KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN

dokumen-dokumen yang mirip
Oleh : Handita Rachma Sulistyanto (Alumni Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana)

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. A. Tinjauan Penelitian Terdahulu Penelitian ini dilakukan tidak terlepas dari hasil penelitian-penelitian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Referensi-Referensi Penunjang dan Jurnal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kondisi ekonomi indonesia yang tidak stabil, menyebabkan perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Besar atau kecilnya suatu perusahaan tidak mempengaruhi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. keyakinan kepada investor bahwa mereka akan menerima return atas dana

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu informasi dari pihak eskternal dan pihak internal dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan disusun dan disajikan sekurang-kurangnya setahun sekali untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. yang mengalami kesulitan keuangan atau financial distress. Menurut Plat dan

BAB V PENUTUP. Berdasarkan hasil analisis data, pengujian hipotesis dan pembahasan, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keuangan untuk mengambil suatu keputusan. Oleh karena itu, laporan. Pengertian laporan keuangan ada berbagai macam, yaitu:

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan pendanaan yang aman dan menguntungkan.

BAB II LANDASAN TEORI Luas Pengungkapan dalam Laporan Tahunan. informasi keuangan dan bukan keuangan yang membantu stakeholders dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Teori agensi mengistilahkan pemilik sebagai principal, sedangkan manajer

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 tahun 1995 mengenai

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Tujuan perusahaan dalam menjual saham yaitu untuk mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai dasar pengambilan keputusan investasi. Selain itu, laba juga. dilakukan adalah manajemen laba.

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena bagi para investor dividen merupakan return (tingkat pengembalian) atas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan teknologi dan arus informasi di era globalisasi ini

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan media informasi yang merangkum semua

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan laporan keuangan tahunan. Laporan keuangan merupakan sarana

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dengan financial distress. Financial distress adalah kondisi dimana perusahaan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. pendapatan negara terbesar yang digunakan untuk membiayai semua pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB II 2. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS

BAB V PENUTUP. tinggi kepemilikan saham manajerial maka financial distress semakin rendah. Jensen

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bahwa perusahaan tersebut lebih baik dibandingkan perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian tentang Pengaruh Investment Opportunity Set, Komisaris

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Kurniawan Cahyo Utomo dan Y Anni Aryani (2016)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang penelitian. Pertumbuhan pengguna internet di Indonesia semakin meningkat seiring

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. pengalihan risiko tersebut kepada pihak lain. terdiri dari pengungkapan kuantitatif dan kualitatif. Untuk pengungkapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perusahaan. Menurut Hidayah (2008), definisi corporate governance

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. perusahaan. Kinerja keuangan merupakan suatu hasil pelaporan yang menunjukkan kondisi serta

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah keuangan perusahaan dapat terjadi dengan berbagai penyebab,

BAB I PENDAHULUAN. paling penting dari informasi keuangan untuk profesi akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan respon positif dari para investor. Beragamnya produk-produk investasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang berguna bagi pihak-pihak yang berkepentingan dalam

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan sumber dana atau alternatif pembiayaan kegiatan bisnisnya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. dapat tetap bersaing dengan perusahaan-perusahaan lainnya. Apabila efisiensi

BAB I PENDAHULUAN UKDW. macam resiko dan ketidakpastian yang seringkali sulit diprediksikan oleh para

BAB I PENDAHULUAN. Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) no.1. sejenis yang rasional. Laporan keuangan ini digunakan sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. pasar yang baik bagi investor-investor luar maupun dalam negeri. Hal ini

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Manajer selaku agent mengetahui informasi internal lebih banyak mengenai

Handita Rachma Sulistyanto Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Jl. Diponegoro Salatiga, Jawa Tengah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Laporan keuangan merupakan bentuk pertanggungjawaban manajemen,

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. (manajemen) dengan principal (pemegang saham). Principal merupakan pihak

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang kedua adalah ingin memakmurkan pemilik perusahaan atau para pemilik

BAB 1 PENDAHULUAN. Isu yang sedang marak diperbincangkan saat ini adalah Good Corporate

BAB I PENDAHULUAN. atas sumber daya yang dipercayakan kepadanya yang bermanfaat dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan penilaian kinerja perusahaan serta bermanfaat untuk pengambilan keputusan.

BAB 11 LANDASAN TEORI. Pelaporan keuangan bukan merupakan satu-satunya sumber informasi yang dapat digunakan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. pengaruh corporate governance terhadap manajemen laba dan implikasinya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu pencatatan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (2013) tujuan laporan keuangan. pengambilan keputusan ekonomi. Laporan keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. ini dikarenakan dengan Gross Domestic Product (GDP) Indonesia yang terus

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan membuat persaingan di dunia usaha semakin ketat. Pada era

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tahun Menurut Platt dan Platt (2002) menyebutkan financial distress

BAB 1 PENDAHULUAN 1. 1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Perusahaan membutuhkan pendanaan untuk kegiatan investasi yang

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ketepatan waktu (timeliness) merupakan salah satu faktor penting

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan kesejahteraan shareholder (pemegang saham). Banyak pemegang

BAB I PENDAHULUAN. menyejahterakan para stakeholder dan shareholder, yang lainnya yaitu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Corporate Social Responsibility (CSR) merupakan hal yang perlu. diperhatikan bagi perusahaan dewasa ini karena berkaitan dengan isu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Berdirinya sebuah perusahaan harus memiliki tujuan yang jelas. Ada

BAB I PENDAHULUAN. untuk mengambil keputusan. Laporan keuangan sebaiknya disajikan secara akurat

BAB 1 PENDAHULUAN. penawaran umum kepada publik atau go public diwajibkan untuk menyampaikan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manajemen perusahaan dalam rangka mendanai operasional perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. dengan globalisasi memicu munculnya perusahaan dengan jenis dan

BAB I PENDAHULUAN. untuk memperoleh sumber dana dan bagaimana mengalokasikan dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dipicu oleh fenomena gagal bayar subprime mortgage bertransformasi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. disebut agency conflict disebabkan pihak-pihak yang terkait yaitu prinsipal

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perusahaan bertujuan untuk memaksimalkan kesejahteraan pemilik

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 1. PENDAHULUAN. Pengungkapan sukarela corporate governance merupakan penyampaian informasi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keputusan pendanaan merupakan salah satu keputusan penting yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan adalah informasi yang memberikan pengaruh sangat besar bagi

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Teori keagenan (Agency Theory) menjadi dasar bagi perusahaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan media komunikasi bagi perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. diperhatikan oleh calon investor sebelum melakukan investasi adalah memastikan

BAB I PENDAHULUAN. termasuk juga di Indonesia. Selama krisis finansial global tersebut, sektor

BAB I PENDAHULUAN. interaksi dengan pihak-pihak yang terkait dengan perusahaan. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan sarana utama melalui mana informasi

Transkripsi:

KERANGKA TEORITIS DAN HIPOTESIS PENELITIAN Karakteristik Perusahaan Karakteristik perusahaan adalah ciri khas atau sifat yang melekat pada suatu entitas usaha yang dapat dilihat dari beberapa segi di antaranya ukuran perusahaan, jenis perusahaan, profitabilitas, leverage, likuiditas, penerbitan saham baru (Sari, 2011). Dalam penelitian ini, variabel karakteristik perusahaan yang digunakan adalah ukuran perusahaan, umur listing, profitabilitas, leverage, dan likuiditas. Mekanisme Corporate governance Corporate governance mengacu pada tata kelola perusahaan. Tata kelola perusahaan menetapkan aturan-aturan mengenai hubungan antara manajemen dan karyawan dan aktivitas untuk menciptakan berbagai nilai. Salah satu fungsi terpenting dari tata kelola perusahaan bahwa tata kelola perusahaan dapat berperan dalam memastikan kualitas proses pelaporan keuangan (Sari, 2011). Mekanisme merupakan cara kerja sesuatu secara tersistem untuk memenuhi persyaratan tertentu. Mekanisme corporate governance merupakan suatu prosedur dan hubungan yang jelas antara pihak yang mengambil keputusan dengan pihak yang melakukan kontrol atau pengawasan terhadap keputusan (Ningsaptiti, 2010). Menurut Iskander & Chamlou (2000) dalam Lastanti (2004), mekanisme dalam pengawasan Corporate governance dibagi dalam dua kelompok yaitu internal dan external mechanism. Internal mechanisms adalah cara untuk mengendalikan perusahaan menggunakan struktur dan proses internal seperti rapat umum pemegang saham (RUPS), komposisi dewan direksi, komposisi dewan komisaris dan pertemuan dengan board of director. Sedangkan external mechanisms adalah cara mempengaruhi perusahaan selain dengan menggunakan mekanisme internal, seperti pengendalian oleh perusahaan dan pengendalian pasar. Ketepatan Waktu IFR Internet financial reporting adalah suatu cara yang dilakukan perusahaan untuk mencantumkan laporan keuangannya melalui internet, yaitu melalui website 6

yang dimiliki perusahaan. Beberapa tahun belakangan ini, IFR muncul dan berkembang sebagai media yang paling cepat untuk menginformasikan hal- hal yang terkait dengan perusahaan (Kusumawardani, 2011). Informasi perusahaan yang disampaikan melalui internet meliputi neraca, laporan laba rugi, laporan arus kas, laporan perubahan ekuitas, dan catatan atas laporan keuangan. Penyampaian laporan keuangan perusahaan melalui internet mendukung program di Indonesia mengenai paper-less reporting. Adanya penyampaian laporan keuangan perusahaan melalui internet juga mendukung transparansi kondisi perusahaan di mata publik (Kusrinanti, 2012). Secara konseptual yang dimaksud dengan tepat waktu adalah kualitas ketersediaan informasi pada saat yang diperlukan atau kualitas informasi yang baik dilihat dari segi waktu (Owusu-Ansah, 2000 dalam Sari, 2011). Ketepatan waktu menghendaki informasi harus tersedia untuk pengguna laporan keuangan secepat mungkin dan ini merupakan kondisi yang diperlukan untuk menjadikan kepuasan jika laporan keuangan tersebut berguna. Dengan kata lain, informasi akan mempunyai manfaat jika disampaikan tepat waktu kepada para pemakainya guna pengambilan keputusan. Sesuai dengan ketentuan BAPEPAM yang menyebutkan bahwa penyampaian laporan keuangan tahunan yang telah diaudit dikatakan tepat waktu apabila diserahkan sebelum atau paling lambat pada akhir bulan ketiga setelah tanggal laporan keuangan tahunan perusahaan publik tersebut (Sari, 2011). Hipotesis Penelitian - Perbedaan ketepatan waktu IFR berdasarkan ukuran perusahaan Perusahaan besar lebih dikenal dan lebih banyak disorot oleh masyarakat dibandingkan dengan perusahaan kecil, sehingga perusahaan besar cenderung lebih menjaga kualitas dan imagenya di mata masyarakat. Oleh karena itu, perusahaan besar cenderung lebih tepat waktu dalam pelaporannya (Sari, 2011). Berbeda dengan perusahaan kecil yang belum banyak dikenal oleh masyarakat. Perubahan atau aktivitas perusahaannya belum disorot oleh masyarakat, belum banyak yang mengakses websitenya sehingga mereka cenderung tidak tepat waktu 7

dalam memperbarui laporan keuangan perusahaan yang ada pada websitenya. Widaryanti (2011), Lestari dan Chariri (2007) menemukan bahwa perusahaan yang memiliki ukuran besar tepat waktu sedangkan perusahaan yang memiliki ukuran kecil tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan di websitenya. Perusahaan besar memiliki banyak aktivitas yang harus diselesaikan. Sehingga proses penyusunan laporan keuangan menjadi semakin lama. Hal tersebut dapat mengakibatkan perusahaan besar tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan tahunannya. Berdasarkan uraian tersebut, dapat dirumuskan hipotesis : H1 : Terdapat perbedaan ketepatan waktu IFR berdasarkan ukuran perusahaan. - Perbedaan Ketepatan Waktu IFR berdasarkan Umur Listing Lestari dan Chariri (2007) menyatakan perusahaan yang sudah lama listing di BEI sebagian besar telah memiliki website dan telah dikenal oleh publik. Karena perusahaan yang sudah lama listing di BEI memiliki lebih banyak pengalaman dalam mempublikasikan laporan keuangan perusahaannya dan ditunjang dengan tersedianya website, maka perusahaan dapat menyajikan laporan keuangan perusahaannya secara tepat waktu. Sedangkan perusahaan yang baru listing di BEI belum memiliki banyak pengalaman dalam menyampaikan laporan keuangan perusahaan pada websitenya, sehingga perusahaan tersebut tidak dapat menyampaikan laporan keuangan perusahaannya secara tepat waktu. Namun, perusahaan yang sudah lama listing di BEI mungkin saja tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan tahunannya, karena perusahaan yang sudah lama listing di BEI telah dikenal dan dipercaya oleh masyarakat. Sehingga meskipun perusahaan tersebut tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan tahunan di websitenya, hal tersebut tidak mempengaruhi kepercayaan masyarakat terhadap perusahaan. Dengan demikian hipotesis yang diajukan: H2 : Terdapat perbedaan ketepatan waktu IFR berdasarkan umur listing. 8

- Perbedaan Ketepatan Waktu IFR berdasarkan Profitabilitas Profitabilitas merupakan suatu indikator kinerja yang dilakukan manajemen dalam mengelola kekayaan perusahaan yang ditunjukkan oleh laba yang dihasilkan. Secara garis besar, laba yang dihasilkan perusahaan berasal dari penjualan dan investasi yang dilakukan oleh perusahaan (Sudarmadji dan Sularto, 2007). Banyak alasan mengenai pentingnya mempelajari hubungan antara profitabilitas dan pengungkapan secara online. Perusahaan dengan kinerja yang buruk menghindari penggunaan teknik pelaporan seperti IFR karena mereka berusaha untuk menyembunyikan badnews. Berbeda dengan perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi, mereka menggunakan IFR untuk membantu perusahaan menyebarluaskan goodnews (Lestari dan Chariri, 2007). Perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi akan menyampaikan berita baik tersebut sesegera mungkin, yaitu melalui website mereka. Sedangkan perusahaan yang memiliki profitabilitas rendah akan menunda menyampaikan berita buruk tersebut pada website mereka. Hasil penelitian Hilmi dan Ali (2008), Mensah (2011) menemukan bahwa perusahaan dengan profitabilitas tinggi tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya, sedangkan perusahaan dengan profitabilitas rendah tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Namun, perusahaan yang memiliki profitabilitas tinggi mungkin saja tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan tahunannya, karena ada faktor-faktor lain. Misalnya perusahaan tersebut baru saja listing di BEI sehingga belum memiliki banyak pengalaman dalam menyampaikan laporan keuangan tahunan melalui website. Berdasarkan uraian diatas dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H3 : Terdapat perbedaan ketepatan waktu IFR berdasarkan profitabilitas. - Perbedaan Ketepatan Waktu IFR berdasarkan Leverage Leverage merujuk pada penggunaan sumber daya keuangan seperti utang dan dana pinjaman untuk meningkatkan rasio pengembalian ekuitas. Leverage keuangan dapat diartikan sebagai penggunaan aset dan sumber dana oleh perusahaan yang memiliki biaya tetap dengan maksud meningkatkan keuntungan 9

potensial pemegang saham. Perusahaan yang memiliki leverage yang tinggi berarti sangat tergantung pada pinjaman luar untuk membiayai asetnya. Tingginya rasio leverage mencerminkan tingginya risiko keuangan perusahaan. Risiko keuangan perusahaan yang tinggi mengindikasikan bahwa perusahaan mengalami kesulitan keuangan. Kesulitan keuangan akan mempengaruhi kondisi perusahaan di mata publik (Fitriani, 2010). Lestari dan Chariri (2007) serta Mensah (2011) menyatakan bahwa leverage yang tinggi merupakan berita buruk bagi perusahaan, dan perusahaan cenderung menunda untuk menyampaikan berita tersebut di websitenya. Sedangkan perusahaan yang memiliki leverage rendah akan menyampaikan berita baik tersebut sesegera mungkin pada websitenya. Namun, seringkali investor tidak memperhatikan besar kecilnya hutang yang dimiliki perusahaan, investor lebih melihat bagaimana pihak manajemen perusahaan mengunakan dana tersebut dengan efektif dan efisien untuk mencapai nilai tambah bagi nilai perusahaan (Mahendra, 2011). Hal tersebut memungkinkan perusahaan yang memiliki leverage tinggi bisa saja tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan tahunan di websitenya. Dengan demikian hipotesis yang diajukan: H4 : Terdapat perbedaan ketepatan waktu IFR berdasarkan leverage - Perbedaan Ketepatan Waktu IFR berdasarkan Likuiditas Likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam melunasi kewajiban jangka pendek. Semakin tinggi kemampuan perusahaan untuk melunasi utang jangka pendeknya maka semakin likuid perusahaan tersebut. Dimana tingkat likuiditas perusahaan akan mempengaruhi investor dalam mengambil keputusan investasi. Investor tidak akan menanamkan modalnya pada perusahaan yang kurang likuid karena mereka akan beranggapan bahwa perusahaan yang kurang likuid memiliki kecenderungan akan mengalami suatu kebangkrutan (Kusumawardani, 2011). Perusahaan yang mempunyai tingkat likuiditas tinggi menunjukkan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang tinggi dalam melunasi utang jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita baik sehingga perusahaan akan 10

mengungkapkan informasi perusahaan di website secara tepat waktu. Sebaliknya, apabila perusahaan mempunyai tingkat likuiditas yang rendah, maka perusahaan tersebut mempunyai kemampuan yang rendah dalam melunasi utang jangka pendeknya. Hal ini merupakan berita buruk sehingga perusahaan akan menunda untuk mengungkapkan di websitenya. Hasil penelitian Hilmi dan Ali (2008), Sari (2011) menemukan perusahaan yang dengan likuiditas tinggi tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya, dan perusahaan dengan likuiditas rendah tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Namun, perusahaan yang memiliki likuiditas tinggi bisa saja tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan tahunannya karena ada kemungkinan sebagian besar aset lancar yang dimiliki perusahaan dibiayai oleh hutang jangka panjangnya. Dengan demikian hipotesis yang diajukan : H5 : Terdapat perbedaan ketepatan waktu IFR berdasarkan Likuiditas - Perbedaan Ketepatan Waktu IFR berdasarkan Kepemilikan Manajerial Jensen dan Meckling (1976) menemukan bahwa kepemilikan manajerial berhasil menjadi mekanisme untuk mengurangi masalah keagenan dari manajer dengan menyelaraskan kepentingan manajer dengan pemegang saham. Kepemilikan perusahaan oleh manajer akan mempengaruhi kinerja manajer sehingga mereka akan lebih bertanggungjawab dalam mengelola perusahaan karena adanya rasa memiliki perusahaan, dengan demikian akan mempengaruhi kinerja pihak manajemen menjadi semakin baik (Saleh, 2004 dalam Srimindarti, 2008). Semakin besar proporsi kepemilikan saham oleh manajer dalam perusahaan akan mendorong mereka untuk bertindak sesuai keinginan para pemegang saham yang tidak lain dirinya sendiri dan semakin bertanggungjawab dalam mengelola perusahaan, sehingga kinerja perusahaan menjadi semakin baik. Hubungan yang selaras antara pemegang saham dengan pihak manajemen yang tak lain juga pemegang saham serta didukung dengan kinerja perusahaan yang baik akan mendorong perusahaan sesegera mungkin memperbarui informasi terkini melalui websitenya. Sedangkan proporsi kepemilikan saham yang kecil 11

oleh manajer akan menimbulkan rasa kurang memiliki perusahaan oleh manajer sehingga manajer akan mendahulukan kepentingannya daripada kepentingan pemegang saham, sehingga terjadilah ketidakselarasan antara kepentingan manajer dengan pemegang saham. Ketidakselarasan tersebut dapat berdampak pada ketidaktepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan. Seperti hasil penelitian Kadir (2011) terbukti bahwa perusahaan dengan proporsi kepemilikan manajerial yang besar tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya, sedangkan perusahaan dengan proporsi kepemilikan manajerial yang kecil tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan perusahaannya. Namun, perusahaan yang kepemilikan manajerialnya besar, dimungkinkan pemilik saham yang tidak bertindak sebagai manajer lemah dalam mengawasi manajer dalam menjalankan perusahaan, mereka mempercayakan jalannya perusahaan kepada manajer, sehingga perusahaan bisa saja tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan tahunan di websitenya. Dengan demikian hipotesis yang diajukan : H6 : Terdapat perbedaan ketepatan waktu IFR berdasarkan kepemilikan manajerial - Perbedaan Ketepatan Waktu IFR berdasarkan Kepemilikan Institusional Kepemilikan institusional adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh institusi atau lembaga. Kepemilikan institusional memiliki arti penting dalam memonitor manajemen karena dengan adanya kepemilikan oleh institusional akan mendorong peningkatan pengawasan yang lebih optimal. Semakin besar kepemilikan oleh institusi keuangan maka semakin besar pula kekuatan suara dan dorongan untuk mengoptimalkan nilai perusahaan (Permanasari, 2008). Kekuatan yang dimaksud misalnya mewajibkan perusahaan untuk menyampaikan laporan keuangan perusahaan sesegera mungkin. Karena informasi perusahaan yang disajikan tepat waktu akan sangat membantu pihak luar, salah satu cara yang dapat dilakukan perusahaan yaitu dengan menyajikannya melalui website perusahaan. Sedangkan kepemilikan saham oleh 12

institusi dalam prosentase yang kecil berarti pengawasan dari pihak luar juga semakin kecil, kondisi tersebut memungkinkan kinerja perusahaan menjadi buruk. Kinerja perusahaan yang buruk dapat berakibat pada ketidaktepatan waktu penyampaian laporan keuangan perusahaan, karena kinerja buruk merupakan badnews bagi perusahaan. Seperti hasil penelitian Kadir (2011) terbukti bahwa perusahaan yang proporsi kepemilikan institusionalnya besar tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya, dan perusahaan dengan kepemilikan institusional kecil tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangannya. Perusahaan yang kepemilikan saham oleh pihak institusinya besar juga bisa saja tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan tahunan di websitenya, karena dimungkinkan pengawasan yang tidak optimal, sehingga manager dapat mengambil keputusan yang lebih leluasa didalam pengelolaan manajemen perusahaan. Akibatnya, investor institusi ini gagal untuk memberikan kontribusi positif untuk meningkatkan nilai perusahaan (Saputra, 2010). Dengan demikian hipotesis yang ditujukan : H7 : Terdapat perbedaan ketepatan waktu IFR berdasarkan kepemilikan institusional - Perbedaan Ketepatan Waktu IFR berdasarkan Jumlah dewan komisaris Dewan komisaris dalam suatu perusahaan lebih ditekankan pada fungsi monitoring dari implementasi kebijakan direksi. Dewan Komisaris memegang peranan penting dalam mengarahkan strategi dan mengawasi jalannya perusahaan serta memastikan bahwa para manajer benar-benar meningkatkan kinerja perusahaan sebagai bagian daripada pencapaian tujuan perusahaan. Secara umum dewan komisaris ditugaskan dan diberi tanggung jawab atas pengawasan kualitas informasi yang terkandung dalam laporan keuangan. Sehingga dewan komisaris diperbolehkan untuk memiliki akses pada informasi perusahaan (Sam ani, 2008). Semakin banyak dewan komisaris semakin besar pengawasannya terhadap dewan direksi dan manajer, sehingga tujuan perusahaan yaitu menghasilkan informasi yang berkualitas dapat tercapai. Perusahaan yang memiliki informasi yang berkualitas akan sesegera mungkin menyampaikan laporan keuangan 13

melalui websitenya. Sedangkan perusahaan dengan jumlah dewan komisaris yang kecil berarti semakin kecil pula pengawasannya. Kondisi tersebut memungkinkan manajer tidak bertindak sesuai keinginan pemegang saham dan informasi yang disajikan perusahaan kurang berkualitas, sehingga mengakibatkan perusahaan tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan perusahaan di websitenya. Namun, beberapa perusahaan di Indonesia sahamnya dimiliki oleh keluarga, pengangkatan posisi dewan komisaris diberikan sebagai rasa penghargaan semata maupun berdasarkan hubungan keluarga atau kenalan dekat (Herwidayatmo, 2000 dalam Widaryanti, 2011). Meskipun perusahaan memiliki banyak dewan komisaris, namun pihak komisaris tersebut lemah dalam mengawasi jalannya perusahaan, atau komisaris telah percaya penuh pada manajer perusahaan. Sehingga dewan komisaris tersebut tidak melakukan pengawasan yang optimal. Hal tersebut mungkin saja mengakibatkan perusahaan menjadi tidak tepat waktu dalam menyampaikan laporan keuangan di websitenya. Dari uraian tersebut dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut : H8 : Terdapat perbedaan ketepatan waktu IFR berdasarkan Jumlah dewan komisaris. 14