BAB I PENDAHULUAN. seluruh rakyat secara merata oleh segenap lapisan masyarakat. 1. dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang peting bagi kesejahteraan bangsa Indonesia. Pembangunan bidang fisik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan bagian terpenting dalam kehidupan manusia, karena tanah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan disegala bidang yang dilaksanakan secara terpadu dan terencana

BAB I PENDAHULUAN. kesepakatan mereka. Para pihak ini berdiri berhadap-hadapan dalam kutub-kutub

BAB I` PENDAHULUAN. hidup daerah tersebut. Pembangunan juga merupakan usaha untuk. berkembang khususnya Indonesia masih menitikberatkan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. Kecamatan Kototangah Kota Padang Provinsi Sumatera Barat, pada Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara yang berkembang, adalah negara yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. guna meneruskan cita-cita bangsa Indonesia untuk mewujudkan peningkatan. dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945.

BAB I PENDAHULUAN. dinegara Indonesia. Semakin meningkat dan bervariasinya kebutuhan masyarakat menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. seolah sudah menjadi tradisi tahunan yang wajib dirasakan apabila musim

BAB 1 PENDAHULUAN. Wanprestasi dalam..., Fauziah Fitri Iskana Pane, FHUI, Universitas 2009 Indonesia. Bakti, 1998), hal. 12.

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

III. METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu dengan cara menganalisa (Soerjono Soekanto,

III. METODE PENELITIAN. metode, sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk mempelajari

BAB I PENDAHULUAN. Selaras dengan Pasal 33 ayat (3) Undang-Undang Dasar Republik Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. Negara adalah suatu organisasi yang memiliki tujuan. Pada negara Indonesia, tujuan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan dilakukan manusia sudah berabad-abad. Pembangunan adalah usaha untuk

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

III. METODE PENELITIAN. Metode pendekatan penelitian yang digunakan penulis dalam tesis ini dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 salah satunya adalah

BAB I PENDAHULUAN. country), dimana pada saat ini sedang giat melaksanakan pembangunan disegala

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945,

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan kegiatan ilmiah yang didasarkan kepada metode,

III. METODE PENELITIAN. upaya memahami persoalan dengan tetap berada atau bersandarkan pada lapangan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum merupakan suatu kegiatan ilmiah yang didasarkan pada metode,

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

III. METODE PENELITIAN. empiris. Pendekatan yuridis normatif adalah pendekatan yang dilakukan dengan

III. METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menuntut para pelaku bisnis melakukan banyak penyesuaian yang salah satu

III. METODE PENELITIAN. Penelitian merupakan suatu kegiatan ilmiah yang berkaitan dengan analisa dan

PELAKSANAAN PERJANJIAN PEMBORONGAN PEKERJAAN ANTARA DINAS PENDIDIKAN PEMUDA DAN OLAHRAGA PROPINSI SUMATERA BARAT DENGAN CV. SARANA BARU PADANG SKRIPSI

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

I. PENDAHULUAN. rakyat, oleh karena itu hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. Wakaf sebagai perbuatan hukum sudah lama melembaga dan dipraktikan

I. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dilakukan dengan mempelajari dan menelaah konsep-konsep dan teori-teori serta

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

III. METODE PENELITIAN. yuridis normatif dan pendekatan yuridis empiris, pendekatan yuridis normatif

III. METODE PENELITIAN. Untuk memecahkan masalah guna memberikan petunjuk pada permasalahan yang

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam keadaan yang sedang dilanda krisis multidimensi seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan

BAB I PENDAHULUAN. dengan tanah, dapat dikatakan hampir semua kegiatan hidup manusia baik secara

III. METODE PENELITIAN. 1. Pendekatan Yuridis Normatif (library Research)

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB III METODE PENELITIAN. membandingkan dengan standar ukuran yang telah ditentukan. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengadakan kerjasama, tolong menolong, bantu-membantu untuk

BAB I PENDAHULUAN. Hakim merupakan pelaku inti yang secara fungsional melaksanakan. kekuasaan kehakiman. Hakim harus memahami ruang lingkup tugas dan

BAB I PENDAHULUAN. Amandemen Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 yang telah

BAB I PENDAHULUAN. umum. Diantaranya pembangunan Kantor Pemerintah, jalan umum, tempat

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan dua macam

METODE PENELITIAN. Pendekatan masalah dalam penelitian ini dilakukan dengan cara :

BAB I PENDAHULUAN. kas daerah, baik melalui sumber daya alam maupun dari sumber lainnya, dalam hal sumber

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan berlaku sejak ditanda tangani oleh Presiden Susilo Bambang

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi berbagai kebutuhan. Dalam perkembangannya tidak hanya orang yang

toko modern dan kontribusinya terhadap PAD kota Metro.

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. adil, sejahtera dan makmur. Keadilan dan kesejahteraan serta kemakmuran merupakan citacita

III. METODE PENELITIAN. penelitian guna mendapatkan, mengolah, dan menyimpulkan data yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. usaha peningkatan kualitas manusia dan masyarakat Indonesia yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupannya, matipun manusia masih memerlukan tanah. berbagai persoalan dibidang pertanahan khususnya dalam hal kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

BAB IV PENUTUP. baik itu tindakan wanprestasi ataupun perbuatan melawan hukum yang

BAB I PENDAHULUAN. pelaksanaan pembangunan dalam segala bidang selalu ditingkatkan dari waktu ke

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

BAB I PENDAHULUAN. menyendiri tetapi manusia sebagai makhluk sosial tidak dapat hidup menyendiri.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Penyelenggaraan ibadah haji dan umroh merupakan tugas nasional karena

BAB I PENDAHULUAN. bidang. Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan

I. PENDAHULUAN. rakyat. Oleh karena itu, hasil-hasil pembangunan harus dapat dinikmati oleh

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

III. METODE PENELITIAN. dilakukan dengan pendekatan secara yuridis normatif dan yuridis empiris.

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. Di masa sekarang ini pemerintah Indonesia sedang giat-giatnya

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia usaha yang memiliki persaingan usaha yang sangat ketat

BAB I PENDAHULUAN. hidupnya salah satu kebutuhan manusia adalah perkawinan. Berdasarkan Pasal 28B ayat (1) Undang Undang Dasar 1945 (UUD 1945) yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertanahan Nasional juga mengacu kepada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945

BAB I PENDAHULUAN. diusahakan atau digunakan untuk pemenuhan kebutuhan yang nyata. perlindungan hukum bagi rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan Ketenagakerjaan sebagai bagian dari integral dari

BAB I PENDAHULUAN. untuk mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur. Dalam rangka. merata di segala bidang, salah satunya adalah bidang ekonomi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. memiliki tujuan sebagai badan yang dibentuk untuk melakukan upaya

III. METODE PENELITIAN. hal-hal yang bersifat teoritis yang menyangkut asas, konsepsi,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Seiring dengan gencar-gencarnya Pemerintah meningkatkan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. perseorangan atau badan usaha. Bank sebagai perantara pihak-pihak yang

UPAYA PERLAWANAN HUKUM TERHADAP EKSEKUSI PEMBAYARAN UANG DALAM PERKARA PERDATA (Studi Kasus Pengadilan Negeri Surakarta)

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Pembangunan adalah usaha untuk menciptakan kemakmuran dan kesejahteraan rakyat. Oleh karena itu hasil pembangunan harus dapat dinikmati seluruh rakyat sebagai peningkatan kesejahteraan lahir dan batin secara adil dan makmur. Sebaliknya berhasilnya pembangunan tergantung partisipasi seluruh rakyat, yang berarti pembangunan harus dilaksanakan seluruh rakyat secara merata oleh segenap lapisan masyarakat. 1 Rencana Pembangunan Jangka Panjang (RPJP) Nasional yang diatur dalam Undang Undang RI No. 17 Tahun 2007 adalah dokumen perencanaan pembangunan nasional yang merupakan jabaran dari tujuan dibentuknya Pemerintah Negara Indonesia yang tercantum dalam Pembukaan Undang-Undang. Dalam bentuk visi, misi dan arah pembangunan nasional untuk masa 20 tahun ke depan yang mencakupi kurun waktu mulai dari tahun 2005 hingga tahun 2025 yang disepakati bersama, sehingga seluruh upaya yang dilakukan oleh pelaku pembangunan bersifat sinergis, koordinatif, dan saling melengkapi satu dengan lainnya didalam satu pola sikap dan pola tindak. Di negara berkembang khususnya Indonesia yang mengalami krisis multi dimensi berkepanjangan masih menitikberatkan pembangunan dalam 1 Apit Nurwidjanto, Pelaksanaan perjanjian pemborongan bangunan pada PT.Puri Kencana mulyapersada, Program Pasca Sarjana, (Semarang ; Fakultas Hukum Universitas Diponegoro, 2007 ) hal 1 1

bidang ekonomi sehingga kebutuhan akan berbagai bentuk prasarana yang mendukung serta menunjang pembangunan dibidang tersebut seperti pembangunan jalan, jembatan, irigasi, bangunan gedung, segala sarana dan prasarana berserta infrastrukturnya menjadi sangat diperlukan untuk berjalannya pembangunan nasional di segala bidang. Pembangunan di bidang fisik dewasa ini perkembangannya seiring dengan tuntutan kebutuhan masyarakat, kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Pembangunan fisik seperti gedung sekolah, jalan tol, rumah sakit dan lain-lain adalah obyek dari perjanjian pemborongan bangunan. Perjanjian pemborongan bangunan dilihat dari sistem hukum merupakan salah satu komponen dari hukum bangunan (bouwrecht). Bangunan di sini mempunyai arti yang luas, yaitu segala sesuatu yang didirikan di atas tanah. Dengan demikian yang dinamakan hukum bangunan adalah seluruh perangkat peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan bangunan, meliputi pendirian, perawatan, pembongkaran, penyerahan, baik yang bersifat perdata maupun publik. 2 Di Indonesia proyek-proyek pembangunan fisik tersebut datang dari pemerintah, swasta domestik maupun asing. Sedangkan pelaksanaannya hanya sebagian kecil yang ditangani pemerintah, selebihnya sangat diharapkan peran serta pihak swasta baik sebagai investor maupun sebagai kontraktor. 2 Sri Soedewi Masjchun Sofwan.Hukum Bangunan, Perjanjian Pemborongan Bangunan, Liberty Yogyakarta. 1982. 2

Dalam hal ini kontraktor bekerja dengan sistem pemborongan pekerjaan. Itulah sebabnya kontraktor disebut rekanan karena kontraktor dianggap sebagai rekan kerja. terdiri dari : Bentuk Pemborongan yang dibedakan dalam dua bentuk yang a. Perjanjian pemborongan pekerjaan yang berasal dari pemerintah untuk pengadaan barang dan jasa dilakukan melalui proses lelang seperti yang telah diatur dalam Keputusan Presiden Nomor 80 tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Pemerintah 3. b. Perjanjian pemborongan pekerjaan yang berasal dari swasta yang diperoleh langsung sebagai hasil perundingan antara pemberi tugas (swasta) dengan pemborong (swasta). 4 Borongan pekerjaan yang berasal dari pihak swasta dan dikerjakan oleh perusahaan jasa konstruksi (pemborong) tersebut perlu dibuat suatu perjanjian atau kontrak yang mengikat kedua belah pihak. Secara garis besar, tatanan hukum perdata Indonesia memberikan peluang yang seluas-luasnya bagi masyarakat untuk saling mengadakan perjanjian tentang apa saja yang dianggap perlu bagi tujuannya. Sebagaimana ketentuan Pasal 1338 KUH Perdata yang menyatakan bahwa semua perjanjian yang dibuat secara sah berlaku sebagaimana undangundang bagi mereka yang membuatnya. 3 Penjelasan perjanjian pemborongan dari pemerintah pada Keputusan Presiden Nomor 80 Tahun 2003 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengadaan Barang dan Jasa. 4 Log.cit. 3

Mensikapi hal tersebut R. Subekti menjelaskan : Bahwa kita diperbolehkan membuat perjanjian yang berupa dan berisi apa saja (atau tentang apa saja) dan perjanjian itu akan mengikat mereka yang membuatnya seperti undang-undang. Atau dengan perkataan lain, dalam soal perjanjian, kita diperbolehkan membuat undang-undang bagi kita sendiri. Pasal-pasal dari hukum perjanjian hanya berlaku, apabila atau sekedar kita tidak mengadakan aturan-aturan sendiri dalam perjanjianperjanjian yang kita adakan itu 5. CV. Bina Perdana Abadi sebagai salah satu perusahaan yang bergerak dalam bidang jasa konstruksi di kota Lubuk Sikaping, Kabupaten Pasaman, dalam hal ini sebagai salah satu pihak yang terkait dengan pekerjaan pemborongan bangunan Unit Gawat Darurat RSUD Lubuk Sikaping dengan pihak RSUD Lubuk Sikaping dalam hal ini ialah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK), sudah barang tentu kita lihat adanya hubungan hukum. CV. Bina Perdana Abadi (pemborong) dengan pihak pihak RSUD Lubuk Sikaping dalam hal ini ialah Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) pemberi borongan pekerjaan. Hubungan antara kedua belah pihak adalah merupakan hubungan hukum keperdataan, sehingga kedua belah pihak mempunyai posisi dan kedudukan yang sama dalam perjanjian pemborongan. Dalam pelaksanaan perjanjian antara CV. Bina Perdana Abadi dengan pihak pemberi pekerjaan tersebut, selama ini berlangsung secara baik, walaupun pada kenyataannya terjadi beberapa perbedaan 5 R.Subekti, Hukum Perjanjian, Intermasa, Jakarta 1987, hal 14. 4

kepentingan di lapangan yang berkaitan dengan tanggung jawab para pihak. Permasalahan yang sering timbul menyangkut masalah batas waktu penyelesaian kontrak, dimana pihak pemborong yaitu CV. Bina Perdana Abadi belum dapat menyelesaikan pekerjaan, maka hal tersebut akan menghambat penyelesaian pekerjaan yang dilaksanakan. Selain itu, permasalahan juga timbul dari pihak pemberi pekerjaan pemborongan bangunan menyangkut penyelesaian pembayaran yang telah terjadwal sebagaimana yang telah diperjanjikan, terutama pada perjanjian pemborongan bangunan yang telah selesai dikerjakan semua dengan jangka waktu yang diperjanjikan. Namun pihak pemberi borongan pekerjaan bangunan belum memenuhi kewajibannya untuk membayar apa yang telah diperoleh atau diperjanjikan,dikarenakan pihak pemborong yaitu CV. Bina Perdana Abadi belum menyelesaikan pekerjaan sesuai jadwal dan bahkan setelah adanya dua kali perubahan perjanjian serta memutus sebelah pihak perjanjian tersebut. Sementara itu pihak pemborong yang tidak menerima pemutusan perjanjian sebelah pihak tersebut melakukan gugatan kepada Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping dikarenakan merasa dirugikan atas perbuatan yang dilakuan oleh pihak yang memberi borongan. 5

Namun terjadi beberapa keganjilan dalam terjadinya persidangan dalam penyelesaian sengketa tersebut hingga pada diputuskan oleh hakim Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping, yang dapat dilihat dari unsur-unsur dalam berkas perkara hingga pada putusannya. Hal ini penulis kaitkan dengan kewenangan hakim dalam memutus perkara penyelesaian sengketa tersebut sehingga sesuai dengan undangundang yang berlaku. Menyadari pentingnya penyelesaian masalah tersebut serta sudah tepat atau tidak nya prosedural gugatannya ataupun putusan yang diberikan, maka penulis akan membahas lebih lanjut mengenai permasalahan tersebut dalam bentuk proposal yang berjudul Analisis Yuridis Terhadap Kewenangan Hakim Dalam Putusan No. 04/Pdt.G/2013/PN.LBS Tentang Perkara Sengketa Perjanjian Pemborongan di Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman. 6

B. RUMUSAN MASALAH Berbekal dari latar belakang di atas, maka penelitian hukum yang mengambil judul ini akan membahas beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Apa saja dasar hukum yang dipergunakan oleh penggugat dalam perkara No.04 /Pdt.G/2013/PN.LBS? 2. Bagaimana pertimbangan hakim Pengadilan Negeri dalam putusan perkara No.04 /Pdt.G/2013/PN.LBS? 3. Bagaimana pertimbangan hakim Pengadilan Tinggi Padang dalam perkara No.04 /Pdt.G/2013/PN.LBS? C. TUJUAN PENELITIAN 1. Untuk mengetahui dasar hukum yang dipergunakan oleh penggugat dalam mengajukan gugatan terhadap sengketa perjanjian pemborongan. 2. Untuk mengetahui semua pertimbangan Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman dalam perkara No. 04/Pdt.G/PN.LBS. 3. Untuk mengetahui semua pertimbangan Pengadilan Tinggi Padang dalam perkara No. 04/Pdt.G/PN.LBS. D. MANFAAT PENELITIAN Penelitian yang akan dilakukan ini nanti,diharapkan dapat memberikan manfaat yang dapat diidentifikasi dalam dua bagian yaitu: 1. Manfaat Teoritis Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi bahan kajian, memberi sumbangan pemikiran dan membuka wawasan tentang 7

terjadinya perbedaan suatu putusan hakim melalui pola penafdsiran dan penemuan hukum yang dilakukan oleh hakim yang berpekara menurut aturan yang berlaku dalam sengketa perjanjian dibidang pemborongan pekerjaan serta penyempurnaan teori pemikiran yang telah ada. 2. Manfaat Praktis Diharapkan hasil penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak khususnya yang melibatkan praktisi sehinggga penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dalam penyelesaian sengketa perjanjian pemborongan dalam melakukan kerjasama guna meningkatkan kemajuan dibidang pembangunan di Indonesia. E. METODE PENELITIAN Agar merujuk pada tujuan dan manfaat dari penelitian ini dapat tercapai sebagaimana yang ditetapkan, oleh karena itu diperlukan metode yang berfungsi sebagai pedoman dalam memperoleh data yang maksimal dalam mengadakan penelitian sebagai berikut : 1. Pendekatan Masalah Pendekatan masalah ini berupa yuridis empiris, yaitu pendekatan masalah melalui penelitian hukum dengan melihat norma hukum yang berlaku dan menghubungkannya dengan fakta pelaksanaan yang ada di 8

lapangan sehubungan dengan permasalahan yang ditemui dalam penelitian. 6 2. Sifat Penelitian Sifat penelitian yang digunakan adalah deskriptif, yaitu penelitian yang menggambarkan serta menjelaskan suatu keadaan yang diperoleh melalui penelitian di lapangan. 3. Sumber dan Jenis Data a. Sumber Data Sumber data yang dilakukan dengan penelitian lapangan (field research) yaitu dengan mencari informasi kepada pihakpihak yang terkait Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping Kabupaten Pasaman. b. Jenis Data 1. Data Primer Merupakan data yang diperoleh secara langsung melalui penelitian lapangan yang menggunakan metode wawancara terarah (directive interview). 2. Data Sekunder Merupakan data yang diperoleh melalui studi kepustakaan yang bersumber : a) Bahan hukum primer ini pada dasarnya merupakan bentuk himpunan peraturan perundang undangan yang 6 Soemitro dalam Soejono & Abdurrahman, 2005, Metode Penelitian Hukum, Jakarta : Rineka Cipta, hal 26. 9

mempunyai kekuatan hukum mengikat yang berkaitan dengan penataan ruang diantaranya : 1.Kitab Undang-Undang Perdata (KUHPerdata). 2.Undang Undang Nomor 4 Tahun 2004 tentang Perjanjian Pemborongan. 3.Undang-Undang No 48 Tahun 2009 tentang Kehakiman. b) Bahan hukum sekunder ini pada dasarnya memberikan penjelasan atau keterangan keterangan mengenai peraturan perundang undangan, berbentuk buku yang ditulis oleh sarjana hukum, literatur literatur hasil penelitian yang dipublikasikan, makalah, jurnal jurnal hukum dan data data lain yang berkaitan dengan judul penelitian. c) Bahan hukum tersier ini pada dasarnya bahan hukum yang memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder, berupa kamus yang digunakan untuk membantu penulis dalam menterjemahkan istilah yang digunakan dalam penelitian ini. Bahan ini didapat dari kamus hukum dan ensiklopedia, serta Browsing Internet yang membantu penulis untuk mendapatkan bahan penulisan yang berhubungan dengan penelitian. 10

4. Teknik pengumpulan data a. Wawancara Wawancara adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan secara lisan guna memperoleh informasi dari responden yang erat kaitannya dengan masalah yang diteliti oleh penulis di lapangan. 7 Dalam penelitian ini menggunakan teknik wawancara terarah (directive interview) diamana keluwesan wawancara tetap dipertahankan hanya didalam hal ini berstruktur. Hal yang perlu diperhatikan antara lain : 1. Rencana melaksanakan wawancara. 2. Mengatur daftar pertanyaan serta membatasi jawaban jawaban. 3. Memperhatikan karateristik pewawancara maupun yang diwawancara. 4. Membatasi aspek aspek masalah yang diperiksa. b. Studi Kepustakaan Melihat, meneliti, dan mengumpulkan bahan bahan hukum yang terkait dengan penelitian. 5. Teknik Pengolahan dan Analisis Data a. Pengolahan Data Pengolahan data dilakukan dengan cara editing, yaitu data yang diperoleh akan diedit terlebih dahulu guna mengetahui apakah data data yang diperoleh tersebut sudah cukup baik dan lengkap untuk mendukung pemecahan masalah yang sudah dirumuskan. 7 Soejono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia, 2008, hlm.196. 11

b. Analisis Data Metode yang digunakan dalam menganalisis data penelitian bersifat kualitatis, yaitu berdasarkan Peraturan Perundang Undangan yang berlaku dan pendapat para ahli. Selanjutnya disusun dalam bentuk uraian kalimat secara sistematis. F. SISTEMATIKA PENULISAN Untuk lebih memudahkan dalam penyusunan skripsi ini, agar tidak menyimpang dari yang sebenarnya, maka penulis memberi batasan tentang hal-hal yang akan diuraikan dalam suatu sistematika penulisan yaitu : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, metode penelitian, serta sistematika penulisan sebagai dasar pemikiran pada uraian bab-bab selanjutnya. BAB II TINJAUAN KEPUSTAKAAN Pada bab ini berisikan tinjauan kepustakaan mengenai ketentuanketentuan umum tentang perjanjian pemborongan dan penyelesaian sengketa serta kewenangan hakim dalam memutus sengketa perdata. BAB III HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini penulis membahas perbedaan putusan Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping dengan Pengadilan Tinggi Padang dengan objek sengketa perjanjian pemborongan yang putusannya berbeda terkait 12

kewenangan hakim melaksanakan prosedur beracara yang diatur dengan Undang-Undang Kehakiman BAB IV PENUTUP Pada bab ini penulis mengungkapkan kesimpulan dan saran terkait penulisan skripsi yang bermanfaat dari keseluruhan tulisan ini. 13

14