r*< (1) Pemegang sertifikat peralatan dapat mengajukan pembaharuan

dokumen-dokumen yang mirip
butir 7.12, dan butir 7.13 Peraturan Menteri Perhubungan

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Pera

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pe

(2) Isi pedoman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) meliputi:

Pasal 29. (1) Pemohon rating yang dinyatakan tidak lulus, dapat melaksanakan performance check perbaikan.

3. Peraturan Presiden Nomor 47 Tahun 2009 tentang Pembentukan dan Organisasi Kementerian Negara;

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Kereta Api, sebagaimana telah diubah terakhir dengan Per

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR: SKEP/345/XII/99 TENTANG

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PM 41 TAHUN 2015 TENTANG PERUBAHAN KETIGA ATAS PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. Telp PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA. NOMOR : KP 260 Tahun 2012

Menimbang : a. bahwa untuk melaksanakan ketentuan Pasal 313 ayat 3

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 458 TAHUN 2015 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN M E M U T U S K A N : NOMOR : KM 81 TAHUN 2004

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 28 TAHUN 2012 TENTANG LISENSI PRAMUWISATA

WALI KOTA BALIKPAPAN PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN DAERAH KOTA BALIKPAPAN NOMOR 10 TAHUN 2015

TENTANG PETUNJUK DAN TATA CARA PENGAWASAN KEAMANAN PENERBANGAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

Personel fasilitas keamanan penerbangan yang telah memiliki lisensi

2017, No Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 129, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5048); 3. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Ta

Mengingat : 1. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia

REPUBLIK INDONESIA MENTERI PERHUBUNGAN

PERATURAN BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 4 TAHUN 2017 TENTANG TATA CARA SERTIFIKASI TENAGA PROFESIONAL DI BIDANG INFORMASI GEOSPASIAL

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 173 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 136 / VII / 2010 TENTANG TANDA PENGENAL INSPEKTUR PENERBANGAN

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1799/MENKES/PER/XII/2010 TENTANG INDUSTRI FARMASI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Negara Republik Indonesia Nomor 9 Tahun 2001, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4075); 3. Peraturan Pemerintah Nomor

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 139 TAHUN 2018 TENTANG PEMERIKSAAN DAN PENGUJIAN OPERASI FASILITAS KEAMANAN PENERBANGAN

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2006 tentang Kewarganegaraan Republik Indonesia (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan L

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PART 69-01) PENGUJIAN LISENSI DAN RATING PERSONEL PEMANDU

2016, No Undang Undang Nomor 32 Tahun 2002 tentang Penyiaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2002 Nomor 139, Tambahan Lembaran Neg

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 1964 tentang Dana Pertanggungan Wajib Kecelakaan Penumpang (Lembaran Negara Republik Indon

PERATURAN WALIKOTA DUMAI NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG PENDAFTARAN DAN PENANDAAN KAPAL PERIKANAN DI KOTA DUMAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR: PM. 94 TAHUN 2010

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : SKEP / 81 / VI / 2005 TENTANG

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Indonesia Tahun 2008 Nomor 166, Tambahan lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4916); 2. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan

PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

PERATURAN MENTERI ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2014 TENTANG TATA CARA AKREDITASI DAN SERTIFIKASI KETENAGALISTRIKAN

GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA PERATURAN GUBERNUR DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA NOMOR 7 TAHUN 2009

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI PERINDUSTRIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR : 19/M-IND/PER/5/2006 T E N T A N G

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.556, 2009 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Label. Pencantuman.

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA. Operator Radio. Sertifikasi. PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA No.556, 2009 KEMENTERIAN PERDAGANGAN. Label. Pencantuman.

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2001 TENTANG MEREK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP. 570 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN

UNDANG-UNDANG NOMOR 1 TAHUN 2009 TENTANG PENERBANGAN [LN 2009/1, TLN 4956] Pasal 402

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEPUTUSAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN DARAT NOMOR : SK.653/AJ.202/DRJD/2001 TENTANG PETUNJUK TEKNIS PENYELENGGARAAN ANGKUTAN SEWA

PERATURAN MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA, NOMOR PER. 02/MEN/2010 TENTANG PENGADAAN DAN PEREDARAN PAKAN IKAN

2015, No c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud dalam huruf a dan huruf b, perlu ditetapkan Peraturan Menteri tentang Tata Car

Menimbang : a. bahwa dalam Sub Bagian 139 B.2 angka ayat 1

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

-2- Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 58, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor

BERITA NEGARA. KEMENTERIAN ENERGI DAN SUMBER DAYA MINERAL. Permohonan Izin. Pemanfaatan Tenaga Listrik. Telekomunikasi. Tata Cara. Pencabutan.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR /PMK.01/2016 TENTANG AKTUARIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

KEMENTERIAN KELAUTAN DAN PERIKANAN DIREKTORAT JENDERAL PENGOLAHAN DAN PEMASARAN HASIL PERIKANAN

Indonesia Tahun 1970 Nomor 47, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2944); 3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1995 tentang Perseroan

PEDOMAN PELAKSANAAN VERIFIKASI LEGALITAS KAYU PADA PEMILIK HUTAN HAK

2017, No Tahun 2015 Nomor 237, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5747); 3. Peraturan Presiden Nomor 18 Tahun 2015 tentang Kemen

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 2012 TENTANG KEGIATAN USAHA PENYEDIAAN TENAGA LISTRIK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 13 TAHUN 2016 TENTANG

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR: 09/Kpts/TP.260/1/2003 TENTANG SYARAT DAN TATACARA PENDAFTARAN PUPUK AN-ORGANIK

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009 Nomor 1, Tambahan Lembaran Negara

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA Kemenhub. Perkeretaapian. Sertifikasi. Kecakapn Awak. Pencabutan.

MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP,

PEMERINTAH KOTA BATU

PERATURAN DIREKTUR JENDERAL PERHUBUNGAN UDARA NOMOR : KP 23 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : KM. 35 TAHUN 2003 T E N T A N G PENYELENGGARAAN ANGKUTAN ORANG DI JALAN DENGAN KENDARAAN UMUM

2012, No.71 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Kebandarudaraan adalah segala sesuatu yang berkaita

Peraturan Kepala Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi Nomor : 101/BAPPEBTI/PER/01/2013

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA GELANGGANG RENANG DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP TENTANG LABORATORIUM LINGKUNGAN.

PERATURAN MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA

SALINAN PERATURAN MENTERI PARIWISATA REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2015 TENTANG STANDAR USAHA SANGGAR SENI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 2 Tahun 1981 tentang Metrologi Legal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1981 Nomor 11, Tamb

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR TAHUN 2005 TENTANG ADMINISTRASI KEPENDUDUKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

MENTERIPERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KOMUNIKASI DAN INFORMATIKA REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN BANK INDONESIA NOMOR: 12/22/PBI/2010 TENTANG PEDAGANG VALUTA ASING DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR BANK INDONESIA,

2018, No BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Badan ini yang dimaksud dengan: 1. Pemilihan Umum yang selanjutnya disebut Pemilu adalah

2012, No.28 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini yang dimaksud dengan: 1. Usaha penyediaan tenaga listrik adalah pengadaan te

Transkripsi:

a. dokumentasi peralatan; b. parameter peralatan; c. peralatan pendukung;dan d. kondisi lingkungan. (6) Hasil pemeriksaan dan pengujian kelaikan peralatan disampaikan kepada pemohon paling lambat 10 (sepuluh) hah kerja sejak pengujian kelaikan selesai dilaksanakan. Pasal 9 (1) Setiap peralatan keamanan penerbangan yang dilakukan pemeriksaan dan pengujian kelaikan peralatan hams memenuhi persyaratan penilaian lulus uji kelaikan. (2) Persyaratan penilaian lulus uji kelaikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) hams memenuhi nilai kumulatif > 80 (delapan puluh) dengan ketentuan : a. penilaian dokumentasi peralatan, dengan bobot nilai sekurang-kurangnya 1 (satu); b. penilaian parameter peralatan, dengan bobot nilai 77 (tujuh puluh tujuh); c. penilaian peralatan pendukung, dengan bobot nilai sekurang-kurangnya 1 (satu); dan d. penilaian kondisi lingkungan, dengan bobot nilai sekurangkurangnya 1 (satu). Pasal 10 Peralatan keamanan penerbangan yang tidak memenuhi syarat penilaian lulus uji kelaikan dapat diajukan permohonan pemeriksaan dan pengujian ulang setelah dilakukan perbaikan disertai dengan data hasil pemeriksaan dan pengujian internal. Pasal 11 Peralatan yang dinyatakan memenuhi syarat lulus uji kelaikan peralatan diberikan sertifikat peralatan dan label peralatan paling lambat 10 (sepuluh) hah kerja setelah dilakukan pengujian kelaikan peralatan. Bagian Kedua Pembaharuan Sertifikat Pasal 12 (1) Pemegang sertifikat peralatan dapat mengajukan pembaharuan sertifikat dalam hal: r*< ^-"NWV*

a. sertifikat peralatan hilang; atau b. sertifikat peralatan rusak atau tidak dapat terbaca. (2) Permohonan pembaharuan sertifikat peralatan diajukan oleh pimpinan instansi/perusahaan/unit kerja kepada Direktur dengan menggunakan surat permohonan sebagaimana tercantum dalam Lampiran I contoh 1 Peraturan ini Pasal 13 (1) Setiap permohonan pembaharuan sertifikat peralatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat (2) dilengkapi dengan persyaratan sebagai berikut: a. lembar isian data peralatan; dan b. surat keterangan kehilangan dari Kepolisian untuk sertifikat peralatan yang hilang; atau c. sertifikat peralatan yang rusak atau tidak dapat terbaca. (2) Permohonan pembaharuan sertifikat peralatan yang telah dilengkapi persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), diterbitkan sertifikat peralatan pengganti paling lambat 10 (sepuluh) hari kerja sejak permohonan diterima lengkap. (3) Sertifikat peralatan pengganti sebagaimana dimaksud pada ayat (2) berlaku sesuai masa berlaku sertifikat peralatan yang diganti. BAB IV KEWAJIBAN PEMEGANG SERTIFIKAT PERALATAN Pasal 14 Kewajiban pemegang sertifikat peralatan : a. melakukan pemeliharaan peralatan keamanan penerbangan; b. melaksanakan pengujian sebelum peralatan keamanan penerbangan dioperasikan dan saat pergantian shift personel keamanan penerbangan guna memastikan kesiapan peralatan untuk dioperasikan; c. menunjukan sertifikat peralatan pada saat diperlukan; d. melaksanakan kalibrasi untuk mempertahankan keakurasian kinerja peralatan; e. melaksanakan pengoperasian, pemeliharaan dan pengujian peralatan sesuai dengan prosedur (standard operating procedure/sop) dan peraturan perundang-undangan; f. mendokumentasikan hasil pengujian dan hasil kalibrasi peralatan sebagaimana dimaksud huruf b dan d; dan g. melaporkan kondisi fasilitas/ peralatan keamanan penerbangan sesuai ketentuan yang berlaku.

Pasal 15 (1) Pemegang sertifikat peralatan wajib melakukan pemeriksaan atau pengaturan ulang (re-adjusment) terhadap peralatan keamanan penerbangan yang sifat penempatannya permanen (fixed) apabila dilakukan: a. pemindahan tempat; b. perbaikan karena kerusakan;dan c. modifikasi. (2) Pemeriksaan atau pengaturan ulang (re-adjusment) sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib dilakukan oleh teknisi fasilitas keamanan penerbangan yang berlisensi. BABV BENTUK SERTIFIKAT DAN LABEL PERALATAN Pasal 16 (1) Sertifikat peralatan berbentuk persegi panjang posisi vertikal (potrait) berwarna dasar putih, berukuran 21 cm x 15 cm terdiri halaman depan dan halaman belakang sebagaimana tercantum pada Lampiran III contoh 1a dan 1b Peraturan ini. (2) Bahasa yang digunakan dalam sertifikat peralatan adalah Bahasa Indonesia. (3) Halaman depan sertifikat peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. bagian atas simetris bertuliskan "Republik Indonesia, Kementerian Perhubungan, Ditjen Perhubungan Udara"; b. bagian tengah lambang "Garuda Pancasila";dan c. bagian bawah bertuliskan "Sertifikat Peralatan Keamanan Penerbangan" dan dasar hukum dengan tulisan warna hitam serta barcode. (4) Halaman belakang berisi data peralatan, meliputi: a. nomor sertifikat; b. nama instansi/perusahaan/unit kerja pemegang sertifikat; c. nama peralatan; d. merek peralatan; e. tipe peralatan; f. nomor seri peralatan; g. tahun pembuatan peralatan; h. tahun instalasi peralatan; i. lokasi penempatan peralatan; j. pernyataan kelaikan peralatan; k. tempat dan tanggal diterbitkan; dan I. pengesahan sertifikat peralatan..^~^v*i I_

Pasal 17 (1) Label peralatan berbentuk persegi panjang dengan posisi horizontal (landscape) berukuran 7 cm x 15 cm, sebagaimana tercantum pada Lampiran III contoh 2 Peraturan ini. (2) Bentuk label peralatan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), meliputi: a. berlatar belakang putih bertuliskan "Sertifikat Peralatan Keamanan Penerbangan" (berwama biru); b. logo perhubungan;dan c. bertuliskan : 1. Direktorat Jenderal Perhubungan Udara; 2. Direktorat Keamanan Penerbangan; 3. nomor sertifikat peralatan; 4. nomor seri peralatan; 5. barcode; dan 6. tanggal dan tanda pengesahan penguji. BAB VI SANKSI ADMINISTRATE Pasal 18 Pemegang sertifikat peralatan yang tidak memenuhi ketentuan dalam Pasal 14 dan Pasal 15 dikenakan sanksi administratif, berupa: a. pehngatan; b. pembekuan sertifikat peralatan; c. pencabutan sertifikat peralatan;dan/atau d. denda administratif. Pasal 19 Pengenaan sanksi administrasi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 dilakukan melalui tahapan sebagai berikut: a. sanksi pehngatan dilakukan tertulis sebanyak 3 (tiga) kali berturut-turut dengan tenggang waktu masing-masing 5 (lima) hah kalender; b. apabila pehngatan sebagaimana dimaksud dalam butir a tidak diindahkan dilanjutkan dengan pembekuan sertifikat peralatan untuk jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hah kalender;dan c. apabila selama masa pembekuan sebagaimana dimaksud dalam butir b tidak ada upaya perbaikan maka sertifikat peralatan dicabut. 10

Pasal 20 (1) Sertifikat peralatan dibekukan tanpa melalui proses pehngatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18 bilamana terjadi penurunan keandalan kinerja peralatan yang dapat membahayakan keamanan penerbangan. (2) Pembekuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dicabut apabila peralatan keamanan penerbangan dinyatakan telah memenuhi standar kelaikan operasi. Pasal 21 Peralatan keamanan penerbangan yang sertifikat peralatannya dibekukan dilarang dioperasikan dan dikenakan tindakan pencabutan label peralatan. Pasal 22 Sertifikat peralatan dicabut tanpa melalui proses pehngatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 18, dalam hal sertifikat peralatan diperoleh dengan cara tidak sah. Pasal 23 Pengenaan sanksi administratif sebagaimana dimaksud dalam Pasal 19, Pasal 20 dan Pasal 22 dapat disertai dengan pengenaan denda administratif sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan. Pasal 24 Unit penyelenggara bandar udara, badan usaha bandar udara, badan usaha angkutan udara dan perusahaan angkutan udara asing yang mengoperasikan peralatan keamanan penerbangan yang tidak bersertifikat, dikenakan denda administrasi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Pasal 25 Penerbitan sertifikat peralatan dikenakan biaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. n

BAB VII KETENTUAN PERALIHAN Pasal 26 Dengan berlakunya peraturan ini, peralatan keamanan penerbangan yang dioperasikan oleh unit penyelenggara bandar udara, badan usaha bandar udara, badan usaha angkutan udara dan perusahaan angkutan udara asing yang belum mendapatkan sertifikat dapat tetap beroperasi dengan ketentuan paling lama 5 (lima) tahun sejak ditetapkannya Peraturan ini peralatan keamanan penerbangan dimaksud wajib mendapatkan sertifikat. BAB VIII KETENTUAN PENUTUP Pasal 27 Pada saat peraturan ini berlaku, ketentuan yang mengatur mengenai sertifikasi peralatan keamanan penerbangan dalam Peraturan Direktur Jenderal Perhubungan Udara Nomor : SKEP/82A/I/2005 tentang Sertifikat Peralatan Elektronika dan Listrik Penerbangan, dicabut dan dinyatakan tidak berlaku. Pasal 28 Direktur dan Kepala Kantor melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan Peraturan ini. 12