I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicom esculentum Mill) merupakan salah satu jenis tanaman

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

PENDAHULUAN. Ultisol merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran luas,

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata Sturt) atau yang lebih dikenal dengan nama

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

I. PENDAHULUAN. Ultisols merupakan salah satu jenis tanah di Indonesia yang mempunyai sebaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

I. PENDAHULUAN. Mentimun merupakan suatu jenis sayuran dari keluarga labu-labuan

I. PENDAHULUAN. Konsumsi kedelai di Indonesia setiap tahun semakin meningkat, seiring dengan

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung (Zea mays L) merupakan salah satu komoditi yang sangat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

I. PENDAHULUAN. Cabai rawit kathur (Capsicum frutescens) merupakan komoditas rempah-rempah

I. PENDAHULUAN. Saat ini kelangkaan pupuk menjadi suatu masalah di Indonesia. Harga pupuk

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia, jagung (Zea mays L.) merupakan bahan pangan penting sebagai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Jagung manis (Zea mays Saccharata) merupakan salah satu jenis tanaman yang

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Subhan dkk. (2005) menyatakan bahwa pertumbuhan vegetatif dan generatif pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanah marginal merupakan tanah yang potensial untuk pertanian. Secara alami

I. PENDAHULUAN. tanaman padi salah satunya yaitu pemupukan. Pupuk merupakan salah satu faktor

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Permasalahan Tanah Ultisol dan Upaya Mengatasinya

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung merupakan salah satu komoditas strategis yang bernilai

II. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas kancil merupakan varietas yang tahan terhadap layu dan agak tahan

PENDAHULUAN. Melon (Cucumis melo L.) merupakan salah satu buah yang dikonsumsi segar.

Seiring dengan bertambahnya penduduk dan meningkatnya kesejahteraan. penduduk, kebutuhan akan pangan dan sayuran segar juga terus meningkat.

I. PENDAHULUAN. pertambahan jumlah penduduk dan peningkatan konsumsi per kapita akibat

I. PENDAHULUAN. atau jamu. Selain itu cabai juga memiliki kandungan gizi yang cukup

I. PENDAHULUAN. terpenting setelah padi. Sebagai sumber karbohidrat utama di Amerika Tengah

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2009 sekitar ton dan tahun 2010 sekitar ton (BPS, 2011).

I. PENDAHULUAN. kebutuhan unsur hara tanaman. Dibanding pupuk organik, pupuk kimia pada

PENGARUH PEMBERIAN KOMBINASI PUPUK ORGANONITROFOS DAN PUPUK KIMIA TERHADAP SERAPAN HARA DAN PRODUKSI TANAMAN JAGUNG

I. PENDAHULUAN. Tebu (Saccharum officinarum L.) adalah salah satu komoditas perkebunan

REKOMENDASI PEMUPUKAN TANAMAN KEDELAI PADA BERBAGAI TIPE PENGGUNAAN LAHAN. Disusun oleh: Tim Balai Penelitian Tanah, Bogor

PENGARUH BERBAGAI JENIS BAHAN ORGANIK TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN CABAI (Capsicum annum L.)

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

I. PENDHULUAN. pertanian dalam pembangun suatu perekonomian adalah menghasilkan bahan pangan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. (Subagyo, dkk, 2000). Namun demikian, tanah Ultisol ini memiliki kandungan

I. PENDAHULUAN. Tanah Ultisol mencakup 25% dari total daratan Indonesia. Penampang tanah

BAB I PENDAHULUAN. tanaman kedelai, namun hasilnya masih kurang optimal. Perlu diketahui bahwa kebutuhan

I PENDAHULUAN. besar masyarakat Indonesia. Menurut Puslitbangtan (2004 dalam Brando,

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

I. PENDAHULUAN. Kopi merupakan bagian komoditi ekspor yang strategis dan sangat

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicum esculentum Miil.) termasuk tanaman sayuran yang sudah

TINJAUAN PUSTAKA. legend of soil yang disusun oleh FAO, ultisol mencakup sebagian tanah Laterik

TINJAUAN PUSTAKA. basa berlangsung intensif, sedangkan kandungan bahan organik rendah karena

MAKALAH SEMINAR (PTH 1507) DAMPAK NEGATIF PUPUK KIMIA TERHADAP KESUBURAN TANAH

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini merupakan penelitian lanjutan yang sebelumnya dilakukan oleh

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) adalah tanaman semusim yang tumbuh

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. antara lain kemantapan agregat yang rendah sehingga tanah mudah padat,

I. PENDAHULUAN. Tanaman kacang hijau (Vigna radiata L.) sampai saat ini masih merupakan

PENDAHULUAN. Dewasa ini kebutuhan jagung untuk pakan sudah lebih dari 50% kebutuhan

PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max (L.) Merrill) merupakan komoditas pangan penghasil

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanaman bawang merah (Allium ascolanum L.) termasuk salah satu tanaman sayuran umbi multiguna.

I. PENDAHULUAN. Menurut Soil Taxonomy (Soil Survey Staff, 2010), Ultisol merupakan tanah

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hortikultura yang keberadaannya sering dimanfaatkan. Tidak hanya sebagai

BAB I PENDAHULUAN. adanya kandungan karotin, Vitamin A, Vitamin B dan Vitamin C. Oleh karena itu,

I. PENDAHULUAN. Nitrogen (N) dan Fosfor (P) merupakan unsur hara makro utama yang diperlukan

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. BAHAN DAN METODE. Universitas Lampung pada titik koordinat LS dan BT

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dunia. Kebutuhan jagung dunia mencapai 770 juta ton/tahun, 42%

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat. Sebagaimana Firman Allah dalam surat Al-An am ayat 99:

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Bioteknologi Mikroba Untuk Pertanian Organik

BAB I PENDAHULUAN. serangan hama karena buahnya yang berupa polong berada dalam tanah.

I. PENDAHULUAN. Bawang merah (Allium ascalonicum L.) atau yang sering disebut Brambang

I. PENDAHULUAN. Jagung manis (Zea mays saccharata) merupakan salah satu komoditas pertanian

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Tanah merupakan permukaan bumi yang dimanfaatkan sebagai media

I. PENDAHULUAN. pupuk tersebut, maka pencarian pupuk alternatif lain seperti penggunaan pupuk

1.5. Hipotesis 3. Pemberian pupuk hayati berperan terhadap peningkatan pertumbuhan tanaman nilam. 4. Pemberian zeolit dengan dosis tertentu dapat

I. PENDAHULUAN. dan jagung. Menurut Irwan (2005), kedelai mengandung protein 30-50%, lemak

PENDAHULUAN. Latar Belakang

Latar Belakang. Produktivitas padi nasional Indonesia dalam skala regional cukup tinggi

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

Deskripsi FORMULA PUPUK HAYATI TANAMAN KEDELAI

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Terpadu Fakultas Pertanian

I. PENDAHULUAN. Beras merupakan bahan pangan yang dikonsumsi hampir seluruh penduduk

PENGARUH MANAJEMEN JERAMI TERHADAP PERTUMBUHAN DAN PRODUKSI PADI SAWAH (Oryza sativa L.) Oleh: MUDI LIANI AMRAH A

I. PENDAHULUAN. Tanaman jagung manis merupakan tanaman yang sangat responsif terhadap

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kedelai (Glycine max L.) merupakan tanaman pangan yang penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pertumbuhan tanaman dan produksi yang tinggi dapat dicapai dengan. Pemupukan dilakukan untuk menyuplai unsur hara yang dibutuhkan oleh

TINJAUAN PUSTAKA. tertangani dengan baik. Pemanfaatan tanah Ultisol akan dihadapkan pada berbagai

I. PENDAHULUAN. Di Indonesia produksi nanas setiap tahun mengalami peningkatan seiring

POLA TANAM TANAMAN PANGAN DI LAHAN SAWAH DAN KERING

BAB I PENDAHULUAN. Cabai merah (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis tanaman

BAB I PENDAHULUAN. Caisin (Brassica chinensis L.) merupakan salah satu jenis tanaman sayuran

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Masalah Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-700 ribu ton per tahun dengan kebutuhan kedelai nasional mencapai 2 juta ton pada tahun 2007, sehingga untuk menutupi kekurangan produksi pemerintah terpaksa mengimpor kedelai sebanyak 1,3 juta ton atau dua kali lipat dari produksi nasional (Hermanto, 2008). Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Sumberdaya Lahan Pertanian (BBSDLP) telah mengidentifikasi sumber daya lahan berdasarkan kondisi biofisiknya untuk menilai tingkat kesesuaian dan arahan pengembangannya di 17 provinsi, salah satunya adalah provinsi Lampung (Hermanto, 2008). Peningkatan produksi kedelai di Indonesia pada umumnya, khususnya Provinsi Lampung, sangat mungkin terjadi melalui peningkatan produktivitas lahan, perluasan areal tanam dan juga teknik budidaya yang memadai. Salah satu kendala dalam peningkatan produksi kedelai di Provinsi Lampung adalah keadaan tanahnya yang termasuk dalam Tanah Ultisol. Menurut Soekardi dkk. (1993), Tanah Ultisol memiliki ciri tanah berwarna merah kuning yang sudah mengalami proses pelapukkan iklim lanjut sehingga merupakan tanah yang berpenampang dalam sampai sangat dalam (> 2 m) dan menunjukkan adanya

2 peningkatan fraksi liat dalam jumlah tertentu pada horizon tanah yang dikenal sebagai horizon argilik. Kemudian Purwani dkk. (2008) menyatakan sebagian besar tanah-tanah mineral masam pada lahan kering di Lampung adalah kahat fosfor (P). Rendahnya ketersediaan hara P berkaitan dengan tanah yang berkembang dari bahan induk sedimen dan tufa masam yang berkadar P rendah. Untuk mencapai peningkatan produksi kedelai harus pula diiringi dengan peningkatan produktivitas Tanah Ultisol dengan cara penambahan bahan organik dan pupuk kimia. Aplikasi pupuk anorganik yang diterapkan petani umumnya, belum termasuk dalam kategori pupuk berimbang, yaitu pemupukan berdasarkan status hara dan kebutuhan hara tanaman itu sendiri sehingga effisiensi penggunaan pupuk dan produksi meningkat tanpa merusak lingkungan akibat pemupukan berlebihan (Anjani, 2013). Pemberian pupuk kimia tanpa bahan organik dapat menurunkan kesuburan tanah, meskipun pupuk kimia yang diberikan dengan takaran tinggi (Gusmaini dan Sugiarto, 2004). Menurut Las dkk. (2002 dalam Sirappa dan Razak 2007), pemakaian pupuk kimia yang dilakukan secara intensif terutama penggunaan pupuk makro N, P,dan K, tanpa adanya bahan organik dapat menurunkan produktivitas lahan. Penambahan bahan organik atau pupuk organik bertujuan untuk meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk kimia, serta meningkatkan serapan unsur hara oleh tanaman (Ma dkk., 2001). Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan pupuk alternatif berupa pupuk organik sebagai pensubstitusi pupuk kimia. Nugroho dkk.

3 (2012) telah memformulasi pupuk organik baru yang dipopulerkan dengan nama Organonitrofos yang merupakan hasil dekomposisi kotoran sapi segar dan batuan fosfat alam yang ditambahkan dengan mikroorganisme pelarut P (Aspergillus niger dan Pseudomonas fluorescens) dan mikroorganisme penambat N (Azotobacter sp. dan Azospirillum sp.). Pupuk Organonitrofos merupakan pupuk baru, pupuk ini telah diuji melalui percobaan pot dan percobaan lapang (Nugroho dkk., 2012). Untuk tanaman tomat percobaan lapang telah dilakukan pada musim tanam pertama yang dilakukan saat musim kemarau (Anjani, 2013) dan musim tanam kedua yang dilakukan pada saat musim penghujan (Yupitasari, 2013), sedangkan untuk tanaman kedelai percobaan lapang akan dilakukan pada musim tanam ketiga. Oleh karena itu penelitian lanjutan ini bertujuan untuk mengetahui dan mempelajari pengaruh pemberian pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk kimia terhadap pertumbuhan, serapan hara dan produksi tanaman kedelai pada musim tanam ketiga. 1.2 Tujuan Penelitian ini bertujuan untuk: 1. Mengetahui dosis terbaik dari kombinasi pupuk Organonitrofos dengan pupuk kimia dalam meningkatkan pertumbuhan, serapan hara dan produksi tanaman kedelai pada musim tanam ketiga.

4 2. Menguji efektivitas pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk kimia secara agronomi maupun secara ekonomi pada tanaman kedelai musim tanam ketiga. 1.3 Kerangka Pemikiran Lahan kering masam merupakan salah satu ekosistem sumberdaya lahan yang mempunyai potensi besar untuk pembangunan pertanian, baik tanaman pangan, hortikultura, maupun perkebunan. Lahan kering masam memiliki nilai strategis dalam mendukung program pembangunan pertanian dengan sistem berkelanjutan, khususnya dalam upaya mewujudkan ketahanan pangan nasional. Untuk meningkatkan produksi tanaman kedelai kita dapat melakukan beberapa cara yaitu melalui peningkatan produktivitas lahan, perluasan areal tanam dan juga teknik budidaya yang memadai. Peningkatan produktivitas lahan dapat dilakukan dengan mengkombinasikan pupuk anorganik dengan pupuk organik secara berimbang dan sesuai kebutuhan tanaman. Peningkatan produktivitas lahan khususnya di Provinsi Lampung cukup sulit dilakukan, hal ini karena jenis tanah yang tersebar di beberapa daerah di Provinsi Lampung merupakan Tanah Ultisol. Menurut Prasetyo dan Suriadikarta (2006), kesuburan alami Tanah Ultisol umumnya terdapat pada horizon A yang tipis dengan kandungan bahan organik yang rendah dengan ph tanah yang rendah Menurut Hilman dan Rosliani (2002), penggunaan pupuk kimia sebenarnya telah berhasil melipat gandakan produksi pertanian. Namun dalam jangka panjang

5 penggunaan pupuk kimia dapat menurunkan tingkat kesuburan tanah dan merusak lahan pertanian dan lingkungan. Hasil penelitian Suhaedi (2005) menunjukkan bahwa pupuk organik mempunyai beberapa kemampuan antara lain menambah unsur hara tanaman, meningkatkan aktivitas mikroorganisme, dan menambah kadar bahan organik tanah. Menurut Sarno (2009), pemupukan pada tanaman dengan kombinasi pupuk anorganik dan pupuk organik dapat meningkatkan bobot kering tanaman bagian atas dan bobot kering akar dibandingkan hanya menggunakan pupuk organik saja. Hasil penelitian pada musim tanam pertama yang ditanami tanaman tomat dilakukan oleh Anjani (2013) menunjukan bahwa kombinasi beberapa dosis pupuk kimia dengan pupuk Organonitrofos secara sinergis menghasilkan tinggi tanaman, dan jumlah cabang terbaik pada perlakuan dosis urea 100 kg ha -1, SP 36 50 kg ha -1, KCl 50 kg ha -1, Organonitrofos 1000 kg ha -1. Sedangkan jumlah buah, bobot buah segar tomat dan serapan hara N, P dan K tertinggi terdapat pada perlakuan pupuk Organonitrofos tunggal 5000 kg ha -1 dan pada perlakuan dosis urea 100 kg ha -1, SP 36 50 kg ha -1, KCl 50 kg ha -1, Organonitrofos 2.000 kg ha -1. Sedangkan, hasil penelitian sebelumnya yaitu pada musim tanam kedua yang ditanami tanaman tomat dilakukan oleh Yupitasari (2013) menunjukan bahwa perlakuan pemupukan tidak berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman tomat yang dapat dilihat dari peningkatan tinggi tanaman dan jumlah cabang pada minggu ke-1 hingga ke-4. Sedangkan jumlah buah, bobot segar buah tomat, dan serapan hara N, P dan K tertinggi terdapat pada perlakuan urea 100 kg ha -1, SP 36 50 kg ha -1, KCl 50 kg ha -1, Organonitrofos 1000 kg ha -1.

6 Pada musim tanam kedua bobot segar buah tomat mengalami penurunan bila dibandingkan dengan bobot segar buah tomat pada musim tanam pertama. Penurunan bobot segar buah tomat disebabkan karena pada musim tanam kedua, budidaya tomat dilaksanakan pada musim hujan, yang sangat rentan terserang penyakit karna kelembaban, temperatur dan curah hujan yang tinggi (Yupitasari, 2013). Perlu dilakukan penelitian lanjutan untuk melihat pengaruh pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk kimia terhadap pertumbuhan, serapan hara dan produksi tanaman kedelai pada musim tanam ketiga, agar dapat mengoptimalkan penggunaan sumber daya lahan dan sumber daya alam sehingga terjadi kesinambungan yang saling melengkapi. 1.4 Hipotesis Hipotesis yang diajukan yaitu: 1. Terdapat kombinasi pupuk Organonitrofos dengan pupuk kimia yang terbaik dalam meningkatkan pertumbuhan, serapan hara dan produksi tanaman kedelai pada musim tanam ketiga. 2. Terdapat kombinasi pupuk Organonitrofos dan kombinasinya dengan pupuk kimia yang paling efektif secara agronomi maupun secara ekonomi pada tanaman kedelai musim tanam ketiga.