Optimalisasi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. pajak untuk membiayai segala kebutuhan dalam pelaksanaan pembangunan.

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK PPH 21 TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 21 PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA MAKASSAR UTARA

BAB I PENDAHULUAN. memaksimalkan target pemasukan sumber dana negara. Pemasukan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Bangunan (PBB), Bea Perolehan Hak Atas Tanah dan Bangunan (BPHTB).

BAB I PENDAHULUAN. maupun pembangunan. Self assessment system merupakan suatu sistem pemungutan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak digunakan untuk membiayai pembangunan yang berguna bagi

BAB I PENDAHULUAN. Belanja Negara. Salah satu yang termasuk dalam APBN adalah pajak.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila dan

Sejak dilakukan reformasi perpajakan pada tahun 1983 yang ditandai dengan perubahan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional yang sedang dilaksanakan dalam rangka mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. karena penerimaan pajak digunakan oleh pemerintah sebagai sumber utama

BAB I PENDAHULUAN. pajak dan juga petugas pajak agar pembangunan dapat terwujud.

BAB I PENDAHULUAN. sektor, khususnya sektor ekonomi. Naiknya harga minyak dunia, tingginya tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Telah diketahui pada umumnya negara yang memiliki administrasi. saat ini bertumpu pada pajak dalam membiayai pembangunan.

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan lainnya yaitu penerimaan migas maupun penerimaan bukan pajak,


Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Tujuan yang ingin dicapai oleh Indonesia sebagai salah satu negara

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari pajak juga perlu ditingkatkan karena pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Indonesia sebagai negara yang sedang berkembang tidak bisa hanya

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan biaya yang besar yang harus digali, terutama dari sumber

BAB I PENDAHULUAN. modern. Hal tersebut dilakukan dengan menerapkan self assessment system dan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang digunakan

BAB I PENDAHULUAN. Sektor pajak merupakan salah satu sumber penerimaan utama negara, yang

BAB I PENDAHULUAN. berupa hasil kekayaan alam maupun iuran dari masyarakat. Salah satu bentuk. pembangunan dan pengeluaran pemerintahan.

BAB I PENDAHULUAN. Belanja negara(apbn) berasal dari sektor pajak, maka tidak dapat dipungkiri bahwa

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

BAB I PENDAHULUAN. wilayah Asia Tenggara dengan jumlah penduduk mencapai lebih dari 250 juta

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar 1945 adalah mewujudkan masyarakat adil, makmur, merata material

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pemerintahan berupaya untuk menciptakan negara Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Negara Republik Indonesia adalah negara hukum berdasarkan Pancasila

ABSTRAK. Kata Kunci : Pengetahuan Perpajakan, Modernisasi Perpajakan, Kesadaran dan Kepatuhan Wajib Pajak. ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan iuran warga negara kepada negara yang akan digunakan

BAB I PENDAHULUAN. kontraprestasi yang langsung dapat digunakan untuk membayar pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. Pajak dipungut melalui pemerintah daerah maupun pemerintah pusat

ANALISIS PEMERIKSAAN PAJAK DALAM UPAYA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK PADA KANTOR PELAYANAN PAJAK PRATAMA JAKARTA KEMAYORAN

BAB I PENDAHULUAN. langsung kepada Kantor Wilayah. KPP Sumedang merupakan salah satu Kantor

BAB I PENDAHULUAN. umum (Mohammad Zain, 2007). Pajak diartikan sebagai pungutan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan Nasional merupakan rangkaian upaya pembangunan yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada keadilan sosial. Untuk dapat mencapai tujuan tersebut, negara harus

BAB I PENDAHULUAN. menjadi prioritas utama pemerintah. Berdasarkan data APBN tahun pajak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengawasan merupakan proses dalam menetapkan ukuran kinerja dan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan pemerintah yang berlangsung secara berkesinambungan. Tentunya

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sumber pendapatan terbesar yang dimiliki suatu Negara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang potensial bagi negara

Yurmi Pranita Putri, Murtedjo, SE., Ak., MM ABSTRAK

PENGARUH TINGKAT KEPATUHAN WAJIB PAJAK ORANG PRIBADI TERHADAP PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN ORANG PRIBADI PADA KPP PRATAMA CIBINONG

BAB 1 PENDAHULUAN. pajak (Pangestu, Rusmana:2014). Realisasi penerimaan pajak tahun 2014

BAB 2 TINJAUAN TEORETIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. Menurut Soemitro (dalam Sumarsan, 2013:3) pajak adalah iuran rakyat

BAB I PENDAHULUAN. yang berasal dari dalam negeri. Pajak merupakan salah satu yang menjadi sumber

B a b I P e n d a h u l u a n 1 BAB I PENDAHULUAN. Pajak memegang peranan penting dalam perekonomian negara kita. Hal ini dikarenakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada masa sekarang ini, pemerintah sangat mengandalkan penerimaan dari

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan perekonomian Indonesia akan diikuti pula

BAB I PENDAHULUAN. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas Negara berdasarkan undang-undang (yang

BAB I PENDAHULUAN. Negara Republik Indonesia merupakan negara hukum berlandaskan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. bahwa seluruh pembiayaan negara harus dibiayai dari pendapatan negeri dalam

Bab 1. Pendahuluan. Pajak merupakan sumber penerimaan utama negara yang digunakan

ANALISIS KEPATUHAN WAJIB PAJAK BADAN BERDASARKAN REALISASI PENERIMAAN PAJAK PENGHASILAN BADAN

Pengaruh Pemeriksaan Pajak Dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Wajib Pajak Badan

BAB I PENDAHULUAN. pengeluaran pemerintah dan pembangunan. Penerimaan pajak digunakan

BAB I PENDAHULUAN. membiayai kegiatan pemerintahan dan pembangunan (Dina dan Putu,

BAB I PENDAHULUAN. Namun, sebagai upaya mewujudkan kemandirian negara, pemerintah terus

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan negara dari sektor pajak melalui intensifikasi dan ekstensifikasi

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. Sumber penerimaan negara yang digunakan untuk membiayai pengeluaran

BAB I PENDAHULUAN. melekat pada pajak (budgetair dan regulerend), maka dalam pemungutannya pajak

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, oleh karena itu negara menempatkan perpajakan sebagai perwujudan

BAB I PENDAHULUAN. gencar melakukan beberapa upaya seperti halnya penentuan target penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945 bertujuan mewujudkan tata. Tujuan yang luhur demikian itu hanya dapat diwujudkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. penyidikan dan penagihan. Sistem pemeriksaan harus dapat mendorong kebenaran

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu peneriman di negara Indonesia yang sangat penting bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan negara. Oleh karena itu, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. mungkin hidup tanpa adanya masyarakat. Negara adalah masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS DAN PERUMUSAN HIPOTESIS. tahun 2009 (KUP) pasal 1 ayat 1 bahwa pajak adalah kontribusi wajib pajak

EVALUASI PELAKSANAAN PEMERIKSAAN PAJAK DALAM RANGKA OPTIMALISASI PENERIMAAN PAJAK DI KPP PRATAMA JAKARTA KEBAYORAN BARU TIGA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Dalam menjalankan sebuah pemerintahan, Negara membutuhkan dana

TUGAS AKHIR AYU PUTRI LESTARI PROGRAM STUDI AKUNTANSI FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL UNIVERSITAS BAKRIE JAKARTA 2017

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pemerintah selalu ingin mensejahterakan rakyatnya dan ini dapat dilihat

BAB III ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Dalam rangka mengamankan penerimaaan Negara perlu dilakukan

EFEKTIVITAS PENAGIHAN PAJAK DENGAN SURAT TEGURAN DAN SURAT PAKSA UNTUK PENINGKATAN PENERIMAAN PAJAK PERTAMBAHAN NILAI PADA KPP PRATAMA KOTAMOBAGU

BAB I PENDAHULUAN. yang diberikan kepada Negara, hibah, wasiat, dan pajak.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penerimaan dalam negeri yang terbesar diantara bentuk-bentuk

ABSTRACT. Keywords: Giving NPWP by Employer. vii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. sebagai salah satu sumber kas negara yang digunakan untuk pembiayaan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional di beberapa bidang, Pemerintah Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional dinegara-negara berkembang pasti memerlukan biaya yang. kebutuhan pembiayaan pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan suatu negara akan berkembang dan berjalan dengan lancar

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan negara Republik Indonesia yang berdasarkan Pancasila dan

BAB I PENDAHULUAN. negara adalah dari sektor perpajakan. Pajak adalah salah satu sumber penerimaan

BAB 1 PENDAHULUAN. sehingga pemerintah membutuhkan dana yang cukup banyak dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Di indonesia salah satu satu penerimaan negara yang sangat penting bagi

Abstrak. Kata kunci: kemudahan pengisian SPT, pengetahuan peraturan perpajakan, kualitas pelayanan, kepatuhan wajib pajak.

BAB II GAMBARAN UMUM LOKASI PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI (PKLM) A. Sejarah Berdirinya Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Medan Kota

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang adil dan makmur sebagaimana yang tercantum dalam. Pembukaan UUD Upaya untuk mewujudkan tujuan tersebut salah

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara terbesar. Sumbangan pajak

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. mempunyai pendapat yang berbeda, antara lain:

Transkripsi:

Jurnal Office, Vol.3, No.1, 2017 Optimalisasi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara Lina Mariana Politeknik Informatika Nasional Email : linamariana90@yahoo.co.id ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain. Teknik pengumpulan data dengan menggunakan populasi dan sampel. Populasi yang digunakan pada penelitian ini adalah seluruh jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara. Sampel yang peneliti gunakan yaitu, Wajib Pajak yang tedaftar dari tahun pajak 2014 sampai dengan tahun pajak 2016 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara belum optimal, karena dalam pelaporan Surat Pemberitahuan tahunan Pajak di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara setiap tahunnya kurang stabil dan belum terealisasi dengan baik. Sehingga perlu ditingkatkan kepatuhan Wajib Pajaknya. Kata kunci: Optimalisasi, Kepatuhan Pajak ABSTRACT This study aims to determine the level of compliance of Individual Taxpayers at the Tax Office Pratama North Makassar. The research method used is descriptive quantitative, ie research conducted to determine the value of independent variables, either one variable or more (independent) without making a comparison, or connect with other variables. Technique of collecting data by using population and sample. The population used in this study is the total number of Individual Taxpayers registered in the Tax Office Pratama North Makassar. Samples that researchers use the taxpayers registered from tax years 2014 to 2016 tax year in the Tax Office Pratama North Makassar. The results showed that the level of Personal Taxpayer compliance in KPP Pratama North Makassar has not been optimal, because in reporting the annual Tax Notification in Tax Office Pratama North Makassar every year is less stable and not yet realized well. So it is necessary to improve the compliance of its taxpayer. Keywords: Optimization, Tax Compliance PENDAHULUAN Pajak sangat penting bagi pembangunan negara Indonesia karena pajak memberikan kontribusi terbesar bagi pendapatan negara(hardiningsih & Yulianawati, 2011; Nurmantu,

Lina Mariana, Optimalisasi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara 57 2005; Rajif, 2012; Sidik, 2002; Winerungan, 2013). Pemerintah dituntut untuk lebih bijaksana dalam mengelola setiap pendapatan. Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang-undang sehingga dapat dilaksanakan dengan tiada mendapat balas jasa secara langsung. Pajak dipungut penguasa berdasarkan norma-norma hukum untuk menutup biaya produksi barang-barang dan jasa kolektif untuk mencapai kesejahteraan umum. Pajak saat ini masih menjadi andalan penerimaan bagi negara. Salah satu penerimaan pajak berasal dari Pajak Penghasilan (PPh). Pajak penghasilan merupakan pajak yang dipungut pada objek pajak atas penghasilannya. Undang-Undang Pajak Penghasilan (PPh) mengatur pengenaan pajak penghasilan terhadap subjek pajak berkenaan dengan penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam tahun pajak.. Kontribusi pajak dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tiap tahun semakin meningkat. Hal ini menunjukkan bahwa peranan pajak semakin besar dalam APBN. Oleh karena itu, Direktorat jendral Pajak terus berupaya untuk meningkatkan penerimaan pajak. Salah satu jalan yang ditempuh adalah dengan pengawasan terhadap kepatuhan wajib pajak dalam melaksanakan kewajiban perpajakannya. Pengawasan kepatuhan perpajakan ini perlu ditingkatkan dengan jalan antara lain melakukan pemeriksaan terhadap Wajib Pajak secara selektif. Pemeriksaan dilakukan secara selektif sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan oleh pemerintah dalam hal ini Direktorat Jenderal pajak akan berperan aktif demi terciptanya kepatuhan wajib pajak sehingga Perpajakan di Indonesia semakin lama akan semakin meningkat. Salah satu kendala yang dapat menghambat keefektifan pengumpulan pajak adalah kepatuhan wajib pajak (tax compliance) (Winerungan, 2013). Kepatuhan wajib pajak merupakan persoalan yang sejak dulu ada di Perpajakan. Kemauan wajib pajak dalam membayar pajak merupakan hal yang penting menurut undang-undang pajak penghasilan telah menetapkan sistem pemungutan pajak penghasilan secara Self Assesment System. Perbedaan System Official-Assesment dan Self-Assesment ini terletak pada pemegang tanggung jawab (siapa) yang menetapkan besarnya pajak yang seharusnya terutang (Erwis, 2012; Ompusunggu, 2009). Optimalisasi pajak dapat terwujud ketika Wajib Pajak memiliki motivasi untuk berbuat sesuai aturan yang telah ditetapkan serta instansi terkait memudahkan wajib dalam melakukan kewajibannya sebagai Wajib Pajak (Asih, 2009; Winerungan, 2013). Untuk meningkatkan motivasi kepatuhan Wajib Pajak baik kepatuhan formil maupun kepatuhan materil, instansi terkait KPP Pratama Makassar Utara menerapkan program pelayanan yang baik kepada Wajib Pajak, Prosedur yang sederhana dan memudahkan Wajib Pajak, Program pemantauan kepatuhan dan verifikasi yang efektif, serta Pemantapan law enforcement secara tegas dan adil. Upaya untuk meningkatkan kepatuhan Wajib Pajak dirasa belum maksimal. Karena masih ada Wajib Pajak yang tidak memenuhi kewajibannya. Oleh karena itu, kepatuhan Wajib Pajak dalam pelaporan SPT harus ditingkatkan agar pengawasan penerimaan pajak menjadi efektif. Pelaporan SPT ini menjadi indikator presentase tingkat kepatuhan Wajib Pajak dalam membayar pajak. Semakin tinggi presentase pelaporan SPT maka semakin tinggi pula tingkat kepatuhan Wajib pajak. Oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk mengetahui optimalisasi kepatuhan wajib pajak orang pribadi pada kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara.

58 Jurnal Office, Vol.3, No.1, 2017 METODE PENELITIAN Tipe penelitian yang digunakan adalah Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif, yaitu penelitian yang dilakukan untuk mengetahui nilai variabel mandiri, baik satu variabel atau lebih (independen) tanpa membuat perbandingan, atau menghubungkan dengan variabel yang lain (Sarwono, 2010). Penelitian ini juga menjelaskan fenomena yang ada dengan menggunakan angka-angka. Unit Analisis dalam penelitian ini adalah KPP Pratama Makassar Utara, dengan informan adalah pejabat yang berkompeten, seluruh jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang terdaftar di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara. Sampel peneliti gunakan yaitu, Wajib Pajak yang tedaftar dari tahun pajak 2014 sampai dengan tahun pajak 2016 di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara. Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah wawancara semi terstruktur, observasi dan pengumpulan data menggunakan populasi dan sampel. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis deskriptif kuantitatif. Analisis deskriptif kuantitatif mengenai optimalisasi tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam pelaporan SPT Tahunan PPh tahun pajak 2014-2016. Sedangkan, tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam pelaporan SPT Tahunan pajak 2014-2016 dapat diidentifikasikan dengan pedoman konversi. HASIL PENELITIAN PEMBAHASAN KPP Pratama Makassar Utara merupakan salah satu KPP Pratama yang berada di bawah koordinasi Wilayah DJP Sulawesi selatan, Barat dan Tenggara. Wilayah kerjanya tersebar di enam kecamatan yang mencakup 63 kelurahan di kota Makassar, Jumlah Wajib Pajak terdaftar saat ini mencapai 130 ribu Wajib Pajak. Sektor perekonomian yang dominan adalah perdagangan dan industri mengingat di Makassar terdapat pelabuhan dan kawasan industri. KPP Pratama Makassar Utara melewati sejarah perjalanan yang panjang seiring dengan transformasi kelembagaan yang dilakukan oleh Direktorat Jenderal Pajak. Sesuai dengan Keputusan Menteri Keuangan Nomor 94/KMK.01/1994, di Makassar hanya terdapat satu kantor pajak di kota Makassar yaitu Kantor Pelayanan Pajak Ujung Pandang yang berada di bawah Kantor Wilayah XII Sulawesi Selatan dan Sulawesi Tenggara. Karena laju perekonomian Kota Makassar yang sangat tinggi, maka pada tahun 2001 KPP Ujung Pandang dipecah menjadi KPP Makassar Utara dan KPP Makassar Selatan melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 443/KMK.01/2001. KPP Makassar Utara ini yang kemudian bertransformasi menjadi KPP Pratama Makassar Utara sesuai dengan Peraturan Menteri Keuangan nomor PMK-67/PMK.01/2008 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Menteri Keuangan Nomor 132/PMK.01/2006 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Pajak. Perubahan ini merupakan bagian dari reformasi dan modernisasi perpajakan yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Pajak.Semangat reformasi dan modernisasi ini yang kemudian membawa KPP Pratama Makassar Utara senantiasa memberikan kontribusi positif bagi penerimaan negara serta terus meningkatkan kualitas layanan yang diberikan kepada wajib pajak. Semangat ini juga yang membawa KPP Pratama Makassar Utara mampu meraih berbagai prestasi termasuk menjadi Kantor Pelayanan Pajak Percontohan di lingkungan Kanwil DJP Sulawesi Selatan, Barat dan Tenggara. Berdasarkan prestasi tersebut, dapat dilihat dari wajib pajak yang melaporkan pada

Lina Mariana, Optimalisasi Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi pada KPP Pratama Makassar Utara 59 tahun 2014 sampai 2016 mengalami peningkatan. Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Wajib Pajak Orang Pribadi (WP OP) Wajib SPT Tahunan Pajak Penghasilan dan Wajib Pajak Orang Patuh dan Tidak Patuh. No. Tahun Pajak Jumlah WP OP Terdaftar Wajib SPT Tahunan PPh Jumlah WP OP Patuh Jumlah WP OP Tidak Patuh 1 2014 70.219 51.579 18.640 2 2015 72.735 36.324 36.411 3 2016 77.942 41.217 36.725 Sumber : Seksi PDI KPP Pratama Makassar Utara (2017) Berdasarkan tabel 1 menjelaskan bahwa jumlah WP OP terdaftar SPT Tahunan Pajak Penghasilan setiap tahunnya mengalami peningkatan. Hal ini dilihat pada tahun 2014 sebanyak 70.219 Wajib Pajak, tahun 2015 naik menjadi 72,735 wajib Pajak, tahun 2016 naik menjadi 77.942 Wajib Pajak. Jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi terdaftar Wajib SPT Tahunan Pajak Penghasilan pada tahun 2014 ke tahun 2015 mengalami peningkatan sebanyak 2.516 Wajib Pajak atau 3,59% dari jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi Terdaftar Wajib SPT Tahunan Pajak Penghasilan tahun 2014, pada tahun 2015 ke tahun 2016 mengalami peningkatan sebanyak 5.207 Wajib Pajak atau 7,16% dari jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi terdaftar Wajib SPT Tahunan Pajak Penghasilan tahun 2015. Wajib Pajak Orang pribadi yang melaporkan SPT Tahunan pajak Penghasilan tepat waktu tahun pajak 2014 ke tahun 2015 mengalami penurunan sebesar 15.255 Wajib Pajak Orang Pribadi atau 29,58% dari 51.579 Wajib Pajak Orang pribadi tahun pajak 2014, sedangkan pada tahun pajak 2015 ke tahun pajak 2016 mengalami peningkatan sebesar 4.893 Wajib Pajak Orang Pribadi atau 13,48% dari 36.324 Wajib Pajak Orang Pribadi tahun pajak 2015. Sedangkan tingkat kepatuhan Wajib pajak Orang Pribadi dalam pelaporan SPT tahunan Pajak Penghasilan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Utara setiap tahunnya belum terealisasi dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari jumlah Wajib Pajak Orang Pribadi yang patuh setiap tahun mengalami fluktuatif. Berdasarkan pengamatan dan wawancara dengan beberapa Wajib Pajak Orang Pribadi, kurang patuhnya mereka melapor SPT Tahunan Pribadi tersebut disebabkan oleh beberapa faktor antara lain: 1. kurang pahamnya Wajib Pajak Orang Pribadi terhadap cara pengisian SPT Tahunan Orang Pribadi (Form 1770,1770S, dan 1770 SS), 2. adanya beberapa perusahaan atau kantor dinas yang msaing menggunakan sistem pelaporan SPT Tahunan Pribadi karyawan/pegawai secara kolektif, sehingga para Wajib Pajak menyerahkan seluruhnya kepada pihak yang di percaya untuk melaporkan SPT Tahunan mereka,

60 Jurnal Office, Vol.3, No.1, 2017 3. kurangnya kesadaran Wajib Pajak Orang Pribadi untuk melaporkan SPT Tahunannya karena malas mengantri di kantor pajak, 4. kurangnya sosialisasi penggunaan E-SPT, sehingga para Wajib Pajak Orang Pribadi belum paham cara menggunakannya. 5. Adanya beberapa Wajib Pajak yang sudah berhenti bekerja atau tidak berpenghasilan yang malas melakukan pelaporan SPT Tahunan karena mereka menganggap mereka tidak lagi wajib melapor pajak. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah disajikan pada sebelumnya maka dapat di ambil kesimpulan, bahwa Tingkat kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan di KPP Pratama Makassar Utara tahun pajak 2014 sampai dengan tahun pajak 2016 belum optimal, karena setiap tahunnya kurang stabil dan belum terealisasi dengan baik. Tingkat Kepatuhan Wajib Pajak Orang Pribadi dalam pelaporan SPT Tahunan Pajak Penghasilan tahun pajak 2014 sampai dengan 2016 adalah 73,45%, 49,94% dan 52,88% yang menunjukkan bahwa terjadi fluktuatif. Penurunan terjadi pada tahun pajak 2014 ke tahun 2015 sebesar 23,51% sedangkan peningkatan terjadi pada tahun pajak 2015 ke tahun pajak 2016 sebesar 2,94%. DAFTAR PUSTAKA Asih, W. W. (2009). Pelaksanaan Pemungutan Pajak Kendaraan Bermotor di Unit Pelayanan Pendapatan dan Pemberdayaan Aset Daerah (UP3AD) Kabupaten Pemalang. Erwis, N. A. (2012). Efektivitas Penagihan Pajak Dengan Surat Teguran dan Surat Paksa Terhadap Penerimaan Pajak Pada Kantor Pelayanan Pajak Pratama Makassar Selatan. Skripsi tidak diterbitkan. Makassar: Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Hasanuddin. Hardiningsih, P., & Yulianawati, N. (2011). Faktor-faktor yang mempengaruhi kemauan membayar pajak. Dinamika Keuangan Dan Perbankan, 3(2). Nurmantu, S. (2005). Pengantar perpajakan. Yayasan Obor Indonesia. Ompusunggu, A. P. (2009). Sinkronisasi Penyempurnaan Undang-Undang Pajak Penghasilan Terhadap Efektivitas Kebijakan Pajak Atas Pemungutan dan Pemotongan Pajak (Witholding Tax). Akuntansi Krida Wacana, 9(3). Rajif, M. (2012). Pengaruh Pemahaman, Kualitas Pelayanan, dan Ketegasan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan Pajak Pengusaha UKM Di Daerah Cirebon. Sarwono, J. (2010). Pintar Menulis Karangan Ilmiah-Kunci Sukses dalam Menulis Ilmiah. Penerbit Andi. Sidik, M. (2002). Optimalisasi pajak daerah dan retribusi daerah dalam rangka meningkatkan kemampuan keuangan daerah. Makalah Disampaikan Acara Orasi Ilmiah. Bandung, 10. Winerungan, O. L. (2013). Sosialisasi Perpajakan, Pelayanan Fiskus dan Sanksi Perpajakan Terhadap Kepatuhan WPOP Di KPP Manado dan KPP Bitung. JURNAL RISET EKONOMI, MANAJEMEN, BISNIS DAN AKUNTANSI, 1(3).