BAB I PENDAHULUAN. semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hidup masyarakat adalah melalui jalur wirausaha. Kemampuan teknologi dan. tersebut kepada pihak lain untuk menjalankan usahanya.

PERLINDUNGAN HUKUM BAGI PARA PIHAK DALAM PERJANJIAN WARALABA. (Studi Pada Perjanjian Waralaba Rumah Makan Ayam Bakar Wong Solo) S K R I P S I

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang

PELAKSANAAN PERJANJIAN KREDIT PEMILIKAN RUMAH DAN TATA CARA PENYELESAIAN WANPRESTASI PADA BANK BTN DI SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

ANII( T'ITRIANI FAI(UL'IAS HUI(UM NASI(AH PUBLIIC\SI. BIDANG PENDIDIKAN (Studi Pada Lernbaga Bimbingan Berajar smartgama surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. seseorang dilahirkan, maka ia dalam hidupnya akan mengemban hak dan

PELAKSANAAN PERJANJIAN ASURANSI KESEHATAN DI PT.BUMIDA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan usahanya adalah menghimpun dana dari masyarakat dan. Perbankan, dalam pasal 1 angka 2 dinyatakan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. yaitu saat di lahirkan dan meninggal dunia, dimana peristiwa tersebut akan

BAB I PENDAHULUAN. Aliran sumber daya jenis ini entah dipakai atau tidak, terus menerus ada dan. diperbaharui ini dapat mengakibatkan kerugian.

BAB I PENDAHULUAN. yang meliputi banyak variabel diantaranya jual beli, barter sampai kepada leasing,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia bisnis di Indonesia telah memasuki era globalisasi,

TINJAUAN HUKUM PENOLAKAN PERMOHONAN KREDIT BANK TERHADAP NASABAH (Studi Kasus di Bank Rakyat Indonesia (Persero) Cabang Solo Kartasura)

BAB I PENDAHULUAN. membayar royalti dalam jumlah tertentu dan untuk jangka waktu tertentu.

KONTRAK KERJA KONSTRUKSI

BAB I PENDAHULUAN. memulai usaha dari nol, karena telah ada sistem yang terpadu dalam. berminat untuk melakukan usaha waralaba.

TINJAUAN YURIDIS TERHADAP PERJANJIAN ANTARA PERUSAHAAN DAERAH AIR MINUM DENGAN PELANGGAN AIR MINUM DI KABUPATEN SRAGEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan ekonomi saat ini memiliki dampak yang positif, yaitu

TINJAUAN YURIDIS HAK-HAK NASABAH PEGADAIAN DALAM HAL TERJADI PELELANGAN TERHADAP BARANG JAMINAN (Studi Kasus Di Perum Pegadaian Cabang Klaten)

PELAKSANAAN PERJANJIAN KERJA KARYAWAN MENURUT UNDANG-UNDANG N0. 13 TAHUN 2003 DI PT. BATIK DANAR HADI SOLO

BAB I PENDAHULUAN. diiringi pembangunan disegala bidang yang meliputi aspek ekonomi, politik,

BAB 1 PENDAHULUAN. waralaba dalam bahasa inggris disebut franchise,adalah pemberian hak oleh

BAB I PENDAHULUAN. berproduksi. Tapi dalam kenyataannya daya beli masyarakat belum bisa sesuai

BAB I PENDAHULUAN. dan makmur berdasarkan Pancasila di dalam wadah Negara Kesatuan. tujuan dri pembangunan itu sendiri. Dalam dunia usaha yang selalu

PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA BERDASARKAN PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 42 TAHUN 2007 TENTANG WARALABA DI SURAKARTA

PELAKSANAAN PERJANJIAN PENERBITAN KARTU KREDIT DI PT BNI (PERSERO) SURAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. Namun demikian perjanjian kredit ini perlu mendapat perhatian khusus dari

PERANAN NOTARIS DALAM PENDIRIAN PERSEROAN TERBATAS. (Studi di Kantor Notaris Sukoharjo) S K R I P S I

TANGGUNG JAWAB PT. POS INDONESIA (PERSERO) TERHADAP PENGIRIMAN PAKET POS DI SUKOHARJO

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional bertujuan untuk mewujudkan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. seperti: investasi dalam pembelian ternak, pembelian tanah pertanian, atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Munculnya berbagai lembaga pembiayaan dewasa ini turut memacu

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP DESAIN DAN HAK CIPTA PADA KAIN PRODUKSI PT ISKANDARTEX SURAKARTA

PELAKSANAAN PEMBERIAN SANTUNAN DALAM KECELAKAAN LALU LINTAS PADA PT, JASA RAHARJA (PERSERO) CABANG PEKALONGAN SKRIPSI

PENYELESAIAN SENGKETA PERJANJIAN SEWA MENYEWA RUMAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan dunia otomotif di Indonesia dari tahun-ketahun

BAB I PENDAHULUAN. itu tidaklah mudah. Salah satu alternatif yang di ambil guna mencukupi

KREDIT TANPA JAMINAN

BAB I PENDAHULUAN. makmur berdasaarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945, maka

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. oleh sektor hukum, yakni dilandasi dengan keluarnya peraturan perundangundangan

BAB I PENDAHULUAN. bisnis sering diartikan sebagai keseluruhan kegiatan usaha yang dijalankan

Disusun oleh: INDRIANTO HERIBOWO C

PELAKSANAAN PERJANJIAN WARALABA (FRANCHISE AGREEMENT) DI BIDANG PENDIDIKAN (STUDI DI LEMBAGA BIMBINGAN BELAJAR

PELAKSANAAN NOVASI SEBAGAI UPAYA PENYELESAIAN KREDIT MACET OLEH BANK

PERAN KOPERASI UNIT DESA DALAM MEMBERIKAN KREDIT DI KALANGAN MASYARAKAT KLATEN (Studi Di KUD JUJUR Karangnongko)

BAB I. Tuhan telah menciptakan manusia yang terdiri dari dua jenis yang berbedabeda

PERLINDUNGAN HUKUM INVESTOR DALAM TRANSAKSI PADA DERIVATIVES MARKET DI ASIA TRADE POIN FUTURE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. ini, semakin meningkat pula kebutuhan hidupnya. Kebutuhan manusia akan

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN WANPRESTASI ATAS DI PD BPR BANK BOYOLALI

BAB I. mobil baru dengan banyak fasilitas dan kemudahan banyak diminati oleh. merek, pembeli harus memesan lebih dahulu ( indent ).

BAB I PENDAHULUAN. seorang laki-laki, ada daya saling menarik satu sama lain untuk hidup

II. TINJAUAN PUSTAKA. Istilah franchise dalam Bahasa Prancis memiliki arti kebebasan atau freedom.

BAB I PENDAHULUAN. dengan segala macam kebutuhan. Dalam menghadapi kebutuhan ini, sifat

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat dalam kehidupan sosialnya senantiasa akan melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Pengertian Hak Cipta menurut Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 8

TINJAUAN TENTANG PENYELESAIAN KLAIM DALAM ASURANSI JIWA PADA PT. ASURANSI WANA ARTHA LIFE SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. surakarta, kamis 15 september 2016, pukul 19:30

BAB I PENDAHULUAN. harta warisan, kekayaan, tanah, negara, 2) Perebutan tahta, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. maju dan berkembang dengan pesatnya. Pertumbuhan internet yang dimulai

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. Negara Hukum. Secara substansial, sebutan Negara Hukum lebih tepat

BAB I PENDAHULUAN. transportasi merupakan salah satu jenis kegiatan pengangkutan. Dalam. membawa atau mengirimkan. Sedangkan pengangkutan dalam kamus

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia pada dewasa ini telah dikenal usaha franchise di berbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. berwujud perjanjian secara tertulis (kontrak). berjanji untuk melakukan suatu hal. 1

BAB I PENDAHULUAN. Proses pembangunan sumber daya manusia Indonesia yang saat ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pembangunan ekonomi Indonesia tidak bisa lepas dari dasar falsafah

PERANAN SIDIK JARI DALAM PROSES PENYIDIKAN SEBAGAI SALAH SATU ALAT BUKTI UNTUK MENGUNGKAP SUATU TINDAK PIDANA. (Studi Kasus di Polres Sukoharjo)

BAB I PENDAHULUAN. signigfikan terhadap sistem ekonomi global dewasa ini. Teknologi telah

BAB I PENDAHULUAN. segala kebutuhannya tersebut, bank mempunyai fungsi yang beragam dalam

SKRIPSI. iyah Surakarta. Oleh : NIM

A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tahun 2007 tentang waralaba (selanjutnya disebut PP No. 42 Tahun 2007) dalam

SKRIPSI. Disusun Oleh : SEPTIAN DWI SAPUTRA C

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembangunan nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. di atas selanjutnya akan diatur dalam Peraturan Pemerintah.

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan Pancasila dan Undang-undang Dasar Guna mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. BBM merupakan kebutuhan pokok bagi masyarakat Desa. maupun Kota baik sebagai rumah tangga maupun sebagai pengusaha,

BAB I PENDAHULUAN. sedang giat-giatnya melakukan pembangunan di bidang ekonomi, di antaranya

BAB I PENDAHULUAN. orang bisa memiliki mobil sebagai barang milik pribadi. Rental mobil (persewaan mobil) yang dapat membantu seseorang yang tidak

BAB I PENDAHULUAN. mengubah perilaku masyarakat dan peradaban manusia secara global yang. sosial secara signifikan berlangsung semakin cepat.

BAB I PENDAHULUAN. sangat vital dalam kehidupan masyarakat, hal ini didasari beberapa faktor

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PROSES JUAL BELI PERUMAHAN SECARA KREDIT

BAB I PENDAHULUAN. yang sama dan apabila diperlukan bisa dibebani dengan bunga. Karena dengan

BAB I PENDAHULUAN. memberikan dampak yang baik secara pribadi maupun terhadap orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. dalam waktu yang sama menuntut kewajiban ditunaikan. Hubungan hak dan

TINJAUAN TENTANG PEMAKAIAN MEREK DAGANG DALAM HUBUNGANNYA DENGAN PELAKSANAAN PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PERSAINGAN MELAWAN HUKUM DI PT

Fendhi Harsinto Aji NIM : C

BAB I PENDAHULUAN. semua warga negara bersama kedudukannya di dalam hukum dan. peradilan pidana di Indonesia. Sebelum Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1981

PERAN DINAS PERINDUSTRIAN DAN PERDAGANGAN DALAM RANGKA PELAKSANAAN HAK KEKAYAAN INTELEKTUAL UNTUK MELINDUNGI INDUSTRI KECIL DI KABUPATEN PATI

TINJAUAN MENGENAI ASPEK HUKUM PEMBAGIAN HARTA WARISAN MENURUT KUHPERDATA (Studi Kasus Di Pengadilan Negeri Jepara)

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) (Studi Tentang Perlindungan Hukum Bagi Karyawan)

BAB I PENDAHULUAN. asasi tenaga kerja dalam Undang-Undang yang tegas memberikan. bahkan sampai akhirnya terjadi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK).

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2006), hal. 51. Grafindo Persada, 2004), hal. 18. Tahun TLN No. 3790, Pasal 1 angka 2.

BAB I PENDAHULUAN. maupun waktu dalam menjalin bekerja sama. Transaksi-transaksi perdagangan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Pada era globalisasi yang serba canggih ini, perkembangan dan pertumbuhan ekonomi masyarakat dunia mengalami perubahan yang sangat dahsyat yaitu semakin meningkat, dinamis dan sangat prospektif dan penuh dengan persaingan tidak mengenal batas-batas wilayah dan negara. Bisnis antar daerah yang satu dengan yang lain mempunyai aksesibilitas yang mudah terjangkau bahkan antar negara sekalipun. Waralaba yang berasal dari kata wara yang berarti lebih dan laba yang berarti untung sehingga secara harfiah waralaba dapat diartikan sebagai usaha yang memberikan keuntungan lebih. 1 Dalam peraturan Pemerintah RI No.16 Tahun1997 tanggal 18 Juni 1997 tentang waralaba dikatakan bahwa 2 : Waralaba adalah perikatan dimana salah satu pihak diberikan hak untuk memanfaatkan dan atau menggunakan hak atas kekayaan intelektual atau penemuan atau ciri khas usaha yang dimiliki pihak lain dengan suatu imbalan berdasarkan persyaratan dan atau penjualan barang dan atau jasa (Pasal 1 angka 1). Salah satu kegiatan ekonomi khususnya di bidang perdagangan yang saat ini sedang mendapat perhatian khusus dari pemerintah, bahkan sedang berkembang pesat adalah bisnis dengan sistem waralaba. Bisnis dengan sistem waralaba pada dasarnya adalah sebuah metode pendistribusian barang dan jasa kepada 1 https://fitrishaadr.wordpress.com/2012/12/30/pengertian-bisnis-waralaba-atau-usaha-franchise/ diunduh pada hari Selasa, tanggal 17 Februari 2015 pukul 18.45 2 Wijaya Gunawan,2002, Lisensi atau Waralaba, Jakarta : Raja Grafindo Persada, Hal. 20 1

masyarakat konsumen. 3 Selanjutnya lisensi adalah izin yang diberikan pemilik merek terdaftar kepada pihak lain melalui suatu perjanjian berdasarkan pada pemberian hak (bukan pengalihan hak) untuk menggunakan Merek tersebut, baik untuk seluruh atau sebagian jenis barang dan atau jasa yang didaftarkan dalam jangka waktu tertentu dan syarat tertentu. 4 Sebagaimana halnya pemberian lisensi, waralaba inipun sesungguhnya mengandalkan pada kemampuan mitra usaha dalam mengembangkan dan menjalankan kegiatan usaha waralabanya melalui tatacara, proses serta suatu code of conduct dan sistem yang ditentukan oleh pengusaha pemberi waralaba. 5 Pemberi waralaba dan penerima waralaba akan memasuki sebuah hubungan jangka panjang untuk mencapai tingkat kesuksesan bisnis secara luas. Sebelum menjalankan sebuah bisnis waralaba, harus mempelajari perjanjian waralaba terlebih dahulu. Perjanjian waralaba ini berisi perjanjian dan aturan main antara pemberi waralaba dan penerima waralaba. Jadi, sangat besar andilnya bagi kelangsungan nasib bisnis selanjutnya. Perjanjian waralaba menjadi dokumen resmi yang dapat mengamankan bisnis penerima waralaba dan pemberi waralaba. Mengingat bahwa waralaba merupakan suatu perjanjian, terdapat hal-hal yang disepakati di dalam perjanjian tersebut sekaligus merupakan objek hukumnya. Objek hukum tersebut bagi para pihak merupakan hak-hak dan kewajibankewajiban yang dapat dituntut atau yang harus dilaksanakan oleh para pihak sebagai subjek perjanjian. 3 Moch Basarah,2008,Bisnis Franchise dan Aspek-Aspek Hukumnya,Bandung : Citra Aditya Bakti, Hal. 2 4 Wijaya Gunawan, Op. Cit, Hal. 12 5 Ibid, Hal. 5 2

Yang berwenang membuat perjanjian waralaba dengan segala aturan permainan bisnis adalah pemberi waralaba. Selanjutnya, perjanjian waralaba ini ditandatangani oleh pemberi waralaba dan penerima waralaba sebagai bukti adanya kerja sama diantara keduanya. Setelah perjanjian ditandatangani oleh kedua belah pihak, bisnis waralaba ini baru bisa dijalankan. Perjanjian ini akan menjadikan pegangan bagi kedua belah pihak karena memuat hak dan kewajiban yang harus dipenuhi tanpa adanya perjanjian, sebuah waralaba tidak bisa dilakukan. 6 Hubungan antara pemberi waralaba dan penerima waralaba merupakan suatu hubungan timbal balik. Pada satu sisi, pemberi waralaba memberi bantuan kepada penerima waralaba dan disisi lain penerima waralaba memberi royalty kepada pemberi waralaba sehingga kedua-duanya saling bekerja sama dalam meningkatkan pemasaran produknya di tengah masyarakat dengan melalui tata cara yang ditentukan oleh pemberi waralaba. Dengan bantuan modal dari Penerima Waralaba yang juga ikut menanggung resiko, dan mempunyai dedikasi tinggi, maka pertumbuhan perusahaan dapat berjalan dengan lancar dan ringan. 7 Tumbuh kembangnya waralaba lokal berawal pada tahun 1990-an, pada saat itu waralaba berkembang dengan pesat. Pada tahun 1997, kepastian hukum akan formal waralaba di Indonesia dimulai pada tanggal 19 Juni 1997, yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah RI No.16 Tahun 1997 tentang Waralaba. Dengan adanya kepastian hukum untuk berusaha dengan format bisnis waralaba 6 Eka An aqimudin,2010,solusi Bila Terjadi Kasus Bisnis,Jakarta: Raih Asa Sukses, Hal. 34 7 Joseph Manchuso dan Donald Boroian,1995,Pedoman Membeli dan Mengelola Franchise, Jakarta: Delapatrasa, Hal. 17 3

jauh lebih baik dari sebelum tahun 1997. Hal ini terlihat semakin banyaknya payung hukum yang dapat melindungi bisnis tersebut. Sistem bisnis waralaba bisa dilakukan dengan berbagai hal, yaitu bidang barang dan bidang jasa. Misalkan saja Bimbingan Belajar Smartgama yang bisnis waralabanya dalam bentuk bidang jasa. Smartgama adalah suatu Lembaga Bimbingan Belajar yang berkantor pusat dikota Surakarta yang didirikan sejak 29 Mei 2009 dan kini telah memiliki lebih dari 40 Kantor Cabang yang tersebar di seluruh kota yang ada di Indonesia. Lembaga Bimbingan Belajar Smartgama bergelut pada bidang pendidikan yang berfungsi sebagai wadah berhimpunannya angota masyarakat pendidikan yang memiliki persamaan kehendak dalam mencerdaskan kehidupan bangsa. Lembaga Bimbingan Belajar Smartgama menggunakan metode Brilliant solution, anak didik Lembaga Pendidikan Smartgama akan dilatih untuk dapat mengerjakan denagn cerdas atau dengan pola pemikiran yang sangat sederhana. Dalam penelitian ini, peneliti lebih menekankan untuk mengkaji perjanjian waralaba khususnya usaha waralaba lokal di Surakarta tepatnya di Bimbingan Belajar Smartgama. Usaha yang berkembang di bidang pendidikan. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik untuk mengkaji lebih dalam dengan melakukan penelitian untuk penulisan skripsi yang berjudul IMPLEMENTASI PERJANJIAN WARALABA BISNIS LOKAL DALAM BIDANG PENDIDIKAN (STUDI PADA BIMBEL SMARTGAMA SURAKARTA) 4

2. Perumusan Masalah Perumusan masalah dalam suatu penelitian penting dilakukan oleh seorang peneliti, sebab dengan adanya rumusan masalah akan memudahkan peneliti untuk melakukan pembahasan searah dengan tujuan yang ditetapkan. Adapun perumusan masalah dalam penelitian itu yaitu sebagai berikut: 1. Bagaimana bentuk dan isi dari perjanjian waralaba di Lembaga Bimbingan Belajar Smartgama? 2. Bagaimana pelaksanaan dari perjanjian waralaba di Lembaga Bimbingan Belajar Smartgama? 3. Apa saja kendala-kendala yang timbul dalam proses pelaksanaan perjanjian waralaba di Lembaga Bimbingan Belajar Smartgama? 3. Tujuan penelitian Penelitian ini mempunyai tiga tujuan, yaitu: 1. Untuk mengetahui bentuk dan isi perjanjian waralaba pada Lembaga Bimbingan Belajar Smartgama. 2. Untuk mengetahui pelaksanaan perjanjian waralaba pada Lembaga Bimbingan Belajar Smartgama. 3. Untuk mengetahui kendala-kendala yang timbul dalam pelaksanaan perjanjian waralaba di Lembaga Bimbingan Belajar Smartgama. 4. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang penulis lakukan ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut: 1. Manfaat Teoritis 5

a. Hasil penelitian ini diharapkam sebagai tambahan khasanah dalam ilmu pengetahuan tentang hukum. Khususnya dalam proses perjanjian waralaba yang ada di Indonesia. b. Memberikan sumbangan pemikiran dan suatu gambaran terhadap perjanjian waralaba. 2. Manfaat praktis a. Sebagai pengetahuan dibidang hukum mengenai berbagai jenis hubungan hukum maupun klausula yang dapat dipilih untuk melaksanakan perikatan waralaba ini. b. Dapat memberikan sumbangan pemikiran bagi pelaku bisnis usaha waralaba dalam menjalalankan bisnis usaha yang telah dipilih agar memiliki pertimbangan usaha. 5. Metode Penelitian 1. Metode pendekatan Metode penelitian berfungsi sebagai alat atau cara untuk pedoman untuk melakukan penelitian, sedangkan penelitian adalah suatu cara yang didasarkan pada sistematika dan pemikiran tertentu yang bertujuan untuk memecahkan suatu masalah yang bersifat ilmiah. 8 Metode pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan pendekatan yuridis empiris yakni suatu penelitian yang didasarkan pada suatu ketentuan hukum (peraturan yang berlaku) dengan fenomena atau kenyataan yang 8 Khudzaifah Dimyati dan Kelik Wardiono,2008, Metode Penelitian hokum (buku pegangan kuliah),surakarta : Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta, Hal. 3 6

terjadi di lapangan serta dalam prakteknya sesuai dengan yang terjadi sebenarnya. 9 2. Jenis penelitian Jenis penelitian dalam penulis ini adalah penelitian deskriptif, dimana dimaksutkan untuk memberikan data yang seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala-gejala lainnya. Apabila pengetahuan tentang suatu masalah sudah cukup, maka sebaiknya dilakukan penelitian menyeluruh yang dimaksudkan untuk menguji hipotesa-hipotesa tertentu. 10 3. Lokasi Penelitian Untuk mempermudah pengumpulan data yang sesuai dengan permasalahanya penulis teliti,maka penulis melakukan penelitian di Bimbingan Belajar Smartgama Surakarta. Penulis memilih lokasi tersebut dikarenakan lokasi penelitian tidaklah jauh dari tempat tinggal penulis, sehingga diharapkan berdasarkan hal ini dapat lebih memperlancar penulis dalam melakukan penelitian. 4. Sumber Data a. Sumber data primer Dalam penulisan ini mengunakan data primer ialah data yang asli yang diperoleh tangan pertama, dari sumber asalnya yang pertama belum diolah dan diuraikan oranglain. Termasuk sebagai data primer, yaitu buku-buku atau 9 Hadari Nawawi,1991,Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta : UGM Press, Hal. 11 10 Soerjono Soekanto,2007, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta :UI Press, Hal.10 7

dokumentasi yang diperoleh penelitian di lapangan, walaupun sifatnya merupakan data sekunder. 11 b. Sumber data sekunder Data sekunder antara lain mencakup dokumen-dokumen resmi,bukubuku,hasil penelitian yang berwujud laporan,buku harian dan seterusnya. 12 5. Metode pengumpulan data Dalam mencari dan menumpulkan data yang diperlukan di fokuskan pada pokok-pokok permasalahan yang ada yaitu tentang pelaksanaan perjanjian usaha waralaba antara pihak. Dalam pengumpulan data ini, penulis menggunakan pengumpulan data yaitu: a. Wawancara (interview) Wawancara adalah Tanya jawab dalam komunikasi verbal (berhubungan dengan lisan), bertatap muka diantara pewancara dengan para informa atau responden yang menjadi interview yaitu para anggota masyarakat yang diwawancarai. Tetapi hanya ketua Bimbelnya saja yang akan di wawancarai. Disini penulis menggunakan wawancara semi terstruktur untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka. b. Studi kepustakaan Merupakan metode pengumpulan data dengan cara mengumpulkan bahanbahan bacaan, termasuk peraturan perundang-undangan, dokumen-dokumen yang ada kaitannya dengan masalah diatas. Cara ini dimaksud untuk mencari konsepkonsep, teori-teori, atau pendapat yang berhubungan dengan pokok permasalahan. 11 Hilman Hadikusuma, 1995, Metode Pembuatan Kertas Kerja atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung :Mandar Maju, Hal.65 12 Soerjono Soekanto, 1986, Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta : UI Press, Hal.12 8

6. Metode Analisis Data Setelah data yang diperoleh dan diperlukan telah berkumpul semuanya, maka tindak selanjutnya adalah memberikan analisis terhadap data tersebut. Adapun metode analisis data yang dilakukan oleh penulis dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif kualitatif. Metode analisis deskriptif kualitatif yakni metode yang dilakukan dengan cara yakni data yang diperoleh disusun secara sistematis. Kemudian dari data tersebut lalu disimpulkan sehingga dapat diperoleh gambaran yang baik, jelas dan dapat memberikan data seteliti mungkin mengenai obyek penelitian yang diteliti. 6. Sistematika Penulisan Untuk memudahkan, memahami dan mengetahui isi yang terkandung dalam skripsi ini, maka diperlukan sistematika penulisan. Dimana sistematika penulisan skripsi ini meliputi: BAB I Latar Belakang Masalah, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Metode Penelitian, Sistematika Penulisan BAB II Tinjauan Pustaka. Bab ini membahas tentang Pengertian Perjanjian, Asas-asas dalam hokum Perjanjian, Syarat Sahnya Perjanjian, Subyek dan Obyek Perjanjian, Saat Lahirnya Perjanjian, Berakhirnya Perjanjian, Pengertian Waralaba, Jenis-jenis waralaba dalam Bisnis, Dasar Hukum Perjanjian Waralaba, Ruang Lingkup Perjanjian Waralaba, Bentuk perjanjian Waralaba, Subyek dan Obyek Waralaba, Hak dan Kewajiban Para pihak Waralaba, Hapusnya perjanjian waralaba. BAB III Hasil Penelitian Dan Pembahasan. Bab ini menguraikan dengan jelas tentang: Bentuk dan Isi Perjanjian Waralaba di Lembaga Bimbingan Belajar 9

Smartgama ; Pelaksanaan Perjanjian Waralaba di Lembaga Bimbingan Belajar Smartgama ; Kendala-kendala yang timbul dalam perjanjian waralaba Lembaga Bimbingan Belajar Smartgama. BAB IV Bab ini berisikan kesimpulan dan saran yang berguna untuk menyempurnakan penelitian di masa mendatang. 10