BAB I PENDAHULUAN. suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik indvidu yang menentukan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Komputer merupakan salah satu bagian penting dalam perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. tersebut kurang mengetahui tentang kepribadian yang dimilikinya. Beberapa

MODEL HEURISTIK. Capaian Pembelajaran. N. Tri Suswanto Saptadi

Sistem Pakar Untuk Mendeteksi Kerusakan Pada Sepeda Motor 4-tak Dengan Menggunakan Metode Backward Chaining

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

APLIKASI PEMBACA KEPRIBADIAN DENGAN METODE TES MBTI (Myer Briggs Type Indicator)

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Seminar Nasional Aplikasi Teknologi Informasi 2004 Yogyakarta, 19 Juni 2004

Nama: Nur Susilo Agung Prabowo NPM: Pembimbing: Prof. Dr. dr. Johan Harlan, SSi., MSc.

BAB I PENDAHULUAN. komputer adalah internet atau International Networking merupakan sarana

inferensi yang dimiliki oleh komputer dalam memanfaatkan pengetahuan yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

UKDW. Bab 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata kunci : sistem pakar, forward chaining, dempster shafer.

2.2 Konsep Sistem Pakar 9

BAB 1 PENDAHULUAN Latar belakang

Pengetahuan 2.Basis data 3.Mesin Inferensi 4.Antarmuka pemakai (user. (code base skill implemetation), menggunakan teknik-teknik tertentu dengan

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

By: Sulindawaty, M.Kom

MENGENAL SISTEM PAKAR

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. seiring dengan kebutuhan manusia yang semakin banyak dan kompleks. Hal ini yang

BAB I PENDAHULUAN. pesat terutama pada dunia komputer memberikan kita wawasan yang luas

Sistem Pakar Analisis Kepribadian Diri dengan Metode Certainty Factor

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat mengalami gangguan kesehatan, tanpa mengenal usia, jenis kelamin, pekerjaan,

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGIDENTIFIKASI PENYAKIT DALAM PADA MANUSIA MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB 1 PENGENALAN SISTEM PAKAR

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT SALURAN PENCERNAAN MENGGUNAKAN METODE DEMPSTER SHAFER

Expert System. Siapakah pakar/ahli. Pakar VS Sistem Pakar. Definisi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Definisi Keuntungan dan kelemahan Konsep Dasar Bentuk dan Struktur Sistem Basis Pengetahuan Metode Inferensi Ciri-ciri Aplikasi dan Pengembangannya

SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA PENYAKIT GINJAL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Kata Kunci : Sistem Pakar, Ginjal, Metode Forward Chaining, Java

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk membantu seorang pakar/ahli dalam mendiagnosa berbagai macam

Bab 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar belakang masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

APLIKASI DIAGNOSA PENYAKIT ANAKMELALUI SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN JAVA 2 MICRO EDITION YOSEPHIN ERLITA KRISTANTI

Sistem Pakar. Pertemuan 2. Sirait, MT

APLIKASI SISTEM PAKAR DIAGNOSA PENYAKIT GINJAL DENGAN METODE DEMPSTER-SHAFER

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. Untuk menghasilkan aplikasi sistem pakar yang baik diperlukan

SISTEM PAKAR UNTUK MENENTUKAN TIPE AUTISME PADA ANAK USIA 7-10 TAHUN MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING. Agam Krisna Setiaji

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan komputer sekarang ini sangat pesat dan salah. satu pemanfaatan komputer adalah dalam bidang kecerdasan buatan.

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA DAN TEORI DASAR. dalam penelitian yang akan dilakukan. Pustaka yang digunakan ditinjau dari objek

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produksi secara keseluruhan sangat ditentukan oleh pemilihan jenis perlengkapan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan PENGERTIAN SISTEM PAKAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB 2 TINJAUAN TEORI. Artificial Intelligence. Jika diartikan Artificial memiliki makna buatan,

BAB I PENDAHULUAN. bahkan luar negeri. Hal ini dikarenakan produk souvenir merupakan produk

PERANCANGAN DAN IMPLEMENTASI SISTEM PAKAR TROUBLESHOOTING PADA MESIN FOTOCOPY CANON MENGGUNAKAN FORWARD CHAINING

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi merupakan salah satu kebutuhan di dalam suatu instansi,

BAB II. Beberapa aplikasi pendeteksi penyakit pada tanaman antara lain :

SISTEM PAKAR. Entin Martiana Jurusan Teknik Informatika - PENS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

APLIKASI DIAGNOSA KERUSAKAN MESIN SEPEDA MOTOR BEBEK 4 TAK DENGAN METODE FORWARD CHAINING

overacting dan menyerang organ tubuh sendiri. Lupus juga mengenai banyak organ tubuh dan memiliki gejala klinis yang sangat bervariasi sehingga dikena

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI. Landasan teori atau kajian pustaka yang digunakan dalam membangun

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA SISTEM PAKAR IDENTIFIKASI HEWAN VERTEBRATA BERDASARKAN MORFOLOGI BERBASIS WEBSITE

SISTEM PAKAR UNTUK DIAGNOSIS AUTISME DAN GANGGUAN PSIKOLOGIS LAINNYA PADA ANAK BERBASIS WEB

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Sistem Pakar Dasar. Ari Fadli

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

SISTEM PAKAR ANALISIS PENYAKIT LUPUS ERITEMATOSIS SISTEMIK PADA IBU HAMIL MENGGUNAKAN METODE FORWARD CHAINING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan teknologi informasi saat ini sangat berdampak

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

SISTEM PAKAR (SP) Saiful Rahman Yuniarto, S.Sos, M.AB

PERANCANGAN SISTEM PAKAR UNTUK MENDIAGNOSA KERUSAKAN HARDWARE KOMPUTER DENGAN METODE FORWARD CHAINING DAN BACKWARD CHAINING BERBASIS WEB

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW

PEMANFAATAN TEKNOLOGI KNOWLEDGE-BASED EXPERT SYSTEM UNTUK MENGIDENTIFIKASI JENIS ANGGREK DENGAN MENGGUNAKAN BAHASA PEMROGRAMAN JAVA

SISTEM PAKAR BERBASIS MOBILE UNTUK MENDETEKSI PENYAKIT PADA GINJAL

SISTEM PAKAR. Farah Zakiyah Rahmanti, M.T Mei Universitas Dian Nuswantoro

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya beberapa pengguna mesin air yang kurang mengerti

BAB 1 PENDAHULUAN. Informasi merupakan salah satu kebutuhan di dalam suatu instansi, perusahaan,

APLIKASI SISTEM PAKAR UNTUK MENGANALISIS KEPRIBADIAN BERDASARKAN TEORI ENNEAGRAM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

SISTEM PAKAR. Jurusan Teknik Informatika

BAB 1 PENDAHULUAN. Keunggulan manusia dibanding makhluk lainnya terletak pada kecerdasannya.

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang ingin memenangkan persaingan di dunia usaha yang sedemikian

DIAGNOSA PENYAKIT MANUSIA YANG DIAKIBATKAN OLEH GIGITAN HEWAN MENGGUNAKAN METODE CERTAINTY FACTOR

RANCANG BANGUN APLIKASI UJI KEPRIBADIAN MBTI BERBASIS ANDROID

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

METODE PENALARAN SISTEM PAKAR MENGGUNAKAN MODEL HIBRID FUZZY DEMPSTER SHAFER UNTUK IDENTIFIKASI HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN JAGUNG

PENERAPAN METODE FORWARD CHAINING PADA PERANCANGAN SISTEM PAKAR DIAGNOSIS AWAL DEMAM BERDARAH

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

UKDW BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

REVIEW JURNAL TUGAS SISTEM PAKAR 3: -TEAM JEBAG-

BAB I PENDAHULUAN. membahayakan nyawa seseorang, Ironisnya gejala gejala tersebut seringkali

PERANCANGAN SISTEM PAKAR TES KEPRIBADIAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE BAYES

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Gordon Allport dalam Alwisol (2006 : 15) merumuskan kepribadian sebagai suatu organisasi yang dinamis dari sistem psikofisik indvidu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran indvidu secara khas. Kepribadian atau personality berasal dari kata persona yaitu topeng yang biasa digunakan para pemain sandiwara di Zaman Romawi. Secara umum, kepribadian merupakan cara individu tampil dan menimbulkan kesan bagi individu-individu lainnya (Relita Buaton dan Sri Astuti, 2013 : 4). Kepribadian menjadi salah satu hal penting bagi seseorang dalam bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya, semisal saat bersekolah. Pada anak sekolah, kepribadian dapat digunakan sebagai dasar dalam berbagai macam kegiatan seperti mengikuti organisasi, berinteraksi dengan teman serta gurunya, dan memilih cara belajar yang sesuai. Begitu juga dalam dunia kerja, kepribadian dapat digunakan untuk menentukan kecenderungan seseorang sesuai atau tidak pada jenis pekerjaan tertentu. Hal ini dapat menjadi faktor pendukung kesuksesan ataupun kegagalan seseorang. Sayangnya saat ini banyak siswa sekolah yang belum memahami kepribadiannya sendiri dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang tes-tes kepribadian yang ada. Selain itu, minimnya jumlah psikolog, keterbatasan waktu dan ruang serta tidak terjangkaunya dana untuk melakukan tes kepribadian menjadi salah satu penghambat bagi siswa yang ingin mengetahui kepribadiannya. Dengan mengetahui kepribadiannya, siswa akan lebih mudah memilih bidang 1

yang dipilihnya. Hal ini tentu saja akan memberikan dampak positif terutama pada siswa yang ingin melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi. Tidak ada lagi fenomena salah memilih jurusan dikarenakan keinginan orang tua atau karena jurusan tersebut sedang populer. Pada praktiknya, selama ini di beberapa sekolah sudah diadakan tes kepribadian untuk siswanya namun tes tersebut masih menggunakan cara konvensional yaitu dengan mengisi kuesioner kemudian kuesioner tersebut dikumpulkan kembali, dijumlahkan nilai-nilainya dan diambil kesimpulan. Proses ini dirasa kurang efisien karena memerlukan waktu yang cukup lama, selain itu menghabiskan banyak biaya untuk pencetakan kuesioner serta untuk mendatangkan lembaga penelitian kepribadian. Dewasa ini banyak aplikasi tes kepribadian yang sudah dibuat oleh lembaga penelitian kepribadian, namun aplikasi tersebut memiliki harga mahal yang tidak semua orang mampu untuk membayarnya serta administrasi yang cukup merepotkan. Salah satu contoh adalah lembaga kepribadian yang berada di Yogyakarta. Lembaga tersebut memberikan layanan tes kepribadian dengan tujuan penjurusan siswa sekolah dengan biaya sebesar Rp.150.000,00 untuk setiap siswanya. Terdapat pula tes kepribadian yang tersedia secara online, tetapi tes tersebut memiliki kekurangan, misalnya ketidakakuratan hasil tes karena terdapat kemungkinan bahwa pembuatan tes kepribadian online tersebut tidak melalui observasi dan wawancara pada ahlinya. Tes kepribadian yang populer saat ini salah satunya adalah Myer Briggs Type Indicator (MBTI). Tes MBTI terdiri dari 4 dimensi kepribadian dan akan 2

menghasilkan 16 tipe kepribadian yang merupakan kombinasi 4 dimensi kepribadian tersebut. Karena keakuratan dan kemudahan dalam pemakaiannya dibandingkan jenis tes lain, tes MBTI ini digunakan dan dipraktikkan secara luas di perusahaan-perusahaan global seperti Apple Commuters, AT&T dan lain-lain (Dina Andayati, 2012 : B289). Seiring dengan perkembangan jaman, ilmu pengetahuan telah berkembang secara pesat utamanya pada bidang komputer. Komputer yang awalnya sebatas sebagai alat pengolah data, telah dikembangkan sehingga mempunyai kemampuan menyerupai manusia, seperti terbentuknya suatu sistem yang dapat menirukan keahlian para pakar. Sistem tersebut dinamakan sistem pakar karena mengadopsi cara berpikir para pakar dalam menyelesaikan masalah pada suatu bidang. Kelebihan dari sistem pakar dibanding sistem konvensional yang sudah ada yakni dapat digunakan oleh masyarakat awam, dapat menghemat waktu serta biaya yang dibutuhkan, dapat menjadi tenaga bantu untuk para pakar dalam bidangnya, dan masih banyak lagi. Aplikasi sistem pakar untuk tes kepribadian ini memiliki tiga bagian utama yakni basis pengetahuan (Knowledge Base) yang digunakan untuk memasukkan fakta fakta serta aturan mengenai kepribadian dan mesin inferensi (Inference Engine) yang merupakan proses penalaran untuk menghasilkan informasi berdasar fakta dan aturan yang terdapat di dalam basis pengetahuan. Dalam sistem pakar ini digunakan metode runut maju (forward chaining) yang berarti menggunakan aturan kondisi-aksi. Data yang sudah tersimpan akan digunakan untuk menentukan aturan mana yang dijalankan, kemudian akan diambil 3

kesimpulannya. Dalam kesimpulan tersebut, terkadang terdapat ketidakpastian (uncertainty factor) dikarenakan oleh dua hal yakni aturan dari pakar yang tidak pasti dan jawaban yang tidak pasti dari pengguna atas pertanyaan dari sistem. Oleh karena itu diperlukan metode untuk menyelesaikan masalah tersebut, salah satunya adalah metode Dempster-Shafer. Bagian lain yang diperlukan dalam pembangunan sistem pakar ini adalah antarmuka pengguna (User Interface). Antarmuka ini digunakan untuk interaksi antara sistem dan pengguna. Antarmuka menerima informasi dari pengguna dan mengubahnya ke dalam bentuk yang dimengerti oleh sistem lalu menyajikannya kembali ke dalam bentuk yang dimengerti oleh pengguna. Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dikembangkan sebuah aplikasi sistem pakar untuk menganalisa kepribadian siswa sekolah menengah atas dan kejuruan. Diharapkan melalui sistem pakar ini siswa lebih mengenali kepribadiannya sehingga dapat menentukan bidang yang kelak akan dipilihnya dan mendapat dukungan penuh dari orang tua. Selain itu, bagi pihak sekolah sistem pakar ini dapat digunakan untuk membantu mengarahkan siswa dalam memilih bidang yang sesuai dan bagi pakar sistem ini dapat dijadikan sebagai penyimpanan pengetahuan bagi dirinya. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut 4

1. Bagaimana cara mengembangkan suatu sistem pakar berbasis web untuk menganalisa kepribadian siswa sekolah menengah atas dan sekolah menengah kejuruan didasarkan pada Myers Briggs Type Indicator? 2. Bagaimana penerapan metode Dempster-Shafer untuk menyelesaikan permasalahan ketidakpastian dalam sistem pakar analisa kepribadian ini? C. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut 1. Mengembangkan aplikasi sistem pakar untuk membantu siswa sekolah menengah atas dan kejuruan dalam menganalisa kepribadiannya. 2. Penerapan metode Dempster-Shafer dalam menyelesaikan masalah ketidakpastian dalam sistem pakar agar diperoleh nilai kecenderungan masing-masing kepribadian. D. Manfaat Penelitian Penyusunan tugas akhir ini diharapkan dapat memberikan manfaat-manfaat sebagai berikut 1. Siswa SMA dan SMK Dapat memberikan kemudahan bagi siswa yang ingin mengetahui tentang kepribadiannya tanpa harus membuang banyak waktu, tenaga dan biaya. Dapat pula dijadikan alat bantu keputusan mereka untuk melanjutkan studi di masa mendatang. 5

2. Orang tua Dapat menjadi alat bantu bagi orang tua dalam memahami dan memberi motivasi untuk anaknya sehingga orang tua lebih memahami keinginan anaknya. Dengan begitu tidak akan ada lagi fenomena salah jurusan karena keinginan orang tua dan lain sebagainya. 3. Instansi (Sekolah) Dapat menekan atau bahkan menghilangkan biaya yang harus dikeluarkan saat mengundang sebuah lembaga tes kepribadian untuk memberikan tes kepribadian siswa-siswanya. 4. Pakar dalam bidang Psikologi Dapat digunakan sebagai alat bantu dalam menganalisa kepribadian kliennya. Selain itu dapat digunakan sebagai alat penyimpanan kemampuan dan keahlian sang pakar. 6