&T Business Environtment and

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan kota seringkali diidentikkan dengan berkembangnya

BAB I PENDAHULUAN. bencana. Dalam Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan

MATERI INTI 3 PENGENDALIAN KEJADIAN PENYAKIT DI KLOTER DESKRIPSI SINGKAT

BAB 1 PENDAHULUAN. menjalankan kebijakan dan program pembangunan kesehatan perlu

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

WALIKOTA YOGYAKARTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 68 TAHUN 2017 TENTANG PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI

2018, No Undang-Undang Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 127, Tamba

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kematian baik langsung maupun tidak langsung. Kematian juga berhubungan erat

Kota Bandung Kab. Bandung Kab. Bandung Barat (Sumber: Kementerian Agama Republik Indonesia)

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

Melalui grafik diatas dapat diketahui bahwa demand penumpang penerbangan di Indonesia terus mengalami penurunan dari tahun 1998 hingga tahun 2000.

LAPORAN SOSIALISASI RENCANA KONTIJENSI MENGHADAPI PHEIC DI PELABUHAN BUNGUS TANGGAL 26 APRIL 2017

BAB III. METODE PENELITIAN. tipe penelitian kualitatif dengan analisis deskriptif. Sesuai dengan tujuan

Disusun dam Diajukan Untuk Melengkapi Tugas dan Syarat Guna Mencapai Gelar Sarjana Hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta

PENYELENGGARAAN KESEHATAN HAJI MENUJU ISTITHAAH

BAB I PENDAHULUAN. dalam Hubungan Internasional untuk memenuhi national interest nya masingmasing.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menghadapi persaingan dunia yang semakin maju, Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk mendirikan suatu wadah perhimpunan dokter yang berskala nasional.

BAB III METODE PENELITIAN. Ceramah ( Kajian Komunikasi Simbolik Dalam Ceramah Maulid Nabi Oleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Globalisasi telah menimbulkan dampak yang sangat besar bagi perekonomian. Sebagian besar lapangan kerja di perusahaan pada tingkat organisasi rendah, tidak membutuhkan keterampilan yang khusus, lebih banyak memberi peluang bagi tenaga kerja wanita. Kemiskinan, tuntutan ekonomi yang mendesak, dan berkurangnya peluang serta penghasilan di bidang pertanian yang tidak memberikan suatu hasil yang tepat dan rutin, dan adanya kesempatan untuk bekerja di bidang industri telah memberikan daya tarik yang kuat bagi tenaga kerja, terlebih lagi Indonesia merupakan negara berkembang yang kurang bisa menyediakan ketersediaan lapangan pekerjaan meskispun pemerintah Indonesia telah menerapkan sistem transmigrasi tetapi belum mencukupi dan belum merata sedangkan sebagian masyarakat Indonesia lebih percaya bahwa mencari pekerjaan di Jakarta lebih baik di bandingkan di kampung halaman. Jakarta sendiri para pencari pekerjaan belum tentu mendapatkan pekerjaan yang lebih layak daripada di kampung halaman karena tidak mempunya keahlian dalam bidang tertentu dan persaingan para pencari kerja yang sangat ketat, memungkinkan untuk meningkatnya kriminalitas yang tinggi di Jakarta sedangkan sebagian masyarakat Indonesia lebih percaya untuk mengadu nasib di luar negeri Masyarakat Indonesia yang bekerja dan mengadu nasib sebagai tenaga kreja Indonesia,banyak yang telah tersebar di Hongkong,Korea Selatan, dan salah satu negara yang paling banyak didatangi oleh tenaga kerja Indonesia adalah Arab Saudi. Namun tidak hanya TKI yang mengujungi Arab Saudi tetapi banyak juga warga 1

negara Indonesia yang akan melakukan ibadah haji atau umrah maupun pelajar Indonesia yang tengah mencari ilmu Intensitas yang tinggi dari warga negara Indonesia yang mengujungi Arab Saudi ini juga memicu mudahnya salah satu virus mematikan di dunia yang bersala dari Arab Saudi Virus MERS salah satu virus yang sedang ditanggulangi penyebarannya oleh Arab Saudi agar tidak meluas ke banyak negara. MERS-CoV (Middle East Respiratory Syndrome Corona Virus) adalah penyakit sindrom pernapasan yang disebabkan oleh virus korona yang menyerang saluran pernapasan mulai dari yang ringan sampai berat. MERS-CoV merupakan suatu kekuatan yang baru Corona Virus yang belum pernah ditemukan menginfeksi manusia sebelumnya. Corona Virus merupakan keluarga besar dari virus yang dapat menimbulkan kesakitan maupun kematian pada manusia dan hewan. Virus korona dapat menimbulkan kesakitan pada manusia dengan gejala ringan sampai berat seperti selesma (common cold), Sindroma Saluran Pernapasan akut yang berat (SARS/ Severe Acute Respiratory Syndrome). Virus tersebut pertama kali dilaporkan pada tahun 2012 di Arab Saudi (Adnamazida, 2013). Hingga tahun 2015 telah menyerang banyak korban. Semakin banyaknya korban akibat menularnya virus MERS di Arab Saudi membuat, Arab Saudi melalui kedutaan besar negaranya memberikan informasi pada negara-negara yang penduduknya terjangkit dan tidak terjangkit virus MERS. memberikan himpauan kepada penduduknya mengenai gejala penyakit MERS-CoV salah satunya informasi tersebut telah di berikan kepada pemeritah Indonesia yang memiliki banyak penduduk yang tinggal di Arab Saudi dengan harapan Indonesia dapat turut serta dalam upaya pencegahan penularan virus MERS. Dari uraian latar belakang masalah diatas maka peneliti tertarik ingin melakukan penelitian dengan judul Upaya pemerintah Indonesia 2

melndungi warganya terhadap peneybaran virus MERS di Arab Saudi pada tahun 2012-2015. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka dapat diambil rumusan masalah yaitu sebagai berikut Bagaimana respon Indonesia terhadap perlindungan WNI baik di dalam atau di luar negeri terhadap penyebaran virus MERS di Arab saudi dan di Indonesia? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Untuk mengetahui respon Indonesia terhadap penyebaran virus MERS di Arab Saudi. 2. Untuk mengetahui penanggulangan virus MERS di berbagai negara 3. Untuk memenuhi tugas akhir di prodi Hubungan Internasional D. Kerangka Konseptual/Teori 1. Sistem Politik Menurut Webster's New Collegiate Dictionary seperti dikutip oleh Sukarna dalam kata 'system' berasal dari kata syn' dan 'histanai' yang artinya to place together (menempatkan bersama-sama). Sistem diartikan sebagai a complex of ideas, principles, etc., forming a coherent whole, as the American system of government (suatu kompleks gagasan, prinsip dan lain sebagainya, yang membentuk suatu keseluruhan yang berhubung-hubungan, seperti misalnya sistem pemerintahan Amerika). (Sukama, 1990) 3

Secara etimologis, politik berasal dari kata polis (bahasa Yunani), yang artinya negara kota. Namun kemudian dikembangkan dan diturunkan menjadi kata lain seperti polities (warga negara), politikos (kewarganegaraan atau civic), dan politike tehne (kemahiran politik), dan politike epistem (ilmu politik) (Cholissin, 2003). Sedangkan menurut Meriam Budiardjo dalam bukunya mengatakan bahwa politik adalah berbagai macam-macam kegiatan dalam suatu sistem politik (negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan dari sistem itu dan melaksanakan tujuan itu (Budiardjo, 2001). Jadi politik ialah suatu proses dalam melaksanakan maupun dalam mencapai tujuan dari politik itu sendiri. Bahwa yang dimaksud dengan sistem politik adalah "sistem pengambilan keputusan yang mengikat masyarakat" atau "sistem pengalokasian nilai-nilai kemasyarakatan dengan secara sah kepada masyarakat". Kehidupan politik dapat dilibatkan dengan melihat segi-seginya satu persatu, seperti menyelidiki berfungsinya lembaga-lembaga politik (partai politik, kelompok kepentingan, dan pemerintahan). Sistem perpolitikan Indonesia mempengaruhi turun tangannya pemerintah terhadap pencegahan penyebaran virus MERS karena banyaknya warga negara Indonesia yang tinggal di Arab Saudi. Analisis sistem politik merupakan salah satu bidang analisis yang menarik dan penting. Apabila dikaitkan dengan pesatnya perkembangan jumlah dan aneka jenis sistem politik di dunia. Adapun fungsi sistem politik tidak terlepas dari fungsi input dan fungsi output dari sistem itu sendiri. 4

INPUT KONVERSI OUTPUT Gambar 1. Bagan Sistem Politik Indonesia (Sitepu, 2006) Fungsi input yaitu sebagai suatu yang menunjukkan berbagai efektifitas yang memungkinkan suatu sistem berjalan. Pada umumnya input dalam suatu sistem politik dimanisfestasikan kedalam sebuah dukungan (support) dan tuntutan (demand) input merupakan bahan bakar untuk menjamin kelangsungan hidup suatu sistem politik itu sendiri. Kelangsungan sistem politik Indonesia agar tetap berhubungan baik dengan Arab Saudi yaitu dengan mendirikan kedutaan besar Indonesia di Arab Saudi. Perpolitikan antara Indonesia dengan Arab saudi harus tetap terjaga dengan baik karena kerjasama yang telah dibuat antara Indonesia dengan Arab Saudi telah dijalin sangat lama, terutama masalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dan masalah haji dan umrah Warga Negara Indonesia (WNI) ke Mekkah. Fungsi output adalah fungsi sistem dalam proses pembuatan-pembuatan peraturan-peraturan dan kebijakan dalam sistem politik. Adapun badan yang membuat peraturan atau undang-undang sebagai wujud kebijakan adalah yang mempunyai wewenang untuk menjalankan sebuah fungsi. Konsep sistem politik akan selalu ditemukan istilah proses, struktur, dan fungsi. Proses adalah pola-pola yang dibuat manusia dalam mengatur hubunganhubungan diantara mereka. Dalam suatu negara, lembaga-lembaga seperti parlemen, partai, birokrasi dan lain-lain adalah proses dengan pola ulang yang sudah mantap. Lembaga-lembaga ini mempunyai kehidupan masing-masing dan 5

mencerminkan struktur perilaku (structure of behavior). Selanjutnya, sistem politik menyelenggarakan fungsi tertentu, misalnya pembuatan kebijaksanaan umum melalui pengambilan keputusan. Khususnya mengenai proses, didalamnya selalu terdapat faktor input dan output. Faktor input dalam sistem politik biasanya berupa dukungan dan tuntutan,input ini kemudian diolah atau diproses sehingga menghasilkan kebijakan yang mengikat sebagai output. Secara siklus, output dalam bentuk kebijakan ini selanjutnya berperan sebagai umpan balik (feed back) yang menjadi pertimbangan dalam menentukan kebijakan yang akan datang. Berdasarkan bagan sistem politik dalam buku Sitepu,maka untuk masalah di Indonesia dapat dibuat bagan sebagai berikut RESPON INDONESIA A B C FEED BACK Indonesia dan Arab Saudi memiliki hubungan diplomatik, oleh karena itu terdapat duta besar untuk Indonesia di Arab Saudi. Indonesia dan Arab Saudi menjalin hunbungan yang baik satu sama lain terutama masalah tenaga kerja Indonesia yang ada di Arab Saudi ditambah dengan setiap tahunnya Indonesia selalu mengirimkan calon jamaah haji untuk pergi ke Mekkah untuk menunaikan ibadah haji dan umrah. 6

Sistem perpolitikan Indonesia tentunya mempengaruhi Arab Saudi, karena hubungan diplomatik antar dua negara tersebut saling menguntungkan satu sama lain. Proses A dalam sistem politik Indonesia terkait isu penyebaran virus MERS yaitu penyebaran virus MERS di Arab Saudi dan berupa himbauan atau dukungan yang diberikan Arab Saudi untuk Indonesia turut serta untuk melindungi warga negara Indonesia dari peneybaran virus MERS Proses B adalah pengolahan penyebaran virus MERS di Arab Saudi dan berupa himbauan atau dukungan yang diberikan Arab Saudi untuk Indonesia turut serta untuk melindungi warga negara Indonesia dari peneybaran virus MERS, sehingga munculah proses C Proses C dalam sistem politik Indonesia ditunjukan dari kebijakan dari pemerintah Indoneisa guna mencegah peneybaran virus MERS,kebijakan tersebut berupa adanya travel advice saja yang menganjurkan penduduk Indonesia sebaiknya tidak pergi ke Arab Saudi (Lesthia Kertopati, 2014). Adanya tuntutan berupa perasaan cemas dimiliki sebagian calon jamaah umrah di Tanah Air. Pasalnya, Middle East Respitatory Syndrome-Corona Virus (MERS-CoV) di tanah suci Arab Saud dan ada sejumlah calon jamaah umrah memilih menunda keberangkatan. Mereka tidak mau ambil risiko tertular virus MERS-CoV (Irawan, 2015) Selain itu pemerintah Indonesia sudah mengeluarkan strategi kesiapsiagaan antsipasi penyebaran MERS-CoV ke Indonesia dilaksanakan melalui penguatan koordinasi lintas program dan lintas sektor, advokasi dan sosialisasi, surveilans di pintu masuk ke Indonesia, Surveilans di Pelayanan Kesehatan Dasar dan Rumah Sakit, Penguatan jejaring laboratorium, Komunikasi Risiko, penguatan kapasitas, tata 7

laksana kasus dan Pengendalian Infeksi dan Peningkatan pemantauan di pintu masuk negara (bandara, pelabuhan) (news r., 2015). E. Hipotesis berikut: Berdasarakan pokok permasalahan diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai Respon Pemerintah Indonesia untuk melindungi di dalam negeri dan warga negara Indonesia di Arab Saudi dari ancaman virus MERS adalah sebagai berikut: 1. Menghimbau kepada masyarakat Indonesia yang akan berangkat ke Arab Saudi dan yang ada di Arab Saudi 2. Survelians di pintu masuk negara Indonesia (bandara dan Pelabuhan ) 3. Membentuk tim gerak cepat F. Tinjaun Penelitian 2012-2015 1. Mendeskripsikan awal terjadinya MERS ditemukan pada tahun 2012 2. Mendeskripsikan tersebarnya virus MERS pada tahun 2013 3. Menjelaskan mengapa berbagai negara meningkatkan keamanan dan mewaspadai adanya virus MERS pada tahun 2014-2015 G. Metode Penelitian 1. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif-kualitatif. Fokusnya adalah penggambaran secara menyeluruh tentang bentuk, fungsi, dan makna ungkapan 8

larangan. Hal ini sejalan dengan peneliti (Bogdan dan Taylor, 1975 dalam Moleong, 2002) yang menyatakan metodologi kualitatif sebagai prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati. Dengan kata lain, penelitian ini disebut penelitian kualitatif karena merupakan penelitian yang tidak mengadakan perhitungan. Penelitian kualitatif harus mempertimbangkan metodologi kualitatif itu sendiri. Metodologi kualitatif merupakan prosedur yang menghasilkan data deskriptif berupa data tertulis atau lisan di masyarakat bahasa (Djajasudarma, 2006). Lebih lanjut dijelaskan bahwa pendekatan kualitatif yang menggunakan data lisan suatu bahasa memerlukan informan. Pendekatan yang melibatkan masyarakat bahasa ini diarahkan pada latar dan individu yang bersangkutan secara holistik sebagai bagian dari satu kesatuan yang utuh. Olehkarena itu, dalam penelitian bahasa jumlah informan tidak ditentukan jumlahnya. Dengan kata lain, jumlah informannya ditentukan sesuai dengan keperluan penelitian. 2. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu studi pustaka yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan mempelajari buku-buku referensi, laporan-laporan, majalah-majalah, jurnal-jurnal dan media lainnya yang berkaitan dengan obyek penelitian. 3. Teknik Analisis Data Teknik analisis data dilakukan secara deskripsi eksplanatoris, yaitu menjelaskan dengan menggambarkan suatu fenomena dengan fakta-fakta yang aktual. Kemudian memberikan penjelasan yang obyektif menururt data dan fakta yang tersedia, 9

menghubungkan antar faktor sebagai unit analisis, dan menginterpretasikannya untuk mencapai kesimpulan. H. Sistematika Penulisan Berikut uraian sistematika penulisan dalam penelitian ini: BAB I Pendahuluan Bab ini merupakan bab pembuka yang di dalamnya berisikan tentang alasan pemilihan judul, tujuan penulisan, latar belakang masalah, perumusan masalah, kerangka konseptual, hipotesis, metode penelitian, dan sistematika penulisan. Hal tersebut dikarenakan yang tertulis dalam bab ini merupakan dasar atau kerangka pemikiran untuk melakukan langkah selanjutnya dalam penulisan skripsi ini BAB II Tindakan pemerintah Indonesia dan perbandingan tindakan dengan virus sebelumnya Bab ini akan membahas tindakan-tindakan yang diambil oleh pemerintah Indonesia dalam menghadapi virus sebelumnya dan perbandingan virus yang pernah di tangani BAB III Penyebaran Virus MERS di Berbagai Negara-Negara Bab ini akan membahas mengenai penyebaran virus MERS dan menjabarkan jumlah data-data penduduk yang terjangkiti virus MERS. Analisis difokuskan mengenai virus MERS, yang menjangkiti banyak masyarakat yang melakukan perjalanan di Saudi Arabia. BAB IV Respon Indonsia Terhadap Penyebaran Virus MERS BAB ini akan menguraikan mengenai respon negara Indonesia terkait penyebaran virus MERS, cara mencegah, menanggulangi dan menghentikan penyebaran atau pertumbuhan dari virus MERS. BAB V Kesimpulan 10

Bab ini berisikan tentang kesimpulan dari bab keseluruhan sekaligus berisi rangkuman dari uraian dan pembahasan dalam penelitian ini 11