BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam ajaran Islam, salah satu aspek kehidupan yang paling penting

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. dan keadaan, mengangkat dan menghilangkan segala beban umat. Hukum

BAB I PENDAHULUAN. Islam agama yang sempurna, yang diturunkan oleh Allah SWT kepada. Nabi Muhammad SAW yang memiliki sekumpulan aturan.

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN HUKUM POSITIF TERHADAP PEMALSUAN MEREK SEPATU DI KELURAHAN BLIMBINGSARI SOOKO MOJOKERTO

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan atau laba perusahaan. Hal ini dapat dilakukan, jika perusahaan. langsung terhadap peningkatan laba perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. akal manusia untuk menganalisa hukum-hukum syara, meneliti. perkembangan dengan pedoman pada nash-nash yang telah ada, supaya

BAB I PENDAHULUAN. masalah ini disebabkan, salah satu tolok ukur kemajuan suatu negara adalah dari

BAB I PENDAHULUAN. segala aspek kebutuhan hidupnya, dan yang akan menjamin akan. meliputi bidang aqidah, akhlak dan muamalat. 1

BAB I PENDAHULUAN. mempermudah proses transaksi jual beli. Harga juga berpengaruh dalam

BAB I PENDAHULUAN. keuangan konsumen atau disebut sebagai nasabah bank. nasabahnya melalui pemberian informasi yang benar dan jelas mengenai setiap

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI MINAT NASABAH MUSLIM DAN NON MUSLIM TERHADAP TRANSAKSI PEMBIAYAAN PADA PERBANKAN SYARIAH. Oleh: Ikin Ainul Yakin

ZAWIYAH COT KALA LANGSA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan yang utama yang harus

BAB I PENDAHULUAN. lain, supaya mereka tolong-menolong, tukar-menukar keperluan dalam segala urusan

BAB I PENDAHULUAN. kepada umatnya untuk berfikir ke depan dalam rangka mencapai tingkat

BAB I PENDAHULUAN. sebagai berikut : Produk Pendanaan ( Funding Product), Produk Pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. Kemiskinan merupakan problematika terbesar dalam kehidupan. Sebab

BAB I PENDAHULUAN. perubahan besar yang terjadi. Salah satunya yang menandai. perubahan orientasi masyarakat muslim dari urusan ibadah yaitu

BAB I PENDAHULUAN. memiliki sepeda motor yang di jual di beberapa showroom, baik secara tunai

BAB IV ANALISIS PERSEPSI MASYARAKAT MUSLIM SIDOMOJO KRIAN SIDOARJO MENGENAI BUNGA DAN IMPLIKASINYA TERHADAP KEGIATAN EKONOMI

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bisnis, dan hal tersebut juga diatur dalam Al-Qur an. Konsep Al- dunia, tetapi juga menyangkut urusan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. orang lain. Setiap manusia akan membutuhkan orang lain, bertolong-tolongan,

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan harta agar seseorang dapat memenuhi kebutuhannya, menikmati

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kehidupan sehari-hari setiap individu memiliki kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. saling mengisi dalam rangka mencukupi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Semakin

BAB I PENDAHULUAN. penciptaan dan pertukaran produk dan nilai 1. Berhasil tidaknya suatu usaha atau

BAB I PENDAHULUAN. tetapi juga aspek muamalah, khususnya ekonomi Islam.Al-Quran secara tegas. Allah SWT berfirman dalam al-quran yang berbunyi :

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kampar ini dahulunya mereka berdagang di Pasar Usang.

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial yang membutuhkan interaksi. Dengan

BAB I PENDAHULUAN. perkembngan perekonomian di Indonesia khususnya untuk menciptakan

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP SISTIM JUAL BELI HASIL PERKEBUNAN TEMBAKAU DI DESA RAJUN KECAMATAN PASONGSONGAN KABUPATEN SUMENEP

BAB IV ANALISIS PRAKTEK MAKELAR. A. Praktek Makelar Dalam Jual Beli Mobil di Showroom Sultan Haji Motor

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan. Beberapa kalangan mencurigai islam sebagai faktor penghambat

BAB I PENDAHULUAN. maupun dilihat dari sisi pembangunan kesejahteraan umat. 1 Zakat berarti suci,

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan bagian dari kehidupan manusia, dalam. berdasarkan Al-Quran Al Karimdan As-Sunnah Nabawiyah.

BAB I PENDAHULUAN. sedang menjamur di kalangan masyarakat desa Sidomulyo kecamatan. Silo kabupaten Jember, di mana kasab (penghasilannya) mereka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam dunia mondren sekarang ini peranan perbankan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga financial intermediary yang menjadi. kekurangan dana. Karena itu industri perbankan mempunyai peranan yang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan dengan makhluk-makhluk lainnya. Allah telah menetapkan

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama dakwah yang Hudan-Linnas sebagai pedoman hidup. maupun bathin dan juga kebahagiaan dunia dan akhirat.

BAB I PENDAHULUAN. Populasi umat Muslim di seluruh dunia saat ini semakin meningkat.

KEBIJAKAN HUKUM PIDANA DALAM PENANGGULANGAN VCD (VIDEO COMPACT DISK) ILEGAL ABSTRAKSI

BAB I PENDAHULUAN. mu amalah. Islam bukan hanya mengatur urusan manusia dengan tuhannya,

BAB I PENDAHULUAN. landasan operasi yang lebih jelas bagi bank syariah. Sebagai tindak lanjut UU

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT, yang disebut hablum minallah dan yang kedua bersifat horizontal,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia adalah makhluk sosial. Ciri makhluk sosial adalah saling

Berdasarkan uraian diatas, maka yang dimaksud dalam judul skripsi ini adalah sebuah kajian yang akan fokus mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT telah menjadikan manusia masing-masing saling. membutuhkan satu sama lain, supaya mereka saling tolong menolong, tukar

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP SANKSI PIDANA PELANGGARAN HAK PEMEGANG PATEN MENURUT UU NO. 14 TAHUN 2001 TENTANG PATEN

BAB I PENDAHULUAN. bentuk penyaluran dana kemasyarakat baik bersifat produktif maupun konsumtif atas dasar

BAB I PENDAHULUAN. permintaan masyarakat semakin meningkat terhadap barang-barang produksi,

BAB I PENDAHULUAN. dan menganggap penting semua kerja yang produktif. 1 Pada setiap prilaku

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi Syariah (AS), Baitul Maal Wat Tamwil (BMT), dan Unit Simpan

BAB I PENDAHULUAN. menguntungkan, tetapi mungkin pula sebaliknya. Manusia mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. palsu, dan dengan begitu merasakan kehadiran Tuhan dan Keesaan-Nya, 1

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Islam merupakan sekumpulan atau undang-undang yang mengatur perilaku

BAB I PENDAHULUAN. yang tidak sesuai dengan norma-norma yang ada. 1. diamanatkan dalam Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. menyerukan manusia untuk mematuhi segala apa yang telah ditetapkan oleh Allah

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian merupakan bidang penting dalam sebuah negara. Hasil-hasil

BAB I PENDAHULUAN. Adapun firman Allah tentang jual beli terdapat dalam QS. An-Nisa ayat 29

BAB I PENDAHULUAN. pertanggung jawabannya di akhirat kelak. memperoleh dan memanfaatkan sumber daya yang memiliki nilai ekonomis

BAB I PENDAHULUAN. transfer barang dan jasa yang dimiliki oleh setiap objek ekonomi tersebut. Dengan

BAB IV. Surat Keputusan Pemkot Surabaya tentang Ijin Pemakaian Tanah (IPT/ berwarna ijo/surat ijo) dengan cara sewa tanah negara yang dikuasai Pemkot

BAB I PENDAHULUAN. satu ajaran islam yang mengatur pola kesejahteraan dan kemakmuran adalah pemberdayaan

BAB I PENDAHULUAN. manusia lain. Dalam kehidupan sehari-hari manusia pasti saling. memenuhinya sendiri, sehingga memerlukan orang lain.

pertahun yang semakin meningkat dari tahun ke tahun. 2 pertumbuhan ekonomi terutama di Indonesia. Sektor perikanan merupakan hal

BAB I PENDAHULUAN. 1 Rachmad Syafei, Ilmu Usul Fiqh, Pustaka Setia, Bandung, 1999, hlm. 283.

BAB I PENDAHULUAN. hubungan manusia dengan Tuhannya. Ibadah juga merupakan sarana untuk

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP IMPLEMENTASI PENETAPAN TARIF JASA ANGKUTAN UMUM BIS ANTAR KOTA/PROVINSI SURABAYA-SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan-perusahaan, terutama perbankan, banyak mengeluarkan produk

BAB I PENDAHULUAN. diciptakan yaitu diciptakannya Nabi Adam as kemudian disusul dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pergeseran masa mengantarkan manusia dari masa lalu hingga kepada masa

BAB IV TINJAUAN HUKUM ISLAM TERHADAP TRANSAKSI PEMBAYARAN DENGAN CEK LEBIH PADA TOKO SEPATU UD RIZKI JAYA

BAB I PENDAHULUAN. semaksimal mungkin sehingga dapat meningkatkan pendapatan petani dalam

BAB I PENDAHULUAN. pemilik dana. Perbankan di Indonesia mempunyai dua sistem antara lain sistem

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP PRAKTIK TRANSAKSI BISNIS DI PASAR SYARIAH AZ-ZAITUN 1 KUTISARI SELATAN TENGGILIS MEJOYO SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. baik secara individu maupun dalam kehidupan bermasyarakat. Dalam kehidupan seharihari

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM TERHADAP JUAL BELI GETAH KARET DI LINGKUNGAN UJUNG LOMBANG KELURAHAN LANGGA PAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. dalam rangka mengatasi krisis tersebut. Melihat kenyataan tersebut banyak para ahli

BAB I PENDAHULUAN. dirinya sendiri sehingga mampu memenuhi kebutuhan dan memperbaiki

BAB IV ANALISIS TERHADAP PRAKTIK BISNIS JUAL BELI DATABASE PIN KONVEKSI. A. Analisis Praktik Bisnis Jual Beli Database Pin Konveksi

BAB IV ANALISIS HUKUM ISLAM DAN KITAB UNDANG-UNDANG HUKUM PERDATA PASAL 1320 TERHADAP JUAL BELI HANDPHONE BLACK MARKET DI MAJID CELL

BAB I PENDAHULUAN. 2009, hlm Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah, ALFABETA, Bandung,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. energi. Makanan dan minuman yang dikonsumsi manusia haruslah makanan. dalam Al-Qur an surat Al-Baqarah ayat 172:

BAB I PENDAHULUAN. Adanya kebutuhan hidup manusia merupakan sesuatu alami (fitrah) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi yang pesat diukur dari seluruh gross national

BAB IV. pembiayaan-pembiayaan pada nasabah. Prinsip-prinsip tersebut diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. menetapkan perbankan syariah sebagai salah satu pilar penyangga dual-banking

4. Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2): dan Allah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba Firman Allah SWT QS. al-baqarah (2):27

BAB I PENDAHULUAN. aslama yang berarti memelihara, selamat, sentosa, dan berarti pula berserah

BAB I PENDAHULUAN. Dengan adanya jual beli, masyarakat mampu untuk memenuhi kebutuhan.

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga keuangan seperti perbankan merupakan instrumen penting. syariah telah memasuki persaingan berskala global,

dengan riba, padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba. Orang yang telah sampai kepadanya larangan dari Tuhannya, lalu terus be

BAB I PENDAHULUAN. kalangan rumah tangga sendiri. Kebiasaan merokok dimulai dengan adanya rokok

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran Agama Islam sebagai raḥmatallil ālamīn sesungguhnya telah

BAB I PENDAHULUAN. lebih lagi menyangkut lembaga perekonomian umat Islam. Hal ini karena agama

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam ajaran Islam, salah satu aspek kehidupan yang paling penting dikembangkan adalah aspek ekonomi. Allah menegaskan dalam berbagai ayat Al-Qur an dan juga beberapa hadits Rasulullah juga menekankan pentingnya pengembangan ekonomi bagi setiap muslim. Allah SWT telah menjelaskan dalam firman-firman-nya agar manusia melaksanakan berbagai aktifitas ekonomi dengan benar, yang didasarkan kepada aturan- Nya. 1 Islam membenarkan hak individu terhadap harta kekayaan dan pemilikan dengan syarat memperoleh harta tersebut dengan cara yang halal. Adapun segala bentuk sesuatu yang boleh merupakan segala sesuatu yang halal dan mubah serta tidak ada yang haram kecuali apa yang disebutkan oleh nash yang shahih dan tegas menurut syariat islam yang mengharamkannnya. 2 Ini mengandung arti, bahwa hukum islam memberi kesempatan luas bagi perkembangan bentuk dan macam usaha baru sesuai dengan perkembangan kebutuhan hidup masyarakat. Dimasa sekarang ini begitu banyak orang yang mencari nafkah dengan jalan berdagang, mulai dari berdagang kebutuhan pokok sehari-hari 1 Jafril Khalil, Jihad Ekonomi Islam, (Jakarta: Gramata Publishing, 2010), h. 23 2 Francis Tantri, Pengantar Bisnis,cet ke-2, (Jakarta: PT. Grafindo Persada, 2010), h.4

2 sampai dengan berdagang kebutuhan elektronik termasuk perdagangan CD dan Kaset bajakan. 3 CD dan Kaset merupakan suatu sarana tempat seseorang merekam dan menyimpan hasil karya ciptaannya. Hasil ciptaan itu adalah hak milik orang yang membuat hasil karya tersebut dan itu dinamakan dengan hak cipta. Salah satu hak yang wajib dilindungi yaitu hak cipta, hak cipta yang merupakan bagian dari Hak Kekayaan Intelektual ( HAKI), akhir-akhir ini menjadi konsepsi hukum yang marak diperbincangkan publik. Direktorat jendral HAKI Depkumham, Andi N Sommeng, mengatakan, berdasarkan riset internasional data corporation (IDC), tingkat pembajakan (Priracy rate) di Indonesia masih berkisar pada angka 85 persen. Artinya, dari seluruh produk yang ada di pasaran, 85 persen nya adalah produk bajakan. 4 Menjual produk bajakan termasuk jenis penipuan, yaitu menipu konsumen dari segi kualitas produk.penipuan merupakan suatu tindakan buruk yang dapat menyebabkan bahaya besar terhadap umat dan juga kegiatan ekonominya.dimana penipuan mempunyai akibat bagi kesejahteraan konsumen dan juga pertumbuhan ekonominya.bentuk-bentuk penipuan ini dapat berupa dari segi kualitas, kuantitas, harga, dan waktu penyerahan barangdan jasa. 5 Padahal secara yuridis, Indonesia cukup produktif dalam membuat perangkat undang undang yang memberi perlindungan HAKI, Indonesia 3 Observasi tanggal 23 Februari 2015 4 http://www.republika:pelanggaran Hak Cipta Masih Tinggi.com 5 Adiwarman A. Karim, Ekonomi Mikro Islami; edisi ketiga, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2007), h.203

3 telah memiliki ketentuan perundang-undangan yang mengatur tentang Hak Kekayaan Intelektual. Adanya beberapa ketentuan dari perundang-undangan tersebut dinyatakan dengan tegas bahwa Indonesia telah memberikan perlindungan terhadap Hak Kekayaan Intelektual khususnya bidang hak cipta.dibentuknya beberapa undang-undang diatas sebagai hukum positif yang berlaku di Indonesia sekaligus menegaskan sikap Indonesia untuk mengakui dan melindungi hak cipta. Atas keprihatinan terhadap perlindungan hak cipta, berbagai elemen, akademisi dan lembaga swadaya masyarakat kemudian menyerukan agar ada suatu kesadaran bersama, dari mulai penegak hukum sampai pada pelaku ekonomi dan industri (masyarakat baw ah) terhadap pentingnya perlindungan terhadap hak cipta.salah satu dari mereka adalah lembaga para ulama yang ada di Indonesia, yakni Majelis Ulama Indonesia. Majelis ulama Indonesia sebagai lembaga yang terdiri dari para ulama dan cendikia-cendikia muslim, lewat Ketua komisi fatwa MUI, KH. Ma ruf Amin, secara resmi mengumumkan fatwa haram terhadap produk produk bajakan.hal tersebut termaktub dalam Fatwa MUI Nomor 1 tahun 2003 tentang Hak Cipta. Dalam fatwa ini, yang dimaksud dengan hak cipta adalah hak eksklusif yang sifatnya monopoli, dimana hak itu didapat secara otomatis tatkala suatu ciptaan dilahirkan.sehingga memberikan hak privat baginya untuk mendaftarkan dan memperoleh perlindungan atas karya

4 intelektualnya.sebagai bentuk penghargaan atas karya intelektualnya tersebut, negara memberi hak eksklusif kepada pemiliknya sebagai pemegang hak yang sah. Dimana pemegang hak mempunyai hak melarang orang lain yang tanpa hak memperdagangkan atau memakai hak tersebut dalam segala bentuk dan cara. Setidaknya terdapat empat ketentuan hukum yang ditampilkan dari fatwa tersebut.pertama, dalam hukum Islam hak cipta dipandang sebagai salah satu huquq maliyyah (hak kekayaan) yang mendapat perlindungan hukum ( mashun) sebagaimana mal(kekayaan).kedua, hak cipta yang mendapat perlindungan hukum Islam sebagaimana dimaksud pada ketentuan tersebut adalah hak cipta atas ciptaan yang tidak bertentangan dengan hukum Islam.Ketiga, sebagaimanamal ( kekayaan ), hak cipta dapat dijadikan objek pertukaran atau komersial atau non komersial serta dapat diwakafkan dan diwarisi.keempat, MUI menetapkan bahwa setiap bentuk pelanggaran terhadap hak cipta terutama pembajakan, merupakan kedzaliman yang hukumnya adalah haram. 6 Sehingga, dari ketentuan hukum Fatwa MUI tentang haramnya pembajakan terhadap hak cipta seharusnya menimbulkan akibat moral yang cukup efektif dalam penegakan hukum, khususnya dalam rangka menimbulkan kesadaran masyarakat akan hukum hak cipta. Diantaranya : Pertama, dari sisi normatif.dalam perspektif ini, melihat secara kasat mata, sebagian besar pelaku usaha, bisnis dan masyarakat yang bersentuhan h. 429 6 Majelis Ulama Indonesia, Himpunan Fatwa MUI Sejak 1975, (Jakarta: Erlangga, 2011),

5 dengan kegiatan ekonomi dan teknologi, mayoritas adalah beragama Islam.Maka dari sisi normative keagamaan, telah jelas disebutkan bahwa umat Islam wajib mengambil sesuatu itu dari yang halal, bukan dari hasil pemalsuan, apalagi membajak. Seperti dalam firman Allah SWT dalam QS.an-Nisa ayat 29: Artinya: Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu saling memakan harta sesamamu dengan jalan yang batil, kecuali dengan jalan perniagaan yang Berlaku dengan suka sama-suka di antara kamu. dan janganlah kamu membunuh dirimu, Sesungguhnya Allah adalah Maha Penyayang kepadamu.(qs. an-nisa :29) Inti dari dalil diatas dijelaskan bahwa larangan memakan harta orang lain secara bathil (tanpa hak) dan larangan merugikan harta maupun hak orang lain. Kedua, Dari sisi yuridis.jelas fatwa ini menjadi satu pendorong moral dan ketentuan yang mempunyai daya ikat tinggi bagi para pelakunya, terutama yang beragama Islam. Ketiga, Secara sosiologis.tentu dalam perspektif ini ada satu kecenderungan dalam masyarakat untuk melihat fatwa menjadi satu perangkat hukum yang mengikat bagi umat Islam. Dan ini akan berakibat pada satu gerakan sosial yang cukup tinggi secara sosiologis dalam rangka memberikan perlindungan atas hak cipta. Perlindungan hak cipta sama pentingnya dengan perlindungan ekonomi, terutama dalam perdagangan. Pertikaian hak cipta sudah tidak lagi

6 menjadi masalah teknis hukum, tetapi juga merupakan pertikaian dagang.bilamana kepentingan dagang suatu negara terganggu, maka perselisihan politik tinggal soal waktu saja.karena itu, sudah saatnya pemerintah meminimalisir kerugian akibat pembajakan dan pemalsuan liar yang dilakukan oleh oknum yang tidak bertanggung jawab.seperangkat hukum saja tidak cukup.maka perlu ada satu kondisi budaya hukum yang menentukan bagi terciptanya kesadaran di masyarakat terhadap pentingnya hukum hak cipta. Melihat dari banyaknya aturan yang berbentuk undang-undang maupun fatwa tentang perlindungan hak cipta ini maka akan berdampak pada pendapatan pedagang penjual CD dan Kaset bajakan karena barang yang mereka jual adalah barang yang dilarang dalam fatwa MUI No. 1 Tahun 2003 dalam point 4 yaitu yang berbunyi Setiap bentuk pelanggaran terhadap hak cipta, terutama pembajakan, merupakan kezaliman yang hukumnya adalah haram. 7 Mereka memang bukan pelaku pembajakan, namun mereka turut serta dalam memasarkan produk bajakan dan tindakan mereka ini merupakan perbuatan yang zalim. Mereka telah menzalimi pencipta hasil karya yang ada dalam CD dan Kaset yang mereka jual. CD dan Kaset itu memang milik pedagang karena mereka telah membeli dari grosir tapi hasil ciptaan yang ada dalam kaset tersebut adalah milik pencipta hasil karya dan penciptanya tentu saja tidak mau apabila ciptaan mereka dibajak dan dijual dengan harga yang murah. 7 Ibid, h. 430

7 Berdasarkan uraian di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul IMPLEMENTASI FATWA MUI NO.1 TAHUN 2003 PADA PEDAGANG MUSLIM PENJUAL CD DAN KASET BAJAKAN DALAM MENINGKATKAN PENDAPATAN (Studi Kasus di Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan) B. Batasan Masalah Agar penelitian yang dilaksanakan penulis lebih terarah dan sampai kepada maksud dan tujuan penelitian, maka penulis membatasi permasalahan dalam penelitian ini adalah implementasi Fatwa MUI No.1 Tahun 2003 Pada Pedagang Muslim Penjual CD dan Kaset bajakan dalam meningkatkan pendapatan (Studi Kasus di Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan) C. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka dapat dirumuskan suatu rumusan masalah sebagai berikut: 1. ApakahFatwa MUI No.1 tahun 2003 sudah terimplementasi dengan baik pada pedagang muslim yang memperdagangkan CD dan kaset bajakan di Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan? 2. Bagaimana pendapatan pedagang CD dan Kaset bajakan setelah dikeluarkan Fatwa MUI No.1 Tahun 2003?

8 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Mengetahui apakah Fatwa MUI No.1 tahun 2003 sudah terealisasi dengan baik pada pedagang muslim penjual CD dan Kaset bajakan. b. Mengetahui bagaimana pendapatan pedagang CD dan Kaset bajakan setelah dikeluarkan Fatwa MUI No.1 Tahun 2003 2. Manfaat Penelitian a. Mengembangkan dan mengaplikasikan disiplin ilmu penulis dalam bentuk penelitian. b. Sebagai bahan referensi bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan erat dengan permasalahan yang sedang penulis teliti. c. Sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim. E. Metode Penelitian 1. Lokasi Penelitian Penelitian ini adalah penelitian lapangan ( field research) yang mengambil lokasi di Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. 2. Subjek dan Objek Penelitian Subjek dalam penelitian ini adalah Pedagang Muslim penjual CD dan Kaset Bajakan di Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan, kemudian

9 yang menjadi objek dalam penelitian ini adalah implementasi fatwa MUI No. 1 tahun 2003 dalam meningkatkan pendapatan. 3. Populasi dan Sampel Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh Pedagang Muslim penjual CD dan Kaset Bajakan di Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan yakni berjumlah 21 orang. Sedangkan untuk sampel, dikarenakan populasi sedikit maka seluruh populasi dijadikan sampel yaitu sebanyak 21 orang dengan metode total sampling. 4. Sumber Data Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah : a. Data Primer, yaitu sumber data penelitian yang diperoleh secara langsung dari sumber asli (tidak melalui perantara). 8 Yang sumbernya dari responden dan hasil wawancara dengan para pedagang muslim penjual CD dan kaset bajakan di Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan. b. Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai buku atau data pendukung yang ada kaitannya dengan penelitian yang dilakukan penulis. 5. Metode Pengumpulan Data a. Observasi, Menurut Nawawi dan Martini, observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik kepada unsur - 8 Etta Mamang Sangadji, Sopiah, Metode Penelitian: Pendekatan Praktis Dalam Penelitian, (Yogyakarta: Andi, 2010), h. 171

10 unsur yang tampak Dalam suatu gejala atau gejala-gejala dalam objek penelitian. b. Wawancara, adalah metode pengambilan data dengan cara menanyakan langsung kepada seseorang yang menjadi informan atau responden di lokasi penelitian. c. Angket, yaitu metode pengambilan data dengan cara menyebarkan pertanyaan secara tertulis kepada responden berkenaan dengan masalah yang diteliti. d. Dokumentasi, yaitu dengan cara mengumpulkan buku-buku referensi yang ada hubungannya dengan masalah penelitian. 9. 6. Metode Analisa Data Adapun data yang telah terkumpul dianalisa melalui analisa data deskriptif kualitatif, yaitu analisa dengan cara mengklasifikasikan data-data berdasarkan kategori kategori atas dasar persamaan jenis dari data-data tersebut, kemudian diuraikan, dibandingkan, dan dihubungkan satu dengan yang lainnya dengan sedemikian rupa sehingga diperoleh gambaran yang utuh tentang masalah yang akan diteliti. 7. Metode Penulisan Dalam penulisan ini menggunakan tiga metode penulisan yaitu : a. Deduktif, yaitu mengumpulkan data-data yang bersifat umum untuk diuraikan dan diambil kesimpulan secara khusus. 9 Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Komunikasi,Ekonomi, dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta: Kencana, 2011), h. 132

11 b. Induktif, yaitu mengumpulkan data-data yang bersifat khusus kemudian dianalisis dan diuraikan secara umum. c. Deskriptif, yaitu mengumpulkan data dan keterangan kemudian dianalisa dan disusun sebagaimana dikehendaki dalam penelitian ini. 10 F. Sistematika Penulisan BAB I : PENDAHULUAN Pada bab ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, batasan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan. BAB II : GAMBARAN UMUM Pada bab ini dijelaskan tentang letak geografis dan demografis, pendidikan, kehidupan beragama, adat istiadat dan sosial ekonomi BAB III : TINJAUAN TEORITIS Pada bab ini menguraikan tentang landasan teori yang meliputi pengertian-pengertianataupun defenisi. BAB IV : HASIL PENELITIAN Pada bab ini membahas tentang implementasi Fatwa MUI No.1 Tahun 2003 pada pedagang muslim penjual CD dan Kaset bajakan di Pangkalan Kerinci Kabupaten Pelalawan dan 10 Sugiono, Metode Penelitian Bisnis, (Bandung: Cv. Alfabeta, 2002), h. 135

12 pendapatan pedagang setelah dikeluarkan Fatwa MUI No.1 Tahun 2003 BAB V : PENUTUP Pada bab ini memuat tentang kesimpulan dan saran DAFTAR PUSTAKA berdasarkan pembahasan pada bab-bab sebelumnya.