BAB I PENDAHULUAN. orang dewasa. Gastritis atau dikenal dengan sakit maag merupakan. oleh faktor iritasi dan infeksi (Rahma, 2013).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. sering terjadi akibat ketidakteraturan makan, misalnya makan terlalu banyak,

BAB 1 PENDAHULUAN. perubahan beberapa faktor atau pun kondisi setempat antara lain faktor

BAB I PENDAHULUAN. makanan dicerna untuk diserap sebagai zat gizi, oleh sebab itu kesehatan. penyakit dalam dan kehidupan sehari-hari (Hirlan, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penyakit yang sangat mengganggu aktivitas sehari hari, yang bisa

BAB 1 : PENDAHULUAN. disatu pihak masih banyaknya penyakit menular yang harus ditangani, dilain pihak

BAB I PENDAHULUAN. dan pola konsumsi makanan, sehingga banyak timbul masalah kesehatan, salah

BAB I PENDAHULUAN. peradangan pada mukosa lambung. Gejala umum pada penyakit gastritis yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. 35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar sekitar 1,8-2,1 juta

BAB 1 PENDAHULUAN. paling sering terjadi. Peningkatan penyakit gastritis atau yang secara umum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan kesehatan di Indonesia saat ini dihadapkan pada dua

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perilaku hidup sehatnya, khususnya pada pola makannya sehari-hari.

Dewi Karwati 1) Nur lina, SKM, M.Kes dan Kiki Korneliani, SKM, M.Kes 2)

BAB I PENDAHULUAN. tertentu, dimana jarak ini menentukan apakah seseorang dikatakan sehat

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kasus-kasus penyakit tidak menular yang banyak disebabkan oleh gaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai kesatuan antara jasmani dan rohani, manusia mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. paling mengangguan kesehatan dan sering dijumpai di klinik karena diagnosanya

BAB 1 PENDAHULUAN. tidak enak perut bagian atas yang menetap atau episodik disertai dengan keluhan

BAB I PENDAHULUAN. suksesnya sistem kesehatan adalah pelaksanaan pelayanan kefarmasian (Hermawati, kepada pasien yang membutuhkan (Menkes RI, 2014).

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan pencernaan. Salah satunya dispepsia. Dispepsia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. pada setiap individu (Schmidt-Martin dan Quigley, 2011; Mahadeva et al., 2012).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Umum Lokasi Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. mengalami dispepsia (Djojoningrat, 2009). 21% penderita terkena dispepsia dimana hanya 2% dari penderita yang

BAB 1 PENDAHULUAN. keadaan klinik yang sering dijumpai dalam praktek praktis sehari-hari.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI PUSKESMAS GULAI BANCAH KOTA BUKITTINGGI TAHUN 2011

PENGETAHUAN PASIEN TENTANG PENYAKIT GASTRITIS DI RSUD GAMBIRAN KOTA KEDIRI

HUBUNGAN STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS PADA REMAJA KELAS XI IPA DI SMA NEGERI 9 MANADO MAREYKE SAROINSONG HENRY PALANDENG HENDRO BIDJUNI

BAB 1 PENDAHULUAN. angka kejadiannya (Depkes, 2006). Perkembangan teknologi dan industri serta. penyakit tidak menular (Depkes, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan aset berharga, tidak hanya bagi individu tetapi juga

BAB 1 PENDAHULUAN. gangguan mual-mual, perut keras bahkan sampai muntah (Simadibrata dkk,

HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEJADIAN GASTRITIS DI KLINIK DHANANG HUSADA SUKOHARJO

PERILAKU PENCEGAHAN PENYAKIT GASTRITIS PADA SISWA DI SMAN 1 SOOKO MOJOKERTO ROSI HERDIANTO SUBJECT: Perilaku, Gastritis, Siswa

Lembar Persetujuan Menjadi Responden. Gambaran Pengetahuan Dan Perilaku Pencegahan Gastritis Pada

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya tekanan darah arteri lebih dari normal. Tekanan darah sistolik

Keluhan dan Gejala. Bagaimana Solusinya?

BAB V PEMBAHASAN. menjadi salah satu penyebab sindrom dispepsia (Anggita, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. sistolic dan diastolic dengan konsisten di atas 140/90 mmhg (Baradero, Dayrit &

PENGETAHUAN PASIEN DENGAN GASTRITIS TENTANG PENCEGAHAN KEKAMBUHAN GASTRITIS

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan penyakit non infeksi (penyakit tidak menular) justru semakin

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang. Salah satu masalah kesehatan yang kita hadapi sekarang ini adalah

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA. PADA KELUARGA Tn. H KHUSUSNYA Tn. H DENGAN GANGGUAN PENCERNAAN: GASTRITIS DI WILAYAH PUSKESMAS GROGOL I

Jurnal Keperawatan, Volume VIII, No. 1, April 2012 ISSN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ABSTRAK TINGKAT PENGETAHUAN PASIEN GASTRITIS TERHADAP PENGGUNAAN TERAPI KOMBINASI RANITIDIN DAN ANTASIDA DI PUSKESMAS S. PARMAN BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit tekanan darah tinggi menduduki peringkat pertama diikuti oleh

GAMBARAN POLA MAKAN DALAM KEJADIAN GASTRITIS PADA REMAJA DI SMP NEGERI 1 SEKAYAM KABUPATEN SANGGAU

HUBUNGAN ANTARA STRES DENGAN KEKAMBUHAN PENYAKIT GASTRITIS PADA PASIEN GASTRITIS DI PUSKESMAS TLOGOSARI KULON SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. penyakit tidak menular (noncommunicable diseases)seperti penyakit jantung,

HUBUNGAN ANTARA POLA MAKAN DENGAN JENIS GASTRITIS PADA PASIEN YANG BEROBAT JALAN DI PUSKESMAS BONE-BONE KECAMATAN BONE-BONE KABUPATEN LUWU UTARA

BAB I PENDAHULUAN. jenis. Kehamilan merupakan keadaan fisiologis wanita yang diikuti dengan

HUBUNGAN POLA MAKAN DENGAN SINDROMA DISPEPSIA REMAJA PUTRI DI SMP NEGERI I KARYA PENGGAWA KABUPATEN PESISIR BARAT TAHUN 2013

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tubuh dan menyebabkan kebutaan, gagal ginjal, kerusakan saraf, jantung, kaki

BAB 1 PENDAHULUAN. tahunnya. World Health Organization (WHO) memperkirakan. mendatang diperkirakan sekitar 29% warga dunia menderita

BAB 1 PENDAHULUAN. didominasi oleh penyakit infeksi bergeser ke penyakit non-infeksi/penyakit tidak

GLOBAL HEALTH SCIENCE, Volume 2 Issue 2, Juni 2017 ISSN

Satuan Acara penyuluhan (SAP)

BAB III METODE PENELITIAN

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

3. Apakah anda pernah menderita gastritis (sakit maag)? ( ) Pernah ( ) Tidak Pernah

BAB I PENDAHULUAN. psikologis dan sosial. Hal tersebut menimbulkan keterbatasan-keterbatasan yang

BAB I PENDAHULUAN. dimana ketika masalah penyakit menular belum tuntas dikendalikan, kejadian

BAB I PENDAHULUAN UKDW. Mioma uteri sering disebut juga leiomioma atau fibroid uterus, yang merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hipertensi merupakan suatu keadaan terjadinya peningkatan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. berbagai masalah lingkungan yang bersifat alamiah maupun buatan manusia.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pesat. Penyakit degeneratif biasanya disebut dengan penyakit yang

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. terus menerus mengalami peningkatan. Hal ini terlihat dari data WHO

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dilakukan di Puskesmas Wonosari pada bulan September-Oktober 2016.

BAB I PENDAHULUAN.

BAB 1 : PENDAHULUAN. penduduk yang telah mencapai usia 60 tahun ke atas. Salah satu indikator

BAB I PENDAHULUAN. tersebut untuk mengidentifikasi barang atau jasa seseorang atau sekelompok

BAB 1 PENDAHULUAN. Health Organization (WHO) menentukan usia remaja antara tahun.

HUBUNGAN TINGKAT PENDIDIKAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP KEPATUHAN DIET PADA PASIEN GASTRITIS RAWAT INAP DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Stroke menurut World Health Organization (WHO) (1988) seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. Kekayaan utama yang paling berharga bagi setiap bangsa adalah sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan kesehatan masyarakat di Indonesia mengalami transisi

BAB I. Pendahuluan UKDW. dys- (buruk) dan peptin (pencernaan) (Abdullah,2012). Dispepsia merupakan istilah

BAB I PENDAHULUAN. terkendali. Kanker menyerang semua manusia tanpa mengenal umur, jenis

Sartono, SKM, M.Kes, Terati, SKM, M.Si, Yunita Nazarena, S.Gz Dosen Jurusan Gizi Poltekkes Palembang Kemenkes RI. Abstrak

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. berpenghasilan rendah dan menengah. Urbanisasi masyarakat

BAB 1 PENDAHULUAN. World Health Organization (WHO) memperkirakan jumlah penderita hipertensi akan terus meningkat seiring

BAB I PENDAHULUAN. menular (PTM) yang meliputi penyakit degeneratif dan man made diseases.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pada masa remaja bisa meningkat terutama dalam bidang repoduksi dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Filariasis merupakan penyakit zoonosis menular yang banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. menjadi penyakit multisistemik yang disebabkan oleh kuman Salmonella

LAMPIRAN 2 SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN UNTUK IKUT SERTA DALAM PENELITIAN (INFORMED CONSENT)

GAMBARAN KEJADIAN GASTRITIS DI RSUD RATU ZALECHA MARTAPURA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Dispepsia kronis merupakan keluhan nyeri atau rasa tidak nyaman yang berpusat

I PENDAHULUAN. Bab ini akan membahas mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi Masalah,

BAB I PENDAHULUAN. fisik maupun mental (Profil Kesehatan Jawa Tengah, 2009).

HUBUNGAN PENGETAHUAN, MOTIVASI DAN AKSES SARANA KESEHATAN TERHADAP PEMBERIAN IMUNISASI HEPATITIS B (0-7 HARI) DI PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tingkat kesadaran masyarakat Indonesia masih sangat rendah mengenai pentingnya menjaga kesehatan lambung karena gastritis atau sakit maag akan sangat mengganggu aktivitas sehari-hari, baik bagi remaja maupun orang dewasa. Gastritis atau dikenal dengan sakit maag merupakan peradangan (pembengkakan) dari mukosa lambung disebabkan oleh faktor iritasi dan infeksi (Rahma, 2013). Bahaya penyakit gastritis jika dibiarkan terus menerus akan merusak fungsi lambung dan dapat meningkatkan risiko untuk terkena kanker lambung hingga menyebabkan kematian. Berbagai penelitian menyimpulkan bahwa keluhan sakit pada penyakit gastritis paling banyak ditemui akibat dari gastritis fungsional, yaitu mencapai 70-80% dari seluruh kasus. Gastritis fungsional merupakan sakit bukan disebabkan oleh gangguan pada organ lambung melainkan lebih sering dipicu oleh pola makan kurang sesuai, faktor psikis dan kecemasan (Saydam, 2011). Persentase dari angka kejadian gastritis di Indonesia menurut WHO (2011) adalah 40,8%. Angka kejadian gastritis pada beberapa daerah di Indonesia cukup tinggi dengan prevalensi 274,396 kasus dari 238,452,952 jiwa penduduk. Menurut Maulidiyah (2006), di Kota 1

2 Surabaya angka kejadian Gastritis sebesar 31,2%, Denpasar 46%, sedangkan di Medan angka kejadian infeksi cukup tinggi sebesar 91,6%. Berdasarkan profil kesehatan Indonesia tahun 2009, gastritis merupakan salah satu penyakit di dalam sepuluh penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan jumlah 30.154 kasus (4,9%). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera Barat, gastritis menempati urutan ke-3 dari 10 penyakit terbanyak di Sumatera Barat tahun 2009 yaitu sebesar 202.577 kasus (11,18%). Gastritis adalahpenyakit banyakditemukan di masyarakat.insiden gastritis di Asia Tenggara sekitar 583.635 darijumlahpenduduksetiaptahunnya.gejalapenyakit gastritis diantaranyaadalahnyeripadauluhati, mual, muntah, kembung, diaredanpusing.gastritis tidakditanganidenganbenardapatmenimbulkanberbagaikomplikasidiantar anyaadalahpeptic ulcer, gangguanabsorbsi vitamin B12 dankankerlambung (Handayani, 2012). Di Indonesia angkakejadian gastritis cukuptinggi.penelitian dilakukanolehdepartemenkesehatan RI angkakejadian gastritis dibeberapakota di Indonesia ada tinggimencapai 91,6% yaitu di Kota Medan, di beberapakotalainnyaseperti Surabaya 31,2%, Denpasar 46%, Jakarta 50%, Bandung 32,5%, Palembang 35,5%, Aceh 31,7%, dan Pontianak 31,2% (Sulastri, 2012).

3 Data DinasKesehatan Kota Tangerangtahun 2009, menyebutkanbahwa gastritis menempatiurutan ke-2 dari 10 penyakitterbanyakdenganjumlah 7.729 kasus (12,26%) danpadatahun 2010 meningkatmenjadi 9.773 kasus (12,20%). Disampingitu, berdasarkan data diperolehdariprofilkesehatantahun 2010 Tangerang Selatan mendudukiperingkatkelimapenyakit gastritis padagolongansemuaumurmencapai 15.447 jiwa. Data ProfilKesehatanKabupatenTangerangtahun 2010, menyebutkanberdasarkanhasillaporanbulananpenyakit (LB1) daripuskesmas, menyebutkanbahwa gastritis menempatiurutan ke-3 dari 20 besarpenyakit di KabupatenTangerangdenganjumlah54.487kasus. Berdasarkan data diperolehprofilkesehatankabupatentangerangtahun 2010, bahwa 10 penyakitterbanyakpadausiaangkatankerja di KabupatenTangerangditempatioleh gastritis denganjumlah 40.000 kasus.olehkarenaitu, artinyamasalah gastritis inimemangada di masyarakatdantentunyasesuaidenganlatarbelakangdiatasusiaproduktifren tanterhadapterjadinya gastritis, olehsebabitu, inisemuaharusmenjadiperhatiankitasemua. Gastritis bukanlahsuatupenyakittunggal, namunbeberapakondisi-kondisi berbeda semuanyamempunyaiperadanganlapisanlambung.gastritis adalah proses inflamasi pada lapisan mukosa dan submukosa lambung dan secara

4 histopatologi dapat dibuktikan dengan adanya infiltrasi sel- sel radang pada daerah tersebut (Valle, 2008). Gastritis dikenal di masyarakatdenganistilahsakitmaagatausakituluhati, kondisiinibisatimbulmendadak biasanyaditandaidengan rasa mualdanmuntah, nyeri, perdarahan, rasa lemah, nafsumakanmenurunatausakitkepala (Gobel, 2012). Gastritis dapatdisebabkanbeberapafaktor.penyebab gastritis antaralainolehiritasi, infeksi, danatropimukosalambung. Dimanafaktorfaktornyaberawaldarifaktorstres, alkohol, infeksi Helicobacter pylori dan Mycobacteria spesies, sertaobat-obatanseperti NSAIDs (NonsteroidalAntiinflammatory Drugs), dan lain-lain dapatmengiritasimukosalambung. Gejala umummunculpadapenderita gastritis yaitunyeriuluhati, rasa tidaknyamansampainyeripadasaluranpencernaanterutamabagianatas, rasa mual, muntah, kembung, lambungterasapenuh, disertaisakitkepala.gejalainibisamenjadiakut, berulangdankronis.kekambuhanpenyakit gastritis ataugejalamunculberulangkarenasalahsatunyadipengaruhifaktorkejiwaan ataustres (Misnadiarly, 2009). Stresmemilikiefeknegatifmelaluimekanismeneuroendokrinterhadapsalur anpencernaansehinggaberisikountukmengalami gastritis.produksiasamlambungakanmeningkatpadakeadaanstres, misalnyapadabebankerjaberat, panikdantergesa-gesa. Kadar

5 asamlambung meningkatdapatmengiritasimukosalambungdanjikahalinidibiarkan, lamakelamaandapatmenyebabkanterjadinya gastritis.bagisebagian orang, keadaanstresumumnyatidakdapatdihindari.olehkarenaitu, makakuncinyaadalahmengendalikannyasecaraefektifdengancara diet sesuaidengankebutuhannutrisi, istirahatcukup, olah raga teraturdanrelaksasi cukup (Saorinsong, 2014). Penyakit gastritis dapatmenyerangdarisemuatingkatusiamaupunjeniskelamin. Beberapasurveimenunjukkanbahwa gastritis paling seringmenyerangusiaproduktif. Padausiaproduktifrentanterseranggejala gastritis karenatingkatkesibukansertagayahidup kurangmemperhatikankesehatansertastres mudahterjadiakibatpengaruhfaktor-faktorlingkungan (Hartati, 2014).Sedangkan menurut Robbins (2012) menyatakan bahwa adanya tugas terlalu banyak. Banyaknya tugas tidak selalu menjadi penyebab stres, akan menjadi sumber stres apabila banyaknya tugas tersebut tidak sebanding dengan kemampuan baik fisik maupun keahlian dan waktu tersedia bagi karyawan. Jikabanyaknyatugastidakdisertaidengankemampuandanwaktu memadai, makaakancenderungmenjadipenyebabmunculnyastreskerja. Hal sama dikemukakan olehaminullah (2008) menyatakanbahwapadausiaproduktifseringberhadapandengantantangan,

6 danapabilatidakmampumengaturnyabisaberpotensistres. Selainlingkungansosial makinkompleks, kebiasaan orang dalamusiaproduktif tidakselektifdalamkonsumsimakananjugamempengaruhitingkatstres. Makanan masukkedalamtubuhdapatmempengaruhiperkembanganotak, kesimpulannya kondisiotak kurangbaikmempengaruhikemampuan mental seseorangketikamenghadapitantangan MenurutCharlesworth& Nathan (1984) seperti dikutipolehprio (2009) faktorutamapeyebabterjadinyapenyakit gastritis danmerupakanfaktor menyebabkankekambuhanpenyakit gastritis adalahstres. Menurut Candrawinata (2015) menyatakan bahwa tingkat pendidikan seseorang mempengaruhi daya tahannya dalam menghadapi stres. Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin tinggi keberhasilannya melawan stres. Orang pendidikannya tinggi lebih mampu mengatasi masalah dari pada orang pendidikannya rendah. Pendidikan seseorang mempengaruhi pengetahuan atau penerimaan informasi terkait dengan kesehatan sehingga akan lebih memperhatikan kesehatannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan dari Indriana (2010) bahwa pendidikan merupakan salah satu faktor mempengaruhi stres. Hal sama dikemukakan Vincen Cornelli, sebagaimana dikutip oleh

7 Grant Brecht (2000) dalam Prio (2009) berpendapat bahwa dimaksud stres adalah gangguan pada tubuhdan pikiran disebabkan oleh perubahan dan tuntutan kehidupan, dipengaruhi baik oleh lingkungan maupun penampilan individu di dalamlingkungan tersebut. Sehingga bisa disimpulkan stres merupakan faktor berpengaruh dalam kejadian gastritis Penelitian Rahmawati (2010) menyebutkan beberapa faktor presdiposisi dalam munculnya kekambuhan gastritis adalah karakteristik responden, strespsikologis, dan perilaku konsumsi. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan antara karakteristik responden,stres psikologis,perilaku konsumsi dengan kekambuhan gastritis di Puskesmas Kecamatan Lamongan Tahun 2010. Desain penelitian ini adalah Cross Sectional. Sampel adalah penderita gastritis sebanyak 82 orang di Puskesmas Kecamatan Lamongan dengan teknik pengambilan sampel sesuai dengan kriteria ditentukan peneliti. Analisis data menggunakan uji statistik chi square dengan tingkat signifikansi ρ± = 0,05. Hasil penelitian menunjukkan 58,54% responden berumur 18-35 tahun, 76,83% jenis kelamin perempuan, 56,09% memiliki tingkat pendidikan formal paling tinggi hingga SMP (Sekolah Menengah Pertama), 45,12% memiliki pendapatan keluarga setiap bulan > Rp 900.000,-, dan 80,49% responden tidak memiliki keluarga dengan riwayat penyakit gastritis. Hasil uji statistik menunjukkan adanya hubungan antara stres psikologis

8 (p=0,0001, RP (Prevalensi Rasio) 2,19 untuk responden sangat rentan stres psikologis, dan RP 2,83 untuk responden rentan stres psikologis), sikap makan dan minum (p= 0,0001, RP 12,19 untuk sikap sangat mendukung, RP 10,29 untuk sikap mendukung), tindakan makan dan minum (p=0,007, RP 3,13 untuk tindakan buruk, dan RP 2,39 untuk tindakan cukup) dengan kekambuhan gastritis. Kesimpulan dalam penelitian ini adalah stres psikologis, sikap makan dan minum serta tindakan makan dan minum memiliki hubungan dengan kekambuhan gastritis. Stres psikologis memiliki hubungan dengankeeratan sedang, sehingga disarankan agar petugas kesehatan senantiasa memberikan motivasi untukmeringankan beban psikologis pasien dan memberikan informasi melalui penyuluhan untuk mendorong peningkatan sikap dan tindakan masyarakat agar mencegah terjadinya gastritis.penelitian tersebut sebanding dengan penelitian dilakukan oleh Gustin (2011) didapatkan bahwa faktor stres berhubungan dengan kejadian grastitis. Jumlah penderita gastritis di Rw 05Kp. Bantar Panjang Kelurahan Cileles,merupakan penyakit paling sering dikeluhkan warga, tahun 2016 tercatat bulan februari sebanyak 57 orang. Dari hasil studi pendahuluan dilakukan peneliti dengan melakukan wawancara pada warga di Rw 05 Kp. Bantar Panjang Kelurahan Cileles pada 10 responden didapatkan 70% warga di Rw 05 Kp. Bantar Panjang Kelurahan Cileles pernah merasakan seperti mual, nyeri ulu hati, perut

9 kembung, pusing dan 30% tidak pernah merasakan hal tersebut, akibatnya terganggu aktivitas sehari-hari karena penyakit gastritis. Hasil wawancara penulis dengan beberapa warga penyebabnya karena sering mengabaikan atau melupakan waktu makan karena kesibukan disebabkan karena tekanan pekerjaan berlebihan. Studi pendahuluan dilakukan secara bersamaan di Rw 05 Kp. Bantar Panjang Kelurahan Cileles, dilakukan wawancara terhadap 10 responden didapatkan hasil 80% warga mengatakan sering mengalami stres, stres dialami karena Tangerang dikenal sebagai kawasan industri dan mayoritas warga merupakan ketenaga kerjaannya, sering dihadapkan oleh beban pekerjaan lebih contohnya lembur, konflik dalam pekerjaan.dan 20% warga tidak mengalami stres, sehingga hasil wawancara tersebut dikatakan stres sering dialami. Sesuai dengan latar belakang diatas penyakit gastritis dapatmenyerangseluruhlapisanmasyarakatdarisemuatingkatusiamaupunj enis, menunjukkanbahwa gastritis paling seringmenyerangusiaproduktif. Padausiaproduktifmasyarakatrentanterseranggejala akibatkesibukansertagayahidup kurangmemperhatikankesehatansertastres mudahterjadiakibatpengaruhfaktor-faktorlingkungan bisamenyebabkanmunculnyagejala gastritis, gastritis. Meskipunbegitu,tidakjarangmasyarakatmasihberanggapanbahwa gastritis timbulhanyakarenafaktorasupanmakananatautelatmakan.

10 Berdasarkan data-data tersebut penulis tertarik untuk melakukan penelitian berjudul Hubungan Stres dengan Gastritis pada Usia Dewasa di Rw 05Kp. Bantar Panjang Kelurahan Cileles. B. Rumusan Masalah Strespadausiaproduktifdapatdisebabkanberbagaihal, salahsatunyaadalahtekananpekerjaan berlebihan, himpitan ekonomi, faktor lingkungan. Stresmemilikiefeknegatifmelaluimekanismeneuroendokrinterhadapsalur anpencernaansehinggaberesikountukmengalami gastritis. Berdasarkanrumusanmasalah di atasmakapenelititertarikmelakukanpenelitian apakah ada hubunganstresdengan gastritis pada usia dewasa di Rw 05Kp. Bantar Panjang Kelurahan Cileles?. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Mengetahuihubunganstresdengan gastritis pada usia dewasa di Rw 05Kp. Bantar Panjang Kelurahan Cileles. 2. Tujuan khusus Tujuankhususdalampenelitianiniadalahuntuk : a. Mengetahui karakteristik demografi warga dengan gejala gastritis di Rw 05Kp. Bantar Panjang Kelurahan Cileles.

11 b. Mengetahui tingkat stres dialami warga pada usia dewasa di Rw 05Kp. Bantar Panjang Kelurahan Cileles. c. Mengetahui kejadian gastritis terjadi pada warga dirw 05Kp. Bantar Panjang Kelurahan Cileles. d. Menganalisishubunganstresdengan gastritis pada usia dewasa di Rw 05Kp. Bantar Panjang Kelurahan Cileles. D. Manfaat Penelitian Manfaatdalampenelitianiniantara lain adalahsebagaiberikut : 1. Institusipendidikan Hasilpenelitianinidapatmenambahilmukeperawatantentanghubungan stresdengankejadian gastritis. 2. Manfaatbagipeneliti Hasilpenelitianinidapatdigunakansebagaipenambahanwawasanataup engetahuanbagipenelitikhususnyamengenaihubunganstresdengankej adian gastritis. 3. Manfaatbagipeneliti lain Hasilpenelitianinidapatdigunakansebagaiacuanbagipenelitiselanjutn yauntukmengembangkanpenelitianlaintentangfaktor berubungandengankejadian gastritis.