BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan suatu karunia Tuhan Yang Maha Esa yang wajib kita

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersendiri. Pelaksanaan jual beli atas tanah yang tidak sesuai dengan ketentuan Pasal

BAB I PENDAHULUAN. manusia membangun rumah sebagai tempat bernaung dan membangun berbagai

BAB I PENDAHULUAN. masih tetap berlaku sebagai sumber utama. Unifikasi hak-hak perorangan atas

BAB I PENDAHULUAN. di dalam UUD 1945 Pasal 33 Ayat (3) telah ditentukan bahwa bumi, air,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sarana dan prasarana lainnya. akan lahan/tanah juga menjadi semakin tinggi. Untuk mendapatkan tanah

BAB I PENDAHULUAN. meninggal dunia dan mengingat susunan kehidupan dan pola perekonomian

PENYELESAIAN SENGKETA TANAH TERKAIT KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH. (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Surakarta No.87/Pdt.G/2011/PN.

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang Dasar 1945 yang menyatakan: Bumi air dan kekayaan

BAB I PENDAHULUAN. kepemilikan hak atas tanah oleh individu atau perorangan. Undang No. 5 Tahun 1960 tentang Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria

BAB I PENDAHULUAN. Hukum Perdata (Burgerlijkrecht) ialah rangkaian peraturan-peraturan

BAB I PENDAHULUAN. Maha Esa. Tanah merupakan salah satu kebutuhan manusia yang sangat absolute dan

BAB I PENDAHULUAN. mengenai tanah yaitu karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada bangsa. tanah itu dalam batas-batas menurut peraturan undang-undang.

BAB I PENDAHULUAN. bidang pertanahan, maka sasaran pembangunan di bidang pertanahan adalah terwujudnya. 4. Tertib pemeliharaan dan lingkungan hidup.

BAB I PENDAHULUAN. penduduk, sementara disisi lain luas tanah tidak bertambah. 1 Tanah dalam

BAB I PENDAHULUAN. fungsi yang amat penting untuk membangun masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. Achmad Rubaie, Hukum Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum, (Malang: Bayumedia Publishing, 2007), hal 1.

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan satu macam

III. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Tanah merupakan suatu hal yang menjadi kebutuhan bagi kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. aktifitasnya yang berupa tanah. Tanah dapat berfungsi tidak saja sebagai lahan

BAB I PENDAHULUAN. gamelan, maka dapat membeli dengan pengrajin atau penjual. gamelan tersebut dan kedua belah pihak sepakat untuk membuat surat

BAB I PENDAHULUAN. berkembang biak, serta melakukan segala aktifitasnya berada diatas tanah.

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi rakyat Indonesia guna meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. hukum tentang tanah diatur dalam Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang

BAB I PENDAHULUAN. empat untuk menyuplai pasokan barang kebutuhan dalam jumlah yang banyak.

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH SECARA KREDIT. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN. diusahakan atau digunakan untuk pemenuhan kebutuhan yang nyata. perlindungan hukum bagi rakyat banyak.

BAB I PENDAHULUAN. Pertanahan Nasional juga mengacu kepada Pasal 33 ayat (3) UUD 1945

BAB III PENUTUP. A. Kesimpulan. 1. Pelaksanaan pemberian Hak Milik dari tanah negara dan. perlindungan hukumnya di Kabupaten Kutai Timur pada tahun

BAB I PENDAHULUAN. bangsa sepanjang masa dalam mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat yang

BAB I PENDAHULUAN. keterangan, pertimbangan dan nasehat tentang hukum kepada instansi

BAB I PENDAHULUAN. pihak lainnya atau memaksa pihak lain itu melaksanakan kewajibannya. dibentuklah norma-norma hukum tertentu yang bertujuan menjaga

BAB I PENDAHULUAN. kemudian diiringi juga dengan penyediaan produk-produk inovatif serta. pertumbuhan ekonomi nasional bangsa Indonesia.

TINJAUAN PELAKSANAAN PENDAFTARAN TANAH SECARA SISTEMATIK DI KABUPATEN BANTUL. (Studi Kasus Desa Patalan Kecamatan Jetis dan

TINJAUAN YURIDIS TENTANG PEMBATALAN SERTIFIKAT HAK ATAS TANAH DALAM PERKARA JUAL BELI TANAH

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan keberadaan anak sebagai anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian hukum normatif atau penelitian hukum. bahan-bahan kepustakaan untuk memahami Piercing The

BAB I PENDAHULUAN. positif Indonesia lazim diartikan sebagai orang yang belum dewasa/

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tanah sebagai lahan untuk memperoleh pangan. untuk pertanian, maupun perkebunan untuk memperoleh penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan serta penghidupan masyarakat baik dari segi sosial, ekonomi,

KEDUDUKAN, TUGAS DAN FUNGSI KANTOR PERTANAHAN KABUPATEN NGAWI DALAM RANGKA TERTIB ADMINISTRASI PERTANAHAN

III. METODE PENELITIAN. penelitian hukum yang objek kajiannya meliputi ketentuan-ketentuan

BAB I PENDAHULUAN. harus terjadi perselisihan atau sengketa dalam proses pembagian harta warisan

PROSES PEMERIKSAAN PERKARA JUAL BELI HAK MILIK ATAS TANAH DENGAN MEMAKAI AKTA DI BAWAH TANGAN (STUDI KASUS DI PENGADILAN NEGERI BOYOLALI)

BAB I PENDAHULUAN. bagi setiap individu dalam masyarakat, karena selain mempunyai hubungan yang erat dengan

KEWENANGAN PENYELESAIAN SENGKETA WARIS ATAS TANAH HAK MILIK DI PENGADILAN NEGERI SURAKARTA DAN PENGADILAN AGAMA SURAKARTA

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara agraris yang kehidupan masyarakatnya

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. Tanah bagi masyarakat agraris selain sebagai faktor produksi yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. umum. Diantaranya pembangunan Kantor Pemerintah, jalan umum, tempat

Lex Privatum Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Manusia sebagai makhluk sosial yang tidak dapat lepas dari hidup

III. METODE PENELITIAN. Pendekatan yang digunakan dalam pembahasan penulisan penelitian ini adalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidupnya. Dalam memenuhi segala kebutuhan hidup, akal dan pikiran. Ia memerlukan tangan ataupun bantuan dari pihak lain.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup yang beraneka ragam. Kebutuhan manusia dari tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak diundangkannya UUPA maka pengertian jual-beli tanah

BAB I PENDAHULUAN. diamanatkan dalam Pembukuan Undang-Undang Dasar 1945 antara lain

BAB I PENDAHULUAN. diantara mereka. Hal itu dikarenakan setiap manusia memiliki. kepentingannya, haknya, maupun kewajibannya.

BAB I PENDAHULUAN. berbagai usaha yang terus berkembang di segala bidang. Usaha yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. beli, tetapi disebutkan sebagai dialihkan. Pengertian dialihkan menunjukkan

TINJAUAN HUKUM PENYELESAIAN PERKARA PEMBATALAN AKTA HIBAH. (Studi Kasus di Pengadilan Negeri Surakarta)

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah normatif, yang dilakukan dengan cara meneliti bahan

BAB I PENDAHULUAN. menanggulangi terjadinya peredaran rokok ilegal dan pita cukai palsu.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pengadilan. Karena dalam hal ini nilai kebersamaan dan kekeluargaan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guna mendapatkan suatu putusan akhir dalam persidangan diperlukan adanya bahan-bahan mengenai

I. METODE PENELITIAN. normatif empiris (applied normative law) adalah perilaku nyata (in action) setiap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. Kehidupan manusia tidak dapat dipisahkan dari tanah. Tanah

BAB III METODE PENELITIAN

. METODE PENELITIAN. yang digunakan sebagai dasar ketentuan hukum untuk menganalisis tentang apakah

BAB I PENDAHULUAN. kemakmuran seluruh rakyat Indonesia. Secara konstitusional Undang-undang Dasar 1945 dalam Pasal 33 ayat

BAB I PENDAHULUAN. memanfaatkan tanah untuk melangsungkan kehidupan. Begitu pentingnya tanah

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dinyatakan dalam Pasal 1 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 tentang

BAB I PENDAHULUAN. terakhirnya. Selain mempunyai arti penting bagi manusia, tanah juga mempunyai kedudukan

METODE PENELITIAN. beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisisnya. 1

BAB I PENDAHULUAN. adalah merupakan karunia Tuhan Yang Maha Esa kepada seluruh rakyat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal janji adalah suatu sendi yang amat penting dalam Hukum

BAB I PENDAHULUAN. selalu berhadapan dengan segala macam kebutuhan. Untuk menghadapi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini adalah penelitian normatif (dokcrinal research) yaitu

METODE PENELITIAN. penelitian guna dapat mengolah dan menyimpulkan data serta memecahkan suatu

III. METODE PENELITIAN. menggunakan dua macam pendekatan yaitu : 1. Pendekatan secara yuridis normatif yaitu pendekatan yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan anugerah dari Tuhan Yang Maha Esa yang tidak ternilai

BAB I PENDAHULUAN. Mahkamah Konstitusi yang selanjutnya disebut MK adalah lembaga tinggi negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. penyerahan tanah hak kepada pihak lain untuk selama-lamanya (hak atas tanah

BAB I PENDAHULUAN. layak dan berkecukupan. Guna mencukupi kebutuhan hidup serta guna

BAB I PENDAHULUAN. dilindungi oleh Negara. Perkawinan menurut Pasal 1 Undang-undang Nomor 1

BAB I PENDAHULUAN. orang lain baik dalam ranah kebendaan, kebudayaan, ekonomi dan

BAB I PENDAHULUAN. harta warisan, kekayaan, tanah, negara, 2) Perebutan tahta, termasuk di

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan hidup umat manusia. Hubungan manusia dengan tanah bukan hanya

Lex Privatum Vol. V/No. 3/Mei/2017

BAB I PENDAHULUAN. insan manusia pria dan wanita dalam satu ikatan suci dengan limpahan dari

BAB I PENDAHULUAN. berderet mulai dari Semanggi, Pasar Kliwon, Sangkrah, hingga Gandekan. ekonomi lemah dengan tingkat pendidikan yang cukup rendah.

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan hukum ataupun Pemerintah pasti melibatkan soal tanah, oleh

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Tanah merupakan suatu karunia Tuhan Yang Maha Esa yang wajib kita jaga sehingga bermanfaat bagi kehidupan manusia. Tanah memegang peranan yang sangat penting bagi kehidupan bermasyarakat dan bernegara. Hal ini dapat ditunjukan dari negara kita yang merupakan negara agraris, maka dari itu tanah harus dikelola dan dijaga agar memberikan manfaat yang sebesar-besarnya untuk generasi sekarang maupun yang akan datang. Di Indonesia fungsi tanah semakin meningkat, karena meningkatnya kebutuhan manusia akan tanah membawa akibat terhadap meningkatnya masalah pertanahan. Tanah juga merupakan sumber penghidupan bagi masyarakat yang mencari nafkah melalui sumber pertanian, perkebunan dan pertambangan. Pendaftaran tanah akan berjalan apabila ada kesadaran hukum dari masyarakat, artinya apabila masyarakat sadar akan hukum maka secara tidak langsung, masyarakat telah mematuhi hukum yang berlaku. Pendaftaran tanah akan menghasilkan produk akhir berupa sertifikat sebagai kepemilikan hak atas tanah. Pendaftaran tanah bertujuan untuk menjamin kepastian hukum dan kepastian hak atas tanah. 1 Dengan pendaftaran tanah, maka pihak-pihak yang bersangkutan dengan mudah dapat mengetahui status atau kedudukan hukum dari pada tanah tertentu meliputi luas dan batasan-batasannya. 1 Efendi Perangin, 1991, Hukum Agraria Di Indonesia (Suatu Telaah dari Sudut Pandangan Praktis Hukum), Jakarta: CV.Rajawali, Hal 95. 1

2 Dengan banyaknya permasalahan tanah, maka makin lama makin terasa perlu jaminan kepastian hukum dan kepastian hak dalam bidang agraria. Untuk keperluan itulah pada Pasal 19 ayat (1) UUPA menyatakan bahwa, Untuk menjamin kepastian hukum oleh pemerintah diadakan pendaftaran tanah diseluruh wilayah Republik Indonesia menurut ketentuan-ketentuan yang diatur dengan peraturan pemerintah. Dasar Permulaan dari penyelenggaraan pendaftaran tanah meliputi kegiatan-kegiatan, pengukuran, pemetaan tanah, serta pendaftaran haknya untuk pertama kali. Kemudian pemeliharaanya meliputi perubahanperubahan yang terjadi, baik mengenai tanahnya maupun pihak yang mempunyainya. Dasar permulaan maupun pemeliharaanya harus mendapat perhatian yang seksama dan ketelitian dalam penyelenggaraannya. 2 Dalam Pasal 1 Peraturan Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Pengkajian dan Penanganan Kasus Pertanahan menyatakan bahwa sengketa pertanahan adalah perselisihan pertanahan antara orang perorangan, badan hukum, atau lembaga sering berdampak luas secara sosio-politis. Menurut Koentjaraningrat, Konflik atau sengketa terjadi juga karena adanya perbedaan persepsi yang merupakan gambaran lingkungan yang dilakukan secara sadar yang didasari pengetahuan yang dimiliki seseorang, lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. 3 Adapun alasan sebenarnya yang menjadi tujuan akhir dari sengketa bahwa ada pihak yang lebih berhak dari yang lain atas tanah yang disengketakan, oleh 2 Ibid, Hal 95. 3 Koentjaraningrat, 1982, Metode-metode Penelitian Masyarakat, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, Hal 103.

3 karena itu penyelesaian sengketa hukum terhadap sengketa tanah tersebut tergantung dari sifat permasalahannya yang diajukan dan prosesnya akan memerlukan beberapa tahap tertentu sebelum diperoleh sesuatu keputusan. Dalam suatu sengketa, pihak-pihak sudah teridentifikasi berhadapan langsung atau berkelanjutan dan tidak dicapai jalan keluar yang memuaskan kedua belah pihak (deadlock). 4 Tanah merupakan hal penting bagi kehidupan manusia. Diatas tanah pula manusia membangun rumah sebagai tempat bernaung dan membangun berbagai bangunan lainnya untuk perkantoran dan sebagainya. Tanah juga mengandung berbagai macam kekayaan alam yang dapat dimanfaatkan manusia. 5 Apabila masyarakat sudah mengetahui status tanahnya maka akan bebas dari gugatan orang lain dan demikian pula mengelakkan suatu adagium (dimana ada masyarakat dan kehidupan disana ada hukum). 6 Pendaftaran tanah adalah kewajiban yang harus dilaksanakan secara terus menerus dalam rangka menginventarisasikan data-data berkenaan dengan hak-hak atas tanah menurut UUPA. 7 Kepastian hukum hak-hak atas tanah, khususnya mengenai status kepemilikan hak atas tanah yang berkaitan dengan sertifikat tanah akan memberikan kejelasan mengenai orang atau badan yang menjadi pemegangnya. Sertifikat adalah tanda atau surat keterangan (pernyataan) tertulis atau tercetak 4 Maria,Sumardjono, 2009, Tanah dalam Perspektif Hak Ekonomi Sosial dan Budaya, Jakarta: Kompas, Hal 108. 5 Adrian Sutedi, 2007, Implementasi Prinsip Kepentingan Umum dalam Pengadaan Tanah Untuk Pembangunan, Jakarta: Sinar Grafika, Hal 45. 6 A. P. Parlindungan, 2009, Pendaftaran Tanah Di Indonesia, Bandung: Mandar Maju, Hal 10. 7 Bachtiar Efendie, 1993, Pendaftaran Tanah di Indonesia dan Perturan-Peraturan Pelaksanaannya, Bandung: Alumni, Hal 15.

4 dari orang yang berwenang yang dapat digunakan sebagai bukti kepemilikan. Dilihat dari cara penyelesaiannya maka sengketa itu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penyelesaian melalui jalur non peradilan (Perundingan/musyawarah atau negotiation, Konsiliasi/consilitation, Mediasi/mediation, Arbitrase/arbitran) dan Peradilan/Ligitasi. 8 Adapun tujuan pendaftaran tanah adalah penyediaan data-data penggunaan tanah untuk pemerintah ataupun untuk masyarakat dan jaminan kepastian hukum terhadap hak-hak atas tanah. 9 Kesadaran hukum adalah suatu proses psikis yang terdapat dalam diri manusia yang akan timbul dan mungkin pula tidak akan timbul yang berkaitan dengan efektifitas hukum. 10 Berdasarkan uraian diatas, penelitian ini akan mengkaji berkaitan dengan judul, PENYELESAIAN SENGKETA TANAH TERKAIT KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH (Studi Kasus Putusan Pengadilan Negeri Surakarta No.87/Pdt.G/2011/PN.Ska). B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan diatas, maka penulis akan meneliti lebih rinci beberapa permasalahan sebagai berikut : 1. Bagaimana penyelesaian sengketa hak milik atas tanah melalui gugatan perbuatan melawan hukum di Pengadilan Negeri Surakarta? 8 Sarjita, 2005, Teknik dan Strategi Penyelesaian Sengketa Konflik, Yogyakarta: Tugu Jogja Pustaka, Hal 2. 9 Bachtiar Efendie, 1993, Pendaftaran Tanah di Indonesia dan Peraturan-Peraturan Pelaksanaannya, Bandung: Alumni, Hal 21. 10 Soerjono Soekanto, 1987, Suatu Tinjauan Sosiologis Hukum Terhadap Mayarakat Sosial, Jakarta: CV Rajawali, Hal 96.

5 2. Bagaimana akibat hukum dari putusan hakim mengenai sengketa hak milik atas tanah di Pengadilan Negeri Surakarta? C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian harus memiliki tujuan yang jelas sehingga dapat mamberi arah dalam pelaksanaanya, maka penelitian ini memliki tujuan sebagai berikut: 1. Tujuan Objektif: a. Mengetahui penyelesaian sengketa hak milik atas tanah melalui gugatan melawan hukum di Pengadilan Negeri Surakarta. b. Mengetahui akibat hukum dari putusan hakim mengenai sengketa hak milik atas tanah di Pengadilan Negeri Surakarta. 2. Tujuan Subjektif: a. Untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan kemampuan penulis dibidang Hukum Agraria khususnya dalam penyelesaian sengketa tanah terkait kepemilikan hak atas tanah. b. Untuk memenuhi persyaratan akademis guna memperoleh gelar akademik sarjana hukum dalam bidang ilmu hukum pada Fakultas Hukum Universitas Muhammadiyah Surakarta.

6 D. Manfaat Penelitian Suatu penelitian mampu memberikan manfaat yang berguna bagi perkembangan ilmu pengetahuan khususnya dibidang penelitian tersebut, adapun hasil penelitian ini dimanfaatkan untuk: 1. Manfaat Teoritis Mengembangkan pengetahuan dibidang hukum perdata, memberikan sumbangan referensi bagi pengembangan ilmu hukum perdata dan khususnya hukum agraria. 2. Manfaat Praktis Mengembangkan penalaran, membentuk pola pikir, dinamis sekaligus untuk mengetahui kemampuan penulis dalam menetapkan ilmu yang diperoleh. E. Kerangka Pemikiran Sengketa tanah disebabkan karena adanya perbedaan nilai, kepentingan, pendapat dan persepsi antara orang perorangan atau badan hukum mengenai status penguasaan, status kepemilikan dan status penggunaan atau pemanfaatan atas bidang tanah tertentu oleh pihak tertentu. Sengketa adalah perselisihan yang terjadi antara dua pihak atau lebih yang merasa atau dirugikan pihak-pihak tersebut untuk penggunaan dan penguasaan hak atas tanahnya, yang diselesaikan melalui musyawarah atau melalui Pengadilan. 11 Timbulnya sengketa tanah dapat terjadi karena adanya gugatan dari seseorang arau badan hukum yang berisi tuntutan hukm akibat perbuatan melawan hukum yang telah merugikan hak atas tanah dari pihak penggugat. 11 Sarjita, 2005, Teknik & Strategi Penyelesaian Sengketa Pertanahan, Yogyakarta: Tugu Jogja Pustaka, Hal 8.

7 Adapun materi gugatan dapat berupa tuntutan adanya kepastian hukum mengenai siapa yang berhak atas tanah, status tanah, bukti-bukti yang menjadi dasar pemberian hak dan sebagainya. 12 Dilihat dari cara penyelesaiannya maka sengketa itu dapat dibedakan menjadi dua, yaitu penyelesaian melalui jalur non peradilan (Perundingan/musyawarah atau negotiation, Konsiliasi/consilitation, Mediasi/mediation, Arbitrase/arbitran) dan Peradilan/Ligitasi. 13 Untuk mempertanahan hak dan kewajibannya, orang harus bertindak berdasarkan peraturan hukum yang telah ditetapkan. Apabila pihak yang bersangkutan tidak dapat menyelesaikan sendiri tuntutannya secara damai, maka pihak merasa dirugikan dapat membawa sengketa tersebut ke pengadilan untuk penyelesaian sengketanya. Proses penyelesaian sengketa melalui pengadilan bertujuan untuk memulihkan hak seseorang yang telah dirugikan atau terganggu, mengembalikan suasana seperti dalam keadaan semula bahwa setiap orang harus mematuhi peraturan hukum agar hukum berjalan sebagaimana mestinya. Dalam suatu sengketa, pihak-pihak sudah teridentifikasi berhadapan langsung atau berkelanjutan dan tidak dicapai jalan keluar yang memuaskan kedua belah pihak (deadlock). 14 Apabila kedua belah pihak tidak menemukan jalan keluar bisa menempuh jalur peradilan. Dengan demikian masyarakat itu mematuhi hukum bukan karena paksaan, melainkan kebutuhan agar tidak bermasalah. Kepastian hukum sangat penting bagi masyarakat guna adanya 12 Ibid, Hal 2. 13 Ibid, Hal 9. 14 Maria Sumardjono, 2009, Tanah dalam Perspektif Hak Ekonomi Sosial dan Budaya, Jakarta: Kompas, Hal 108.

8 ketertiban bagi pemegang hak atas tanah tersebut, sehingga pemilik dapat merasakan hak atas tanahnya dengan sebaik-baiknya. F. Metode Penelitian Metode penelitian hukum adalah suatau proses untuk menemukan aturan hukum, prinsip-prinsip hukum guna untuk menjawab permasalahan hukum yang dihadapi. Penelitian hukum dilakukan untuk menghasilkan argumentasi dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi. Untuk mendapatkan bahan serta pemecahan masalah dalam penyelesaian kepemilikan tanah terkait kepemilikan hak atas tanah. Adapun metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yakni sebagai berikut : 1. Jenis Penelitian Jenis penelitian dalam dalam penulisan ini adalah penelitian normatif, yang juga bisa disebut sebagai kepustakaan atau studi dokumen. Penelitian kepustakaan (Library Research), yaitu suatu penelitian dengan cara menuliskan, mengklarifikasi dan menjadikan data yang diperoleh dari berbagai sumber tertulis. 15 Dengan kata lain penelitian hukum normatif disebut juga penelitian hukum kepustakaan yaitu penelitian yang dilakukan dengan meneliti data sekunder yang terdiri dari bahan hukum primer, bahan hukum sekunder, dan bahan hukum tersier, untuk selanjutnya bahan-bahan hukum tersebut disusun secara sistematis, dikaji kemudian ditarik suatu kesimpulan dalam hubungannya dengan masalah yang diteliti. 15 Noeng Muhadjir, 1989, Metodologi Penelitian Kualitatif, Jakarta: Rake Sarasin, Hal 43.

9 2. Metode Pendekatan Pendekatan penelitian yang penulis lakukan termasuk dalam pendekatan yuridis normatif, yang berarti penulisan skripsi ini berdasarkan suatu kajian aspek hukum yaitu perundang-undangan yang belaku dan yurisprudensi. 16 Pendekatan dalam penelitian hukum dimaksudkan untuk mengawali sebagai dasar sudut pandang dan kerangka berfikir seorang peneliti untuk melakukan analisis. Dalam penulisan skripsi ini, penulis bermaksud agar mendapatkan hasil yang ilmiah, maka masalah dalam penelitian ini dibahas dengan menggunakan jenis pendekatan perundang-undangan dalam KUHPerdata terkait gugatan melawan hukum atas kepemilikan hak atas tanah dalam perkara perdata putusan Pengadilan Negeri Surakarta. 3. Lokasi Penelitian Lokasi penelitian ini dilaksanakan di Pengadilan Negeri Surakarta, alasannya karena peneliti tertarik memilih lokasi penelitian di Pengadilan Negeri Surakarta tersebut, karena adanya kasus tentang sengketa kepemilikan hak atas tanah. Selain itu lokasi penelitian juga dekat dan mudah dijangkau dengan tempat tinggal peneliti jadi dalam melakukan penelitian dapat menghemat waktu dan biaya. 4. Jenis dan Sumber Bahan Hukum Sumber hukum dapat dibedakan menjadi bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder. Didalam penulisan skripsi ini penulis menggunakan jenis sumber hukum primer, sekunder, dan tersier yang berkaitan dengan 16 Hadi Kusuma, 1995, Metode Pendekatan Pembuatan Skripsi Ilmu Hukum. Bandung: Mandar Maju, Hal 61.

10 penyelesaian sengketa tanah terkait kepemilkan hak atas tanah yang akan menunjang diperolehnya jawaban atas permasalahan yang ditulis penulis. a. Bahan Hukum Primer Bahan hukum primer adalah bahan hukum yang mempunyai otoritas. Bahan hukum primer terdiri dari, catatan-catatan resmi, perundangundangan, dan dari putusan hakim. Peraturan perundang-undangan yang digunakan dalam penulisan skripsi ini anatara lain adalah: 1. Kitab Undang-Undang Hukum Perdata. 2. Undang-Undang No.5 Tahun 1960 Tentang Peraturan Dasar Pokok- Pokok Agraria. 3. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 1997 Tentang Pendaftaran Tanah dimuat dalam Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 59 Tahun 1997 Tambahan Lembaran Negara Nomor 3696. 4. Putusan Pengadilan Negeri Surakarta Nomor: 87/Pdt.G/2011/PN.Ska. b. Bahan Hukum Sekunder Bahan hukum sekunder adalah semua yang diketahui masyarakat tentang hukum yang bukan merupakan dokumen resmi, meliputi buku-buku, kamus-kamus hukum, dan jurnal-jurnal hukum. 17 Bahan sekunder dalam penelitian ini bersumber dari literatur dibidang Hukum Perdata, Hukum Agraria beserta berbagai artikel maupu jurnal penelitian yang terkait dengan penelitian ini. 17 Peter Mahmud Marzuki, 2005, Penelitian Hukum, Jakarta: Kencana Prenada Media, Hal 141.

11 c. Bahan Hukum Tersier Bahan hukum Tersier adalah bahan yang dapat memberikan petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan skunder, seperti kamus, ensiklopedi dan seterusnya. Adapun kamus yang dimaksudkan seperti Kamus Bahasa Indonesia, Kamus Hukum, serta ensiklopedi bidang hukum yang berkaitan. 5. Teknik Pengumpulan Data Metode pengumpulan data penulis menggunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut : a. Observasi, merupakan suatu cara pengumpulan data yang dilaksanakan oleh peneliti dengan melaksanakan pengamatan secara langsung objek yang diteliti dalam hal ini adalah putusan Hakim Ketua Pengadilan Negeri Surakarta. b. Studi Kepustakaan, merupakan pengumpulan bahan dengan membaca dokumen-dokumen resmi, literatur-literatur maupun peraturan perundangundangan yang berkaitan dengan permasalahan dalam penulisan ini. 6. Metode Analisis Data Analisi data berfungsi untuk menginterpretasikan data-data yang ada. Kemudian dapat dianalisis secara kualitatif, artinya analisis tersebut ditunjukan terhadap data-data yang sifatnya kualitas, mutu dan sifat yang berlaku dimasyarakat. Tujuannya untuk dapat memahami sifat-sifat fakta atau gejalagejala yang benar-benar berlaku. 18 Penelitian ini menggunakan teknik pengolahan bahan hukum dengan cara deduktif adalah menjelaskan sesuatu 18 Hilman Hadi Kusuma, 1999, Metode Pembuatan Kertas atau Skripsi Ilmu Hukum, Bandung: Mandar Maju, Hal 99.

12 dari hal-hal yang bersifat umum, selanjutnya menarik kesimpulan dari hal itu yang sifatnya lebih khusus. Dalam penelitian ini, data yang diperoleh dengan melakukan inventerisasi sekaligus mengkaji dari penelitian studi kepustakaan, aturan perundang-undangan beserta dokumen-dokumen yang dapat membantu menafsirkan norma tersebut dalam mengumpulkan data, kemudian data itu diolah dan dianalisis untuk menjawab permasalahan yang diteliti. Tahap terakhir adalah menarik kesimpulan dari data yang telah diolah. Analisi data secara kualitatif yaitu berupa pemaparan hasil penelitian atas putusan Pengadilan Negeri Surakarta Nomor:87/Pdt.G/2011/PN.Ska Tentang Sengketa Kepemilikan Hak Atas Tanah. G. Sistematika Penulisan Hukum Untuk memberikan gambaran umum mengenai sistem penulisan hukum yang sesuai dengan aturan baru dalam penulisan hukum, maka penulis menyiapkan sistematika hukum. Adapun sistematika penulisan hukum ini terdiri dari empat bab, yang tiap-tiap bab terbagi dalam sub-sub bagian yang dimaksud untuk memudahkan pemahaman terhadap keseluruhan hasil penelitian ini. Sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut: Bab I Pendahuluan, pada bab ini penulis menguraikan beberapa sub bab yaitu Latar Belakang, Perumusan Masalah, Tujuan Penelitian, Manfaat Penelitian, Kerangka Pemikiran, Metode Penelitian, Sistematika Skripsi. Bab II adalah Tinjauan Pustaka, pada bab ini penulis menguraikan beberapa kerangka pemikiran yang menjadi pijakan dalam menjawab permasalahan dari penulisan hukum ini, yaitu Tinjauan Umum Tentang Tanah,

13 Tinjauan Tentang Sengketa Tanah, Tinjauan Umum Tentang Hak Milik Atas Tanah, Tinjauan Tentang Pertimbangan Hukum, Tinjauan Tentang Putusan Perkara Perdata Bab III adalah Hasil penelitian dan pembahasan. Pada bab ini penulis menguraikan hasil penelitian hukum yang telah didapat dari proses penulisan hukum serta menganalisis permasalahan dalam rumusan masalah. Dalam hal ini yang menjadi pokok permasalahan yaitu penyelesaian sengketa kepemilikan Hak Atas Tanah melalui gugatan perbuatan melawan hukum di Pengadilan Negeri Surakarta dan mengetahui akibat hukum dari Putusan Hakim mengenai sengketa tanah terkait kepemilikan Hak Atas Tanah di Pengadilan Negeri Surakarta. Bab IV Penutup. Pada bab ini penulis menguraikan kesimpulan yang menjadi jawaban dari perumusan masalah, yang berisi Kesimpulan dan Saran.