BAB I PENDAHULUAN. pintu ke arah modernisasi". Dalam konteks ini pendidikan di negara-negara

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR PUSTAKA. Anwar, Moch. Idochi, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan Teori, Konsep dan Isu, Bandung : Alfabeta, 2004.

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual dan moralitas yang tinggi. manusia yang berkualitas dalam menghadapi era globalisasi.

BAB I PENDAHULUAN. sangatlah berperan sebagai penunjang kegiatan pembelajaran baik secara langsung

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. 1 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia tidak terlepas dari pendidikan tersebut, baik pendidikan sekolah

BAB I PENDAHULUAN. Hasbullah, Kapita Selekta Pendidikan Islam, (Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada, 1996), hlm

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan belajar yang dilakukan untuk mencapai tujuan belajar yang optimal. 1

BAB I PENDAHULUAN. oleh layanan manajemen/pengelolaan yang teratur dan memadai. 2

BAB I PENDAHULUAN. Dalam arti lain pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi. memungkinkan dapat bermanfaat dalam kehidupan.

BAB I PENDAHULUAN. terselenggara di dunia dan membawa berbagai perubahan pada kehidupan

BAB III METODE PENELITIAN. berupa kata-kata tertulis atau lesan dari orang-orang dan perilaku yang

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan dirinya sendiri menuju kedewasaan dan bertanggung jawab

BAB I PENDAHULUAN. 1 Ali Muhdi Amnur (ed.), Konfigurasi Politik Pendidikan Nasional, (Yogyakarta: Pustaka

BAB I PENDAHULUAN. tentang pendidikan akan selalu muncul dan orangpun tak akan berhenti untuk

BAB I PENDAHULUAN. H. Saiful Sagala, Administrasi Pendidkan Kontemporer, cet. V, Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 21.

BAB I PENDAHULUAN. mendidik mempunyai tujuan tertentu, bahwa pada umumnya dapat. Perkembangan ilmu pengetahuan yang begitu pesat telah

BAB I PENDAHULUAN. kepala sekolah yang selanjutnya diterapkan dalam menjalankan tugas pokoknya

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN. beragam mengatur pada standar nasional pendidkan untuk menjamin. prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan.

Penerapan MBS, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan dalam Konteks

BAB I PENDAHULUAN. ini, banyak usaha atau bahkan industri yang menolak para pelamar kerja karena

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana disebutkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia makhluk yang dikarunia akal dan hati oleh Allah SWT.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Salah satu upaya untuk meningkatkan peluang berpartisipasi tersebut

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. berperan dengan sebaik-baiknya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. prilaku dan pembentukan kompetensi peserta didik baik pada aspek kognitif, aspek

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. karakteristik dan tujuan yang berbeda dari disiplin ilmu yang lain. Bahkan sangat

Pengaruh Persepsi Siswa Pada Kompetensi Mata Pelajaran Adaptif Terhadap Kompetensi Mata Pelajaran Teknik Pengelasan Siswa

BAB I PENDAHULUAN. adalah suatu proses pembentukan kecakapan-kecakapan fundamental baik

BAB I PENDAHULUAN. bentuk pendidikan baik pendidikan formal, non formal, maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN. dirinya dalam suatu suasana belajar yang menyenangkan dan sesuai dengan

DAFTAR PUSTAKA. Aziz, Erwati, Prinsip Prinsip Pendidikan Islam, Solo: Tiga Serangkai, 2003.

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menggunakan bahasa asing sebagai bahasa pengantar dalam

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Secara ideal seorang guru semestinya memiliki kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Maju mundurnya suatu bangsa banyak tergantung oleh mutu pendidikannya,

BAB I PENDAHULUAN. Sejarah Kebudayaan Islam adalah salah satu mata pelajaran pendidikan

besar haluan negara (GBHN, ) adalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Kurikulum merupakan faktor peningkat mutu pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Upaya penyelenggaraan pendidikan formal yang berkualitas sangat

BAB I PENDAHULUAN. komponen, yaitu : pengajar (Dosen, Guru, Instruktur, dan Tutor) siswa yang

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. (SISDIKNAS), UU RI No.20 Tahun 2003 beserta penjelasannya,(bandung: Nuansa Aulia, 2008), h.114

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan spiritual keagamaan, kepribadian yang baik, pengendalian diri,

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATERI MEMAHAMI DAN MENANGKAP PESAN DALAM LAGU MELALUI METODE DEMONSTRASI. Endah Sulistiowati

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu disiplin ilmu yang berkembang demikian

BAB I PENDAHULUAN. diorientasikan agar para peserta didik mampu berperan dalam kehidupan sehari-hari di

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal. disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi).

BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang unggul dan berkepribadian yang baik, hal ini dilihat

I. PENDAHULUAN. Di era globalisasi seperti sekarang ini mutlak menuntut seseorang untuk

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana yang dijalankan secara

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Persada, 2007), hlm E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 173.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan, baik kehidupan keluarga atau berbangsa dan bernegara. Maju

BAB I PENDAHULUAN. dirasakan manfaatnya menurut para pengelola pendidikan membuat suatu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang Masalah dan Penegasan Judul. berlangsung sepanjang sejarah dan berkembang sejalan dengan perkembangan

BAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting karena itu merupakan kebutuhan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 2

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan tidak diperoleh begitu saja dalam waktu yang singkat, namun

PENGARUH DISIPLIN BELAJAR SISWA KELAS VIII-B SMP NEGERI I STABAT TERHADAP PEMBENTUKAN PERILAKU

BAB I PENDAHULUAN. yang harus dipenuhi sepanjang hayat. Tanpa pendidikan sama sekali mustahil

ii

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Anak adalah harapan bagi setiap orang tua untuk dapat meneruskan cita-cita

BAB I PENDAHULUAN. (DSI-PK) merupakan suatu model desain pembelajaran untuk menunjang. implementasi kurikulum berorientasi pada kompetensi.

BAB 1 PENDAHULUAN. evaluasi. Evaluasi merupakan alat untuk mengetahui atau proses belajar mengajar

BAB 1 PENDAHULUAN. mampu membantu dan membentuk karakter dan keyakinan yang kuat pada setiap

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

MANAJEMEN KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA DI SMP TRI MURTI KECAMATAN PAKISAN KABUPATEN MALANG. Oleh

DAFTAR PUSTAKA. Abu al E. Mulyasa, Manajemen Berbasis Madrasah, Konsep Strategi dan Implementasi, (Bandung: Rosdakarya, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Pendidikan adalah sebuah proses dengan metode-metode tertentu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikannya, apalagi di era globalisasi saat ini. faktanya dilapangan mutu pendidikan kita masih sangat jauh dari harapan.

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. agar manusia senantiasa melaksanakan perintah-nya dan menjauhi larangan-

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam al-qur'an Surat al-mujadalah ayat 11, berikut ini yang berbunyi :

Perilaku Kepemimpinan Transpormasional Kepala SMA di Kabupaten Karawang

BAB I PENDAHULUAN. atau diperbaiki melalui serentetan reaksi dan situasi yang terjadi. Belajar melibatkan

DAFTAR PUSTAKA. Anwar, Moch. Idochi Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan. Bandung: CV. Alfabeta

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi

. Ayat di atas menjelaskan bahwa seorang pemimpin harus mampu memberi

BAB I PENDAHULUAN. Agoes Dariyo, Dasar-Dasar Pedagogi Modern, Indeks, Jakarta, hlm. 1

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan diyakini merupakan salah satu agen perubahan sosial. Pada suatu segi pendidikan dipandang sebagai suatu variabel modernisasi atau pembangunan. Tanpa pendidikan yang memadai, akan sulit bagi masyarakat dunia Islam untuk mencapai kemajuan. Karena itu banyak ahli pendidikan yang berpandangan bahwa "pendidikan merupakan kunci yang membuka pintu ke arah modernisasi". Dalam konteks ini pendidikan di negara-negara Islam yang umumnya sedang berkembang dipandang masih terbelakang, dan karena itu sulit diharapkan bisa memenuhi dan mendukung program pembangunan. Karena itulah pendidikan harus diperbaharui, dibangun kembali (dimodernisasi) sehingga dapat memenuhi harapan dan fungsi yang dipikulnya. 1 Tuntutan terhadap lembaga pendidikan Islam yang bermutu sudah semakin mendesak, karena pada saat ini kita sudah memasuki era globalisasi. Sebagai implikasinya adalah adanya deregulasi dalam dunia pendidikan yang memungkinkan peluang lembaga pendidikan asing membuka cabangnya di Indonesia. Oleh karena itu persaingan lembaga pendidikan akan semakin ketat untuk memperebutkan lapangan kerja. 1 Azzumardi Azra, Pembaharuan Pendidikan Islam, dalam Marwan Saridjo, Bunga Rampai Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: Aissco, 1996), 2-3. 1

2 Dunia pendidikan termasuk pendidikan Islam juga harus menyiapkan seluruh unsur dalam sistem pendidikan agar tidak tertinggal oleh perkembangan global. Melalui pendayagunaan sarana prasarana yang tepat dalam meningkatkan mutu yang berkelanjutan dapat diterapkan sebagai penunjang mutu pendidikan Islam. Program pendidikan hendaknya serasi dengan tingkat perkembangan subjek didik. Adanya sarana prasarana menjadi bahan pertimbangan dalam upaya mengembangkan suatu program pendidikan yang relevan, efisien dan efektif. Jika program pendidikan mengabaikan sarana prasarana, maka kemungkinan besar program tersebut tidak berdayaguna dan tidak produktif. Fasilitas pendidikan, peralatan dan perlengkapan hendaknya dijadikan sebagai masukan yang berdayaguna untuk keperluan pengembangan dan pelaksanaan program pendidikan. Pendayagunaannya sejalan dengan fungsi perencanaan pendidikan, pengorganisasian pendidikan, pengawasan dan penilaian pendidikan, kejelian dan ketangguhan para pengelola pendidikan pada semua tingkat dalam mengelola sarana prasarana pendidikan dan mendayagunakan untuk keperluan pendidikan pada gilirannya merupakan syarat kepemimpinan system pendidikan yang mutlak perlu. 2 Adanya pendayagunaan sarana prasarana pendidikan yang baik, efektif dan efisien dapat mempengaruhi peningkatan mutu proses pendidikan. 2 Oemar Hamalik, Perencanaan dan Manajemen Pendidikan, (Bandung : Penerbit Mandar Maju, 1991), 197-198

3 Peningkatan mutu dan kualitas pendidikan merupakan agenda yang diberikan penekanan (stressing) tersendiri dalam kerangka pembangunan nasional di bidang pendidikan yang dituangkan dalam pembangunan jangka panjang (PJP) II. Untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan menerapkan Total Quality Management (TQM). TQM dalam pendidikan adalah filosofi perbaikan terus menerus dimana lembaga pendidikan mengadakan seperangkat sarana atau alat untuk memenuhi bahkan melampaui kebutuhan, keinginan, dan harapan pelanggan saat ini dan di masa mendatang 3. Setiap bentuk usaha kerjasama sejumlah manusia dalam realisasi kegiatannya memerlukan berbagai alat pembantu. Efisiensi dan efektifitas kegiatannya itu dipengaruhi juga oleh tepat tidaknya alat pembantu yang tersedia dan yang dipergunakan. Alat-alat tersebut pada umumnya berupa benda-benda, yang di lingkungan pendidikan tidak sekedar terbatas pada peralatan kantor / ketata-usahaan, tetapi juga berupa alat teknis edukatif yang berhubungan dengan usaha peningkatan mutu proses belajar mengajar 4. Jenis peralatan yang disediakan di sekolah dan cara-cara pengadministrasiannya mempunyai pengaruh besar terhadap program belajar mengajar. Persediaan yang tidak memadai akan menghambat proses belajar mengajar 5. 3 Nurkolis, Manajemen Berbasis Sekolah : Teori, Model, dan Aplikasi, (Jakarta : PT. Gramedia Widia Sarana Indonesia, 2003), 71. 4 Hadari Nawawi, Administrasi Pendidikan, (Jakarta : PT. Toko Gunung Agung, 1996), cet. III, 1 5 Yusak Burhanuddin, Administrasi Pendidikan, (Bandung : Pustaka Setia, 1998), cet. I, 77.

4 Proses Belajar Mengajar (PBM) atau Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) akan semakin sukses bila ditunjang dengan sarana dan prasarana pendidikan yang memadai, sehingga pemerintah pun selalu berupaya untuk secara terus menerus melengkapi sarana dan prasarana pendidikan bagi seluruh jenjang dan tingkat pendidikan, sehingga kekayaan fisik negara yang berupa sarana dan prasarana pendidikan telah menjadi sangat besar. Berdasarkan data yang tercatat pada pembukuan administrasi saja kekayaan tersebut nilainya berkisar satu trilyun rupiah, sehingga perlu pengamanan yang kuat mencakup pengamanan perencanaan, pengadaan, pendayagunaan, dan penghapusan. Pengamanan yang kuat dapat dicapai melalui suatu sistem yang antara lain diwujudkan dalam bentuk perundangan dan peraturan yang cermat, disamping ketentuan-ketentuan teknis yang telah ada. Semuanya itu akan dapat berjalan dengan arah yang tepat bila ada partisipasi penuh dari para personel yang ditugasi serta terkait dengan pengelolaan fasilitas pendidikan tersebut berdasar rasa tanggung jawab yang tinggi 6. Proses pembelajaran adalah proses yang amat pragmatis dan konkret; melihat dan mempergunakan keadaan nyata, terutama keadaan intelektual para pelajar merupakan pandangan sempit yang harus direkonstruksi 7. Di samping itu juga, diharapkan tersedianya alat-alat atau fasilitas belajar yang memadai secara kuantitatif, kualitatif dan relevan dengan kebutuhan serta dapat dimanfaatkan secara optimal untuk kepentingan proses 6 Ary H. Gunawan, Administrasi Sekolah; Administrasi Pendidikan Mikro, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1996), cet. I, 114-115. 7 Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, (Semarang : RaSAIL, 2003), cet. 1, 20

5 pendidikan dan pengajaran, baik oleh guru sebagai pengajar maupun muridmurid 8. Dalam penelitian ini difokuskan pada proses pembelajaran PAI, yang merupakan subsistem pendidikan yang dipandang memiliki dimensi yang lebih spesifik apabila jika dilihat sebagai satu kesatuan dalam pelajaran, yang mana dengan adanya sarana prasarana yang lebih memadai dapat mempertinggi minat peserta didik untuk mengikuti proses pembelajaran PAI di sekolah dan dapat meningkatkan mutu proses belajar mengajar di sekolah. Berdasarkan hasil observasi pendahuluan bahwa proses belajar mengajar di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo bisa berjalan dengan lancar karena adanya sarana prasarana yang memadai dibandingkan dengan SMA-SMA lainnya di Kota Sidoarjo, tetapi sarana dan prasarana yang memadai pun terkadang belum cukup untuk menunjang lancarnya proses pembelajaran tanpa pendayagunaan yang baik, efektif dan efisien. Pendayagunaan sarana prasarana pendidikan merupakan tanggung jawab kepala sekolah dan dibantu oleh wakasek sarana prasarana sebagai pelaksananya. Dengan pendayagunaan sarana prasarana pendidikan secara baik, efektif dan efisien oleh personel sekolah maka proses pembelajaran PAI akan berjalan dengan baik tapi keadaan di lapangan menunjukkan pendayagunaan sarana prasarana pendidikan di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo belum begitu maksimal sehingga berpengaruh terhadap proses pembelajaran PAI. 8 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru, (Bandung: Remaja Rosdakarya Offset, 2000), cet. 5., 247-250

6 Proses pembelajaran PAI bisa berjalan dengan lancar karena didukung dari segala aspek salah satunya adalah sarana prasarana yang memadai seperti sudah dijelaskan sebelumnya, sarana prasarana tidak akan bisa berfungsi dan bermanfaat dengan baik tanpa pendayagunaan yang baik pula, kesemuanya ini juga bisa berdampak kepada peningkatan mutu proses pembelajaran PAI di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo ini sebab sarana prasarana yang memadai merupakan salah satu faktor peningkatan mutu proses pembelajaran PAI di sekolah. Oleh karena itu, supaya sarana prasarana selalu terjaga dan memberikan kontribusi optimal dalam peningkatan mutu proses pembelajaran maka pendayagunaan sarana prasarana pendidikan di setiap lembaga pendidikan khususnya sekolah perlu dimaksimalkan untuk kelancaran proses pembelajaran itu sendiri. Dengan pendayagunaan sarana prasarana pendidikan yang baik, efektif dan efisien diharapkan dapat meningkatkan efektifitas dan efisiensi proses pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengkaji Pendayagunaan Sarana Prasarana Pendidikan dan Implikasinya Terhadap Peningkatan Mutu Pembelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo. B. Rumusan Masalah Dalam kaitannya dengan judul dan latar belakang yang peneliti paparkan, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

7 1. Bagaimana pendayagunaan sarana prasarana di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo? 2. Bagaimana implikasinya terhadap peningkatan mutu pembelajaran PAI di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo? C. Tujuan Penelitian Merujuk pada permasalahan tersebut di atas, maka tujuan dalam penelitian ini antara lain adalah : 1. Untuk mendeskripsikan pendayagunaan sarana prasarana di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo 2. Untuk mendeskripsikan implikasinya terhadap peningkatan mutu pembelajaran PAI di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo. D. Manfaat Penelitian Dengan melihat tujuan di atas, maka diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat: 1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan menjadi sumbangan pengembangan hasanah ilmu pengetahuan, khususnya dalam implikasi pendayagunaan sarana prasarana pendidikan terhadap peningkatan mutu proses pembelajaran Pendidikan Islam. 2. Secara praktis, hasil penelitian diharapkan bermanfaat bagi: a.sekolah, diharapkan menjadi bahan rujukan atau informasi yang berharga tentang implikasi pendayagunaan sarana prasarana pendidikan

8 terhadap peningkatan mutu proses pembelajaran PAI di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo. Informasi ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan untuk peningkatan mutu PAI di SMA Hang Tuah 2 Sidoarjo. b. Bagi peneliti yang lain, untuk mengembangkan pengetahuan dan cakrawala berpikir khususnya dalam bidang pendidikan sehingga nanti dapat diharapkan apabila ia sudah terjun di lapangan dapat membantu kemampuan guru-guru yang erat kaitannya dengan pelaksanaan pendidikan. E. Definisi Oprasional Untuk memudahkan dalam alur pembahasan dan menghindari kesalahan dalam memahami judul, maka ada baiknya penulis mempertegas beberapa istilah yang terdapat di dalamnya : 1. Pendayagunaan Pendayagunaan adalah pengusahaan agar mampu mendatangkan hasil. 9 Sedangkan dalam bahasa Inggris pendayagunaan diartikan dengan making efficient use of. 10 Pendayagunaan yang dimaksud dalam skripsi ini adalah pendayagunaan sarana prasarana pendidikan. 9 Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,(Jakarta : Balai Pustaka, 1990), cet. 3, 189. 10 John M. Echols dan Hassan Shadily, Kamus Indonesia Inggris, (Jakarta : PT. Gramedia, 1992), cet. 3, 133.

9 2. Sarana Prasarana Sarana prasarana adalah apa yang diperlukan untuk suatu tujuan. 11 Sarana adalah apa yang diperlukan untuk suatu tujuan secara langsung, sedangkan prasarana adalah apa yang diperlukan untuk suatu tujuan secara tidak langsung. Sarana prasarana yang dimaksud dalam penelitian ini adalah fasilitas yang menunjang jalannya proses pembelajaran, dalam hal ini proses pembelajaran PAI baik langsung maupun tidak langsung. 3. Pendidikan Pendidikan menurut Sir Gerd Frey Thomson dalam A Modern Philosophy of Education adalah By education I mean the influence of the upon the individual to produce a permanent change in his habits of behavior, to thought and of attitude. 12 Yang dimaksud pendidikan adalah hasil pengaruh lingkungan terhadap individu untuk menghasilkan perubahan yang bersifat permanen di dalam kebiasaan, tingkah laku, pola pikir dan sikap. Jadi, yang di maksud dengan pendayagunaan sarana prasarana pendidikan adalah pengusahaan perlengkapan pendidikan agar mampu mendatangkan hasil dalam pendidikan. Perlengkapan pendidikan di sini yaitu sarana prasarana misalnya ruang teori, perpustakaan, laboratorium dan media pendidikan, yang semua itu sangat menunjang proses pendidikan di sekolah. 11 Soegarda Poerbakawatja, dan H.A.H Harahap, Ensiklopedi Pendidikan, (Jakarta : PT. Gunung Agung, 1982), 320-321. 12 Sir Gerd Frey Thomson, A Modern Philosophy of Education, (London: 1957), 19.

10 4. Implikasi Kata implikasi berasal dari bahasa Inggris yaitu "implication" yang mengandung arti "maksud" atau "pengertian yang sudah tersimpul di dalamnya". 13 Implikasi juga berarti mengandung dampak atau pengaruh terhadap sesuatu. 14 5. Peningkatan Mutu Peningkatan diartikan sebagai suatu proses, cara / perbuatan meningkatkan usaha, kegiatan, dan sebagainya. 15 Mutu diartikan dengan kualitas. 16 Jadi, yang dimaksud dengan peningkatan mutu adalah usaha atau kegiatan untuk meningkatkan kualitas proses belajar mengajar PAI. 6. Proses Pembelajaran Proses pembelajaran adalah proses yang amat pragmatis dan konkret; melihat dan mempergunakan keadaan nyata, terutama keadaan intelektual para pelajar merupakan pandangan sempit yang harus direkonstruksi. 17 7. Pendidikan Agama Islam (PAI) 13 W.J.S Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai Pustaka,1982), 387. 14 Tim Penulis Rosda, Kamus Filsafat, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 1995), 155. 15 Departemen P dan K, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1989),. 951. 16 Ibid., 677. 17 Fatah Syukur, Teknologi Pendidikan, 20

11 Pendidikan Agama Islam adalah usaha sadar dan terencana untuk mempersiapkan siswa dalam menyakini, menghayati, dan mengamalkan ajaran islam melalui kegiatan bimbingan, pengajaran dan / atau latihan. 18 Jadi, yang di maksud peningkatan mutu proses pembelajaran PAI di sini adalah usaha atau kegiatan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran PAI seperti meningkatkan kualitas guru, metode dan sarana prasarana sebagai penunjang proses belajar mengajar PAI. F. Sistematika Pembahasan Untuk mendapatkan gambaran yang mudah dalam memahami seluruh isi skripsi ini, maka penulis akan menyusun sitematika sebagai berikut : Bab Pertama, Pendahuluan, yang terdiri dari: latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, definisi oprasional, sistematika pembahasan. Bab Kedua, Kajian Teori, yang terdiri dari: pendayagunaan sarana prasarana pendidikan: pengertian, tujuan, perinsip-prinsip, macam-macam sarana prasarana, fungsi. Peningkatan mutu proses pembelajaran PAI : pengertian proses pembelajaran PAI, tujuan dan fungsi PAI, ruang lingkup PAI, peningkatan mutu proses pembelajaran PAI, Faktor-faktor yang mempengaruhinya, Implikasi pendayagunaan sarana prasarana pendidikan terhadap peningkatan mutu proses pembelajaran mengajar PAI. 18 Depag RI, Pedoman Agama Islam untuk Sekolah Umum, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pembinaan Kelembagaan Agama Islam /Direktorat Pembinaan Agama Islam pada Sekolah Umum, 2001), 2.

12 Bab Ketiga, Metode Penelitian, yang terdiri dari: Pendekatan dan Jenis Penelitian, Sumber Data, Prosedur Pengumpulan Data, Teknik Analisis Data dan Pengecekan Keabsahan Data. Bab Keempat, Hasil Penelitian, membahas gambaran umum penelitian yang mencakup hasil penelitian yang terdiri dari : kondisi umum sekolah, keadaan guru dan pegawai, keadaan sarana dan prasarana. serta penyajian data dan analisis data. Bab kelima, Penutup, yang berisi tentang Kesimpulan dan Saran.