BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

dokumen-dokumen yang mirip
2015 PENGARUH BUDIDAYA TANAMAN MENDONG

BAB I PENDAHULUAN. Lokasi Sentra. Lokasi Sentra Jumlah No. Jumlah

BAB II KERAJINAN MENDONG TASIKMALAYA

2015 PENGARUH KREATIVITAS, INOVASI DAN DIFERENSIASI PRODUK TERHADAP LABA PENGUSAHA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sektor industri merupakan salah satu sektor yang menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mancanegara. Dapat dikatakan sebagai kerajinan tradisional. Baik sebagai bentuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan UMKM di Indonesia dari tahun telah. Tabel 1.1. Jumlah Unit UMKM dan Industri Besar

BAB 1 PENDAHULUAN. industri lagi, tetapi mereka harus lebih mengandalkan SDM yang kreatif.

BAB I PENDAHULUAN. sentral dalam perekonomian Indonesia khususnya Jawa Barat. Walaupun krisis

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Perkembangan Jumlah Usaha Kecil, Menengah (UKM) dan Usaha Besar (UB) di Jawa Barat Tahun

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Wenni Febriani Setiawati, 2015

BAB I PENDAHULUAN. cukup penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Jumlah penduduk di Indonesia dari tahun ke tahun terus meningkat.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang Muhammad Rizki, 2015

KEMITRAAN USAHA DALAM KLASTER INDUSTRI KERAJINAN ANYAMAN DI KABUPATEN TASIKMALAYA TUGAS AKHIR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Sejak terjadinya krisis ekonomi dan moneter yang dialami oleh bangsa

BAB I PENDAHULUAN. sektor perindustrian ini adalah dengan cara mengembangkan industri kecil.

2015 PENGARUH PERPUTARAN PERSED IAAN TERHAD AP LABA D I INDUSTRI KERAJINAN BORD IR TASIKMALAYA:

DAFTAR ISI Seni Lugiani, 2014 Analisis Pengaruh Pengadaan Bahan Baku Dan Tenaga Kerja Terhadap Produksi Dan Implikasinya Terhadap Laba

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. maupun internasional mengawali terbukanya era baru di bidang ekonomi yaitu

1. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Ides Sundari, 2013

PENDAHULUAN. Sektor Usaha Kecil Menengah (UKM) memiliki kontribusi yang cukup. penting didalam pembangunan nasional. Kemampuannya untuk tetap bertahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah.

BAB I PENDAHULUAN. sedang berkembang akan mengalami pertumbuhan lebih lambat dari pada yang. tumpuan harapan bagi pembangunan (Purnama, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja, menaikan devisa negara serta mengangkat prestise nasional.

I. PENDAHULUAN. Krisis yang terjadi di Indonesia sejak tahun 1997 telah mengakibatkan

2015 PENGARUH MOD AL KERJA D AN PERILAKU KEWIRAUSAHAAN TERHAD AP PEND APATAN

Latar Belakang. Furnitur kayu Furnitur rotan dan bambu 220 Furnitur plastik 17 Furnitur logam 122 Furnitur lainnya 82 Sumber: Kemenperin 2012

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pertumbuhan ekonomi Negara. Negara agraris

I. PENDAHULUAN. Industri adalah suatu usaha atau kegiatan pengolahan bahan mentah atau barang

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Perkembangan perekonomian dunia serta meningkatnya dampak pemanasan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia dewasa ini kondisinya dirasakan sangat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. UMKM(Usaha Mikro Kecil Menengah) adalah unit usaha produktif yang

BAB I PENDAHULUAN. negara dan telah terbukti terutama di saat resesi ekonomi pada tahun 1985 dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Muhamad Irdan Rusyaman, 2013

BAB I PENDAHULUAN. yang ditawarkannya pun semakin beraneka ragam. Setiap Pelaku usaha saling

BAB I PENDAHULUAN. Industri kerajinan rotan di Kabupaten Cirebon merupakan sentra dari

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Nia Nurlina, 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Fenomena industri kerupuk pada tahun 2010 seperti diberitakan pada Harian

BAB I PENGANTAR Latar Belakang. di Indonesia, pemerintah membuat kebijakan salah satunya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Rizky Aprillian Utami, 2013

BAB I PENDAHULUAN. terkecuali di Indonesa. Peranan UMKM dalam perekonomian Indonesia diakui

I. PENDAHULUAN. industrialisasi dan pembangunan industri sebenarnya merupakan satu jalur

BAB I PENDAHULUAN. adalah industri kerajinan bordir. Persaingan di dunia perusahaan bordir di

BAB I PENDAHULUAN ,83 % , ,10 13,15 % Sumber :

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Mulyadi, 2014 Pengaruh Perilaku Kewirausahaan Terhadap Keberhasilan Usaha

BAB I PENDAHULUAN. Dalam konteks desentralisasi ekonomi maka setiap daerah harus kreatif,

BAB I PENDAHULUAN. bidang, termasuk didalamnya adalah pembangunan di bidang ekonomi. Salah satu

BAB 1 PENDAHULUAN. Sejak era reformasi di Indonesia, berbagai pihak termasuk pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alamnya, salah

2015 ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENDAPATAN PENGUSAHA AIR MINUM ISI ULANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat perekonomian nasional mengalami stagnasi, usaha mikro, kecil

BAB 1 PENDAHULUAN. dikaitkan dengan proses industrialisasi. Industrialisasi di era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi seperti yang disebutkan pada Undang-Undang No.25

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut Keputusan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

STRATEGI DAN KEBIJAKAN INOVASI PENGEMBANAGAN AGROINDUSTRI ROTAN DI KALIMANTAN TENGAH

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sektor industri tetapi banyak berkembangnya sektor industri kecil

BAB I PENDAHULUAN. berkepanjangan, hampir semua perusahaan yang ada mengalami kemunduran

wbab I PENDAHULUAN No Indikator Satuan Tahun 2011 *) TAHUN 2012 **) PERKEMBANGAN TAHUN Jumlah % Jumlah % Jumlah %

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi dunia cenderung bergerak lambat, sedangkan

STUDI KELAYAKAN PEMBENTUKAN KELOMPOK MASYARAKAT ENERGI MANDIRI DENGAN BIOGAS MEMANFAATKAN LIMBAH MENDONG

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia, peranan Industri Kecil Menengah (IKM) dikaitkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah Indonesia, dalam upayanya meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. barang dari kulit dan alas kaki (KBLI 15) yang naik sebesar 1,67 %. Selanjutnya,

PENDAHULUAN. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) adalah suatu usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan produksi yang kegiatan utamanya yaitu mengolah bahan mentah menjadi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tasikmalaya merupakan kota yang terletak di selatan Jawa Barat. Sejarah

BAB I PENDAHULUAN. kecil merupakan bagian dari dunia usaha nasional yang. mempunyai kedudukan, potensi dan peranan yang sangat strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. dan budaya. Salah satu yang populer diantaranya, berasal dari bidang fashion

BAB I PENDAHULUAN. Pada era globalisasi saat ini perkembangan dunia pariwisata di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Jumlah Unit Usaha Kota Bandung Tahun

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam pertumbuhan ekonomi di Indonesia. Menurut Keputusan

REKAYASA TEKNOLOGI MESIN PENGANYAM MENDONG DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS INDUSTRI TIKAR MENDONG DI KECAMATAN PURBARATU KOTA TASIKMALAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KERANGKA PENDEKATAN TEORI. dianggap cukup representatif dalam memberdayakan ekonomi masyarakat. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. nilai tambah (value added) yang lebih tinggi pada berbagai. pendapatan masyarakat dan akhirnya mengurangi kemiskinan.

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Perdagangan bebas antara ASEAN CHINA atau yang lazim disebut Asean

6. URUSAN PERINDUSTRIAN

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang Eko Juliana Susanto, 2015

BAB I PENDAHULUAN. Industri kecil di Indonesia memiliki peranan yang sangat penting dan

BAB I PENDAHULUAN. dunia yang berpengaruh terhadap perekonomian global. Ini ditandai dengan

2015 ANALISIS EFISIENSI PENGGUNAAN FAKTOR PRODUKSI PADA INDUSTRI KREATIF SUBSEKTOR KERAJINAN KERAMIK

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian Indonesia mengalami kelesuan. Hal ini tentu berdampak pula pada

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Tasikmalaya telah lama dikenal sebagai penghasil barang-barang kerajinan tradisional. Salah satu produk khas yang menjadi andalan pengrajin Tasikmalaya adalah anyaman Tasikmalaya, baik yang berbahan dasar bambu, mendong, eceng gondok, hingga lidi. Khususnya di Kabupaten Tasikmalaya merupakan daerah yang memiliki potensi sumber daya manusia yang cukup besar dalam penunjang sektor perindustrian khususnya industri-industri kecil seperti home industry anyaman mendong. Produk kerajinan anyaman mendong telah ditetapkan sebagai komoditas khas Kabupaten Tasikmalaya berdasarkan SK Bupati Tasikmalaya No. 522.4/189- LH/94 Tahun 1994 tentang Penetapan Flora dan Fauna Kompetitif dan Komparatif yang mampu menyumbangkan impact point terhadap pertumbuhan ekonomi. Produk kerajinan anyaman mendong antara lain topi, tikar, tas, boks, dan lain-lain sesuai dengan pesanan konsumen. Produk kerajinan anyaman mendong ditekuni oleh banyak orang, sehingga setiap upaya pengembangannya akan membawa dampak multiplier yang luas terhadap perekonomian masyarakat. Sentra produksi mendong tersebar di 22 desa yang meliputi 9 wilayah kecamatan yaitu Kecamatan Cineam, Karangnunggal, Manonjaya, Karangjaya, Gunungtanjung, Sukahening, Cikatomas dan Salopa. Selain anyaman mendong, kabupaten Tasikmalaya memiliki berbagai komoditi unggulan yang cukup menunjang terhadap sektor perindustrian dan perdagangannya. Berikut komoditi unggulan kabupaten Tasikmalaya dapat dilihat pada tabel 1.1:

2 Tabel 1.1 Komoditi Unggulan Kabupaten Tasikmalaya Tahun 2012 Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya NO 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 JENIS KOMODITI TEMBAKAU SAPU IJUK TAS PENG.LOGAM KONVEKSI MEUBEL BRG.SEMEN BATIK TULIS KERAJINAN ANYM.MENDONG ANYM.PANDAN MAKANAN ANYM.BAMBU BORDIR LAMPIT RUMBIA JUMLAH NILAI NILAI PRODUKSI UU TK INVESTASI NILAI (Rp.000) JML (Rp.000) 21 108 177.640 1.000 25.000 71 627 58.732 940.500 18.810.000 13 51 148.532 91.800 1.101.600 323 1.664 1.369.615 2.496.000 87.360.000 107 827 649.349 992.400 46.642.800 279 1.284 717.120 167.400 167.400.000 38 130 1.648.718 1.006.400 18.851.370 17 50 49.540 18.000 414.000 4 27 14.400 20.500 61.500 1.574 7.258 3.006.322 4.354.800 52.257.600 773 15.215 3.518.199 16.329.300 185.535.000 4.858 23.495 4.891.649 51.289.500 554.506.500 1.462 16.888 4.245.217 15.199.200 136.792.800 2.089 17.321 15.031.447 10.392.600 758.659.800 171 850 513.000 1.317.600 5.270.400 Sumber: Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya NILAI BAHAN BAKU JML NILAI (Rp.000) 5.000 15.000 1.881.000 9.405.000 45.900 459.000 1.248.000 37.440.000 2.481.000 29.772.000 55.800 139.500.000 201.450 7.856.550 18.000 270.000 4.100 28.700 7.838.640 23.515.920 22.243.620 48.537.510 122.647.881 339.285.615 759.960 4.559.760 41.570.400 457.274.400 2.635.200 2.108.160 Menurut data dari tabel 1.1, dapat dilihat bahwa komoditi unggulan kabupaten Tasikmalaya pada tahun 2012 cukup banyak. Apabila dilihat dari jumlah unit usahanya, yang memiliki jumlah terbanyak adalah dari usaha makanan sebesar 4.858 unit usaha (UU), sedangkan anyaman mendong menempati pada posisi ke tiga yang berjumlah 1.574 unit usaha setelah bordir yaitu 2.089 unit usaha. Hal ini menunjukkan bahwa anyaman mendong memang memiliki peran yang cukup berpengaruh terhadap kelangsungan perekonomian masyarakatnya. Walaupun pada nilai investasinya anyaman mendong hanya menyumbang sebesar Rp.3.006.322.000,- yang cukup jauh dengan sumbangan investasi dari produksi bordir yaitu sebesar Rp. 15.031.447.000,-. Apabila melihat dari keterangan SK Bupati Tasikmalaya mengenai komoditi khas kabupaten Tasikmalaya yaitu anyaman mendong, dapat diketahui bahwa sentra produksi anyaman mendong tersebar di 22 desa yang meliputi 9 wilayah kecamatan. Termasuk kecamatan Manonjaya yang merupakan salah satu pusat sentra pengrajin anyaman mendong di wilayah Tasikmalaya. Sebagaimana data yang dapat dilihat dari tabel 1.2 dibawah ini:

3 Tabel 1.2 Jumlah Unit Usaha Anyaman Mendong di Kecamatan Manonjaya 2012 No Desa Kecamatan Unit Usaha 1 Tanjungsari Manonjaya 18 2 Kamulyan Manonjaya 116 3 Margaluyu Manonjaya 80 4 Margahayu Manonjaya 20 5 Kalimanggis Manonjaya 12 6 Pasirbatang Manonjaya 10 7 Pasirpanjang Manonjaya 9 Jumlah 265 Sumber: Dinas Koperasi Perindustrian Perdagangan Kabupaten Tasikmalaya Dilihat dari data tabel 1.2 bahwa Kecamatan Manonjaya memang memiliki cukup banyak unit usaha anyaman mendong yaitu sebanyak 265 unit usaha, dimana unit usaha anyaman mendong tersebut terbanyak terletak di desa Kamulyan yaitu sebanyak 116 unit usaha. Berdasarkan hasil wawancara terhadap para perajin anyaman mendong, ternyata dapat diketahui bahwa unit usaha anyaman mendong tersebut memiliki beberapa karakteristik usaha. Pertama karakteristik usaha dimana pengusaha tersebut memproduksi mendong mulai dari barang mentah sampai barang jadi. Namun ada beberapa pengusaha yang tidak hanya memproduksi satu produk tikar mendong saja akan tetapi anyaman tersebut dijadikan produk lain seperti tas mendong, box tissue, keranjang dan barang lainnya. Kedua yaitu pengusaha yang memproduksi anyaman mendong hanya menjadi tikar mendong saja dan barang setengah jadi. Selanjutnya yang ketiga adalah pengusaha yang hanya menjual dan membeli tikar mendong/kerajinan mendong (penadah). Seharusnya dengan banyaknya usaha yang dijalani seperti usaha anyaman mendong yang sebanyak 265 unit usaha yang berada di Kecamatan Manonjaya ini dapat menunjang perekonomian minimal perekonmian daerah dan menambah pendapatan daerah. Namun dengan adanya persaingan pasar bebas masa kini sehingga banyak produk China yang membanjiri pasar lokal yang menyebabkan beberapa home industry mengalami penurunan dikarenakan China lebih

4 menawarkan produk-produk dengan harga yang murah sehingga banyak diminati pasar dan masyarakat. Selain itu pula disebabkan beberapa kendala seperti persaingan yang ketat, kurangnya pasokan modal, kurangnya tenaga terampil, tingkat promosi yang rendah, dan lain sebagainya. Sedangkan pasar menuntut dengan modal yang kecil harus dapat membuat anyaman dengan kuantitas banyak. Hal tersebut pula tidak didukung dengan semakin melonjaknya harga bahan baku utama kerajinan seperti mendong yang dipasok dari luar kota, sedangkan harga jual tetap yang menyebabkan terjadinya penurunan laba. Sehingga industri tidak mampu mempertahankan keseimbangan antara biaya produksi dengan biaya operasionalnya. Sebenarnya menurut hasil wawancara terhadap pengusaha, industri kecil ini kurang meningkat karena memiliki banyak kelemahan, diantaranya bidang permodalan, pengadaan bahan baku dan manajemen usaha. Oleh karena itu, beberapa pengusaha home industry ini mengalami penurunan laba namun dapat tetap berdiri dan turut ambil bagian dalam pengembangan industri kerajinan anyaman mendong dengan pengembangan pasar untuk lokal maupun interlokal. Selain itu, kemunduran yang dialami pada umumnya dikarenakan berbagai hal diantaranya hasil produksinya semakin tersisihkan oleh produk-produk serupa yang dihasilkan secara massal oleh pabrik-pabrik yang sudah menggunakan teknologi modern. Hal ini menyebabkan menurunnya tingkat produksi dan pendapatan para perajin. Berdasarkan pengamatan langsung (pra penelitian) hasil wawancara terhadap 15 pengusaha anyaman mendong diperoleh data bahwa industri kecil anyaman mendong di kecamatan Manonjaya ini memperoleh jumlah laba yang sangat bervariatif, sebagaimana tabel 1.3 yang tertera berikut ini:

5 Tabel 1.3 Tingkat Perubahan Laba Rata-Rata Pengusaha Industri Anyaman Mendong di Kecamatan Manonjaya (Periode Oktober 2012-Maret 2013) Tahun/Bulan Total Laba Perubahan (Rupiah) (%) 2012 Oktober Rp15.055.000 - November Rp16.050.000 6,20 Desember Rp17.055.000 5,89 2013 Januari Rp17.250.000-0,32 Februari Rp17.000.000 1,45 Maret Rp17.750.000 2,82 Sumber: Data Pra Penelitian, data diolah Berdasarkan data pada tabel 1.3 diatas, pada bulan Oktober tahun 2012 sampai dengan bulan Maret 2013 rata-rata laba pengusaha mengalami penurunan yang cukup bervariatif, walaupun dalam angka rupiah menunjukkan angka kenaikan. Namun sebenarnya laba mereka mengalami penurunan tiap bulannya. Pada bulan Oktober-Desember penurunan laba sebesar 0,31% dari 6,20%, dan 5,89%. Namun penurunan yang cukup tinggi terjadi pada bulan Januari dimana rata-rata laba mereka mengalami penurunan sebesar -0,32%. Menurut hasil wawancara, hal ini terjadi karena bahan baku (mendong) yang mereka dapat hanya bahan baku lokal yang menyebabkan proses produksi sempat tersendat dikarenakan kurang pasokan bahan baku dan terpaksa meliburkan sebagian para pekerjanya. Walaupun pada bulan berikutnya laba mereka mengalami kenaikan sebesar 1,45% dan 2,82%, hal ini dikarenakan kondisi normal kembali. Penurunan laba inilah yang menjadi bahan pertimbangan penulis sehingga penulis tertarik untuk meneliti faktor-faktor yang menyebabkan penurunan laba/ keuntungan para pengusaha industri kecil anyaman mendong yang terdapat di kecamatan Manonjaya. Oleh karena itu, penulis merasa tertarik untuk meneliti masalah yang dihadapi para pengusaha anyaman mendong di Kecamatan Manonjaya. Faktorfaktor apa sajakah yang dapat mempengaruhi produksi dan laba tersebut.

6 Sehingga dengan mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi produksi dan laba, maka pengusaha tidak akan mengalami penurunan laba, kerugian, bahkan gulung tikar, dan akan berpengaruh terhadap tersedianya lapangan pekerjaan. Berdasarkan pada uraian latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti permasalahan tersebut dengan judul ANALISIS PENGARUH PENGADAAN BAHAN BAKU DAN TENAGA KERJA TERHADAP PRODUKSI DAN IMPLIKASINYA TERHADAP LABA (Suatu kasus home industry Anyaman Mendong di Kec. Manonjaya, Kab. Tasikmalaya). 1.2 Identifikasi dan Perumusan Masalah Dari uraian latar belakang masalah, terlihat bahwa yang menjadi permasalahan dalam penelitian ini adalah penurunan laba para pengusaha anyaman mendong di kecamatan Manonjaya. Sehingga dalam penelitian ini peneliti membatasi ruang lingkup permasalahan. Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut : 1) Bagaimana gambaran umum produksi dan laba usaha home industry anyaman mendong di Kecamatan Manonjaya? 2) Bagaimana pengaruh pengadaan bahan baku terhadap produksi usaha home industry anyaman mendong di Kecamatan Manonjaya? 3) Bagaimana pengaruh tenaga kerja terhadap produksi usaha home industry anyaman mendong di Kecamatan Manonjaya? 4) Bagaimana pengaruh produksi terhadap laba usaha home industry anyaman mendong di Kecamatan Manonjaya? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini yaitu : 1) Untuk mengetahui gambaran umum produksi dan laba usaha home industry anyaman mendong di Kecamatan Manonjaya. 2) Untuk mengetahui pengaruh pengadaan bahan baku terhadap produksi usaha home industry anyaman mendong di Kecamatan Manonjaya.

7 3) Untuk mengetahui pengaruh tenaga kerja terhadap produksi usaha home industry anyaman mendong di Kecamatan Manonjaya. 4) Untuk mengetahui pengaruh produksi terhadap laba usaha home industry anyaman mendong di Kecamatan Manonjaya. 1.4 Manfaat Penelitian Adapun manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Secara teoritis, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan pemikiran untuk memperkaya khasanah ilmu ekonomi mikro, khususnya terkait dengan penyediaan bahan baku, tenaga kerja, produksi dan laba. 2) Secara praktis diharapkan penelitian ini dapat memberikan gambaran serta informasi mengenai analisis pengaruh pengadaan bahan baku dan tenaga kerja dalam meningkatkan produksi dan laba home industry di Kecamatan Manonjaya. Juga dapat memberikan masukan bagaimana suatu industri dapat meningkatkan produksi dan labanya.