BAB I PENDAHULUAN. Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN A. ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KJKS CEMERLANG WELERI

BAB I PENDAHULUAN. keadilan sesama dalam persaingannya didunia ekonomi. Hal tersebut sudah

BAB I PENDAHULUAN. hal Ahmad Hasan Ridwan, Manajemen Baitul Mal Wa Tamwil, Bandung: Pustaka Setia, 2013,

BAB I PENDAHULUAN. sebagai organisasi perantara antara masyarakat yang kelebihan dana dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syariah atau yang dikenal dengan Islamic Banking, pada awalnya

BAB I PENDAHULUAN. penghubung antara pihak yang kelebihan dana dan pihak yang membutuhkan dana.

BAB I PENDAHULUAN. tabungan dan pembiayaan, Bank Syariah, Baitul Mal wat Tamwil (BMT),

BAB I PENDAHULUAN. Islam adalah agama yang universal dan komprehensif. Universal berarti

BAB I PENDAHULUAN. yang kekurangan dana yang dalam menjalankan aktivitasnya harus sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. mempercepat kemajuan ekonomi masyarakat. yang diharamkan, proyek yang menimbulkan kemudharatan bagi

BAB V PENGAWASAN KEGIATAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH 1

BAB I PENDAHULUAN. Raja Grafindo Persada, 2010, h Karim Adiwarman, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan, Jakarta:PT

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini hampir semua kegiatan perekonomian. dilakukan oleh lembaga keuangan, misalnya bank, lembaga keuangan non bank,

BAB I PENDAHULUAN. mempunyai peranan penting dalam perekonomian. Keberadaan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. Di samping itu, bank juga dikenal sebagai tempat untuk menukarkan uang,

BAB I PENDAHULUAN. Bank syariah pertama yang berdiri `di Indonesia adalah Bank Muamalat

BAB I PENDAHULUAN. konvensional. Namun, orang awam dan orang-orang mengenal bank syari ah dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pada Al Qur an dan Hadist Nabi SAW. Dengan kata lain, Bank syari ah adalah

BAB I PENDAHULUAN. 1 Subandi, Ekonomi Koperasi, (Bandung: Alfabeta, 2015), 14

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan adalah mekanisme pembagian keuntungannya. Pada bank syariah,

Created by Simpo PDF Creator Pro (unregistered version)

BAB I PENDAHULUAN. dianggap riba merupakan salah satu tantangan yang di hadapi dunia Islam

ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. menghimpun dana dari masyarakat dan menyalurkan kembali dana. tersebut ke masyarakat serta memberikan jasa bank lainnya (Kasmir,

BAB I PENDAHULUAN. (riba), serta larangan untuk berinvestasi pada usaha usaha berkategori terlarang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Kehadiran bank syariah ditengah-tengah perbankan konvensional

BAB 1 PENDAHULUAN. Semakin berkembangnya perekonomian suatu negara, semakin meningkat pula

BAB I PENDAHULUAN. menerima simpanan giro, tabungan dan deposito. Bank juga dikenal. sebagai tempat untuk meminjam uang (kredit) bagi masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan kelembagaan perbankan syariah di Indonesia mengalami

BAB I PENDAHULUAN. dengan perkembangan perdagangan. Bila ditelusuri asal mula timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. Islam, seperti perbankan, reksadana, dan takaful. 1. Banking System, atau sistem perbankan ganda, di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. dengan tingkat modal yang mencukupi, sehingga untuk menambah modal tersebut

BAB I BAB V PENUTUP PENDAHULUAN. Bab ini merupakan bab penutup yang berisi. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia, banyak pula bermunculan lembaga-lembaga keuangan sejenis

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Menurut Undang-undang No. 10 tahun 1998 tentang perubahan atas

BAB I PENDAHULUAN. dengan negara Indonesia ini. Sistem keuangan negara Indonesia sendiri terdiri

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan salah satu urat nadi perekonomian sebuah

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia. Masyarakat mulai mengenal dengan apa yang disebut

BAB I PENDAHULUAN. dana. Hal ini sesuai dengan fungsi lembaga keuangan itu sendiri. 1

BAB I PENDAHULUAN. Prinsip syariah adalah prinsip hukum Islam dalam kegiatan perbankan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai 250 miliar dollar AS, tumbuh rata-rata lebih dari 15 persen per

I. PENDAHULUAN. pendapat dikalangan Islam sendiri mengenai apakah bunga yang dipungut oleh

BAB I PENDAHULUAN. syariah prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip

BAB I PENDAHULUAN. dengan metode pendekatan syariah Islam yang dapat menjadi alternatif bagi masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. nasional Indonesia menganut dual banking system yaitu, sistem perbankan. konvensional menggunakan bunga (interest) sebagai landasan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjauan Terhadap Obyek Studi Gambaran Umum Bank BNI dan Unit Usaha Syariah

BAB IV PEMBAHASAN. 1. Pembukaan Simpanan Berjangka (SIJANGKA)

BAB I PENDAHULUAN. Sistem perbankan di Indonesia didominasi oleh sistem bunga. Hampir semua

BAB I PENDAHULUAN. perbankan di Indonesia secara umum. Sistem perbankan syariah juga diatur dalam Undang-

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkannya. Bank juga dikenal sebagai lembaga keuangan. yang kegiatan utamanya menerima simpanan giro, tabungan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. keuangan atau biasa disebut financial intermediary. Sebagai lembaga keuangan,

BAB I PENDAHULUAN. melalui jasa kredit yang sangat dibutuhkan masyarakat dalam menjalankan

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha atau institusi yang kekayaannya terutama dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN. agama serta etika dalam bermuamalah, yang memberikan nilai keuntungan

BAB I PENDAHULUAN. bidang perbankan merupakan salah satu bidang yang mendapat perhatian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. berdasarkan prinsip syariah yang dalam kegiatannya tidak memberikan. jasa dalam lalu lintas pembayaran. 1

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Perbankan di Indonesia yang diatur dalam Undang-undang

BABl PENDAHULUAN. Lembaga keuangan syariah lahir sebagai akibat adanya rasa

BAB I PENDAHULUAN. penyimpanan uang maupun penyaluran dana yang tidak dikenakan bunga

BAB I PENDAHULUAN. ditandai dengan meningkatnya pendapatan ekonomi masyarakat membuat rasa

BAB I PENDAHULUAN. akan sistem operasionalnya, telah menunjukkan angka kemajuan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai aktivitas keuangan. Aktivitas keuangan yang. bank tidak hanya terbatas pada penyimpanan dana dan penyaluran

BAB I PENDAHULUAN. pedoman dalam melakukan praktek akuntansi dimana uraian materi di. yang dalam penyusunannya melibatkan sekumpulan orang dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. Perbankan syari ah dalam peristilahan internasional dikenal sebagai Islamic

BAB I PENDAHULUAN. lembaga perbankan syariah pada tahun Salah satu uji coba yang cukup

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai financial

BAB I PENDAHULUAN. Hal ini terlihat dari tindakan bank bank konvensional untuk membuka

BAB I PENDAHULUAN. Institusi keuangan mempunyai peranan yang sangat penting karena melalui

BAB I PENDAHULUAN. informasi ekonomi untuk membuat pertimbangan dan mengambil. Standart Akuntansi Keuangan (PSAK) sudah diatur peraturan tentang

umat Islam terhadap praktek keuangan yang tidak sesuai dengan syari ah perbankan konvensional yang diidentikkan dengan riba. 1 Dengan demikian,

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadikan manusia dengan berbagai naluri, di antaranya naluri hidup

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengembangan keuangan syariah. Namun demikian, hingga saat ini market share

BAB 1 PENDAHULUAN. Abdul Ghafur Anshori, Perbankan Syariah di Indonesia, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2009), hlm. 31.

BAB I PENDAHULUAN. Fluktuasi tingkat bunga akhir-akhir ini memberikan perhatian lebih kepada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Indikator Utama Perbankan Syariah (dalam milyar rupiah)

BAB I PENDAHULUAN. setelah dikeluarkannya Undang-Undang No.72 tahun 1992 tentang perbankan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ekonomi syariah merupakan ajaran yang mengedepankan nilai - nilai

BAB I PENDAHULUAN. 1 M. Aziz A, Pedoman Pendirian BMT. Jakarta: Pinbuk Press, 2004, h. 6.

BAB 1 PENDAHULUAN. MUI, yaitu dengan dibentuknya PT. Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI)

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. keberadaan bank sebagai lembaga keuangan telah bertansformasi menjadi dua

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah untuk menjalankan bisnis dengan izin operasional sebagai

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian suatu negara. Salah satu lembaga moneter ini adalah Lembaga

TINJAUAN BAGI HASIL SIMPANAN BERJANGKA PADA KJKS BMT BINA UMAT MANDIRI (BUM) CABANG ADIWERNA

BAB I PENDAHULUAN. tersisa sepertiga dari modal awal. IDB kemudian memberikan suntikan dana

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perkembangannya sistem ekonomi serta sistem yang menopangnya

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan yang cukup signifikan. Menurut outlook perbankan syariah 2012 yang

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perbankan syariah pada era reformasi ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga perantara keuangan atau biasa disebut financial

PENDAHULUAN. 7% dari total UMKM berhasil meningkatkan statusnya, baik dari mikro menjadi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Secara umum, bank adalah lembaga yang melaksanakan tiga fungsi

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam menjalankan usahanya menghimpun dana dari masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. Sistem ekonomi islam dengan konsep profit dan loss sharing yang. bagi kehidupan sosial ekonomi masyarakat. Fenomena menarik yang

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan yang bergerak dalam dunia bisnis terdiri dari beragam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Diterbitkannya fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahunn 2003 yang menyatakan bahwa bunga bank itu adalah riba, dan riba sangat dilarang dan diharamkan dalam ajaran Islam. Fatwa itu telah memberi dampak terhadap penyempitan pasar bagi lembaga keuangan konvensional, masalahnya sebagian besar penduduk Indonesia beragama Islam. Sementara itu pasar lembaga keuangan syariah semakin meluas karena banyak nasabah khususnya yang beragama Islam mengalihkan transaksinya ke lembaga keuangan syariah. Lembaga Keuangan Syariah (LKS) sebagai bagian dari Sistem Ekonomi Syariah, dalam menjalankan bisnis dan usahanya, juga tidak terlepas dari saringan Syariah. Oleh karena itu, LKS tidak akan mungkin membiayai usaha-usaha yang di dalamnya terkandung hal-hal yang diharamkan. Untuk itu dalam struktur organisasi LKS harus terdapat Dewan Pengawas Syariah (DPS) yang bertugas mengawasi produk dan operasional lembaga-lembaga keuangan syariah. LKS harus berada dalam koridor-koridor prinsip-prinsip syariah seperti: keadilan, kemitraan, transparansi dan universal. 1 Lembaga keuangan yang sekarang ini sedang berkembang dan marak adalah salah satunya Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS). KJKS sebagai salah satu Lembaga Keuangan Mikro Syariah memiliki karakteristik sebagai 1 http://lorong2ilmu.blogspot.com/2013/07/konsep-lembaga-keuangan-syariah.html, selasa, 18 November 2014 1

sebuah lembaga koperasi yang menggunakan prinsip syariah. Menurut Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Nomor : 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 tentang Pedoman Standar Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah dan Unit Jasa Keuangan Syariah, Koperasi Jasa Keuangan Syariah adalah Koperasi yang kegiatan usahanya bergerak di bidang pembiayaan, investasi dan simpanan sesuai pola bagi hasil (syariah). 2 Perkembangan lembaga keuangan syariah yang pesat sekarang ini berdampak pada munculnya berbagai persoalan baru, salah satunya muncul kritik dari masyarakat Islam sendiri yang meragukan atau mempertanyakan pelaksanaan sistem bagi hasil pada LKS, seperti penentuan margin atau keuntungan ditentukan dalam bentuk persentase, dimana persentase margin ditentukan berdasarkan pada jenis pembiayaan seperti: a) Margin pembiayaan mudharabah harian 15% per 100 hari, b) pembiayaan mudharabah bulanan 2,5% perbulan, c) Sedangkan pembiayaan mudharabah musiman 3,5% perbulan. Kritik seperti ini, satu sisi bisa diartikan secara positif, yaitu mulai tumbuhnya perhatian masyarakat muslim dan rasa turut memiliki keberadaan LKS sebagai aset umat Islam yang harus terus dikembangkan ke depan. Tetapi disisi lain merupakan fenomena negatif berupa menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap LKS yang segera harus disikapi dan dicarikan solusinya. 2 Peraturan Menteri Negara Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah Republik Indonesia, Nomor : 35.2/Per/M.Kukm/X/2007 2

Tumbuhnya lembaga keuangan yang menggunakan prinsip syariah di Indonesia menuai asumsi dan dugaan, bahwa banyak LKS secara tidak konsisten menerapkan prinsip-prinsip syariah dalam operasionalnya. Seperti tidak sesuainya antara yang tertulis dengan praktek di lapangan. Hal ini diperkuat dengan data-data yang masuk dan dikumpulkan oleh Lembaga Perlindungan Konsumen (LPK) Jawa Tengah, bahwa banyak pengaduan dari anggota bank syariah yang mengaku kecewa dan menjadi korban LKS. 3 Hal tersebut diperkuat dengan hasil penelitian yang dilakukan Drs. H. Nur Khoirin, M.Ag beliau mengemukakan bahwa, produk bank syariah dengan sampel pembiayaan musyarakah dalam pelaksanaannya masih terdapat penyimpangan prinsip-prinsip syariah. Beliau juga menegaskan bahwa sebenarnya pembiayaan ini tidak berbeda dengan kredit konvensional atau masih menggunakan sistem bunga tetapi dikemas musyarakah. Akad yang demikian harus dinyatakan batal menurut syara karena di dalamanya mengandung kemajhulan/ketidakjelasan juga mengandung gharar, karena tidak adanya kesesuaian antara yang tertulis dalam akad dengan pelaksanaan atau praktek di lapangan. 4 Adapun tujuan utama koperasi jasa keuangan syariah adalah menciptakan sistem ekonomi yang lebih adil, bersih dan sesuai syariah, yang mengutamakan pelayanan kepada masyarakat kecil. Demikian juga KJKS Cemerlang adalah satu diantaranya. Salah satu pelayanan yang diberikan kepada masyarakat yang dilaksanakan KJKS Cemerlang adalah pembiayaan 3 Nur Khoirin, Menyoal Kesyariahan Bank Syariahan, IAIN Walisongo Semarang, 2010, h. ii 4 Ibid, h. v 3

mudharabah yaitu pembiayaan dengan sistem bagi hasil. Dalam pelaksanaannya pembiayaan mudharabah dibagi dalam tiga bentuk pembiayaan yaitu: pembiayaan mudharabah harian, bulanan dan musiman. Dari ulasan di atas, maka penelitian ini akan berusaha melakukan telaah kritis terhadap penerapan prinsip-prinsip syariah Islam pada kegiatan usaha KJKS Cemerlang Weleri Kendal. Karena banyak dan bervariasinya produk KJKS, baik yang berupa penghimpunan dana maupun yang berupa penyaluran dana, tidak mungkin menelaah satu persatu. Maka dalam penelitian ini penulis akan mengambil satu sample produk yang laris di KJKS Weleri Kendal, yaitu produk pembiayaan mudharabah dengan sistem bagi hasil, sehingga penulis menganggap penting untuk dikaji dan diteliti mengenai praktek sistem bagi hasil dalam pembiayaan mudharabah dengan mengangkatnya menjadi sebuah judul skripsi ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL DALAM PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH CEMERLANG WELERI KENDAL. B. Rumusan Masalah Dari uraian latar belakang diatas, maka didapatkan rumusan pokok masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana penerapan sistem bagi hasil pada pembiayaan mudharabah di KJKS Cemerlang Weleri Kendal? 2. Bagaimana analisis faktor-faktor dalam menetapkan besarnya nisbah bagi hasil pada pembiayaan mudharabah di KJKS Cemerlang Weleri Kendal? 4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: a. Untuk menganalisis penerapan sistem bagi hasil pada pembiayaan mudharabah di KJKS Cemerlang b. Untuk menganalisis faktor-faktor dalam menetapkan besarnya nisbah bagi hasil pada pembiayaan mudharabah di KJKS Cemerlang 2. Manfaat Dari hasil penelitian diharapkan diperoleh manfaat bagi pihak-pihak terkait, antara lain: a. KJKS Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu memberikan tambahan dan masukan bagi KJKS Cemerlang agar dalam menerapkan sistem bagi hasil benar-benar sesuai dengan ketentuan dan prinsip syariah. b. Bagi penulis Diharapkan penulis mendapatkan tambahan pengetahuan yang selama ini hanya didapat penulis secara teoritis. c. Masyarakat/pihak yang berkepentingan Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber masukan yang positif atau sebagai sumber informasi tambahan serta menambah khasanah bacaan ilmiah. D. Batasan Penelitian 5

Dalam penelitian ini peneliti hanya membatasi bagaimana penerapan sistem bagi hasil pada pembiayaan mudharabah di KJKS Cemerlang Weleri Kendal serta analisis terhadap faktor-faktor dalam menetapkan besarnya nisbah pada pembiayaan mudharabah di KJKS Cemerlang Weleri Kendal. E. Tinjauan Pustaka Dalam tesis Slamet Margono, SH. Nim B4A 002 047 Universitas Diponegoro Semarang 2008 yang berjudul Pelaksanaan Sistem Bagi Hasil pada Bank Syariah menjelaskan bahwa sistem bagi hasil terdiri dari almudharabah dan al-musyarokah. Hambatan dalam pelaksanaan sistem bagi hasil tersebut adalah bahwa sebagian umat Islam belum mempunyai persepsi dan komitmen sebagai calon nasabah yang benar dan kuat. Hal ini disebabkan karena baru adanya peraturan perundang-undangan sebagai dasar hukum bank syariah serta kurangnya sosialisasi tentang perbankan syariah. Dalam thesis Ikit NIM. 10.233.585 UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta 2012 yang berjudul Analisis Pelaksanaan Sistem Pembiayaan Bagi Hasil pada Bank Umum Syariah di Daerah Istimewa Yogyakarta, Berdasarkan penelitian tersebut bahwa dalam pelaksanaan sistem pembiayaan bagi hasil di bank umum syariah (BUS) dengan menggunakan akad mudharabah dan musyarakah. Dimana akad mudharabah dapat diartikan kerjasama antara bank dengan nasabah dimana modal (100%) milik perbankan, sedangkan akad musyarakah kerjasama antara dua pihak dimana masing-masing pihak memberikan kontribusi dana. Dalam pelaksanaanya bank dan nasabah akan mendapatkan keuntungan dari usahanya. Untuk membuat pembiayaan bagi 6

hasil menarik, maka bank memberikan nisbah bagi hasil yang bersaing dengan suku bunga bank konvensional. Terkait dengn masalah ineffesiensi di Bank Umum Syariah (BMI dan BSM) di DIY, menjelaskan bahwa pembiayaan bagi hasil itu lebih efisien dibandingkan dengan pembiayaan murabahah meskipun prosentasinya lebih kecil. Kemudian dari hasil-hasil penelitian sebelumnya, seperti Siti Ita Rosita dosen STIE Kesatuan dalam penelitiannya yang berjudul studi pembiayaan mudharabah dan laba perusahaan, dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pembiayaan mudharabah diberikan dalam bentuk modal kerja berupa kas dan aset nonkas. Besarnya nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah ditentukan pada awal akad sesuai dengan kesepakatan antara kedua belah pihak, dan dalam menetapkan besarnya bagi hasil digunakan metode revenue sharing dan prinsip bagi hasil (profit sharing) merupakan karakteristik umum dan landasan dasar bagi operasional bank syariah secara keseluruhan. Secara syariah, prinsipnya berdasarkan kaidah al-mudharabah. Berdasarkan prinsip ini, bank islam akan berfungsi sebagai mitra, baik dengan penabung maupun dengan pengusaha yang meminjam dana dengan penabung bank akan bertindak sebagai mudharib pengelola, sedangkan penabung bertindak sebagai shahibul maal (penyandang dana). Antara keduanya diadakan akad mudharabah yang menyatakan pembagian keuntungan masing-masing pihak. 5 5 Siti Ita Rosita, Studi Pembiayaan Mudharabah dan Laba Perusahaan, Bogor: Jurnal, 2012 7

Dari hasil penelitian terdahulu yang dipaparkan di atas, penulis tertarik untuk meneliti lebih detail berkaitan dengan pelaksanaan sistem bagi hasil dalam pembiayaan mudharabah di KJKS Cemerlang dan faktor-faktor dalam menentukan besarnya nisbah bagi hasil dalam pembiayaan mudharabah di KJKS Cemerlang. F. Metode Penelitian Metode merupakan cara kerja atau tata kerja untuk dapat memahami objek menjadi sasaran dari ilmu pengetahuan yang bersangkutan. Untuk mendapatkan kajian yang dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah, maka dalam menelaah data dan mengumpulkan serta menjelaskan obyek pembahasan dalam skripsi ini, penulis menempuh metode sebagai berikut: 1. Jenis Penelitian Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif. Metode kualitataif yaitu metode penelitian yang digunakan untuk meneliti pada kondisi objek alamiah, dinama peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik pengumpulan data dilakukan bersifat induktif dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan makna generalisasi. 6 2. Sumber Data Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif yang bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer berupa data yang diperoleh dari hasil pengamatan langsung di lapangan, sedangkan data sekunder adalah data olahan yang diambil penulis sebagai 6 Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis, Bandung: Alfabeta, 2004, h. 95 8

pendukung atas penelitian dari sumber-sumber yang dapat dipercaya dan dipertanggung jawabkan secara ilmiah yaitu dengan melakukan studi pustaka dan penelusuran melalui internet. 3. Teknik Pengumpulan Data a. Dokumentasi Yaitu memanfaatkan data-data sekunder seperti data yang berkaitan dengan penerapan sistem bagi hasil di KJKS Cemerlang Weleri Kendal. Sedangkan metode pengumpulan data berupa laporanlaporan studi terdahulu, makalah, serta data skunder yang dibutuhkan dalam mendesain riset dalam menganalisis hasil studi 7 b. Wawancara/interview Wawancara atau interview adalah percakapan dengan maksud tertentu. 8 Metode ini digunakan untuk mendapatkan informasi serta beberapa keterangan yang tidak diperoleh dari data sekunder. Wawancara ini dilakukan kepada narasumber (key informan) yang dianggap memiliki pengetahuan yang memadai tentang persoalan atau fenomena yang sedang diamati. 4. Teknik Analisis Data Dalam analisis data penulis menggunakan analisis deskriptif, yaitu prosedur pemecahan masalah yang diselidiki dengan menggambarkan/melukiskan keadaan subjek/objek penelitian (seorang, 7 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Jakarta: Rineka Cipta, 1992, h. 131 8 Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2002, h. 135. 9

lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang berdasarkan faktafakta yang tampak atau sebagaimana adanya. 9 G. Sistematika Penelitian Pembahasan dalam penelitian ini terdiri atas lima bab dengan sistematika penulisannya sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini mencakup latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan manfaat penulisan, batasan penelitian, tinjauan pustaka, metode penelitian dan sistematika penulisan. BAB II : LANDASAN TEORI Bab ini berisi pembahasan mengenai pengertian mudharabah, landasan mudharabah, rukun mudharabah, syarat mudharabah, jenis-jenis mudharabah, bagi hasil,, faktor-faktor dalam menetapkan nisbah bagi hasil mudharabah, penerapan pembiayaan mudharabah dan skema mudharabah BAB III : GAMBARAN UMUM KJKS CEMERLANG Bab ini membahas mengenai sejarah, motto, tujuan, visi dan misi, struktur organisasi, produk dan jasa KJKS Cemerlang dan aplikasi pembiayaan mudharabah BAB IV : ANALISIS PENERAPAN SISTEM BAGI HASIL PADA PEMBIAYAAN MUDHARABAH DI KOPERASI JASA 9 Hadari Nawawi, Metode Penelitian Bidang Sosial, Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2001, h. 63 10

KEUANGAN SYARIAH (KJKS) CEMERLANG WELERI KENDAL Bab ini membahas analisis penerapan sistem bagi hasil dalam pembiayaan mudharabah di KJKS Cemerlang Weleri Kendal dan faktor-faktor dalam menetapkan nisbah bagi hasil pembiayaan mudharabah di KJKS Cemerlang Weleri Kendal BAB V : PENUTUP Bab ini berisi kesimpulan dai pembahasan yang dilakukan dalam bab IV dan saran-saran yang direkomendasikan oleh penulis kepada instansi yang terkait dan penutup. 11