BAB II LANDASAN TEORI. dilakukan di Universiatas Muhammadiah Purwokerto, yaitu sebagai berikut: Upaya

dokumen-dokumen yang mirip
Pentingnya Menjaga Persahabatan

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. sekolah. Lerner (dalam Mulyono, 2003:224) berpendapat bahwa menulis adalah

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, setiap pendidik dituntut harus memiliki berbagai macam cara

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. dimengerti dan digunakan untuk berinteraksi dengan orang lain. Adapun cara-cara

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Bahasa berpengaruh penting untuk perkembangan intelektual, sosial dan emosional siswa. Materi pelajaran yang

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi

I. PENDAHULUAN. Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Kemampuan mengomunikasikan pikiran dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia tidak lepas dari hubungan pembelajaran

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) SIKLUS I

I. PENDAHULUAN. semakin modern, diharapkan dapat meningkatkan aktivitas serta kreativitas

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan secara tidak langsung, tidak secara face to face. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. kebahasaan dan keterampilan berbahasa. Pengetahuan kebahasaan meliputi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat aktif,

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan intelektual. Oleh karena itu mereka tidak dapat terlepas dari. menyimak, berbicara, membaca, dan menulis.

2015 PEMBELAJARAN MENULIS CERPEN MELALUI TRANSFORMASI FILM DOKUMENTER

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KISI UJI KOMPETENSI 2014 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Jepang dan Indonesia adalah dua negara yang berbeda. Namun, kedua

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PARAGRAF NARASI DENGAN TEKNIK REKA CERITA GAMBAR PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 KARANGDOWO KLATEN TAHUN AJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB II KAJIAN TEORI. A. Hasil Penelitian yang Relevan. Penelitian sebelumnya yang terkait dengan penelitian ini adalah Pengaruh

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Sejauh pengetahuan peneliti, penelitian tentang pengajaran satra telah

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: C.V Diponegoro, 1984), hlm Yus Rusyana, Bahasa dan Sastra dalam Gempita Pendidikan,

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan menulis merupakan salah satu kemampuan berbahasa yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sekarang ini di kenal dua macam cara berkomunikasi, yaitu komunikasi

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. yang dipergunakan sebagai alat komunikasi antarmasyarakat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi dengan baik, seseorang perlu belajar cara berbahasa yang baik

BAB I PENDAHULUAN. gagasan dalam bentuk tulisan. Sejalan dengan pendapat Parera menulis

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa Indonesia adalah bahasa Nasional/Negara yang sangat penting

KEMAMPUAN MENULIS TEKS BERITA SISWA KELAS VIII E SMP NEGERI 7 MUARO JAMBI TAHUN PELAJARAN 2017/2018 SKRIPSI OLEH HINDUN RRA1B114025

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif dalam interaksi

pantun talibun gurindam

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

bentuk karya sastra yang menggunakan kata-kata yang indah dan kaya makna.

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa (Indonesia) merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh

BAB I PENDAHULUAN. diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rizka Fauziah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan (dalam PLPG, 2009: 28) Menulis atau mengarang adalah. wacana yang kemudian dileburkan menjadi tulisan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan ilmu pengetahuan dari guru dalam proses belajar-mengajar. membimbing dan memfasilitasi siswa dalam kegiatan belajar.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MENGGUNAKAN MODEL PICTURE AND PICTURE PADA SISWA KELAS III DI SEKOLAH DASAR BAWAMAI PONTIANAK KOTA

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang berbudaya dan bermasyarakat. Tak ada kegiatan manusia yang tidak disertai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan menulis merupakan salah satu kompetensi harus dikuasai

BAB I PENDAHULUAN. upaya lapisan masyarakat terhadap setiap gerak langkah dan perkembangan dunia

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

PENGUASAAN GAYA BAHASA TERHADAP KETERAMPILAN MENULIS PANTUN JENAKA

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

Bahasa Indonesia merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus. dipelajari dan diajarkan. Pengajaran bahasa Indonesia pada hakikatnya merupakan

KISI-KISI PENULISAN SOAL UJIAN SEKOLAH SMP KABUPATEN WONOGIRI TAHUN PELAJARAN

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Guru Tahun 2012

RAGAM TULISAN KREATIF. Muhamad Husni Mubarok, S.Pd., M.IKom

BAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan menyampaikan ide, pikiran, gagasan, dan perasaan secara tertulis

BAB I PENDAHULUAN. Keterampilan seseorang dalam melakukan komunikasi sangat tergantung

KUNCI JAWABAN DAN PEMBAHASAN TUKPD II PAKET A SMP MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA TAHUN 2012/2013

UPAYA MENINGKATKAN PEMBELAJARAN MENULIS PANTUN MELALUI TEKNIK COPY THE MASTER

BAB I PENDAHULUAN. memperhitungkan efek yang ditimbulkan oleh perkataan tersebut, karena nilai

II. KAJIAN PUSTAKA. Kemampuan adalah kesanggupan, kecakapan, kekuatan kita berusaha dengan diri sendiri (

Kisi-Kisi Uji Kompetensi Awal Sertifikasi Guru Tahun 2012

BAB I PENDAHULUAN. oleh individu karena adanya interaksi dengan antar individu dan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan salah satu hasil kebudayaan yang harus dipelajari dan

Skripsi Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Di susun oleh : Nur Rochman Prabowo ( A )

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan siswa dalam berkomunikasi baik secara lisan maupun tulis. Penggunaan bahasa

BAB I PENDAHULUAN. mengambil manfaat bagi perkembangan dirinya. Keterampilan menulis tidak mungkin dikuasai hanya melalui teori saja, tetapi

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan konseptual dan intelektual anak-anak. Memahami proses. perkembangan kognitif anak-anak secara menyeluruh.

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia. Bahasa juga pada umumnya digunakan untuk menyampaikan perasaan,

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan tidak pernah lepas dari kegiatan menyimak, berbicara,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran Bahasa Indonesia mengalami perkembangan yang pesat.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan sehari-hari (Dalman, 2015: 1). Dengan bahasa itulah manusia dapat

BAB I PENDAHULUAN. benar. Ini ditujukan agar pembaca dapat memahami dan menyerap isi tulisan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pada hakikatnya, belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi.

I. PENDAHULUAN. nasionalisme, menumbuh kembangkan kecintaan kepada Bahasa Indonesia

GAYA BAHASA PERSONIFIKASI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH 9 GEMOLONG SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. berekspresi dan salah satunya adalah menulis puisi. Puisi dalam Kamus Besar. penataan bunyi, irama, dan makna khusus; sajak.

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki kemampuan berbahasa.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA LAGU PADA SISWA KELAS VIIIB SMP NEGERI 1 NGUTER, SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menulis merupakan suatu aktivitas yang dipengaruhi oleh daya pikir untuk

SILABUS. Semester : 1 Standar Kompetensi : Mendengarkan 1. Memahami siaran atau cerita yang disampaikan secara langsung /tidak langsung

BAB 1 PENDAHULUAN. penelitian ini, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan, manfaat dan definisi

BAB I PENDAHULUAN. memberitahukan, meyakinkan, menghibur, dan mencurahkan perasaan melalui bahasa tulis

Transkripsi:

6 BAB II LANDASAN TEORI A. Penelitian yang Relevan Penelitian tentang kemampuan menulis pantun sebelumnya sudah pernah dilakukan di Universiatas Muhammadiah Purwokerto, yaitu sebagai berikut: Upaya Peningkatan Kemampuan Menulis Pantun Siswa Kelas VII A SMP Negeri 1 Kembaran Tahun Pelajaran 2007-2008 Melalui Pembelajaran Kontekstual, yang dilakukan oleh Saudari Sari Haryani. Penelitian tersebut tidak hanya dengan metode menghafal tetapi juga membangun keterampilan baru pada siswa, lewat fakta-fakta atau proposisi yang siswa alami dalam kehidupan nyata. Kemudian penelitian tentang menulis pantun lainya yaitu Peningkatan Keterampilan Menulis Pantun Melalui Penerapan Model Pembelajaran Quantum di Kelas IV SD Negeri 1 Wirasaba Tahun Ajaran 2010-2011, yang sudah dilakukan oleh Saudari Athmatiar Ulfah. Penelitan tersebut menggunakan bermacam-macam interaksi yang terjadi dalam kegiatan belajar mengajar, Interaksi tersebut mengubah kemampuan dan bakat alamiah guru dan siswa, menjadi bermanfaat bagi kemajuan dalam belajar secara efektif dan efisien. Dari pemaparan di atas, penelitian-penelitian tersebut masing-masing menggunakan pendekatan yang cukup baik sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan menulis pantun, oleh karna itu dalam penelitian ini, peneliti menerapkan pendekatan pemanfaatan objek langsung sebagai metode pembelajaran menulis pantun, dan pendekatan yang peneliti gunakan tidak jauh berbeda dengan pendekatan yang sudah pernah dilakukan sebelumnya, yaitu dengan mengasah kemampuan siswa 6

7 untuk lebih kreatifdalam menulis pantun dengan fakta-fakta dan interaksi, perbedaanyaterletak pada pendekatan yang peneliti gunakan yaitu lebih menggunakan kekreativitasan siswa melalui indera penglihatanya atau visualisasai. B. Pengertian Menulis Menurut Parera (1986: 4) menulis merupakan suatu proses, oleh karena itu maka menulis harus mengalami tahap prakarsa, tahap pelanjutan, tahap revisi dan tahap penguatan. Artinya menulis adalahproses dalam menyampaikan lambanglambang kepada orang lain untuk dapat memahami makna dari lambang tersebut, yang dalam tahap pembuatanya harus melaluai tahap awal atau prakarsa, tahap pelajutan, tahap revisi dan tahap penguatan, agar tulisan itu dapat menjadi sumber informasi yang baik dan bermanfaat bagi orang lain yang membacanya. Dengan kata lain menulis merupakan hal yang memiliki maksud dan tujuan untuk menyampaikan informasi atau berita, sehingga orang yang membacanya dapat memahami apa yang ada pada tulisan tesebut. Aktivitas menulis merupakan suatu bentuk kemampuan berbahasa paling penting untuk dikuasai seseorang atau pelajar dalam belajar bahasa, selain dari kemampuan berbicara, membaca dan mendengarkan atau menyimak, dibanding dengan ketiga kemampuan tersebut diatas, kemapuan menulis lebih sulit dikuasai bahkan oleh penutur ahli, karena sesuatu yang sudah ada di pikiran belum tentu dapat digambarkan sama persis dengan yang ditulis. Seperti halnya yang dikemukakan oleh Iskandarwassid (2008 : 291) bahwa, keterampilan menulis merupakan keterampilan yang paling tinggi tingkat kesulitannya bagi pelajar, dibanding dengan ketiga keterampilan lainya. Pendapat lain juga dikemukanan oleh Nababan(1993:180)

8 Mengarang atau menulis boleh dikatakan keterampilan yang paling sukar dibanding dengan keterampilan-keterampilan yang lainnya. Jadi jika dalam berbicara seseorang harus mengetahui lambang-lambang bunyi, maka kegiatan menulis menghendaki orang untuk menguasai lambang-lambang atau simbol-simbol visual dan tata aturan tulis, oleh karena itu seseorang dalam menulis baik itu menulis sebuah karangan ataupun lainya, maka haruslah seseorang sudah mengetahui maksud yang ingin di tuangkan dalam tulisan tersebut. Sabarti (1988: 2) juga mengungkapkan bahwa kita dapat melakukan kegiatan menulis itu sebagai suatu kegiatan tunggal, jika yang ditulis ialah sebuah karangan yang sederhana, pendek dan bahannya sudah siap di kepala. Namun, ada kalanya sesorang dalam menuliskan pemikiran atau lambanglambang dan informasi tidak dapat dipahami oleh orang lain atau pembaca, dikarenakan dalam menuliskan lambang-lambang tersebut masih belum lengkap, seperti yang dikemukakan oleh Samsuri (1985: 20 ) bahwa, kekurangan tulisan itu dapat pula dilihat pada tidak tetapnya tanda-tanda tulisan itu, yang pakai untuk menyatakan bunyi-bunyi atau urutan bunyi bahasa. Dari uraian diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kemampuan menulis itu tidak bisa datang dengan sendirinya, melainkan perlu adanya pembelajaran, pelatihan dan pengarahan, sehingga seseorang dalam menulis suatu tulisan atau karangan dapat dipahami dan bermanfaat bagi pembacanya. C. Pengertian Pantun Pantun adalah jenis puisi lama yang paling digemari masyarakat pada massa lampau, terutama masyarakat Melayu, dan pantun termasuk salah satu jenis puisi lama

9 Indonesia, selain itu pantun juga terdapat dalam beberapa daerah di indonesia tidak hanya di Melayu, seperti di Jawa pantu disebut parikan. Pantun bermanfaat tidak hanya untuk orang yang membuatnya, baik itu lewat tuturan atau tulisan, tetapi juga untuk orang yang mendengar atau membacanya, misalnya untuk menyampaikan nasehat atau petuah, menyatakan perasaan hati, untuk menyindir ataupun untuk halhal yang lucu dan menghibur. D. Ciri-Ciri Pantun Beberapa ciri-ciri pantun antara lain 1. Pantu terdiri dari 2 sampai 4 baris atau lebih 2. Baris pertama dan baris kedua atu baris awalan merupakan sampiran 3. Baris ketiga dan keempat atau baris akhir merupakan isi/maksud yang hendk disampaikan 4. Jumlah suku kata dalam tiap baitnya rata-rata berkisar 8 sampai 12 dan lebih suku kata 5. Bunyi akhir pantun atau ritmanya ab-ab sekalipun ada yang beritma aa-aa Untuk dapat menulis pantun, seseorang dapat membuat atau menentukan isinya terlebih dahulu, misalkan ingin membuat pantun yang isinya untuk memberi nasehat anak-anak agar mau belajar, baru kemudian membuat sampiran yang sesuai dengan isi, dan pantun yang termasuk pantun terbaik ialah, pantun yang isinya dapat dijadikan sampiran dan sebaliknya sampiran bisa dijadikan isi, seperti halnya pendapat Rizal (2009: 2) pantun adalah puisi yang paling mudah di tangkap maksud dan artinya. Membaca dan mencerna pantun tidak sesulit membaca dan mencerna puisi-puisi lain (puisi bebas), dan pantun dikatakan kurang baik jika dalam pantun

10 tersebut tidak terpenuhi syarat-syaratnya,seperti tidak mengunakaan sajak ab-ab, tidak adanya pembayang atau isi, tidak terdapat sampiran yang sesuai dengan isi pantun, dan lain sebagainya. Pantun dapat dibedakan menjadi beberapa jenis yaitu: Pantun nasihat, pantun cinta atau remaja, pantun anak, pantun berdagang, pantun perkenalan, pantun sanjungan atau pujian, pantun teka-teki, pantun jenaka, pantu kilat dan lain-lain. Van (2008:13) berpendapat bahwasanya pantun itu bermacam-macam jenisnya, sampai sekarang belum adalagi pembagiannya atas jenisnya yang sudah umum, artinya yang dipakai segala orang. Dengan kata lain jenis pantun beragam namun tidak semua mengetahui macam jenisnya dan pantun yang paling kerap digunakan adalah sebagai berikut: Yang pertama Pantun Nasihat, pantun nasehat yaitu bertujuan untuk menyampaikan nasihat atau petuah, contoh: Buah jambu berdaun bayam Jatuh sebiji dimakan raksasa Tuntutlah ilmu hingga malam Ilmu berguna sepanjang masa Yang kedua Pantun Cinta atau Pantun Remaja, yaitu pantun yang bertujuan untuk mengungkapkan perasaan yang terkait dengan masalah cinta, contoh: Dari mana datangnya lintah Dari mata sawah turun ke kali Dari mana datangnya cinta Dari mata turun ke kehati Yang ketiga Pantun Teka-teki, yaitu pantun yang bertujuan untuk memberikan teka-teki, contoh: Kalau puan-puan cemara Ambil gelas dalam peti Kalau tuan bijaksana Hewan apa tanduk di kaki

11 Yang keempat Pantun Jenaka, yaitu pantun yang bertujuan untuk menghibur atau berkelakan, contoh: Elok rupanya pohon blimbing Tumbuh dekat limau tungga Aduh senangnya berbini sumbing Biar marah tertawa juga Yang kelima Pantun kilat, yaitu pantun dengan bait sampiran dan bait isi sangat singkat, contoh: Cabut rumput Dengan akarnya Mau disebut Lupa namanya Karena nilai-nilai luhur yang terkandung dalam puisi lama itu sangat penting dan bermanfaat, maka upaya pelestariannya perlu dilakukan(yundiafi,2000: 4). Maksud dari pendapat di atas adalah jenis-jenis puisi lama baik itu pantun, syair, gurindam, sajak dan jenis puisi lama lainya memang memiliki manfaat sebagai salah satu media komunikasi penyampai pesan yang baik, karna pesan yang terdapat di dalamnya pastinya mengandung pesan moral, dan pantun merupakan sebuah karya sastra yang memang punya keistimewaan diantara salah satu jenis puisi lama lainya. E. Penggunaan Objek Langsung Teknik pembelajaran objek langsung digunakan dengan tujuan agar siswa dapat menulis dengan cepat, berdasarkan objek yang dilihat, guru akan menunjukkan objek kepada siswa di depan kelas, misalnya sebuah patung, vas bunga, mobilmobilan dan lain-lain. Menurut Maskurun ( 2005:29) objek bisa bermacam-macam, seperti manusia, tempat, suasana, benda, peristiwa dan berbagai pertautan-pertautan dari berbagai objek tersebut seperti manusia disuatu tempat, manusia disuatu peristiwa

12 dan lain sebagainya. Dengan objek tersebutsiswa akan dapat membuat tulisan secara runtut dan logis, berdasarkan objek yang dilihatnya. Pengetahuan yang diperoleh siswa melalui pengamatan langsung terhadap objek langsung dan nyata akan lebih lengkap, jika dibandingkan dengan penggunaan media objek tak langsung. Media yang dibutuhkan dalam pembelajaran tersebut adalah objek-objek yang berfariasi sesuai dengan tema pengajarannya, teknik ini tentunya dapat dilakukan secara individu maupun kelompok, karena antara kelompok dan individu tentunya punyai ide atau gagasan dan kekreatifitasan. Hal tersebut dikemukan oleh Udin (2001: 23) yang berpendapat bahwa penemuan yang kreatifdari individu dan kelompok pada dasarnya serupa. Individu dan kelompok juga membangkitkan ide dan hasil dalam bentuk serupa. Sama halnya yang dikemukakan Sayuti (1985: 210) masalah pikiran dan perasaan juga merupakan aspek yang berperan dalam memperhitungkan sebuah karya, yang dipakai sebagai bahan pengajarannya. Penerapan yang digunakan dalam pembelajaran menulis sebuah tulisan baik itu paragraf, karangan atau lainya, dengan menggunakan teknik pendekatan objek langsung bertujuan agarsiswa dapat menulis lebih kreatif berdasarkan objek yang dilihatnya, sehingga siswa yang menulis berdasarkan objek tersebut akan dapat menulis berdasarkan suasana dan gambaran yang ada di dalam diri siswa. Objek langsung dapat pula memberikan siswa secara langsung untuk dapat meningkatkan ide atau gambaran sesuai dengan apa yang mereka lihat, sehinnga akan terkesan membuat tulisan itu menjadi hidup, begitu pun menurut Samsuri (1985:21 ) yang mengungkapkan bahwa sebagian orang lebih tertarik kepada kesan visual, hanya karena kesan-kesan ini lebih luas dan lebih lama, dari pada kesan-kesan pendengaran. Artinya kesan visual atau penglihatan tentunya dapat membangkitkan gagasan yang lebih kreatif, dibanding hanya dengan kesan-kesan yang hanya melalui pendengaran.

13 Dengan demikian jika pembelajaran menggunakan media objek langsung, maka kegiatan tersebut bisa saja dengan menjadikan lingkungn sebagai media dan sumber belajar, karena media objek langsung dapat berupa benda hidup maupun benda mati yang berada di lingkungan kehidupan siswa, dan bahwasanya penggunaan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran melalui objek langsung digunakan dengan pendekatan lingkungan, kegiatan ini dilakukan oleh guru dengan menjadikan lingkunganya sebagai sumber belajar, dan objek langsung dapat berada mana saja termasuk dilingkungan sekitar siswa, oleh karena itu siswa dapat belajar melalui lingkungan, dan melalui pembelajaran objek langsung, siswa dapat mempelajari keadaan lingkungan mereka sendiri secara aktual. Pendekatan ini berasumsi bahwa kegiatan pembelajaran akan menarik perhatian siswa dan apa yang dipelajarinya diperoleh dari lingkunganya. F. Kerangka Berpikir Berdasarkan latar belakang yang peneliti kemukakan, maka kerangka berfikir yaitu dalam pembelajaran menulis, terutama penulisan pantun perlu adanya pembelajaran yang variasi, kreatif dan efektif. Salah satu cara yang penulis gunakan dalam memancing mereka untuk menulis kreatif pantun ialah dengan pemanfaatan objek langsung, misalnya dengan memanfaatkan objek yang ada di dalam ruang kelas, di sekitar kelas dan luar kelas, sehingga mungkin akan lebih memancing mereka untuk lebih berfikir kreatif, dan pada saat menulis pantun, biasanya siswa akan diberi kebebasan dalam berekspresi, sesuai apa yang ingin ditulis oleh siswa dalam pantunnya tersebut.

14 G. Hipotetis Tindakan Berdasarkan latar belakang dan kerangka berfikir di atas, maka ditetapkan hipotetis tindakan yaitu pembelajaran dengan pendekatan pemanfaatan objek langsung, dapat meningkatkan kreatifitas siswa dalam menulis pantun.