BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KI. Penyelesaian Sengketa. Informasi Pemilihan Umum. Standar Layanan. Prosedur.

dokumen-dokumen yang mirip
2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KEBUMEN PERATURAN BUPATI KEBUMEN NOMOR 30 TAHUN 2013 TENTANG

2 Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelaya

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2010

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 7 TAHUN 2012 TENTANG

PEMERINTAH KABUPATEN GROBOGAN DESA JATILOR KECAMATAN GODONG PERATURAN KEPALA DESA JATILOR NOMOR 2 TAHUN 2012 TENTANG

2011, No Tata Cara Pengelolaan dan Pelayanan Informasi Publik pada Kementerian Hukum dan Hak Asasi Manusia; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 3

PERATURAN MENTERI DALAM NEGERI NOMOR 35 TAHUN 2010 TENTANG

BUPATI PENUKAL ABAB LEMATANG ILIR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

SALINAN PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 132/PMK.01/2012 TENTANG

WALIKOTA SURABAYA PROVINSI JAWA TIMUR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN KOORDINASI PENANAMAN MODAL REPUBLIK INDONESIA,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI PASURUAN PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN PASURUAN NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

PERATURAN KOMISI YUDISIAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2016 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI DEMAK PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 31 TAHUN 2011 TENTANG

- 1 - MENTERI DESA, PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL, DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA

2011, No Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2009 tentang Pelayanan Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2016, No Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik (Berita Negara Republik Indo

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 31 TAHUN 2015 TENTANG

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 N

Penyelesaian Sengketa Informasi Publik di Komisi Informasi

BUPATI PEMALANG PERATURAN BUPATI PEMALANG NOMOR 9 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2013 TENTANG

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

6. Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor 11 Tahun 2012 tentang Perubahan Kedua Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Nomor P

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 11 TAHUN 2013 TENTANG

Sengketa Informasi Publik

PUTUSAN NOMOR : 05/III/KIProv-LPG-PS-A/2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG

WALIKOTA BUKITTINGGI PROVINSI SUMATERA BARAT PERATURAN WALIKOTA BUKITTINGGI NOMOR 7 TAHUN 2017

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG TATA KELOLA LAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENJELASAN ATAS PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 2 TAHUN 2010 TENTANG PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PUBLIK

Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 tentang Standar Layanan Informasi Publik;

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN GARUT

BUPATI SERANG PERATURAN BUPATI SERANG NOMOR 30 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH PROVINSI LAMPUNG NOMOR 15 TAHUN 2013 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR LAMPUNG,

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No. 313, 2012

BUPATI BERAU PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI BERAU NOMOR 37 TAHUN 2014 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA LEMBAGA PERLINDUNGAN SAKSI DAN KORBAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KOMNAS HAM. Informasi. Publik. Pelayanan.

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA RISET DAN TEKNOLOGI,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG

MENTERIKEUANGAN REPUBLIK INDONESIA SALIN AN PERATURAN MENTER! KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA 200 /PMK.01/2016 TENT ANG

FORMULIR PERMOHONAN INFORMASI No. Pendaftaran :...*

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUPATI KARANGASEM PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 351 TAHUN 2011 TENTANG DAN PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG

BUPATI BARRU PROVINSI SULAWESI SELATAN

PUTUSAN NOMOR : 04/II/KIProv-LPG-PS-A/2016. KOMISI INFORMASI PROVINSI LAMPUNG

PERATURAN KEPALA DIVISI HUBUNGAN MASYARAKAT POLRI NOMOR TAHUN 2011 TENTANG PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BONE PROVINSI SULAWESI SELATAN

BUPATI BATANG PERATURAN BUPATI BATANG NOMOR 34 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PELAYANAN INFORMASI PUBLIK PEMERINTAH KABUPATEN BATANG

GUBERNUR SULAWESI SELATAN PERATURAN GUBERNUR SULAWESI SELATAN NOMOR :115 TAHUN 2017 TENTANG

BERITA DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 194 TAHUN 2012

BUPATI SLEMAN PERATURAN BUPATI SLEMAN NOMOR 29 TAHUN 2013 TENTANG

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

FORMULIR PERMOHONAN INFORMASI NO. Pendaftaran ( diisi petugas )*:...

BERITA NEGARA. No.1109, 2012 BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM. Sengketa Pemilu. Penyelesaian. Tata Cara. PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 10 TAHUN 2011 TENTANG

BERITA DAERAH KOTA SALATIGA NOMOR 28 TAHUN 2011 PERATURAN WALIKOTA SALATIGA NOMOR 28 TAHUN 2011 TENTANG

KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT PERATURAN KOMISI INFORMASI PROVINSI SULAWESI BARAT NOMOR 2 TAHUN 2016 TENTANG

MONITORING DAN EVALUASI PENERAPAN UU KIP DI PEMERINTAH KABUPATEN DAN KOTA DI JAWA BARAT TAHUN 2016 KELENGKAPAN STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK

Peraturan...

BUPATI PURWAKARTA PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN BUPATI PURWAKARTA NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 351 TAHUN 2011 TENTANG PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN NOMOR 70 TAHUN 2011 TENTANG KEPUTUSAN

1. IDENTITAS. Terhadap. [1.2] Telah membaca surat permohonan Pemohon; Telah mendengar keterangan Termohon; Telah memeriksa surat-surat Termohon;

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 1985 tentang Mahkamah Agung (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1985 Nomor 73, Tamb

BUPATI KUDUS PERATURAN BUPATI KUDUS NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA INFORMASI DAN DOKUMENTASI KABUPATEN KUDUS BUPATI KUDUS,

BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA PERATURAN BADAN PENGAWAS PEMILIHAN UMUM REPUBLIK INDONESIA NOMOR 8 TAHUN 2014

PERATURAN BUPATI KARANGASEM NOMOR 29 TAHUN 2011 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN TENAGA NUKLIR NASIONAL,

PERATURAN KEPALA BADAN NARKOTIKA NASIONAL NOMOR 11 TAHUN 2012 TENTANG PELAYANAN INFORMASI PUBLIK DI LINGKUNGAN BADAN NARKOTIKA NASIONAL

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KUNINGAN NOMOR 3 TAHUN 2014 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK DALAM PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN DI KABUPATEN KUNINGAN

DAFTAR INFORMASI PUBLIK. Penanggungjawab Pembuatan atau Penerbitan Informasi

PERATURAN GUBERNUR BENGKULU NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG

PUTUSAN Nomor: 010/IV/KI-Kepri-PS /2016 KOMISI INFORMASI PROVINSI KEPULAUAN RIAU 1. IDENTITAS

2017, No Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 99, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5149); MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN KO

PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2010 TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KOMISI INFORMASI

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 11 TAHUN 2016 TENTANG KETERBUKAAN INFORMASI PUBLIK

GUBERNUR BALI PERATURAN GUBERNUR BALI NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN WALIKOTA MATARAM TENTANG TATA KERJA PEJABAT PENGELOLA PELAYANAN INFORMASI DAN DOKUMENTASI DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA MATARAM

c. bahwa agar pelaksanaan hal sebagaimana dimaksud pada huruf a dan

BUPATI KLATEN PERATURAN BUPATI KLATEN NOMOR 23 TAHUN 2011 TENTANG

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR 19/PERMEN-KP/2013 TENTANG

PERATURAN KEPALA BADAN SAR NASIONAL NOMOR : PK.17 TAHUN 2014 TENTANG LAYANAN INFORMASI PUBLIK DAN DOKUMENTASI BADAN SAR NASIONAL

BUPATI BADUNG PERATURAN BUPATI BADUNG NOMOR 42 TAHUN 2017

BUPATI CIAMIS. PERATURAN BUPATI CIAMIS NOMOR 32 TAHUN 2013 LAMPIRAN : 2 (dua) TENTANG STANDAR LAYANAN INFORMASI PUBLIK KABUPATEN CIAMIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

No.275, 2014 BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA KI. Penyelesaian Sengketa. Informasi Pemilihan Umum. Standar Layanan. Prosedur. PERATURAN KOMISI INFORMASI NOMOR 1 TAHUN 2014 TENTANG STANDAR LAYANAN DAN PROSEDUR PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PEMILIHAN UMUM DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KETUA KOMISI INFORMASI PUSAT, Menimbang : a. bahwa Pemilu merupakan wujud pelaksanaan kedaulatan rakyat berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; b. bahwa keterbukaan informasi dalam penyelenggaran Pemilu merupakan hak masyarakat sekaligus sarana untuk mewujudkan pemilu yang jujur, adil, dan demokratis; c. bahwa hak masyarakat atas keterbukaan informasi dalam penyelenggaran Pemilu perlu mendapat jaminan dan perlindungan serta kepastian hukum berdasarkan prinsip cepat, sederhana, tepat waktu, dan biaya ringan; d. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a, b, dan c perlu membentuk Peraturan Komisi Informasi tentang Standar Layanan Dan Penyelesaian Sengketa Informasi Pemilu; Mengingat: 1. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik (Lembaran Negara Republik

2014, No.275 2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 61, Tambahan Lembaran Negara Nomor 4846); 2. Undang-Undang Nomor 42 tahun 2008 tentang Pemilihan Presiden Dan Wakil Presiden (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 176, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4924); 3. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang Penyelenggara Pemilihan Umum (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2011 Nomor 101, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5246); 4. Undang-Undang Nomor 8 tahun 2012 tentang Pemilihan Umum Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 117, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5316); 5. Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2010 Tentang Standar Layanan Informasi Publik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2010 Nomor 272, Tambahan Berita Negara Nomor 1); 6. Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik (Berita Negara Republik Indonesia Tahun 2013 Nomor 649, Tambahan Berita Negara Republik Indonesia Nomor 5); MEMUTUSKAN: Menetapkan: PERATURAN KOMISI INFORMASI TENTANG STANDAR LAYANAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PEMILIHAN UMUM. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Komisi Informasi ini, yang dimaksud dengan: 1. Komisi Informasi adalah lembaga mandiri yang berfungsi menjalankan Undang-Undang No. 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik dan peraturan pelaksanaannya, menetapkan petunjuk teknis standar layanan Informasi Publik dan menyelesaikan Sengketa Informasi Publik melalui Mediasi dan/atau Ajudikasi nonlitigasi.

3 2014, No.2014 2. Pemilihan Umum, selanjutnya disebut Pemilu, adalah sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat yang dilaksanakan secara langsung, umum, bebas, rahasia, jujur, dan adil dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. 3. Informasi Pemilu adalah informasi publik yang dihasilkan, disimpan, dikelola, dikirim, dan/atau diterima oleh penyelenggara Pemilu dalam setiap tahapan penyelenggaraan Pemilu. 4. Tahapan Penyelenggaraan Pemilu adalah serangkaian kegiatan yang ditetapkan oleh Penyelenggara Pemilu sebagai satu kesatuan penyelenggaraan Pemilu yang terdiri dari tahap persiapan, tahap penyelenggaraan, dan tahap penyelesaian. 5. Penyelenggara Pemilu adalah lembaga yang menyelenggarakan Pemilu yang terdiri atas Komisi Pemilihan Umum dan Badan Pengawas Pemilu sebagai satu kesatuan fungsi penyelenggaraan Pemilu untuk memilih anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Dewan Perwakilan Daerah, Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Presiden dan Wakil Presiden secara langsung oleh rakyat, serta untuk memilih gubernur, bupati, dan walikota secara demokratis. 6. Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Pemilu, yang selanjutnya disebut Permohonan, adalah upaya penyelesaian sengketa yang diajukan oleh Pemohon Penyelesaian Sengketa Informasi Pemilu kepada Komisi Informasi sesuai dengan Peraturan ini. 7. Pemohon Penyelesaian Sengketa Informasi Pemilu, yang selanjutnya disebut Pemohon, adalah Pemohon yang mengajukan Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Pemilu kepada Komisi Informasi. 8. Termohon Penyelesaian Sengketa Informasi Pemilu, yang selanjutnya disebut Termohon, adalah Badan Publik Penyelenggara Pemilu yang diwakili oleh Pimpinan Badan Publik dan/atau atasan PPID. 9. Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi, yang selanjutnya disebut PPID, adalah pejabat yang bertanggung jawab di bidang penyimpanan, pendokumentasian, penyediaan, dan/atau pelayanan informasi di Badan Publik dan bertanggungjawab langsung kepada atasan PPID. 10. Atasan PPID adalah pejabat yang merupakan atasan langsung pejabat yang bersangkutan dan/atau atasan dari atasan langsung pejabat yang bersangkutan yang ditunjuk dan/atau bertanggungjawab dalam memberi tanggapan tertulis atas keberatan permohonan informasi publik yang diajukan oleh Pemohon Informasi Pemilu.

2014, No.275 4 11. Sengketa Informasi Pemilu adalah sengketa yang terjadi antara Badan Publik Penyelenggara Pemilu dengan Pemohon Informasi Pemilu dan/atau Pengguna Informasi Pemilu yang berkaitan dengan hak memperoleh dan/atau menggunakan Informasi Pemilu berdasarkan peraturan perundang-undangan. 12. Hari adalah hari kerja. Informasi Pemilu terdiri atas: BAB II INFORMASI PEMILU Pasal 2 a. Informasi yang dihasilkan dalam setiap Tahapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Anggota DPR, DPD, dan DPRD sebagaimana ditetapkan oleh Penyelenggara Pemilu berdasarkan peraturan perundang-undangan; b. Informasi yang dihasilkan dalam setiap Tahapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Presiden dan Wakil Presiden sebagaimana ditetapkan oleh Penyelenggara Pemilu berdasarkan peraturan perundangundangan; dan c. Informasi yang dihasilkan dalam setiap Tahapan Penyelenggaraan Pemilihan Umum Gubernur, Bupati, dan Walikota sebagaimana ditetapkan oleh Penyelenggara Pemilu berdasarkan peraturan perundang-undangan. BAB III TATA CARA PERMOHONAN INFORMASI PEMILU Pasal 3 Tata Cara memperoleh Informasi Pemilu didasarkan pada prinsip cepat, sederhana, tepat waktu, dan biaya ringan. Pasal 4 (1) Pemohon Informasi Pemilu mengajukan permohonan Informasi Pemilu kepada Badan Publik Penyelenggara Pemilu dalam bentuk tertulis atau tidak tertulis melalui sarana elektronik atau nonelektronik. (2) Badan Publik Penyelenggara Pemilu wajib mencatat nama dan alamat Pemohon Informasi Pemilu, subyek dan format informasi serta cara penyampaian informasi yang diminta oleh Pemohon Informasi Pemilu. (3) Badan Publik Penyelenggara Pemilu wajib mencatat permohonan Informasi Pemilu yang diajukan secara tidak tertulis. (4) Badan Publik Penyelenggara Pemilu wajib memberikan tanda bukti penerimaan permohonan Informasi Pemilu sebagaimana dimaksud

5 2014, No.2014 pada ayat (1) dan ayat (3) berupa nomor pendaftaran pada saat permohonan diterima. (5) Dalam hal permohonan disampaikan secara langsung atau melalui surat elektronik, nomor pendaftaran diberikan saat penerimaan permohonan. (6) Dalam hal permohonan disampaikan melalui surat, pengiriman nomor pendaftaran dapat diberikan bersamaan dengan pengiriman informasi. (7) Badan Publik Penyelenggara Pemilu yang bersangkutan wajib menyampaikan pemberitahuan tertulis dalam 2 (dua) hari kerja sejak diterimanya permohonan, yang berisikan : a. informasi yang diminta berada di bawah penguasaannya ataupun tidak; b. Pemberitahukan Badan Publik Penyelenggara Pemilu yang menguasai informasi yang diminta apabila informasi yang diminta tidak berada di bawah penguasaannya dan Badan Publik Penyelenggara Pemilu yang menerima permohonan mengetahui keberadaan informasi yang diminta; c. penerimaan atau penolakan permohonan dengan alasan yang tercantum sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang- Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; d. dalam hal permohonan diterima seluruhnya atau sebagian dicantumkan materi informasi yang akan diberikan; e. dalam hal suatu dokumen mengandung materi yang dikecualikan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik, maka informasi yang dikecualikan tersebut dapat dihitamkan dengan disertai alasan penghitamannya; f. alat penyampai dan format informasi yang akan diberikan; dan/atau g. biaya serta cara pembayaran untuk memperoleh informasi yang diminta. (8) Badan Publik Penyelenggara Pemilu yang bersangkutan dapat memperpanjang waktu untuk mengirimkan pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (7), dalam 2 (dua) hari kerja berikutnya dengan memberikan alasan secara tertulis.

2014, No.275 6 BAB IV KEBERATAN DAN PENYELESAIAN SENGKETA INFORMASI PEMILU Bagian Kesatu Keberatan Pasal 5 Setiap Pemohon Informasi Pemilu dapat mengajukan keberatan secara tertulis kepada atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi berdasarkan alasan berikut : a. penolakan atas permohonan informasi berdasarkan alasan pengecualian sebagaimana dimaksud dalam Pasal 17 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; b. tidak disediakannya informasi berkala sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik; c. tidak ditanggapinya permohonan informasi; d. permohonan informasi ditanggapi tidak sebagaimana yang diminta; e. tidak dipenuhinya permohonan informasi; f. pengenaan biaya yang tidak wajar; dan/atau g. penyampaian informasi yang melebihi waktu yang diatur dalam peraturan ini. Pasal 6 (1) Keberatan diajukan oleh Pemohon Informasi Pemilu dalam jangka waktu dalam 2 (dua) hari kerja setelah ditemukannya alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5. (2) Atasan PPID sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 memberikan tanggapan atas keberatan yang diajukan oleh Pemohon Informasi Publik dalam jangka waktu dalam 3 (tiga) hari kerja sejak diterimanya keberatan secara tertulis. Bagian Kedua Penyelesaian Sengketa Informasi Pemilu Paragraf 1 Jangka Waktu Pengajuan Permohonan Pasal 7 (1) Upaya penyelesaian Sengketa Informasi Pemilu diajukan kepada Komisi Informasi Pusat dan/atau Komisi Informasi provinsi dan/atau Komisi Informasi kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya

7 2014, No.2014 apabila tanggapan atasan Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi dalam proses keberatan tidak memuaskan Pemohon Informasi Pemilu. (2) Permohonan Penyelesaian Sengketa Informasi Pemilu diajukan dalam 2 (dua) hari kerja sejak: a. tanggapan tertulis atas keberatan dari atasan PPID diterima oleh Pemohon; atau b. berakhirnya jangka waktu 3 (tiga) hari kerja untuk atasan PPID memberikan tanggapan tertulis. Paragraf 2 Registrasi Pasal 8 1) Petugas memeriksa Formulir atau Surat Permohonan dan dokumen kelengkapan Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 dan Pasal 11 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 tentang PPSIP. (2) Petugas mencatat Permohonan ke dalam Buku Register Permohonan dalam hal Permohonan lengkap. Pasal 9 (1) Panitera memberikan Surat Pemberitahuan Ketidaklengkapan Dokumen Permohonan dalam 2 (dua) hari kerja sejak diterimanya Permohonan, dalam hal Pemohon belum melengkapi dokumen kelengkapan Permohonan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 11 Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 tentang PPSIP. (2) Pemohon harus melengkapi dokumen kelengkapan Permohonan dalam 2 (dua) hari kerja sejak diterimanya surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1). (3) Apabila setelah jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (2) Pemohon belum melengkapi Permohonan, pada hari itu juga Panitera menerbitkan Akta yang menyatakan bahwa Permohonan tidak diregistrasi. (4) Panitera memberikan akta sebagaimana dimaksud pada ayat (3) kepada Pemohon dalam 2 (dua) hari kerja setelah diterbitkannya akta tersebut. Pasal 10 (1) Panitera tetap meregistrasi Permohonan dalam hal Pemohon tidak dapat melengkapi Permohonan dengan dokumen sebagaimana dimaksud Pasal 11 ayat (1) huruf b dan c Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 tentang PPSIP dengan alasan bahwa

2014, No.275 8 permohonan informasi atau permohonan keberatan tidak dilayani oleh Badan Publik sebagaimana mestinya. (2) Alasan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus disampaikan kepada Komisi Informasi Pusat secara tertulis dalam 1 (satu) hari kerja sejak diterimanya surat pemberitahuan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 9 ayat (1). (3) Panitera mengirimkan bukti registrasi kepada Pemohon dalam 2 (dua) hari kerja sejak Permohonan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diregistrasi. BAB V KETENTUAN PENUTUP Pasal 11 Ketentuan mengenai Mekanisme Penyelesaian Sengketa Informasi Publik sebagaimana diatur dalam Peraturan Komisi Informasi Nomor 1 Tahun 2013 tentang Prosedur Penyelesaian Sengketa Informasi Publik tetap berlaku untuk Penyelesaian Sengketa Informasi Pemilu sepanjang tidak ditentukan lain dalam Peraturan Komisi Informasi ini. Pasal 12 Peraturan Komisi Informasi ini mulai berlaku sejak tanggal diundangkan. Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan Peraturan Komisi Informasi dengan penempatannya dalam Berita Negara Republik Indonesia. Diundangkan di Jakarta pada tanggal 28 Februari 2014 MENTERI HUKUM DAN HAK ASASI MANUSIA REPUBLIK INDONESIA, AMIR SYAMSUDIN Ditetapkan di Jakarta pada tanggal 24 Februari 2014 KETUA KOMISI INFORMASI PUSAT, ABDUL HAMID DIPOPRAMONO