BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk menguji mekanisme corporate governance

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN PENDAHULUAN. sehubungan dengan semakin gencarnya publikasi tentang kecurangan (fraud)

Proseding Seminar Bisnis & Teknologi ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. pertanggungjawaban kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan laporan

BAB I PENDAHULUAN. dari kinerja suatu perusahaan selama periode tertentu. Laporan keuangan ini

BAB 1 PENDAHULUAN. Teori kontrakting atau bisa disebut juga teori keagenan (agency

BAB I PENDAHULUAN. Pada setiap perusahaan, laporan keuangan adalah suatu bentuk

I. PENDAHULUAN. menilai kinerja perusahaan dalam proses pengambilan keputusan. Laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. dan manipulasi semua jenis informasi keuangan. Bahkan saat ini banyak. earnings restatements dan manipulasi earnings oleh

BAB I PENDAHULUAN. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti pengaruh dari komponen corporate

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Laporan keuangan merupakan ringkasan dari suatu proses

BAB I PENDAHULUAN. kepentingan antara pemegang saham (principal) dengan manajemen sebagai agen.

BAB 1 PENDAHULUAN. menentukan arah kinerja perusahaan. Pada awalnya corporate governance lahir

BAB I PENDAHULUAN. Perhatian dunia terhadap Good Corporate Governance (GCG) mulai. yang dilakukan oleh Asian Development Bank (ADB) menyimpulkan

BAB I PENDAHULUAN. kasus laporan keuangan yang tidak disajikan secara wajar. Salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang telah go public dan terdaftar dalam Bursa Efek Indonesia wajib

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan hilangnya kepercayaan publik dan investor untuk berinvestasi

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan dari suatu perusahaan adalah mensejahterahkan kepentingan

BAB I PENDAHULUAN. Adanya krisis keuangan di Indonesia pada akhir tahun 2008 salah satunya

BAB I PENDAHULUAN. kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) dalam perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi adalah proses pengidentifikasian, pengukuran, untuk penilaian (judgement) dan pengambilan keputusan oleh pemakai

BAB I PENDAHULUAN. Corporate governance merupakan suatu sistem yang mengatur dan

BAB I PENDAHULUAN. mencurahkan perhatian terhadap CG. Skandal-skandal korporasi tersebut

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan penting pendirian suatu perusahaan adalah untuk. meningkatkan kesejahteraan pemiliknya atau pemegang saham, atau

BAB I PENDAHULUAN. Akuntansi disebut juga aktivitas jasa yang mempunyai fungsi untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Didirikannya sebuah perusahaan memiliki tujuan yang jelas yang terdiri dari:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manajemen adalah dengan melakukan pengaturan laba.

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting bagi pengukuran dan penilaian kinerja sebuah

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan. Laporan keuangan merupakan alat utama bagi para manajer untuk

BAB I PENDAHULUAN. Good Corporate Governance (GCG) di berbagai sektor saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang sebenarnya. Oleh karena itu laporan keuangan menjadi perhatian

BAB I PENDAHULUAN. semakin maju membuat para pelaku ekonomi semakin mudah dalam mendapatkan

BAB I PENDAHULUAN. eksternal untuk menilai kinerja perusahaan. Laporan keuangan harus

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan selama satu periode akuntansi (Kasmir, 2011). Adanya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengungkapan informasi secara terbuka mengenai perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. tanggal 19 Oktober Pada saat itu pengaruh financial perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Sedangkan laporan keuangan penting bagi para pihak eksternal

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Statement of Financial Accounting Concepts (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. pada manajemen menjadi lebih besar sehingga menimbulkan konflik. pembentukan komite audit. Sesuai dengan peraturan BAPEPAM, Kep-

BAB I PENDAHULUAN. sebagai suatu instrumen hutang yang ditawarkan penerbit (issuer) atau yang

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan merupakan proses akhir dalam proses akuntansi yang

BAB I PENDAHULUAN. posisi tiga terbawah dalam menerapkan Good Corporate Governance di Asia,

BAB I PENDAHULUAN. pihak eksternal (pemegang saham, investor, pemerintah, kreditur, dan lain

BAB I PENDAHULUAN. suatu pencerminan dari suatu kondisi perusahaan, karena di dalam laporan

BAB I PENDAHULUAN. pihak-pihak yang berkepentingan yaitu kepada para stakeholder, laporan

BAB I PENDAHULUAN. informasi yang memadai diberikan oleh perusahaan karena mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan publik atau perusahaan terbuka adalah perusahaan yang sebagian atau

BAB I PENDAHULUAN. pendanaan. Oleh karena itu, perusahaan-perusahaan di Indonesia dewasa ini mulai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK) No.1 (2012) laporan keuangan

BAB I PENDAHULUAN. return atas investasinya dengan benar. Corporate governance dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Saham adalah suatu nilai dalam berbagai instrumen finansial yang mengacu

Peran Praktek Corporate Governance Sebagai Moderating Variable dari Pengaruh Earnings Management Terhadap Nilai Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. yang bekerja untuk mencapai tujuan. Tujuan utama perusahaan adalah

BAB I PENDAHULUAN. Semakin pesatnya perkembangan pasar modal di Indonesia pada masa

BAB I PENDAHULUAN. adalah laporan keuangan. Laporan keuangan selain merupakan media

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia di era sekarang ini, keadaan ekonomi selalu mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dibutuhkan oleh para investor dan pengguna eksternal lainnya (Gati, 2015). Namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Kehidupan ekonomi masyarakat pada era saat ini tidak terlepas dari dunia

BAB I PENDAHULUAN. keuangan kepada pihak-pihak di luar korporasi. Dalam penyusunan laporan

BAB I PENDAHULUAN. kegagalan penerapan Good Corporate Governance (Daniri, 2005). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (principal) dan manajemen (agent). Kondisi ini menimbulkan potensi terjadinya

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan terhadap good corporate governance semakin meningkat. Banyak. dikarenakan lemahnya corporate governance (Wardhani, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi lainnya sangat diperlukan oleh organisasi badan usaha. Salah satu tujuan

BAB 1 PENDAHULUAN. Corporate governance telah menjadi topik bahasan utama dalam. bisnis global seiring dengan meningkatnya kompleksitas dan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. keuangan maupun nonkeuangan. Bank Indonesia menjelaskan bahwa fungsi

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan bagi Manajer maupun Stakeholder. Sehingga pada

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh good corporate governance,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Masalah keuangan merupakan salah satu masalah yang sangat vital bagi

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal Indonesia merupakan salah satu wadah berinvestasi yang baru

BAB I PENDAHULUAN. keuangan juga harus memenuhi karakteristik kualitatif sehingga laporan keuangan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengambilan keputusan perusahaan (Yustini dan Cholis, 2012).

PENGARUH CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP MANAJEMEN LABA PADA PERUSAHAAN PERBANKAN YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan keuntungan para pemilik (principal) dan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kinerja keuangan perusahaan merupakan hasil dari banyak keputusan yang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dipengaruhi oleh suatu kerangka tata kelola (corporate governance

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik. Penerapan corporate governance dalam dunia usaha merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kinerja seseoarang dalam suatu bidang pekerjaan banyak ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas kerja serta mengurangi penyimpangan

BAB I PENDAHULUAN UKDW. jangka panjang, memprediksi laba, dan menaksir risiko dalam investasi atau

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat bersaing guna mempertahankan efisiensi dan kelangsungan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh peluang pasar yang ada. Selain bersaing dengan perusahaan lokal

BAB I PENDAHULUAN. manajemen dan menjamin akuntanbilitas manajemen terhadap stakeholder

BAB I PENDAHULUAN. Laporan keuangan (financial statement) merupakan sumber informasi

BAB I PENDAHULUAN. berintegritas. Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 2,

BAB I PENDAHULUAN. digambarkan perusahaan melalui laporan keuangan. Di Indonesia, laporan

BAB I PENDAHULUAN. 2011). Upaya manajer perusahaan untuk mempengaruhi informasi-informasi

BAB I PENDAHULUAN. informasi laporan yang andal dan dapat dipercaya sebagai dasar untuk

BAB I PENDAHULUAN. Suatu perusahaan menyusun dan menerbitkan laporan keuangan untuk

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan. Manajer diharapkan menggunakan resources yang ada sematamata

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Statement of Financial Accounting Concept (SFAC) No. 1,

BAB I PENDAHULUAN. Investasi di pasar bursa indonesia sampai pada saat ini telah

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini laporan keuangan telah menjadi isu sentral, sebagai sumber

BAB 1 PENDAHULUAN. Penghasilan Komprehensif Lain (PSAK 1 Revisi 2013, p. 80A). Pentingnya

BAB I PENDAHULUAN. melaksanakan fungsi pertanggungjawaban dalam organisasi. Tujuan laporan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dalam penelitian ini, manajemen laba diukur dengan pendekatan akrual dan

BAB I PENDAHULUAN. laba. Sehingga informasi yang tepat sangat berpengaruh dalam menentukan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian ini bertujuan untuk menguji mekanisme corporate governance (kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham manajerial, ukuran dewan komisari dan efektifitas komite audit) terhadap pemilihan audit eksternal perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia selama tahun penelitian serta dalam penelitian juga melakukan studi komparatif mengenai mekanisme corporate governance terhadap pemilihan auditor eksternal antara industri keuangan dengan industri non-keuangan yang listing di BEI. Mengikuti penelitian yang sebelumnya oleh Lin and Liu (2009) yang menunjukkan bahwa auditor besar lebih mampu menyakinkan investor dalam penawaran perdana dalam kegiatan berinvestasi. Selain itu menurunnya mekanisme corporate governance perusahaan akan lebih cenderung menolak untuk memilih auditor yang berkualitas tinggi. Hasil penelitian Markali dan Rudiawardani (2012) menunjukkan bahwa dengan adanya mekanisme corporate governance yang baik memungkinkan manajemen memilih auditor yang berkualitas untuk perusahaannya, dan begitupun sebaliknya. Ashbaugh and

2 Warfield (2003) menunjukkan hasil penelitian di pasar Jerman yaitu perusahaan lebih cenderung untuk menyewa auditor yang bereputasi ketika perusahaan memiliki kepentingan untuk kredit, pemegang saham dan pemasok dari pihak asing. Serta perusahaan yang sahamnya dimiliki oleh keluarga lebih cenderung memilih auditor yang bereputasi di Jerman. Artinya bahwa auditor memainkan peran penting dalam penerapan mekanisme corporate governance ketika perusahaan dituntut untuk memberikan informasi yang handal untuk stakeholders perusahaan. Survei Political and Economic Risk Consultancy (PERC) menempatkan Indonesia sebagai negara Asia terburuk kedua dalam sistem birokrasi. Survei itu akan menjadi cermin bagi upaya reformasi birokrasi di Indonesia. Survei PERC itu dapat mencerminkan padangan para pebisnis tentang birokrasi di Indonesia, kata Juru Bicara Wakil Presiden Boediono dalam Nugroho (2011). PERC yang bermarkas di Hong Kong meranking negara-negara di Asia dalam hal birokrasi dimana nilai 10 merupakan nilai terburuk. Urutan pertama adalah India (9,41), Indonesia (8,59), Filipina (8,37), Vietnam (8,13), China (7,93), Malaysia (6,97), Taiwan (6,60), Jepang (6,57), Korea Selatan (6,13), dan Thailand (5,53). Menurut penelitian boot-allen & Hamilton, seperti dikutip Irwan (2000), Huther and Shah (2000), dan Sri Y. Susilo (2000) Rendahnya indeks good governance di Indonesia didukung oleh hasil studi Huther dan Shah (1998) yang menyatakan bahwa Indonesia termasuk ke dalam kategori negara poor governance. Banyaknya skandal manipulasi melibatkan beberapa perusahaan besar yang dahulunya

3 mempunyai kualitas audit yang tinggi di Indonesia seperti PT. Lippo Tbk, Bank Bali dan PT. Kimia Farina, Tbk yang melibatkan pihak eksternal maupun internal perusahaan untuk melakukan manipulasi pelaporan keuangan (Gideon, 2005). Banyaknya kasus manipulasi yang melibatkan Chief Excekutif Officer (CEO), komisaris, komite audit, internal dan eksternal audit dalam melakukan kecurangan akuntansi akan menyebabkan menurunkan tingkat kepercayaan investor terhadap kinerja perusahaan yang sering ditandai dengan adanya penurunan harga saham perusahaan (Susiana dan Herawaty, 2007). Hal tersebut terjadi karena adanya rekayasa kinerja yang dikenal dengan istilah earning manajement yang sejalan dengan munculnya teori agensi (agensi theory) yang menekankan pentingnya pemilik perusahaan (principles) menyerahkan pengelolahan perusahaan kepada professional (agents) yang lebih mengerti dan memahami cara untuk menjalankan suatu usaha. Adanya kepentingan antara principles dan agents memunculkan adanya konflik kepentingan yang dapat menyulitkan dan menghambat perusahaan didalam mencapi kinerja yang positif guna menghasilkan nilai bagi perusahaan itu sendiri dan juga baik shareholders (Mark et al, 1998). Sektor keuangan memiliki peran yang sangat penting terhadap pertumbuhan perekonomian negara, sehingga sangat penting bagi perusahaan untuk mempunyai mekanisme corporate governance yang baik. Peran auditor eksternal dalam mekanisme corporate governance sangatlah penting yaitu sebagai pengawas dalam proses laporan keuangan perusahaan (Ashbaugh dan Warfield, 2003). Artinya bahwa dengan adanya mekanisme corporate governance dan pemilihan

4 auditor eksternal top ten berkualitas akan mengarahkan manajemen perusahaan untak mengelola keuangannya dengan baik. Adanya keberadaan dari auditor eksternal membawa pengaruh atas pengelolaan mekanisme corporate government (Lin dan Liu, 2009) sehingga penggunaan jasa auditor ekstenal untuk audit atas laporan keuangan yang di publikasi oleh perusahaan biasanya perusahaan harus mengambil trade-off dalam keputusan pemilihan auditor perusahaan mereka, yaitu untuk menyewa auditor berkualitas tinggi maka akan memiliki sinyal pemantauan audit yang efektif dan tata kelola perusahaan yang baik sehingga akan cenderung menurunkan modal dan menaikkan biaya serta memberikan keuntungan bagi pengguna informasi karena pengungkapan yang lebih transparan, atau untuk memilih auditor berkualitas rendah maka audit akan kurang efektif untuk menuai keuntungan pribadi yang diperoleh perusahaan dan kurang transparan dalam pengungkapan perusahaan dengan tata kelola mekanisme internal yang lemah cenderung memilih auditor dengan kualitas yang rendah, hal ini dilakukan agar melalui lemahnya transparansi keuangan perusahaan. Disisi lain, dengan perbaikan tata kelola perusahaan, perusahaan akan memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk menunjuk auditor yang besar dengan asumsi mereka mampu memberikan kualitas audit yang tinggi (Lin and Liu, 2009). Banyaknya kantor akuntan publik di Indonesia memungkinkan adanya kualitas audit yang berbeda karena kualitas audit merupakan faktor yang sulit diukur secara langsung. Menurut De Angelo (1981) dan Palmrose (1988) ada proksi yang

5 biasa digunakan dalam mengukur kualitas audit yaitu dengan melihat ukuran dari kantor akuntan publik yang dilihat dari tingkat pendapatan yang diperolehnya. Ada empat mekanisme corporate goverment yang sering dipakai dalam berbagai penelitian mengenai corporate goverment yang bertujuan untuk mengurangi konflik keagenan yaitu komisaris independen, efektifitas komite audit, kepemilikan institusional dan kepemilikan manajerial (Maharani (2012), Balafif (2010), Asbaugh et al (2003), dan Wardhani (2006)). Komposisi dewan komisaris merupakan salah satu karakteristik dewan yang berhubungan dengan kandungan informasi laba. Melalui perannya dalam menjalankan fungsi pengawasan, komposisi dewan dapat mempengaruhi pihak manajemen laporan keuangan sehingga dapat diperoleh suatu laporan laba yang berkualitas (Siregar, 2005). Selain dewan komisaris independen, intensitas pertemuan dewan komisaris serta ukuran dewan. Komisaris (board size) turut berperan penting dalam penerapan Corporate Goverment. Beasley (1996) dalam Yatim et al (2006) menyatakan bahwa ukuran dewan komisaris secara signifikan mempengaruhi adanya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Hasil penelitian mengindikasi bahwa semakin besar ukuran dewan komisaris maka semakin besar pula kemungkinan adanya kecurangan dalam penyajian laporan keuangan dan sebaliknya. Untuk dapat bekerja secara tepat guna dalam suatu lingkungan usaha yang kompleks, dewan komisaris harus mendelegasikan beberapa tugas mereka kepada komite perusahaan. Komite yang umumnya dibentuk adalah komite

6 kompensasi/remunerasi untuk badan eksekutif dalam perusahaan, komite nominasi dan komite audit. Berdasarkan Surat keputusan ketua BAPEPAM KEP41/PM/2003, SK. Dir. BEJ Nomor: 315/BEJ,106-2000, Keputusan Menteri BUMN Nomor: 117 Tahun 2000 dan Undang Undang BUMN Nomor: 19/2003, pembentukan komite audit merupakan suatu keharusan. Komite audit memegang peran penting dalam mendampingi dewan komisaris dalam menjalankan tugas serta mengawasi pelaksanaan tanggungjawab yang berkaitan dengan pembuatan laporan keuangan, sistem pengendalian internal, sistem manajemen resiko serta fungsi audit internal dan eksternal. Komite audit berfungsi sebagai mediator dalam berkomunikasi antar dewan direksi, akuntan publik dan internal auditor (Ikatan Komite Audit Indonesia, 2004). Lin dan Liu (2009) melakukan penelitian dalam hal mekanisme corporate governance terhadap pemilihan auditor eksternal dengan hasil penelitian menyatakan bahwa perusahaan dengan pemegang saham yang lebih besar atau CEO dan ketua dewan komisaris dengan orang yang sama maka akan kecil kemungkinan untuk menyewa 10 top auditor di China. Sehingga lemahnya perusahaan dalam memilih auditor yang berkualitas karna kurangnya manfaat yang ada dalam mekanisme corporate governance diperusahaan tersebut. Cheng (2009) melakukan penelitian mengenai pemilihan auditor yang mempengaruhi manajemen dalam tata kelola perusahaan baik secara eksternal maupun internal yang berkaitan dengan manajemen laba (studi negara China) dengan hasil bahwa auditor dengan berkualitas tinggi menyediakan mekanisme

7 corporate governance yang lebih signifikan karena adanya pengaruh demografi dan karakteristik dalam manajemen tata kelola perusahaan sehingga mempengaruhi pemilihan auditor. Dengan adanya CEO yang memiliki sertifikasi akademik dan professional maka CEO cenderung memilih auditor yang berkualitas tinggi bagi perusahaanya. Markali (2012) melakukan penelitian hubungan mekanisme corporate governance dengan pemilihan auditor pada badan usaha sektor keuangan go public. Adapun hasil penelitian menyatakan bahwa jika mekanisme internal corporate governance baik maka akan menyebabkan kecenderungan bagi perusahaan untuk memilih auditor yang berkualitas tinggi. Penelitian ini dilakukan untuk menguji mekanisme corprorate govermence yang terdiri dari ukuran kepemilikan saham institusional, ukuran kepemilikan manajerial, ukuran dewan komisaris dan efektifitas komite audit terhadap, pemilihan auditor eksternal menggunakan metode penetapan skor efektifitas komite audit yang dikembangkan oleh Hermawan dalam Maharani (2012). Proksi dalam pemilihan auditor eksternal menggunakan revenue setiap KAP di Indonesia yang diperoleh dari Pusat Pembinaan Akuntan Publik dan Jasa Penilaian (PPAJP) Departemen Keuangan Republik Indonesia, yang diranking menggunakan jumlah pendapatan Jasa profesional selama tahun pengamatan untuk masuk kedalam top ten Auditor Eksternal. Penelitian ini juga melakukuan uji komparatif antara perusahaan industri yang menerapkan mekanisme corporate governance pada industri keuangan dan non-keuangan.

8 Maharani (2012) memasukkan beberapa variabel kontrol yaitu ukuran perusahaan dan leverage. Pentingnya variabel kontrol yang dimasukkan ke dalam model penelitian ini adalah untuk memperoleh bukti empiris sejauh mana variabel kontrol tersebut dapat mempengaruhi mekanisme corporate governance terhadap pemilihan auditor eksternal. Ukuran perusahaan dapat menunjukkan seberapa besar informasi yang terdapat didalamnya, serta mencerminkan kesadaran maupun pihak internal perusahaan. Sedangkan rasio hutang terhadap modal (leverage) adalah ukuran penting untuk menunjukkan apakah perusahaan tergolong financial (Nairn et al, 2000). Kontribusi penelitian ini sangatlah penting karena dapat dijadikan sebagai perlindungan, terhadap pengguna informasi mengenai perusahaan kepada pemangku kepentingan dalam bentuk laporan tahunan sehingga tingkat keandalan yang dapat dipercaya sangat tinggi dengan cara menggunakan jasa audit yang berfungsi sebagai pengawasan serta menguji kredibilitas dari informasi akuntansi yang disediakan oleh manajemen (Asbaugh & Warfield, 2003). 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan, maka penulis merumuskan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah mekanisme corporate governance berpengaruh positif terhadap pemilihan auditor eksternal yang bereputasi? 2. Manakah yang lebih efektif penerapan mekanisme corporate governance dalam pemilihan auditor eksternal untuk perusahaan keuangan dan non

9 keuangan? Adapun mekanisme corporate governance diproksikan dalam kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham manajerial, ukuran dewan komisaris dan efektifitas komite audit. 1.3. Batasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan permasalahan penulis membatasi penelitian pada mekanisme corporate governance (kepemilikan saham institusional, kepemilikan saham manajerial, ukuran dewan komisaris dan efektifitas komite audit) dan pemilihan auditor eksternal yang bereputasi untuk industri keuangan dan nonkeuangan. 1.4. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1.4.1. Tujuan Penelitian a. Untuk menguji secara empiris pengaruh mekanisme corporate governance terhadap pemilihan audit eksternal yang bereputasi (studi empiris pada perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia) b. Untuk melakukan uji komparatif mengenai mekanisme corporate governance dan pemilihan auditor eksternal pada spesialisasi industri keuangan dan non-keuangan yang listing di Bursa Efek Indonesia. 1.4.2. Kegunaan Penelitian a. Bagi regulator, praktisi atau pemerintah yaitu memberikan bukti empiris dalam hal menambah pemahaman tentang keterkaitan corporate

10 governance serta pemilihan audit eksternal dalam membuat kebijakan yang berkaitan dengan penerapan good corporate governance dalam rangka menumbuhkan kepercayaan masyarakat bisnis sehingga memberikan kontribusi informasi yang valid yaitu berupa laporan keuangan bagi pelaku bisnis. b. Bagi perusahaan diharapkan dapat memberikan pertimbangan bagi perusahaan untuk lebih memperhatikan pelaksanaan mekanisme corporate governance dan pemilihan auditor eksternal sehingga diharapkan dapat memberi pengaruh positif terhadap kualitas laporan keuangan yang tercermin dari tingkat rekayasa yang dilakukan manajemen. Selain itu penerapan mekanisme corporate governance dan pemilihan auditor eksternal diharapkan dapat meningkatkan profesionalisme dan kesejahteraan pemegang saham tanpa mengabaikan kepentingan stakeholders. c. Bagi para peneliti dan akademisi dalam menjawab pertanyaan apakah secara empiris terdapat pengaruh mekanismes corporate governance terhadap pemilihan audit eksternal. d. Bagi perkembangan ilmu akuntansi, sebagai suatu bahan kajian dan pertimbangan bagi peneliti selanjutnya, yang tertarik untuk menelaah kualitas corporate governance yang berkaitan dengan pemilihan audit eksternal.