BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. jasmani dan rohani anak di lingkungan keluarga sebelum memasuki. pendidikan dasar. Anak yang dalam pandangan pendidikan modern

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini menuntut adanya sumber daya manusia yang berkualitas tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia sangat berkembang pesat. Pemerintah

I. PENDAHULUAN. Anak usia dini berada pada rentang usia 0-8 tahun (NAEYC, 1992). Anak usia

BAB I PENDAHULUAN. jamak (multiple intelegence) maupun kecerdasan spiritual. yaitu usia 1-6 tahun merupakan masa keemasan (golden age), yang pada

BAB I PENDAHULUAN. kembang anak usia lahir hingga enam tahun secara menyeluruh. yang mencakup aspek fisik dan nonfisik dengan memberikan rangsangan

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. buruknya masa depan bangsa. Jika sejak usia dini anak dibekali dengan

BAB I PENDAHULUAN. dengan adanya fitrah yang suci. Sebagaimana pendapat Chotib (2000: 9.2) bahwa

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Artinya, pendidikan diharapkan dapat membuat manusia menyadari

BAB I PENDAHULUAN. fisik dan psikis yang siap merespon stimulasi yang diberikan oleh. anak perlu diberi stimulasi yang optimal melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga kebutuhan anak usia dini terlayani sesuai dengan masa. perkembangannya. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. penting karena Pendidikan Anak Usia Dini merupakan fondasi dasar. Pendidikan Nasional, Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU Sisdiknas, bab I pasal I butir 4).

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia menuju era globalisasi. Suatu era yang

BAB I PENDAHULUAN. memasuki pendidikan lebih lanjut (UU No. 20 Tahun 2003, pasal 1 : 14).

BAB I PENDAHULUAN. dalam perwujudan diri individu terutama bagi pembangunan bangsa dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. mengatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk

BAB I PENDAHULUAN. ditangani, dan tidak akan pernah selesai untuk dikerjakan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas sebagaimana diatur dalam Undang-Undang No.20 tahun 2003

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Usia dini merupakan periode awal yang paling penting dan mendasar

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. oleh mutu pendidikan dari bangsa itu sendiri. Pendidikan yang tinggi akan

BAB I PENDAHULUAN. dasar bagi perkembangan anak selanjutnya. dilakukan melalui pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu

BAB I PENDAHULUAN. Usia dini disebut juga sebagai usia emas atau golden age. Pada masamasa

BAB I PENDAHULUAN. hal yang penting untuk diberikan sejak usia dini. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber Daya Manusia (SDM) yang unggul merupakan aset yang paling berharga

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Istilah kognitif sering kali dikenal dengan istilah intelek. Intelek

BAB I PENDAHULUAN. (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan yang lebih tinggi. yang di selenggarakan di lingkungan keluarga.

BAB I PENDAHULUAN. Anak Usia Dini menurut NAEYC (National Association Educational

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah upaya pembinaan yang. ditunjukkan kepada anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun

BAB I PENDAHULUAN. adanya pendidikan yang memadai untuk putra-putrinya, terlebih pada saat

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 tahun 2003 pasal 1 ayat 14.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai salah satu syarat tujuan pembangunan. Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang sangat pesat bagi kehidupan serta organisasi yang merupakan

PENDIDIKAN TPA & KB. Martha Christianti

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. 31 ayat (1) menyebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak mendapat

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

Pendidikan TPA/ KB. Eka Sapti C

PENDIDIKAN ANAK USIA DINI

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN TAMAN KANAK-KANAK BERDASARKAN MINAT ANAK (Studi Kasus di TK Negeri Pembina Surakarta) T E S I S.

UPAYA MENINGKATKAN DAYA PIKIR ANAK MELALUI PERMAINAN EDUKATIF

BAB I PENDAHULUAN. terhadap apa yang dilihat, didengar, dan dirasakan. Anak seolah-olah tidak

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Anak Usia Dini adalah suatu upaya pembinaan yang ditujukan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan keluarga, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. adalah mempersiapkan anak dengan memperkenalkan berbagai pengetahuan, sikap/prilaku,

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh kembang anak pada usia dini akan berpengaruh secara nyata pada

BAB I PENDAHULUAN. dari berbagai pihak yaitu pemerintah, masyarakat, dan steakholder yang terdiri

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kemungkinan, menghasilkan strategi dan berfantasi. 1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. memberikan rangsangan bagi perkembangan jasmani, rohani (moral dan spiritual), motorik, akal

BAB I PENDAHULUAN. komponen dalam rangka mencapai tujuan yang diharapkan. Indonesia telah mencanangkan pendidikan wajib belajar yang semula 6 tahun

BAB I PENDAHULUAN. depan, jika pondasi lemah maka akan susah berharap bangunannya berdiri kokoh

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 1 ayat 14 menyatakan bahwa. Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak yang menyatakan bahwa :

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang mandiri. Begitu pentingnya pendidikan bagi diri sendiri, dan teknologi agar bangsa semakin maju dan berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. bahasa, motorik dan sosio emosional. Berdasarkan Pemerdiknas No. 58. Standar Pencapaian perkembangan berisi kaidah pertumbuhan dan

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Dirjen Pendidikan Anak Usia Dini dalam Kerangka Besar. Pembangunan PAUD menyatakan :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkembangan dan perubahan yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara tidak

BAB I PENDAHULUAN. (Pasal 1 UU Sisdiknas No.20 Tahun 2003). Dari bagian-bagian itu tidak

BAB I PENDAHULUAN. anak menentukan perkembangan anak selanjutnya. Anak usia dini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. tersebut sangat menentukan bagi anak untuk mengembangkan seluruh. potensinya. Berdasarkan kajian dalam Ernawulan Syaodih dan Mubiar

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan (daya pikir, daya cipta), sosioal-emosional, bahasa dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bagian tujuh, pasal 28 ayat 1 6, di mana pendidikan anak usia dini diarahkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pembangunan dibidang pendidikan. dalam satu program kegiatan belajar dalam rangka kegiatan belajar dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. selanjutnya. Berdasarkan penelitian Benyamin S. Bloon (1992)

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu di

Oleh : Badru Zaman, M.Pd PENDIDIKAN GURU ANAK USIA DINI FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

I. PENDAHULUAN. perlakuan yang diberikan pada anak harus memperhatikan karakteristik pada

BAB I PENDAHULUAN. proses perkembangan dengan pesat dan sangat fundamental bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang Republik Indonesia no. 20 tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah seorang laki-laki ataupun perempuan yang belum dewasa

BAB I PENDAHULUAN. usia ini merupakan usia emas (golden age) yang merupakan masa peka dan

BAB I PANDAHULUAN. kehidupan selanjutnya dan memiliki sejumlah karakteristik tertentu.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan manusia yang memiliki karakteristik yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. dan pertumbuhan anak karena merupakan masa peka dalam kehidupan anak. Masa

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai perencanaan yang sangat menentukan bagi perkembangan dan

BAB I PENDAHULUAN. Anak adalah manusia kecil yang memiliki potensi yang harus. dikembangkan sejak dini agar dapat berkembang secara optimal.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal, non formal dan informal. Taman Kanak-kanak adalah. pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam UU RI NO.20 TH 2003 adalah:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pendidikan anak usia dini adalah jenjang pendidikan sebelum memasuki

PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal tersebut akan dapat tercapai jika

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Anak usia dini merupakan sosok individu yang sedang menjalani suatu

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan pendidikan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. dapat menunjukkan bakat di lingkungan masyarakat. Pendidikan diarahkan

PERAN PEMERINTAH DALAM PENGEMBANGAN PAUD DI INDONESIA. Annisa Meitasari Wahyono

I. PENDAHULUAN. Pendidkan anak usia dini mengalami perkembangan yang sangat pesat, hal

BAB I PENDAHULUAN. hendaknya dibangun dengan empat pilar, yaitu learning to know, learning

BAB I PENDAHULUAN. kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Dalam perkembangannya,

BAB I PENDAHULUAN. satunya ialah PAUD yang membahas pendidikan anak usia 0-8 tahun. PAUD

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu pendidikan telah berkembang pesat dan terspesialisasi. Salah satu diantaranya adalah Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) yang membahas pendidikan untuk anak sejak lahir sampai usia 6 tahun. Anak usia tersebut memiliki karakteristik yang berbeda dengan anak usia diatasnya, sehingga pendidikannya perlu untuk dikhususkan. PAUD telah berkembang dengan pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju, karena pengembangan kapasitas manusia akan lebih mudah dilakukan sejak usia dini (Suyanto, 2005:1). Undang-undang RI No.20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional bab 1 ayat 14, menyatakan Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah suatu upaya pembinaan sejak lahir sampai usia 6 tahun yang dilakukan melalui pemberian rangsangan pedidikan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani, agar anak memiliki kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. UU No.20 tahun 2003 Sisdiknas Pasal 28 menyatakan bahwa pendidikan anak usia dini (PAUD) diselenggarakan pada tiga jalur yaitu : 1. Jalur formal meliputi Taman Kanak-Kanak, Raudatul Atfal (RA) atau bentuk lain yang sederajat. 2. Jalur Non Formal meliputi : Kelompok Bermain (KB), Taman Penitipan Anak (TPA), atau bentuk lain yang sederajat. 1

2 3. Jalur informal meliputi : Pendidikan keluarga atau pendidikan yang diselenggarakan oleh lingkungan sekitar. Taman kanak-kanak merupakan lembaga pendidikan anak usia dini pada jalur pendidikan formal. Keberadaan Pendidikan Taman Kanak-Kanak sangat penting karena usia TK merupakan usia emas (golden age) yang didalamnya terdapat masa peka yang hanya datang sekali. Masa peka adalah masa yang menuntut perkembangan anak yang dikembangkan secara optimal. Pendidikan anak usia dini bertujuan mengembangkan seluruh potensi anak agar anak kelak dapat berfungsi sebagai manusia yang utuh sesuai falsafah suatu bangsa (Suyanto, 2005:3). Anak dapat dipandang sebagai individu yang baru mulai mengenal dunia. Anak belum mengetahui tata krama, sopan santun, aturan, norma, etika dan berbagai hal tentang dunia. Rasa ingin tahu yang dimiliki anak sangat tinggi, keinginan untuk mengetahui segala sesuatu yang terjadi disekelilingnya, dan belajar berkomunikasi dengan orang lain serta belajar memahami orang lain. Anak usia dini adalah sosok individu yang sebagai mahkluk sosio kultural yang sedang mengalami perkembangan yang sangat fundamental bagi kehidupan selanjutnya dan memiliki karakteristik tertentu (Santoso, 2005:26). Pengalaman perkembangan pada usia dini dapat memberikan pengaruh yang membekas dan berjangka waktu lama sehingga melandasi proses perkembangan anak selanjutnya. Untuk itu sangat diperlukan guna memberi rangsangan terhadap seluruh aspek perkembangan anak, yang mencakup penanaman nilai-nilai dasar yaitu, agama dan moral, pembentukan sikap yaitu,

3 disiplin, mandiri dan sosial serta perkembangan kemampuan dasar yang mencakup bahasa, fisik motorik serta kognitif. Salah satu lingkup perkembangan di TK adalah lingkup perkembangan kognitif. Perkembangan ini bertujuan mengembangkan kemampuan berpikir anak untuk dapat mengolah perolehan belajarnya, dapat menemukan bermacam-macam alternatif pemecahan masalah, membantu anak mengembangkan kemampuan logika matematika dan pengetahuan akan ruang dan waktu serta mempunyai kemampuan untuk memilah-milah, mengelompokkan dan mempersiapan pengembangan kemampuan berpikir secara teliti. Kognitif sering kali diartikan sebagai kecerdasan atau cara berfikir (Patmodewo, dalam Gunarti, 2008:1.37). Kognitif adalah pengertian yang luas mengenai cara berfikir dan mengamati, jadi kognitif merupakan tingkah laku yang mengakibatkan seseorang memperoleh pengetahuan atau menggunakan pengetahuan yang diperolehnya. Kognitif merupakan salah satu aspek perkembangan yang harus distimulasi sejak dini. Perkembangan kognitif berkaitan erat dengan perkembangan intelektual dan pertumbuhan mental. Perkembangan kognitif anak dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya adalah faktor keturunan, kematangan fisik, pembentukan, minat dan bakat kebebasan dan interaksi anak dengan orang-orang disekitarnya atau lingkungan. Anak yang aspek kognitifnya berkembang baik akan dapat berpikir, merespon lingkungannya dan menuangkan pengalamannya. Seiring

4 dengan kematangan anak, akan terjadi strukturisasi yang progresif dalam proses kognitif anak. Dalam proses tersebut proses berpikir anak berkembang menjadi kompleks. Kemampuan kognitif diperlukan anak dalam rangka mengembangkan pengetahuannya tentang apa yang dilihat, didengar, dirasa, diraba, maupun dicium melalui panca indra yang dimilikinya. Dalam mengembangkan kemampuan kognitif anak diperlukan proses pembelajaran yang efektif, menyenangkan, menarik dan bermakna bagi anak. Proses pembelajaran tersebut dipengaruhi oleh berbagai unsur, antara lain guru yang memahami secara utuh hakikat, sifat dan karakteristik anak, metode pembelajaran yang berpusat pada kegiatan anak, sarana kegiatan anak yang memadai, ketersediannya berbagai sumber dan media belajar yang menarik dan mendorong anak untuk belajar. Guru juga harus memahami kebutuhan khusus atau kebutuhan individual anak. Secara khusus tersedianya media pembelajaran akan mendukung penciptaan kondisi belajar anak yang menarik dan menyenangkan. Dengan media pembelajaran maka pesan atau informasi dapat disampaikan dari sumber pesan kepada penerima pesan yang berlangsung pada proses pembelajaran. Penggunaan media dalam pembelajaran dapat membangkitkan rasa ingin tahu, minat baru, membangkitkan motivasi dan rangsangan kegiatan belajar serta membawa pengaruh-pengaruh psikologis anak. Media memiliki peranan dalam pembelajaran yaitu dapat membangkitkan keinginan dan minat baru. Dengan menggunakan media

5 tersebut maka pembelajaran, cakrawala serta pengalaman anak semakin luas, persepsi semakin tajam dan konsep-konsep dengan sendirinya semakin lengkap, sehingga keinginan serta minat baru untuk belajar selalu timbul dalam diri anak. Realita dalam masyarakat masih banyak orang beranggapan bahwa media pembelajaran selalu berkaitan dengan teknologi tinggi, elektronika, digital sehingga memerluan biaya yang mahal, masyarakat juga beranggapan bahwa media pembelajaran adalah media cetak, transparansi, audio,audio visual, slide suara, multimedia interaktif dan sebagainya, yang memerlukan biaya yang tidak sedikit. Hal tersebut merupakan pemikiran yang sederhana dalam memaknai media pembelajaran. Era global didominasi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang membutuhkan individu-individu kreatif dan produktif serta memiliki kemampuan daya saing yang tinggi dan tangguh. Daya saing yang tinggi dan tangguh dapat terwujud jika anak didik memiliki kreatifitas, kemandirian dan kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan-perubahan yang terjadi pada berbagai bidang di masyarakat. Sistem pendidikan saat ini hanya menonjolkan kemampuan akademik saja seperti kemampuan membaca dan berhitung. Orang tua atau guru merasa bangga bila anak didiknya mampu membaca dan berhitung dengan lancar sehingga nilai moral dan emosi tak lagi penting. Sehingga banyak sekolah-sekolah yang berlomba-lomba mengedepankan teknologi yang serba canggih demi mendapatkan predikat

6 sekolah unggulan, hal ini berdampak pada biaya pendidikan yang amat sangat mahal. Masalah umum yang sering dihadapi guru ketika membantu siswa dalam pengembangan aspek kognitif anak di TK Pertiwi Sumberejo adalah kurangnya minat atau semangat anak untuk mengikuti proses pembelajaran. Anak cepat bosan, jenuh, dan ketidak tertarikan anak dalam mengikuti proses pembelajaran. Hal ini menimbulkan masalah dalam pemahaman konsep yang akan diterima oleh anak, salah satunya anak belum mampu pengelompokan benda sehingga kemampuan kognitif anak belum maksimal. Permasalahan tersebut diatas dipengaruhi oleh beberapa faktor diantaranya kurang tersedianya media pembelajaran dan tidak terpenuhi atau tidak adanya sarana prasarana yang memadai yang disebabkan kerena tingkat perekonomian masyarakat yang masih rendah, sehingga pembelajaran tidak dapat dilaksanakan secara optimal. Selain itu kurangnya variasi media dalam penyampaian materi. Untuk itu guru atau pendidik harus berupaya memperoleh media pembelajaran yang efektif dan efisien dalam penyampaian materi agar dapat mengembangkan seluruh potensi anak. Satu-satunya media yang tidak memerlukan biaya yang mahal dan sudah tersedia dilingkungan sekitar anak yaitu media lingkungan alam sekitar. Lingkungan alam sekitar memiliki ruang yang sangat luas dan memiliki kekayaan yang berlimpah ruah. Keadaan seperti ini tidak hanya digunakan untuk mencari keuntungan pribadi yang bersifat sementara tanpa memikirkan keberlangsungan hidup alam, namun lebih dari itu, juga dapat dimanfaatkan untuk hal yang lebih bernilai tinggi dan berharga, yaitu dengan

7 memanfaatkan segala yang tersedia di alam sekitar sebagai media pembelajaran dan tempat untuk belajar bagi anak. Berdasarkan latar belakang tersebut diatas maka penulis melakukan penelitian tentang Pembelajaran dengan media lingkungan alam sekitar untuk mengembangkan Kemampuan kognitif anak di TK Pertiwi Sumberejo, Kecamatan Mondokan, Kabupaten Sragen Tahun pelajaran 2010/2011. B. Identifikasi Masalah 1. Banyak sekolah yang berlomba-lomba mengedepankan teknologi yang serba canggih demi mendapat predikat sekolah unggulan yang berdampak pada biaya pendidikan yang amat mahal. 2. Banyak anak-anak TK yang terlihat cepat bosan, jenuh ketika proses pembelajaran dikarenakan kurang adanya variasi media dalam penyampaian materi. 3. Kemampuan kognitif anak kurang berkembang karena kurang tersedianya media atau sarana prasarana dalam pembelajaran, sehingga menimbulkan masalah dalam pemahaman konsep yang diterima anak. C. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut : Apakah pembelajaran dengan media lingkungan alam sekitar dapat meningkatkan Kemampuan kognitif anak?

8 D. Pembatasan Masalah Penelitian ini diharapkan lebih efekif, efisien, terarah dan dapat dikaji lebih mendalam maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalah yang di kaji dalam penelitian ini adalah : 1. kemampuan kognitif anak yang ditingkatkan yaitu kemampuan mengklasifikasi benda berdasarkan fungsi sebagaimana tercantum dalam Standar Tingkat Pencapaian Perkembangan yang mengacu pada PenDikNas No.58 Tahun 2009. 2. Media alam sekitar yang digunakan terbatas pada benda-bendaa yang ada di lingkungan alam sekitar, seperti : krikil, kayu, air, udara, kaleng bekas, dan sebagainya. E. Tujuan Penelitian 1. Tujuan umum Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak taman kanak-kanak dalam pembelajaran dengan media alam sekitar. 2. Tujuan khusus 1. Mendeskripsikan pembelajaran dengan media alam sekitar untuk meningkatkan kemampuan kognitif anak di TK Pertiwi Sumberejo. 2. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatkan kemampuan kognitif anak dalam pembelajaran dengan media alam sekitar di TK Pertiwi Sumberejo Mondokan kelompok B.

9 F. Manfaat Penelitian Penulisan ini diharapkan berguna untuk : 1. Manfaat Teoritis Mendapatkan teori baru tentang upaya peningkatan perkembangan kognitif anak melalui belajar dengan media alam sekitar. 2. Manfat Praktis a. Manfaat bagi siswa Manfaat bagi anak didik yaitu meningkatkan kemampuan kognitif yaitu dalam mengklasifikasi benda yang ada dilingkungan sekitar. b. Manfaat bagi guru Memperoleh teknik pembelajaran dengan media lingkungan alam sekitar. c. Manfaat bagi sekolah, Kualitas, kuantitas dan mutu sekolah lebih meningkat.