ANALISIS SPASIAL KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA MANADO TAHUN Daniel A. Mangole*, Angela F. C. Kalesaran*, Budi T.

dokumen-dokumen yang mirip
ANALISIS SPASIAL KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU DI KOTA MANADO TAHUN Arsito Kuncoro*, Afnal Asrifuddin*, Rahayu H. Akili*

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD, Kota Manado

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado. Kata kunci: Status Tempat Tinggal, Tempat Perindukkan Nyamuk, DBD

* Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA BAB I PENDAHULUAN

HUBUNGAN ANTARA INSIDEN DBD DENGAN VARIABILITAS IKLIM DI KOTA MANADO TAHUN Febriane C. Lohonauman*, Angela F. C. Kalesaran*, Windy Wariki**

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue. Virus dengue merupakan famili flaviviridae

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TUMINTING TAHUN Ronald Imanuel Ottay

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit demam berdarah dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

ANALISIS SPASIAL KEJADIAN KUSTA DI KOTA MANADO TAHUN Yuni E. Kaluku*, Budi T. Ratag*, Paul A. T. Kawatu*

BAB I PENDAHULUAN. telah menjadi masalah kesehatan internasional yang terjadi pada daerah tropis dan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhage Fever (DHF) banyak

BAB 1 PENDAHULUAN. tinggi dan dalam waktu yang relatif singkat. Penyakit jenis ini masih

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorhagic Fever

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat karena menyebar dengan cepat dan dapat menyebabkan kematian (Profil

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Haemorrhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN. perjalanan penyakit yang cepat, dan dapat menyebabkan. kematian dalam waktu yang singkat (Depkes R.I., 2005). Selama kurun waktu

BAB 1 PENDAHULUAN. Hubungan faktor..., Amah Majidah Vidyah Dini, FKM UI, 2009

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. jenis penyakit menular yang disebabkan oleh virus Chikungunya (CHIK)

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB 1 PENDAHULUAN. sejak lama tetapi kemudian merebak kembali (re-emerging disease). Menurut

BAB 1 PENDAHULUAN. di Indonesia yang cenderung jumlah pasien serta semakin luas. epidemik. Data dari seluruh dunia menunjukkan Asia menempati urutan

BAB I LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan oleh virus dengue, ditularkan

I. PENDAHULUAN. Diantara kota di Indonesia, Kota Bandar Lampung merupakan salah satu daerah

Epidemiologi dan Biosta s k Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas

BAB 1 PENDAHULUAN. Gambaran epidemiologi..., Lila Kesuma Hairani, FKM UI, 2009 Universitas Indonesia

PEMETAAN DAERAH RAWAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI PULAU BATAM

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan snyamuk dari genus Aedes,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Berdarah Dengue (DBD). Jumlah penderita dan luas daerah penyebarannya

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP DENGAN TINDAKAN PENCEGAHAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KELURAHAN MALALAYANG 2 LINGKUNGAN III

Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang disebabkan oleh. virus Dengue yang ditularkan dari host melalui gigitan nyamuk Aedes Aegypti.

Model Potensi Penyebaran Penyakit Demam Berdarah Dengue di Kabupaten Jember Menggunakan Metode Fuzzy

Al-Sihah : Public Health Science Journal. Sulaemana Engkeng 1, Roy Max Dotulong Mewengkang 2

BAB I PENDAHULUAN. dewasa (Widoyono, 2005). Berdasarkan catatan World Health Organization. diperkirakan meninggal dunia (Mufidah, 2012).

Al Ulum Vol.54 No.4 Oktober 2012 halaman

BAB IV PEMBAHASAN. Gambar 3. Peta Administrasi Kabupaten Sleman (Sumber:

BAB 1 PENDAHULUAN. selalu diusahakan peningkatannya secara terus menerus. Menurut UU No.36 Tahun 2009 tentang kesehatan, dalam pasal 152

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit yang disebabkan

HUBUNGAN VARIABILITAS IKLIM DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) DI KABUPATEN MINAHASA UTARA TAHUN

ANALISIS SPASIAL SEBARAN KASUS TUBERKULOSIS PARU DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS RANOTANA WERU KOTA MANADO BULAN JANUARI JUNI TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Kata Kunci : Kelambu, Anti Nyamuk, Kebiasaan Keluar Malam, Malaria

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit yang menyebar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes spp.

BAB I PENDAHULUAN. setiap tahunnya. Salah satunya Negara Indonesia yang jumlah kasus Demam

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara serta Pasifik Barat (Ginanjar, 2008). Berdasarkan catatan World

BAB I PENDAHULUAN BAB I PENDAHULUAN A.

BAB 1 PENDAHULUAN. dan di 436 kabupaten/kota dari 497 kabupaten/kota sebesar 88%. Angka kesakitan

BAB I PENDAHULUAN. hingga tahun 2009, World Health Organization (WHO) mencatat Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. gigitan nyamuk dari genus aedes misalnya Aedes aegypti atau Aedes albovictus.

ANALISIS KORELASI KELEMBABAN UDARA TERHADAP EPIDEMI DEMAM BERDARAH YANG TERJADI DI KABUPATEN DAN KOTA SERANG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. banyak penyakit yang menyerang seperti dengue hemoragic fever.

1. PENDAHULUAN Tahun

PEMETAAN PENYEBARAN PENYAKIT DEMAM BERDARAH DENGUE DENGAN GEOGRAPHIC INFORMATION SYSTEM (GIS) DI KOTA KOTAMOBAGU

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) dan ditularkan oleh nyamuk

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TANAWANGKO

Hubungan Faktor Lingkungan Fisik Rumah, Keberadaan Breeding Places, Perilaku Penggunaan Insektisida dengan Kejadian DBD Di Kota Semarang

BAB I PENDAHULUAN. serotype virus dengue adalah penyebab dari penyakit dengue. Penyakit ini

BAB I : PENDAHULUAN. menular yang disebabkan oleh virus dengue, virus ini ditularkan melalui

BAB I PENDAHULUAN. dengue, yang ditularkan oleh nyamuk. Penyakit ini ditemukan di daerah

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu penyakit menular yang masih menjadi masalah kesehatan bagi

BAB 1 PENDAHULUAN. Di era reformasi, paradigma sehat digunakan sebagai paradigma

BAB I PENDAHULUAN. segala umur. 1.5 juta anak meninggal dunia setiap tahunnya karena diare. Faktor

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tropis dan subtropis di seluruh dunia. Dalam beberapa tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Demam Berdarah Dengue (DBD) atau Dengue Hemorrhagic Fever

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Hubungan Antara Tindakan Pencegahan dengan Kejadian Demam Berdarah Dengue di Kecamatan Malalayang Kota Manado

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. manusia melalui perantara vektor penyakit. Vektor penyakit merupakan artropoda

BAB I PENDAHULUAN. disebabkan oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) dalam beberapa tahun terakhir

Kata kunci: DBD, Menguras TPA, Menutup TPA, Mengubur barang bekas

PEMETAAN PENYAKIT DBD BERDASARKAN WILAYAH DI PUSKESMAS PEGANDAN SEMARANG TAHUN 2011

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kematian ( Padila 2013).

PREVALENSI DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD) PADA PASIEN ANAK DI RSUP H ADAM MALIK MEDAN DARI JANUARI HINGGA DESEMBER 2009 KARYA TULIS ILMIAH.

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. mengalami kemajuan yang cukup bermakna ditunjukan dengan adanya penurunan

BAB I PENDAHULUAN. Chikungunya merupakan penyakit re-emerging disease yaitu penyakit

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh virus dengue yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes, dengan ciri

PEMETAAN KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA MANADO

BAB I PENDAHULUAN. menetap dan berjangka lama terbesar kedua di dunia setelah kecacatan mental (WHO,

¹STIKES Nani Hasanuddin Makassar ²STIKES Nani Hasanuddin Makassar ³STIKES Nani Hasanuddin Makassar ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Demam Berdarah Dengue merupakan penyakit yang disebabkan oleh infeksi

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara manusia dengan lingkungan. Terutama

Transkripsi:

ANALISIS SPASIAL KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE DI KOTA MANADO TAHUN 2014-2016 Daniel A. Mangole*, Angela F. C. Kalesaran*, Budi T. Ratag* *Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi ABSTRAK Demam Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dunia yang menimbulkan dampak sosial maupun ekonomi. Pada tahun 2012 di Indonesia terdapat 90.245 kasus kematian yang disebabkan oleh DBD. Tingginya angka kasus tersebut maka perlu untuk membuat pemetaan sebaran kasus menggunakan SIG. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran kejadian DBD berdasarkan usia, jenis kelamin, ketinggian wilayah, kelembaban udara dan curah hujan di Kota Manado tahun 2014-2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan Sistem Informasi Geografi (SIG). Sampel dalam penelitian berjumlah 1.532. Data yang digunakan adalah data sekunder dari profil kesehatan Dinas Kesehatan Kota Manado. Hasil penelitian menunjukkan bahwa usia penderita DBD paling banyak pada kelompok usia 0 11 thn (76.1%) dan jenis kelamin penderita DBD paling banyak pada laki-laki (54.8%) dari pada perempuan (45.2%). Gambaran spasial ketinggian wilayah, Kota Manado berada di ketinggian <1000 mdpl yang artinya memungkinkan kehidupan nyamuk aedes, gambaran spasial DBD berdasarkan kelembaban udara dan curah hujan menunjukkan bahwa jumlah kasus meningkat yang diikuti dengan meningkatnya kelembaban udara dan curah hujan dan ketika jumlah kasus menurun diikuti dengan menurunnya kelembaban udara dan curah hujan di Kota Manado. Kata Kunci: analisis spasial, DBD, ketinggian wilayah, kelembaban udara, curah hujan ABSTRACT Dengue haemorrhagic fever (DHF) Remains a global public health problem which cause we to social and economic problem. In Indonesia there was 90.245 death cases we to DHF in 2012. Due to that high number of cases, it is needed to create a cases dissemination mapping using the GIS. The purpose of this research was to find out the overview of DHF occurrences based on age, gender, altitude, and rainfall in Manado City in 2014-2016. The sample in the research was 1.532 DHF case from health profile of Manado City Health Office and BMKG. The research showed that the age of people who suffer DHF are mostly in the group of people aged 0-10 (76.1%) and the gender of people who suffer DHF are mostly male (54.8%). The spatial overview of altitude, Manado City is placed on <1000 mdpl which means there are possibilities of aedes mosquitos life, spatial overview of DHF according to the air humidity and rainfall showed that the number of cases increased followed by the increasing air humidity and rainfall and when the number of cases decreased it is followed by the decreasing air humidity and rainfall in Manado City. Keywords: spatial analysis, DHF, altitude, air humidity, rainfall 1

PENDAHULUAN Demam Berdarah Dengue (DBD) merupakan penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh virus Dengue. Dari total penderita DBD di dunia, Asia menempati urutan pertama setiap tahunnya. Berdasarkan data Badan Kesehatan Dunia (WHO), Asia menanggung 75% beban dengue di dunia dan Indonesia termasuk negara penyumbang virus dengue terbesar di Asia. Terhitung mulai dari tahun 1968-2009 Indonesia sebagai negara dengan jumlah kasus DBD terbanyak (Depkes, 2010). Kasus DBD yang terjadi di Indonesia pada tahun 2012 adalah sebanyak 90 245 kasus dengan kematian sebanyak 816 orang. Provinsi dengan kasus DBD yang tinggi terletak di wilayah Sumatera Barat, Lampung, Kepulauan Bangka Belitung, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Sulawesi Tengah, dan Bali namun Sulawesi Utara merupakan salah satu wilayah yang mempunyai resiko yang besar dalam kejadian penyakit DBD (Nuzula, 2014). Provinsi Sulawesi Utara terus mengalami peningkatan jumlah kasus DBD. Sepanjang tahun 2014 tercatat sebanyak 1.273 kasus dengan IR 56.18% per 100.000 penduduk, pada tahun 2015 terjadi peningkatan yaitu 1.545 kasus dengan IR 68.18% per 100.000 penduduk. Hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh faktor perubahan musim serta tingkat kesadaran dan pengetahuan masyarakat yang masih kurang. Selanjutnya pada tahun 2016 jumlah penderita DBD di Provinsi Sulawesi Utara mencapai 2.145 penderita dengan IR 88.02% per 100.000 penduduk. Berdasarkan data tersebut dapat disimpulkan bahwa IR di Sulawesi Utara tidak mencapai target IR Ditjen P2P Kemenkes RI yang tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (P2P Sulut, 2017). Data yang ada menunjukan Kota Manado menjadi salah satu wilayah yang memiliki jumlah penderita DBD terbanyak di Provinsi Sulawesi Utara dibandingkan wilayah-wilayah yang lainnya. Tercatat pada tahun 2015 terjadi 403 kasus DBD dengan 7 kematian dan di tahun 2016 meningkat menjadi 534 kasus dengan 6 kematian akibat Demam Berdarah Dengue. Meskipun telah banyak upaya yang dilakukan oleh pemerintah kota Manado kususnya Dinas Kesehatan dalam menangulangi DBD yang ada di manado seperti promosi kesehatan, pemeliharaan kesehatan dan berbagai upaya dalam penyehatan lingkungan namun upaya tersebut tidak akan optimal tanpa dukungan dari masyarakat itu sendiri (Profil kesehatan,2015; P2P Manado 2017). Kota Manado merupakan wilayah yang memiliki kasus DBD tertinggi dibandingkan daerah lainnya di Provinsi Sulawesi Utara, maka perlu dilakukan suatu studi penelitian terkait kasus DBD lebih lanjut. Analisis Spasial (pemetaan) adalah salah satu metode untuk memudahkan pencegahan penyebaran kasus DBD yaitu dengan melihat daerah yang rawan terjadinya kasus DBD. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mengetahui gambaran sebaran penderita DBD berdasarkan umur, jenis kelamin, ketinggian wilayah, kelembaban udara dan curah hujan di Kota Manado tahun 2014 2016. 2

METODE PENELITIAN Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan studi pendekatan Sistim Informasi Geografis (SIG) yang diggunakan untuk menganalisis data secara spasial atau pemetaan. Penelitian ini melihat variabel host yaitu Umur, Jenis kelamin, untuk di deskriptifkan atau dinarasikan sedangkan yang akan di analisis secara spasial yaitu data curah hujan, ketinggian wilayah, dan kelembapan udara. Pengambilan sampel menggunakan metode total sampling yaitu seluruh penderita DBD. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kota Manado jumlah penderita DBD pada tahun 2014-2016 sebanyak 1.532 orang. Instrumen penelitian ini menggunakan sumber data sekunder. Data sekunder digunakan untuk mendapat nama, alamat rumah dan jenis kelamin penderita DBD yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Manado. Penelitipun menggunakan data sekunder untuk mengetahui kelembaban, curah hujan yang diperoleh dari BMKG kota Manado. Sedangkan variabel ketinggian menggunakan data yang diperoleh dari peta Rupa Bumi Indonesia (RBI) dan peta Digital Elevation Model (DEM) Kota Manado 2016. HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 1. Distribusi DBD Berdasarkan Umur Kelompok n % Umur 0 11 Tahun 1.167 76.1 12 25 Tahun 234 15.2 26 Tahun 131 8.7 Total 1.532 100 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Manado tahun 2014 2016. Usia penderita DBD terbanyak pada tahun 2014-2016 terdapat pada kelompok usia 0 11 tahun yaitu 1.167 orang (76.1%). Usia penderita DBD paling sedikit terdapat pada kelompok usia 26 tahun yaitu 131 orang (8.7%). Tabel 2. Distribusi DBD Berdasarkan Jenis Kelamin Jenis Kelamin n % Laki-Laki 840 54.8 Perempuan 692 45.2 Total 1.532 100 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Manado tahun 2014 2016. Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Kota Manado pada tahun 2014-2016 tercatat jenis kelamin laki-laki lebih banyak yaitu 840 orang (54.8%) dibandingkan jenis kelamin perempuan yaitu 692 orang (45.2%). Tabel 3. Distribusi DBD Berdasarkan Kecamatan Kecamatan 2014 2015 2016 Bunaken Malalayang Mapanget Paal 2 Sario Singkil Tikala Tuminting Wanea Wenang 20 83 60 39 35 48 36 59 107 30 9 100 71 42 32 27 31 32 65 39 14 107 92 52 23 43 34 42 106 54 Jumlah 517 448 567 Sumber : Dinas Kesehatan Kota Manado tahun 2014 2016. Sebaran penderita DBD pada tahun 2014-2016 berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Kota Manado, terdapat sebanyak 1.532 penderita yang tersebar di 10 Kecamatan yang ada di Kota Manado. 3

Gambar 1. Peta Sebaran Kasus Penyakit DBD Berdasarkan Kecamatan di Kota Manado Tahun 2014 2016 Hasil yang didapatkan Kecamatan Malalayang, Mapanget dan Wanea merupakan kecamatan yang memiliki jumlah kasus yang lebih besar dalam kurun waktu 3 tahun. Hal ini bisa dipengaruhi oleh berbagai aspek diluar variabel iklim seperti perilaku masyarakat, pelayanan kesehatan dan lingkungan sekitar. Berdasarkan hasil penelitian Putri (2014) ditemukan bahwa hanya ada 56% masyarakat malalayang 1 yang menggunakan obat anti nyamuk pada sore dan malam hari ini merupakan salah satu penyebab tingginya kasus DBD di Kecamatan Malalayang. Menurut Utomo (2017) Penggunaan anti nyamuk seperti memasang kawat kasa, kebiasaan tidur menggunakan kelambu, dan menggunakan obat anti nyamuk akan mempengaruhi kejadian Demam Berdarah Dengue di wilayah tersebut. Kecamatan Mapanget dalam kurun waktu 6 tahun terakhir menunjukan adanya pola perubahan tempat tinggal. Jumlah perumahan yang semakin banyak memberikan suatu pengaruh yang sangat luas terhadap fasilitas umum dan fasilitas sosial yang menunjukan keterkaitan secara signifikan (Karundeng 2016). Semakin banyak perumahan yang tersedia membuat semakin tinggi jumlah penduduk yang ada. Namun ini tidak diikuti peningkatan fasilitas umum seperti tempat sampah, sanitasi air dan pelayanan kesehatan. Ketidak seimbangan ini akan mempengaruhi 4

lingkungan sekitar menjadi buruk dan akan mempermudah berkembangnya penyakit. Gambar 2. Peta Sebaran Kasus Penyakit DBD Berdasarkan Ketinggian Wilayah di Kota Manado Tahun 2014 2016 Klasifikasi kategori ketinggian wilayah yang ada di Kota Manado dibagi menjadi <1000 mdpl dan 1000 mdpl. Kota Manado memiliki ketinggian wilayah yang umumnya berada pada kategori <1000 mdpl. Hampir semua kecamatan yang ada di Kota Manado berada pada ketinggian <200 mdpl hal ini akan memungkinkan kehidupan nyamuk A.aegypty. Kota Manado adalah daerah yang memiliki jumlah kasus DBD tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara. Penderita DBD yang ada di Kota Manado pada tahun 2014 2016 berjumlah 1.532 orang. Jika dibandingkan dengan Kota Tomohon yang ketinggian rata-rata ketinggian ±1000 mdpl dengan total penderita DBD pada tahun 2014 2016 sebanyak 290 penderita maka terlihat adanya perbedaan yang signifikan. Berdasarkan hasil analisis ketinggian wilayah dapat disimpulkan bahwa ketinggian suatu wilayah akan mempengaruhi banyaknya penderita DBD di wilayah tersebut (Dinkes Sulut, 2016). 5

Gambar 2. Peta Sebaran Kasus Penyakit DBD Berdasarkan Kelembaban Udara di Kota Manado Tahun 2014 2016 Hasil analisis spasial menunjukan arah signifikan 95% atau dengan kata lain nilai kecenderungan positif yang mengikuti ratarata kelembaban udara tiap tahunnya. Pada tahun 2014 kelembapan udara 79.7 % dengan 0,05 didapati bahwa terdapat parameter yang mempunyai pengaruh signifikan atau terdapat hubungan antara kejadian penyakit DBD jumlah penderita 517 orang. Di tahun dengan kelembaban udara di Kota Banjarbaru. selanjutnya terjadi penurunan angka Penelitian ini menjelaskan bahwa Curah hujan kelembapan yaitu 73.8% di ikuti penurunan dan kelembaban udara merupakan faktor iklim jumlah penderita yaitu 448 orang dan yang mempengaruhi kejadian penyakit DBD. meningkat pada tahun 2016 sebanyak 567 Curah hujan yang tinggi menyebabkan kondisi orang di ikuti peningkatan rata-rata wilayah menjadi lebih lembab dan ketika kelembaban udara yaitu 80.7%. kondisi wilayah telah lembab akan Hasil penelitian ini sejalan dengan memudahkan perkembangbiakan nyamuk penelitian yang dilakukan Sabella B dkk Aedes. (2016) dengan uji korelasi menggunakan nilai 6

Gambar 3. Peta Sebaran Kasus Penyakit DBD Berdasarkan Curah Hujan di Kota Manado Tahun 2014 2016 Variabel curah hujan didapati bahwa rata-rata curah hujan yang terjadi di Kota Manado pada tahun 2014 2016 bervariasi namun masih berada pada satu kategori yaitu kategori curah hujan menengah di 101 300 mm. Hasil analisis spasial menunjukan bahwa jumlah kasus DBD cenderung mengikuti ratarata curah hujan tiap tahunnya. Pada tahun 2014 rata-rata curah hujan yaitu 234.691 mm dengan jumlah penderita 517 orang. Pada tahun 2015 terjadi penurunan rata-rata curah hujan yaitu 148.9 mm hal ini di ikuti dengan menurunnya jumlah penderita DBD yaitu 448 orang dan di tahun 2016 baik rata-rata curah hujan ataupun kasus mengalami peningkatan yaitu 269 mm dengan jumlah kasus 567 orang. Arah kecenderungan yang positif menandakan bahwa setiap kenaikan curah hujan akan diikuti kenaikan jumlah DBD. Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yasin (2012) bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara curah hujan dengan kasus DBD di Kota Bogor pada tahun 2004 2011 yang merujuk 7

pada persamaan garis dapat dinyatakan bahwa setiap kenaikan 1 mm akan meningkatkan 0,001 angka insiden DBD per 10.000 penduduk. Hasil penelitian lain dari Apriliana (2017) menjelaskan bahwa Curah hujan akan memberikan kontribusi pada ketersediaan habitat yang sesuai bagi vektor untuk berkembang biak, yang berdampak pada populasi vektor. Ketersediaan habitat vektor seperti genangan air sebagai tempat perindukan dapat menjurus pada ledakan populasi vektor yang dapat meningkatkan IR penyakit DBD di suatu daerah. Pengaruh curah hujan bervariasi, tergantung pada jumlah curah hujan, frekuensi hari hujan, keadaan geografi, dan sifat fisik lahan atau jenis habitat sebagai penampung air. KESIMPULAN 1. Semua kelompok umur bisa terkena DBD. Untuk Penderita DBD di Kota Manado paling banyak terdapat pada kelompok 0 11 tahun. 2. Jenis kelamin laki-laki dan perempuan terdapat kemungkinan yang sama untuk terkena DBD. Untuk distribusi penderita DBD di Kota Manado jenis kelamin laki-laki lebih banyak dibandingkan perempuan. 3. Ketinggian wilayah yang ada di Kota Manado berada <200 mdpl. Kota Manado adalah daerah yang beresiko terhadap kasus DBD berdasarkan ketinggian wilayahnya. 4. Gambaran spasial penderita DBD di Kota Manado berdasarkan kelembaban udara menunjukan bahwa terlihat keterkaitan secara spasial antara kelembaban udara dengan kasus DBD, karena ketika rata-rata kelembaban udara meningkat jumlah kasus DBD ikut meningkat. 5. Gambaran spasial Penderita DBD berdasarkan rata-rata curah hujan menunjukan bahwa rata-rata curah hujan yang tinggi pada suatu wilayah diikuti juga dengan kasus DBD yang tinggi di wilayah tersebut. SARAN Bagi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar bisa lebih giat dalam melakukan Pemberantasan Sarang Nyamuk khususnya untuk Kecamatan-kecamatan yang memiliki angka kerawanan dan kasus yang tinggi seperti kecamatan Malalayang, Wanea dan Mapanget yang memiliki kasus terbanyak selama tahun 2014-2016. Bagi Peneliti Selanjutnya Perlu dilakukan penelitian analisis spasial selanjutnya khususnya penyakit-penyakit yang menular seperti DBD di Kota Manado dengan menambah variabel yang lain dengan mencari hubungan di antara variabel yang akan diteliti untuk diketahui apakah berhubungan atau tidak. DAFTAR PUSTAKA Apriliana. 2017. Pengaruh iklim terhadap kejadian Demam berdarah Dengue di bandarlampung.(online),(http://www. kalbemed.com/portals/6/1_06_250pen garuh%20iklim%20terhadap%20keja 8

dian%20dbd%20di%20bandar%20l ampung.pdf diakses 25 Maret 2017). Departemen Kesehatan RI. 2010. Pencegahan Dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue di Indonesia. Jakarta: Direktorat Jendral P2 dan PL. Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara. 2016. Profil Kesehatan Sulawesi Utara 2016 Karundeng. H,Poli. Franklin J. C. Papia, 2016. Pengaruh Pengembangan perumahan terencana terhadap perkembangan wilayah di kecamatan mapanget.(online),(https://ejournal.un srat.ac.id/index.php/spasial/article/vie wfile/10645/10233 diakses pada 5 juli 2017). Nuzula W. 2014. Identifikasi Pola-pola Penyebaran penyakit yang menular melalui vektor nyamuk dengan pendekatan spasial. (Online),(http://repository.ipb.ac.id/jsp ui/bitstream/123456789/73430/1/g14 wnu.pdf diakses 25 Maret 2017)..php/JKKT/article/viewFile/7774/7337 diakses diakses 5 Juli 2017). Utomo Budi. 2017. Hubungan antara perilaku pemberantasan sarang nyamuk dan kejadian demam berdarah dengue di desa sojomerto kecamatan reban kabupaten batang semarang (Online),http://eprints.undip.ac.id/529 2/2/SKRIPSI_BUDI_UTOMO.pdf diakses pada 5 juli 2017). Yasin M. 2012. Hubungan variabilitas iklim dengan kejadian DBD di kota bogor tahun 2004-2011.(Online), lib.ui.ac.id/file?file=digital/20319893- S-Muhammad%20Yasin.pdf. diakses pada 5 juli 2017). P2P. 2 Februari, 2017. Jumlah penderita penyakit menular di Sulawesi Utara. Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P). Manado: Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Shabella B, Kusumadewi S, Iswari L. 2016. Analisis Association Rule Mining Kejadian penyakit Demam Berdarah Dengue.Vol VII. 77. (Online)(http://ejournal.uin.ac.id/index 9