SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI Pemantapan Riset Kimia dan Asesmen Dalam Pembelajaran Berbasis Pendekatan Saintifik Program Studi Pendidi Kimia Jurusan PMIPA FKIP UNS Surakarta, 21 Juni 2014 MAKALAH PENDAMPING KIMIA PENDIDIKAN PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISON (STAD) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PROFESI KEPENDIDIKAN Budi Utami 1) 1 Pendidi Kimia, PMIPA,FKIP, Universitas Sebelas Maret Surakarta, Indonesia bu_uut@yahoo.com ABSTRAK Mata kuliah Profesi Kependidi merupa mata kuliah jib di program Pendidi Kimia Jurusan Pendidi MIPA FKIP UNS dengan bobot 3 SKS. Sebagai calon guru kimia sekolah menengah diperlu bekal mata kuliah yang relefan dan berstandar serta menyesuai dengan kebutuhan stakeholder, harus mempunyai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (Undang -undang No. 14 th 2005 bab IV pasal 8-10). Penelitian ini bertujuan meningkat hasil pembelajaran pada mata kuliah Profesi Kependidi dengan mengguna model pembelajaran kooperatif tipe Student Team Achievement Division (STAD). Penelitian termasuk penelitian deskriptif. Pengambilan data dilaksana dengan observasi pada kegiatan pembelajaran mata kuliah Profesi Kependidi dan hasil observasi tersebut dituang dalam bentuk deskriptif. Penelitian dilaksana pada mahasis peserta mata kuliah Profesi Kependidi semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada program studi Pendidi Kimia PMIPA FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Hasil pelaksanaan pembelajaran pada mata kuliah Profesi Kependidi dengan menerap model Team Achievement Division (STAD) disimpul bah penerapan model Team Achievement Division (STAD) dapat meningkat hasil belajar pada mata kuliah Profesi Kependidi, hal ini dapat diketahui bah mahasis lulus dengan perolehan nilai A sebanyak 57,78, nilai B sebanyak 42,22. Berdasar angket respon terhadap pembelajaran yang diisi oleh sis pada akhir pembelajaran, menunjuk bah model pembelajaran yang diguna oleh peneliti, mendapat tanggapan positif, sangat setuju sebanyak 19,9, Setuju 70,8 dan tidak setuju sebanyak 9,3. Sehingga sebagian besar mahasis ingin agar dosen menerap pembelajaran aktif di kelas. Kata Kunci : STAD, hasil belajar, profesi kependidi PENDAHULUAN Dalam menghadapi perkembangan ilmu calon guru kimia sekolah menengah diperlu bekal mata kuliah yang relefan dan berstandar serta menyesuai dengan kebutuhan stakeholder. Seorang SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 122
guru harus mempunyai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional (Undang -undang No. 14 th 2005 bab IV pasal 8-10). Beban guru mencakup kegiatan pokok yaitu merencana pembelajaran, melaksana pembelajaran, menilai hasil pembelajaran, melatih dan membimbing peserta didik serta melaku tugas tambahan (Undang -undang No. 14 th 2005 pasal 35). Mata kuliah Profesi Kependidi merupa mata kuliah jib di program Pendidi Kimia Jurusan Pendidi MIPA FKIP UNS dengan bobot 3 SKS. Adapun Kompetensi Dasar Strategi Profesai Kependidi adalah Pengertian Profesi Kependidi dan Perlindungan terhadap Profesi Kependidi, Profesi Keguruan, Organisasi Profesi Keguruan, Supervisi Pendidi, dan Etos Kerja. Proses pembelajaran Mata Kuliah Profesi Kependidi selama ini belum memenuhi hasil seperti yang diharap. Pemahaman dan penguasaan mahasis terhadap materi pelajaran masih belum memuas. Motivasi mahasis juga rendah dan masih pasif selama proses pembelajaran berlangsung. Masih banyak mahasis yang kurang respon terhadap pertanyaan dari dosen. Masih banyak mahasis yang belum menyadari manfaat materi Profesi Kependidi untuk bekal mereka saat mengajar di sekolah dan a berinteraksi dengan tenaga pendidik dan kependidi di sekolah. Pengetahuan yang dimiliki mahasis masih sedikit yang dapat mereka terap dalam menunai pekerjaan di kelak kemudian hari. Sehingga dosen perlu memberi fasilitas berupa permasalahan dan memotivasi mahasis untuk memecah permasalahan tersebut. Model pembelajaran yang bertujuan untuk mengembang keaktifan sis, aspek keterampilam sosial sekaligus aspek kognitif dan aspek sikap sis adalah model pembelajaran kooperatif ( Cooperative Learning). Pada model pembelajaran kooperatif menuntut semua sis aktif dalam proses belajar dan harus selalu memperhati temannya untuk dapat berkompetensi dengan kelompok lain. Di dalam pembelajaran kooperatif a didapat proses kebersamaan dalam pembelajaran. Metode pembelajaran kooperatif a bisa meningkat pemahaman mahasis terhadap materi pelajaran yang ada dikarena adanya interaksi mahasis didalam kelompoknya dan juga adanya interaksi dengan dosen sebagai pengajar. Di dalam setiap kelompok, mahasis yang berkemampuan lebih tinggi a membantu dalam proses pemahaman bagi mahasis yang berkemampuan rendah dan mahasis yang berkemampuan sedang a dapat menyesuai dalam proses pemahaman materi. Interaksi dalam setiap kelompok a dapat berjalan dengan baik jika setiap kelompok memiliki kemampuan yang heterogen (Slavin, 2008: 4). Dalam penelitian ini, metode pembelajaran kooperatif yang diguna adalah metode pembelajaran Student Teams Achievement Divisions (STAD). Pada pembelajaran Student Teams- Achievement Divisions (STAD) diciri oleh suatu struktur tugas, tujuan, dan penghargaan kelompok. Mahasis bekerja sama dalam situasi pembelajaran kooperatif seperti menumbuh kerjasama untuk mencapai tujuan bersama dan mengkoordinasi usahanya untuk menyelesai tugas. Apabila ada seorang mahasis yang SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 123
belum memahami materi maka teman sekelompoknya bertanggung jab untuk menjelasnya. Untuk mengetahui apakah mahasis telah memahami materi, dosen memberi kuis disetiap kali pertemuan. Kuis ini diguna untuk mengetahui perkembangan mahasis dari al sampai akhir. Adanya kuis disetiap kali pertemuan ini diharap dapat memacu mahasis untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran sehingga mahasis lebih menguasai materi yang ada. Adesoji dan Ibraheem (2009: 23) menjelas bah pembelajaran kooperatif Student Teams-Achievement Divisions (STAD) berpotensi dapat meningkat prestasi belajar sis. Oludipe dan Jonathan (2010: 35) menjelas bah metode pembelajaran kooperatif memberi pengaruh yang positif terhadap kegelisahan sis dalam belajar kimia sebagai hasil dari sifat saling ketergantungan yang positif, yang memungkin sis melihat bah kontribusi, masu, dan kesuksesan mereka berasal dari sis lainnya dalam kelompok. Dengan penerapan model Teams-Achievement Divisions (STAD) diharap dapat meningkat prestasi mahasis pada mata kuliah Profesi Kependidi. Masalah dalam penelitian ini dapat dirumus sebagai berikut: a.) Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dapat meningkat hasil belajar mahasis pada matakuliah Profesi Kependidi? b.) Bagaimana presepsi mahasi terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD) pada mata kuliah Profesi Kependidi? Berdasar permasalahan yang telah dikemuka di atas, dapat dirumus tujuan penelitian ini adalah : a.) Meningkat hasil belajar pada mata kuliah Profesi Kependidi dengan mengguna penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Student Teams-Achievement Divisions (STAD), b.) Mengetahui respon mahasis terhadap penerapan model Teams-Achievement Divisions (STAD) pada mata kuliah Profesi Kependidi. Penelitian yang a dilaksana mempunyai manfaat bagi dosen, mahasis dan lembaga khususnya Program Studi Pendidi Kimia PMIPA FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta. Manfaat tersebut adalah a) Bagi Mahasis : Penelitian pembelajaran yang a dilaksana a bermanfaat bagi mahasis yaitu : meningkat motivasi, keaktifan dan peran serta mahasis selama proses pembelajaran secara kooperatif, b) Bagi Dosen : Penelitian ini dapat memberi pengalaman langsung pada dosen sehingga dosen dapat menerap metode baru dalam pembelajaran. Sehingga diharap dapat memecah permasalahan tentang rendahnya kualitas proses dan hasil belajar mahasis, METODE PENELITIAN Variabel pada penelitian ini adalah model Teams Achievement Divisions (STAD) dan hasil belajar. Penelitian dilaku pada mahasis peserta mata kuliah Profesi Kependidi semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada program studi Pendidi Kimia PMIPA FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Subjek penelitian SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 124
ini adalah mahasis peserta mata kuliah Profesi Kependidi semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada program studi Pendidi Kimia PMIPA FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS). Data yang dikumpul dalam penelitian ini mencakup : 1) Nilai dari hasil pengamatan proses belajar mahasis yaitu keaktifan mahasis dalam kerja kelompok, 2) hasil angket respon mahasis terhadap penggunaan model kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD), dan 3) dokumentasi. Sumber data dikumpul dari berbagai sumber yang meliputi: 1) Narasumber yaitu dosen dan mahasis, 2) hasil observasi peneliti pada pembelajaran mata kuliah Profesi Kependidi semester genap tahun ajaran 2012/2013 pada program studi Pendidi Kimia PMIPA FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta (UNS), 3) hasil tes. Teknik pengumpulan data dengan mengguna post tes, lembar kegiatan mahasis dan angket. HASIL DAN PEMBAHASAN Proses pembelajaran Profesi Kependidi pada pertemuan Pertama, dosen menerap model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Pada pertemuan pertama setelah dosen memberitahu tujuan pembelajaran dan menjelas garis besar tentang materi Profesi Kependidi, kemudian dosen membagi mahasis dalam kelompok yang heterogen. Satu kelompok ada mahasis yang mempunyai kemampuan tinggi, sedang dan rendah. Kemudian dosen mempersilah mahasis berkumpul dengan kelompok masing-masing. Mahasis berdiskusi tentang materi yaitu : 1) menjelas arti profesi kependidi, 2) membeda pengertian profesi,profesioalisme, profesionalisasi dan profesionalitas, 3) Membeda profesi, profesionalisme, profesionalisasi dan profesionalitas serta memberi masingmasing contohnya dan 4) Menjelas arti pentingnya profesionalisasi dalam pendidi. Dalam pengamatan selama proses pembelajaran, semua mahasis berdiskusi aktif, tidak ada yang membahas materi di luar topik, dan bertanya kepada sesama teman sekelompok jika ada yang kurang jelas. Jika ada yang kurang dimengerti, mahasis bertanya kepada dosen, dan dosen menjelas kepada mahasis. Pada tahap selanjutnya tiap kelompok presentasi hasil diskusi di depan kelas. Dan kelompok lain aktif menanggapi dan mengaju pertanyaan kepada kelompok yang di depan kelas. Dosen mengatur jalannya diskusi. Pada akhir pertemuan dosen memberi kuis individu. Dan pada akhir pertemuan dosen memberi penghargaan kelompok terbaik berdasar keaktifan kelompok selama diskusi dan presentasi hasil diskusi. Pertemuan kedua dosen masih menerap model pembelajaran Kooperatif tipe Student Teams Achievement Divisions (STAD). Dengan langkah-langkah yang sama dosen melaksana pembelajaran di kelas, kemudian mahasis berdiskusi dengan kelompok membahas materi tentang: 1) Menjelas ciri-ciri profesi keguruan, 2) Menjelas kode etik profesi keguruan, 3) Menyebut kode etik guru Indonesia, 4) Menyebut kode etik jabatan guru, 5) Menjelas keadaan penerapan kode etik keguruan desa ini. Pada pertemuan ketiga mahasis berdiskusi dengan kelompok membahas materi tentang: Standar Kompetensi Profesional Guru berdasar undangundang no. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen yaitu 1) Kompetensi paedagogis, 2) Kompetensi profesional, 3) Kompetensi kepribadian dan 4) Kompetensi sosial. SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 125
Hasil kuis selama pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Hasil Kuis Mahasis Re nta ng Sk or Pertemuan 1 Jum lah Ma hasi s Pro sent ase Pertemuan 2 Jum lah Ma hasi s Pro sent ase Pertemuan 3 Jum lah Ma hasi s Pro sent ase perhatia n kepada kelompo k yang presenta si 3 Mahasis mengaju pertanya an pada kelompo k yang presenta si 7 (15,56 10 (22,22 12 (26,67 70 71-79 80 3 6,6 7 30 66, 67 12 26, 66 3 6,6 7 27 60 15 33, 33 2 4,4 4 25 55, 56 18 40, 00 Keaktifan mahasis selama proses pembelajaran dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Keaktifan mahasis selama proses pembelajaran. N o Indikator Jumlah Mahasis ( 1 Mahasis aktif berdisku si dengan teman sekelom pok sesuai topik 2 Mahasis memberi Pertem uan I Pertem uan II Pertem uan III 4 Mahasis menjelas hasil diskusi di depan kelas 5 Mahasis memberi ide/gaga san untuk memeca h masalah dalam diskusi 6 Mahasis mengaju pertanya an pada dosen jika ada hal yang kurang jelas 8 (17,78 10 (22,22 9 (20 12 (26,67 12 (26,67 15 (33,33 Dengan penerapan model Teams Achievement Divisions (STAD), mahasis aktif selama proses pembelajaran. Mahasis memecah masalah yang diaju oleh dosen SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 126
bersama dengan teman-teman satu kelompok. Mahasis dapat membuka literature/materi yang sudah disiap sebelumnya baik berupa buku maupun internet. Mahasis bersama-sama saling memberi ide/gagasan untuk memecah masalah. Dosen mengamati selama proses pembelajaran berlangsung dan memberi jaban apabila ada mahasis yang belum jelas tentang masalah yang diberi dosen. Saat presentasi hasil diskusi ke depan kelas, mahasis dari kelompok lain memperhati dan mengaju pertanyaan maupun saran apabila jaban berbeda dengan kelompok yang maju presentasi. Dosen memberi penegasan tentang jaban-jaban yang sudah dibahas di depan kelas agar tidak terjadi miskonsepsi. Hasil tes akhir pembelajaran diperoleh mahasis lulus dengan perolehan nilai A sebanyak 57,78, nilai B sebanyak 42,22. Tidak ada mahasis yang memperoleh nilai kurang. Berdasar hasil penelitian disimpul bah dengan menerap model Teams Achievement Divisions (STAD) dapat meningkat hasil belajar mahasis pada mata kuliah Profesi Kependidi. Hal ini juga diungkap dalam penelitian Subagiyo, Slamet dan Nurjanah (2007) yang menerap model pembelajaran kooperatif Student Teams Achievement Division (STAD) yang menyata bah proses belajar mengajar berlangsung efektif, aktifitas belajar sis di dalam kelas sangat baik. Sis sudah mempunyai keberanian berpendapat dan mampu menemu jaban secara diskusi bersama teman sekelompok. Keterlibatan sis dalam kegiatan belajar mengajar mencapai 82,9 sis terlibat aktif. Berdasar hasil penelitian Nurhanurati (2006) di peroleh hasil bah bentuk pembelajaran dengan belajar kooperatif model STAD dapat meningkat pemahaman mahasis Pendidi Matematika FKIP Universitas Lampung terhadap konsep limit barisan. Adili (2004) menunjuk hasil penelitiannya yaitu kegiatan belajar mengajar dengan mengguna metode STAD memba perubahan ke arah peningkatan mutu pembelajaran membaca di SMK Negeri 2 Kendari didapat nilai rata-rata 8,31, daya serap 80,31, dan kategori bekerhasilan 70-95 persen. Dibanding dengan kegiatan belajar mengajar tanpa menguna metode STAD hanya memperoleh hasil berupa nilai rata-rata 6,37, daya serap 60,37 persen dari target 100 persen, kategori bekerhasilan 50-70 persen. Nilai pembanding atau peningkatan STAD ratarata 1,94 dari 35 sis kelas 2. Karena itu disimpul, penggunaan metode ini dipandang lebih berhasil dan nyata meningkat mutu pembelajaran membaca pemahaman. Dalam penelitian ini respon mahasis terhadap penerapan model Teams Achievement Divisions (STAD) menunjuk tanggapan positif menghendaki agar dosen menerap model pembelajaran aktif yaitu sangat setuju sebanyak 19,9, setuju 70,8 dan tidak setuju sebanyak 9,3. KESIMPULAN Dari hasil penelitian ini dapat ditarik simpulan sebagai berikut : 1) penerapan model Team Achievement Division (STAD) dapat meningkat hasil belajar pada mata kuliah Profesi Kependidi, hal ini dapat diketahui bah mahasis lulus dengan perolehan nilai A sebanyak 57,78, nilai B sebanyak 42,22, 2) Berdasar angket respon terhadap pembelajaran yang diisi oleh sis pada akhir pembelajaran, menunjuk bah model pembelajaran yang diguna oleh peneliti, mendapat tanggapan positif, sangat setuju sebanyak 19,9, Setuju 70,8 dan tidak setuju sebanyak 9,3. Dari hasil penelitian dapat dikemuka beberapa saran yaitu : 1) agar dosen menerap model pembelajaran aktif pada proses SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 127
pembelajaran untuk meningkat hasil belajar mahasis. DAFTAR RUJUKAN [1] Adesoji, Francis A. & Tunde L. Ibraheem. 2009. Effects of Student Teams Achievement Divisions Strategy and Mathematics Knowlegde on Learning Outcomes in Chemical Kinetics Journal of International Social Research. 2/6, 15-25.htttp://www.sosyalarastimilar.co m. Diakses tanggal 5 Juni 2014. [2] Adili,L.A. 2004. Penerap Metode STAD (Student Teams Achievement Division) dalam Pembelajaran Membaca Pemahaman di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Negeri 2 Kendari. http://www.republika.co.id diakses 7 Juni 2014. [3] Lambang Subagiyo,L; Slamet,W dan Nurjanah,A. 2007. Model Pembelajaran Kooperatif Dalam Peningkatan Motivasi, Partisipasi, dan Kualitas Hasil Belajar Sis SMA Negeri 2 Samarinda. Jurnal Pendidi Pengembangan Kurikulum dan Teknologi Pembelajaran vol 8 No. 1441-3384. Samarinda: FKIP UNWAMA Samarinda. http://www.jurnal.pdii.lipi.go.id. Diakses tanggal 5 Juni 2014. [4] Nurhanurati. 2006. Penerapan Belajar Kooperatif Model STAD dalam Pembelajaran Konsep Limit Barisan Pada Mahasis Pendidi Matematika FKIP Universitas Lampung. Bandung : http://digilib.itb.ac.id diakses 5 Juni 2014. [5] Oludipe, Daniel & Jonathan O. Awokoy. 2010. Effect of Cooperative Learning Teaching Strategy on the Reduction on Students Anxiety for Learning Chemistry Journal of Turkish Science Education. 7, 30-36. http://www.tused.org.journal of turkish//. Diakses tanggal 6 Juni 2014. [6] Slavin,RE. 2008. Cooperative Learning, Theory,Research and Practise. Terjemahan oleh Lita. Bandung : Nusa Media. SEMINAR NASIONAL KIMIA DAN PENDIDIKAN KIMIA VI 128