BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang

dokumen-dokumen yang mirip
IMPLEMENTASI BANTUAN PENDIDIKAN MASYARAKAT. (Studi Kasus Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Berdasarkan. Perda No. 11-A Tahun 2012 Tentang BPMKS)

I. PENDAHULUAN. proses pembelajaran. Keberadaan pendidikan yang sangat penting tersebut telah

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. dapat memperoleh ilmu pengetahuan serta keterampilan yang berguna untuk masa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. investasi dalam bidang pendidikan sebagai prioritas utama dan. pendidikan. Untuk mendasarinya, Undang-Undang Dasar 1945 di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. Bab I ketentuan umum pada pasal 1 dalam UU ini dinyatakan bahwa :

SKRIPSI Untuk memenuhi sebagian prasyarat Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Kewarganegaraan ROSY HANDAYANI A.

I. PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan di Negara Indonesia merupakan suatu sistem

ANALISIS UNDANG-UNDANG SISDIKNAS NOMOR 20 TAHUN Oleh. I Kadek Arta Jaya, S.Ag.,M.Pd.H

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. untuk memajukan kesejahteraan bangsa. Pendidikan adalah proses pembinaan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB 1 PENDAHULUAN. pengembangan di Indonesia. Dalam Undang-Undang Dasar Negara. sistem pendidikan nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan

B A B I PENDAHULUAN. khususnya proses pembelajaran di sekolah terus di lakukan seiring dengan kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah amanah sekaligus karunia Tuhan Yang Maha Esa, yang

I. PENDAHULUAN. yang mana didalamnya terdapat pembelajaran tentang tingkah laku, norma

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pembelajaran, antara lain adalah powerpoint dan internet. Kemajuan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (Undang-undang

Guru mempunyai kedudukan yang sangat penting dalam pelaksanaan belajar mengajar, dimana tugas guru tidak hanya merencanakan, melaksanakan dan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan menjadi hak dasar warga negara. Pendidikan merupakan salah satu

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. mendapatkan pekerjaan yang baik. Sekolah harus mampu mendidik peserta didik

Pendidikan berperan menciptakan kehidupan manusia yang berkualitas dari berbagai aspek baik pendidikan formal maupun non formal.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting dalam kehidupan

Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Untuk tercapainya tujuan nasional tersebut harus ada perhatian dari. pemerintah dan masyarakat yang sungguh-sungguh.

BAB I PENDAHULUAN. usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

BAB I PENDAHULUAN. dengan inovasi dalam bidang pendidikan. Peningkatan kualitas pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk

Pendidikan Dasar Pendidikan dasar merupakan jenjang pendidikan yang melandasi jenjang pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan dapat dikatakan sebagai sebuah kebutuhan bagi setiap orang,

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. usaha untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

I. PENDAHULUAN. perioritas bagi Negara Indonesia dalam pembangunan nasional yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan Di era saat ini, pendidikan sangatlah memiliki peranan yang penting.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG STANDAR KOMPETENSI LULUSAN PENDIDIKAN DASAR DAN MENENGAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

PROSEDUR SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN BERDASARKAN PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kunci utama dalam terlaksananya

BAB I PENDAHULUAN. negaranya, salah satunya yaitu dalam bidang pendidikan. Berdasarkan Badan Pusat Statistik pada tahun 2010, jumlah penduduk

I. PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan, setiap organisasi dipengaruhi oleh perilaku

SKRIPSI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Kewarganegaraan. Diajukan Oleh: ERMAWATIK A

BUPATI LUWU PROPINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN LUWU NOMOR : TENTANG PENDALAMAN MATERI PENDIDIKAN AGAMA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan individu.

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian atau kedewasaan manusia seutuhnya baik secara mental,

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Oleh karena itu, pendidikan menuntut orang-orang yang terlibat di. pengetahuan dan teknologi yang berkembang saat ini.

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu sistem pada prinsipnya bukan hanya bertujuan untuk memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap

BAB I. Pendahuluan Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dijangkau dengan sangat mudah. Adanya media-media elektronik sebagai alat

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengertian pendidikan menurut Undang-undang Sistem Pendidikan

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

PENJELASAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

BAB I PENDAHULUAN. keharusan bagi bangsa Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan ke tingkat yang lebih tinggi, memberi Dana Bantuan Operasional

BAB I PENDAHULUAN. berkala agar tetap relevan dengan perkembangan jaman. pedoman penyelenggaraan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kurang memperhatikan sektor pendidikannya. Pendidikan memiliki peran dalam

BAB I PENDAHULUAN. kedudukan yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang diadakan di Negara tersebut. Pendidikan dapat

BAB I PENDAHULUAN. dari tujuan pendidikan, seperti yang tertuang dalam Undang-Undang No.20

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR SISWA DAN PARTISIPASI DALAM. KEGIATAN OSIS TERHADAP PRESTASI BELAJAR PKn PADA SISWA

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

PEMERINTAH KABUPATEN KUDUS PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

BAB 1 PENDAHULUAN. terkecuali, Pemerintah Indonesia dalam Undang-undang Dasar Republik. Tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

PERATURAN DAERAH KOTA SERANG NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR PENDIDIKAN DINIYAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA SERANG,

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. keluarga maupun masyarakat dalam suatu bangsa. Pendidikan bisa. dikatakan gagal dan menuai kecaman jika manusia - manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. memperdayakan semua warga negara Indonesia berkembang menjadi manusia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tahun 1945, berfungsi mengembangkan kemampuan dan. Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang tercantum dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Negara

INTENSITAS BIMBINGAN ORANG TUA DAN PEMAHAMAN TENTANG KEDISIPLINAN PENGARUHNYA TERHADAP KETAATAN SISWA

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUDUS NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG WAJIB BELAJAR 12 (DUA BELAS) TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. terpelajar dengan sendirinya berbudaya atau beradab. Namun kenyataan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan bangsa dan diperlukan guna meningkatkan mutu bangsa secara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia pendidikan khususnya, pelajaran akuntansi sangat

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Setiap negara mempunyai kewajiban mencerdaskan kehidupan warga negaranya tanpa terkecuali, Negara Indonesia sebagaimana diatur dalam Undangundang Dasar 1945 mengamanatkan bahwa setiap warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan untuk mengembangkan potensi yang dimiliki secara optimal (Pasal 31 ayat 1). Upaya untuk melaksanakan amanat tersebut salah satunya diupayakan dengan mengeluarkan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang merupakan dasar hukum penyelenggaraan sistem pendidikan di Indonesia. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Tujuannya untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab (UU No 20 tahun 2003, Pasal 3). Berdasarkan ketentuan tersebut, pemerintah pusat maupun daerah wajib memberikan layanan dan kemudahan, serta menjamin terselenggaranya pendidikan yang bermutu bagi setiap warga negara tanpa adanya diskriminasi, dan menjamin tersedianya dana guna terselenggaranya pendidikan bagi setiap warga 1

2 negara yang berusia tujuh sampai dengan lima belas tahun (UU No 20 tahun 2003, Pasal 11). Selaras dengan ketentuan di atas, maka visi pendidikan nasional adalah untuk mewujudkan sistem pendidikan yang kuat dan berwibawa untuk memberdayakan semua warga negara Indonesia agar berkembang menjadi manusia yang berkualitas sehingga mampu dan proaktif menjawab segala tantangan zaman yang selalu berubah. Salah satu kebijakan pemerintah dalam mewujudkan visi tersebut dengan upaya meningkatan mutu penyelenggaraan pendidikan, antara lain dengan mengeluarkan program dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) untuk peningkatan kualitas proses pembelajaran. Program BOS ini merupakan kebijakan publik di bidang pendidikan yang bertujuan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat agar bisa menikmati pendidikan dasar dan menengah. Selain itu pemerintah juga mengeluarkan progam Bantuan Siswa Miskin (BSM), program ini secara garis besar bertujuan pemberi pengaman agar program pemerintah dalam penuntasan wajib belajar dua belas tahun berjalan lancar. Program bantuan pendidikan dimaksudkan, agar dapat meningkatkan mutu pendidikan dan sumber daya manusia, akan tetapi dalam pelaksanaannya sampai saat ini masih dihadapakan pada berbagai permasalahan dan hambatan sehingga implementasinya tidak dapat berjalan sesuai dengan harapan. Salah satunya seperti di SMA Negeri 5 Halmahera Timur penyaluran BSM tidak tepat sasaran, seharusnya diperuntukan bagi siswa miskin tetapi yang mendapatkan BSM adalah siswa yang memiliki latar belakang ekonomi cukup berduit (poskomalut.com,

3 Maret 2014). Di Lampung Utara banyak warga miskin yang tidak menerima bantuan dan dana BSM, karena diduga dipotong pihak sekolah untuk kepentingan pribadi, menurut pengakuan salah satu wali murid siswa di SDN II Dorowati Kecamatan Abung Timur dari bantuan sebesar Rp. 425.000,00 dipotong pihak sekolah sebesar Rp. 65.000,00 dengan alasan Rp. 50.000,00 untuk pihak sekolah dan Rp. 15.000,00 untuk formulir pencairan (detiklampung.com, Januari 2014). Searah dengan tujuan pendidikan nasional, pemerintah kota Surakarta menyelenggarakan Program Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta (BPMKS). Penyelenggaraan Program BPMKS dimaksudkan agar warga usia sekolah atau peserta didik dapat terlayani dan mengakses pendidikan berkualitas pada jenjang pendidikan dasar dan pendidikan menengah, baik negeri dan swasta. Dasar hukum dalam pelaksanaan BPMKS adalah Peraturan Walikota Nomor 6-B Tahun 2011 Tentang Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta dan kemudian diperbarui dengan Perwali Nomor 11-A Tahun 2012. Sasaran yang mendapatkan BPMKS adalah Penduduk Kota Surakarta yang bertempat tinggal tetap dan bersekolah di Kota Surakarta. Namun setalah penyelenggaraan BPMKS di kota Surakarta masih ditemukan adanya siswa yang putus sekolah atau tidak melanjutkan hingga tingkat akhir disebabkan berbagai macam faktor, salah satunya ekonomi. Berikut data angka putus sekolah tiap satuan pendidikan di Surakarta, dapat dilihat pada tabel 1 berikut ini.

4 Tabel 1. Jumlah Siswa Putus Sekolah di Kota Surakarta Tahun Ajaran 2009/2010 s.d 2011/2012 No. Tahun Putus Sekolah Tiap Tingkatan Ajaran SD MI SMP MTs SMA MA SMK Jumlah 1 2009/2010 32-117 20 12 11 181 373 2 2010/2011 25-27 - 69 5 32 158 3 2011/2012 28-182 1 45 8 244 508 Sumber: Disdikpora Surakarta (2013) Melihat data angka siswa putus sekolah tiap tahunnya masih tinggi, menunjukkan bahwa pelaksanaan BPMKS belum optimal. Berdasarkan permasalahan yang dikemukakan di atas terdapat kesenjangan antara harapan dari bantuan pendidikan dengan realitasnya, hal ini menarik untuk diteliti. BPMKS merupakan salah satu upaya pemerintah Kota Surakarta untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional, karena pendidikan adalah pilar utama dalam pembangunan dan kemajuan suatu bangsa, sekaligus hak setiap warga negara untuk memperolehnya. Hak pendidikan tersebut diatur secara tegas dalam UUD 1945 pasal 31 ayat 1: Setiap warga Negara berhak mendapat pendidikan. Juga ditegaskan dalam pasal 28 C ayat 1: Setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapat pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya, demi meningkatkan kualitas hidupnya dan demi kesejahteraan umat manusia Berdasarkan ketentuan tersebut menegaskan bahwa pendidikan menjadi hak warga negara sekaligus kewajiban konstitusional negara untuk memfasilitasi. Hak mendapatkan pendidikan di atas merupakan hak asasi manusia yang diatur dalam UU No. 39 Tahun 1999 tentang Hak Asasi Manusia yang menegaskan: Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupakan anugrah-nya yang wajib dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara hukum,

5 Pemerintahan, dan setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia (Pasal 1). Hak asasi manusia merupakan salah satu materi yang diajarkan dalam mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan (PPKn). Hal ini relevan untuk diteliti, karena peneliti adalah mahasiswa Progdi PPKn FKIP UMS sekaligus calon guru mata pelajaran PPKn. Sehingga perlu memiliki dan menguasai materi hak asasi manusia yang dimaksud. Berdasarkan latar belakang tersebut, peneliti merasa terdorong untuk mengadakan penelitian mengenai Implementasi Bantuan Pendidikan Masyarakat, Studi Kasus Di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta Berdasarkan Perda No. 11-A Tahun 2012 Tentang BPMKS. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimanakah implementasi Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta? 2. Faktor apa saja yang menjadi kendala dalam pelaksanaan Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta? 3. Bagaimana solusi dalam menghadapi kendala pelaksanaan Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta?

6 C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, maka dapat dirumuskan tujuan penelitian sebagai berikut: 1. Untuk mendiskripsikan implementasi Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. 2. Untuk mendiskripsikan faktor yang menjadi kendala dalam pelaksanaan Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. 3. Untuk mendiskripsikan solusi dalam menghadapi kendala pelaksanaan Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoritis a. Memberikan masukan untuk perkembangan konsep mengenai kebijakan publik khususnya mengenai implementasi BPMKS di SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. b. Sebagai bahan masukan bagi penelitian selanjutnya, khususnya mengenai pelaksanaan bantuan pendidikan atau kebijakan publik umumnya. 2. Manfaat Praktis a. Bagi masyarakat, hasil penelitian ini memberikan informasi mengenai bagaimana implementasi, kendala, dan solusi pelaksanaan BPMKS. b. Bagi Pemerintah Daerah, hasil dari penelitian ini sebagai bahan dalam upaya meningkatkan efektivitas implementasi BPMKS.

7 c. Bagi peneliti, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai wawasan baru mengenai kebijakan publik yang dilakukan Pemerintah Daerah. E. Daftar Istilah 1. Bantuan Sosial Bantuan sosial dapat diberikan kepada seseorang, keluarga, dan atau masyarakat yang mengalami guncangan dan kerentanan sosial dapat tetap hidup wajar, secara sementara dan atau berkelanjuatan dalam bentuk bantuan langsung (Rahayu, 2012:124), atau pemberian bantuan berupa uang/barang dari pemerintah daerah kepada individu, keluarga, kelompok dan/atau masyarakat yang sifatnya tidak secara terus menerus dan bersifat selektif, yang bertujuan untuk melindungi dari kemungkinan terjadinya resiko sosial (Permendagri No. 32 Tahun 2011). Jadi bantuan sosial (bansos) merupakan pemberian bantun berupa uang atau barang yang diberikan kepada seseorang, keluarga, dan masyarakat yang mengalami resiko sosial. 2. Pendidikan Pendidikan merupakan pembinaan, pengembangan kemampuan, peningkatan pengetahuan dari tidak tahu menjadi tahu, serta tujuan kearah mana peserta didik dapat mengaktualisasikan dirinya seoptimal mungkin (Suwarno, 2006:22), atau bimbingan secara sadar dari pendidik terhadap perkembangan jasmani dan rohani anak didik menuju terbentuknya manusia yang memiliki kepribadian yang utama dan ideal (Jalaludin dan Idi, 2011:7).

8 Jadi pendidikan mencakup kegiatan mendidik, mengajar, melatih dan meningkatkan serta mengembangkan pengetahuan dan keterampilan manusia. 3. Masyarakat Masyarakat disebut society (Bahasa Inggris), asal katanya socius yang berarti kawan, atau syrik (Bahasa Arab), artinya bergaul. Saling bergaul ditata berdasar aturan hidup, yang bukan disebabkan oleh manusia sebagai perseorangan, melainkan oleh unsur-unsur kekuatan lain dalam lingkungan sosial yang merupakan kesatuan (Soelaeman, 1998:63). Konsep lain disebut kelompok manusia yang saling berinteraksi yang memiliki prasarana untuk kegiatan tersebut dan adanya saling keterikatan untuk mencapai tujuan bersama (Ahmadi, 1986:80). Rumusan lain menyatakan bahwa masyarakat adalah orang-orang yang hidup bersama yang menghasilkan kebudayaan (Soemardjan dalam Soekanto, 2009:22). Dengan demikian masyarakat merupakan sekelompok manusia yang hidup bersama membentuk lingkungan social dan saling berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan bersama. 4. BPMKS BPMKS kepanjangannya adalah Bantuan Pendidikan Masyarakat Kota Surakarta merupakan bantuan pendidikan untuk penduduk Kota Surakarta yang bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kota Surakarta. BPMKS diselenggarakan berdasarkan asas keterjangkauan layanan dan pemerataan supaya penduduk usia sekolah dan peserta didik dapat mengakses pendidikan yang berkualitas (Perwali No. 11-A Tahun 2012 Tentang BPMKS.