BERCERITA DENGAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK USIA DINI

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN KETERAMPILAN BERCERITA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PANGGUNG BONEKA PADA ANAK KELOMPOK B3 TK AL-HUDA KERTEN SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI MEDIA POP UP BOOK PADA KELOMPOK B TK AL ISLAM 4 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/201

Naskah Artikel Publikasi MEDIA KARTU GAMBAR DAPAT MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA ANAK KELOMPOK A TK ISLAM MARDISIWI SURAKARTA

JURNAL PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Anak Usia Dini.

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL ANGKA BAHASA INGGRIS MELALUI BERNYANYI PADA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA SISWA KELAS I SD NEGERI KAPUKANDA ARTIKEL JURNAL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI KEGIATAN BERMAIN PERAN DI KELOMPOK A

PENERAPAN METODE BERCERITA MELALUI STORY READING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK KELOMPOK A TK PERTIWI

Meningkatkan Kemampuan Mengenal Bentuk Geometri Melalui Media Gelang Karet Pada Anak Kelompok A

MENINGKATKAN KEMAMPUAN KEAKSARAAN MELALUI MEDIA PERMAINAN KARTU HURUF PADA ANAK KELOMPOK A

Iud Puspita Wijianingsih 1, Ruli Hafidah 1 Yudianto Sujana


Desly Manalu, Tri Utami, Enda Puspitasari

PENERAPAN METODE STORY READING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK MELATI / ABA 005 PULAU BALAI

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Bung Hatta Padang

PENTINGNYA PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA PADA ANAK USIA DINI MELALUI METODE BERCAKAP-CAKAP

HUBUNGAN PENGGUNAAN METODE BERCAKAP-CAKAP DENGAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA 4-5 TAHUN

PENERAPAN METODE BERCERITA DENGAN MENGGUNAKAN MEDIA GAMBAR SERI TERHADAP CAPAIAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK

Meningkatkan Keterampilan Berbicara Melalui Model Pembelajaran Talking Stick

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI STRATEGI BERNYANYI PADA ANAK KELOMPOK A TK PANCASILA I KECAMATAN KARANG PILANG SURABAYA ARTIKEL

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PELAJARAN IPA DENGAN METODE DEMONSTRASI BERBANTU MEDIA GAMBAR PADA KELAS IV SDN LOMPIO. Oleh.

Meningkatkan Kemampuan Berkomunikasi Lisan Melalui Metode Bermain Peran Mikro Pada Kelompok B

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia

Meningkatkan Kemampuan Berbicara Melalui Kegiatan Menggunakan Media Kliping Gambar Pada Kelompok B Di TK Mardi Budi Jabon Jombang

UPAYA MENINGKATKAN MINAT BACA MELALUI BERMAIN KARTU KATA BERGAMBAR PADA ANAK KELOMPOK B TK NEGERI PEMBINA SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2013/2014

UPAYA MENINGKATKAN KREATIVITAS ANAK MELALUI BERMAIN BALOK ASESORIS PADA KELOMPOK B USIA 3-4 TAHUN. Sri Rahayu Nurhenti Dorlina Simatupang

Peningkatan Kemampuan Bahasa Melalui Bercerita Dengan Media Boneka Tangan Di Kelompok A.2 TK Darul Ilmi Surabaya

Fitria Esti Wardani, Purwati, Sugiyadi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Magelang

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA MENGGUNAKAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI KELAS III SD

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD), saat ini sedang mendapat perhatian

PENINGKATAN KEMAMPUAN KOMUNIKASI LISAN MELALUI TEKNIK SOSIODRAMA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 3 BANJAREJO PURING

UPAYA MENGEMBANGKAN KEMAMPUAN BERHITUNG PERMULAAN PADA ANAK DENGAN PERMAINAN ULAR TANGGA DI KB ABC BLORONG

PENINGKATAN KECERDASAN KINESTETIK ANAK MELALUI TARI KE SAWAH DI TAMAN KANAK-KANAK TOYIBAH TALAWI

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI GAMBAR SERI PADA ANAK KELOMPOK A DI TK SURYA HARAPAN CANDI SIDOARJO. Khusniah PRODI S1 PG PAUD FIP UNESA

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA AUDIO VISUAL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PADA ANAK KELOMPOK B MELALUI ALAT PERMAINAN ROULATTE

Mengenalkan Konsep Huruf Dengan Metode Permainan Kartu Huruf Pada Anak

Raehanun 1, Rukayah 2, Ruli Hafidah 1. 1 Program Studi PG-PAUD, Universitas Sebelas Maret 2 Program Studi PGSD, Universitas Sebelas Maret

Peningkatan Kemampuan Berkomunikasi dengan Menerapkan Metode Bercakap-Cakap pada Siswa Kelompok A TK Aisyiyah 1 Sawahan

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN MINAT DAN HASIL BELAJAR IPA KELAS VI A DENGAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR DI SD NEGERI 01 ALAHAN PANJANG KABUPATEN SOLOK

TAHUN AJARAN 2015/2016

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERBICARA MELALUI MEDIA GAMBAR PADA ANAK KELOMPOK A DI TK BENER YOGYAKARTA ARTIKEL JURNAL SKRIPSI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA BIG BOOK DI PPT TULIP SURABAYA

Penggunaan Alat Peraga Boneka Wayang Untuk Meningkatkan Kemampuan Bercerita Pada Anak Kelompok B TK Aisyiyah 56 Baron Tahun Ajaran 2011/2012

Program Studi PG PAUD, Universitas Sebelas Maret 2

KEDUNGJERUK MOJOGEDANG KARANGANYAR TAHUN 2012 NASKAH PUBLIKASI

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN NARASI MENGGUNAKAN MEDIA VCD FILM KARTUN SISWA KELAS V SD

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA WAYANG KERTAS UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BAHASA ANAK KELOMPOK A

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol. 1, No. 2, September 2013 ISSN:

MEDIA GAMBAR BERCERITA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBICARA ANAK USIA DINI

PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMELAJARAN IPS MELALUI METODE PROBLEM SOLVING DI SD NEGERI 03 KOTO KACIAK MANINJAU

ARTIKEL PENELITIAN PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

PENGGUNAAN METODE BERMAIN PERAN UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA INDONESIA SISWA KELAS V SD NEGERI GESIKAN TAHUN AJARAN 2013/2014

MENINGKATKAN KEMAMPUAN ANAK BERBICARA MELALUI METODE BERMAIN PERAN DI KELOMPOK B TK TERATAI SUNJU

PENINGKATAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN DADU KATA BERGAMBAR DI TAMAN KANAK-KANAK AISYIYAH NARAS PARIAMAN

JURNAL PGSD INDONESIA P-ISSN E-ISSN Vol 3 No 1 Tahun 2017

PENINGKATAN PERKEMBANGAN BAHASA ANAK MELALUI BERMAIN PERAN DI TAMAN KANAK-KANAK SYUKRILLAH AGAM. Azwinar

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENGENAL KATA MELALUI METODE BERCERITA PADA ANAK KELOMPOK B TK ANNUR SEMOLOWARU KEC. SUKOLILO SURABAYA.

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan media berkomunikasi dengan orang lain. Tercakup semua

PENINGKATAN KEMAMPUAN SISWA MEMAHAMI ISI CERITA MELALUI METODE DISKUSI SISWA KELAS IV SDN NO. 2 TIBO KEC. SINDUE TOMBUSABORA

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN BENDA KONKRET PADA ANAK KELOMPOK B

Oleh : TRI MURNI A

Disusun Oleh LASINI A53B111022

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMPAIKAN ISI BERITA DI SURAT KABAR MELALUI METODE BERCERITA SISWA KELAS VI SD NEGERI 022 RIMBO PANJANG KECAMATAN TAMBANG

MENINGKATKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS DENGAN METODE GUIDED DISCOVERY PADA ANAK KELOMPOK B TK SALAFIYAH PLERET BANTUL

Jurnal Pesona PAUD, Vol. I. No.1.Wani

PENINGKATAN KEMAMPUAN MEMBACA ANAK MELALUI PERMAINAN MAZE KATA DI TAMAN KANAK-KANAK PADANG ARTIKEL

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI MELALUI MODEL PEMBELAJARAN AUDIO VISUAL BERBASIS ANDROID

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan yang lain. Usia dini merupakan awal dari pertumbuhan dan

PENINGKATAN PENGENALAN KONSEP ANGKA MELALUI PERMAINAN KALENDER DI TAMAN KANAK-KANAK ISLAM SILATURAHMI KABUPATEN PADANG PARIAMAN. Nurmainis ABSTRACT

JURNAL PUBLIKASI ILMIAH Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pendidikan Anak Usia Dini

Meningkatkan Kemampuan Menyimak melalui Media Boneka Tangan pada Siswa Kelas II SDN Nogosari 04 Kecamatan Rambipuji Kabupaten Jember

PENINGKATAN KEMAMPUAN BERCERITA ANAK MELALUI MEDIA PUZZLE PADA KELOMPOK A DI RA AL-HUSNA PAKUALAMAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA MELALUI PENGGUNAAN METODE BERCERITA

Joyful Learning Journal

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE SINEKTIK UNTUK SISWA KELAS V SD NEGERI JLABAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA DENGAN MENGGUNAKAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS V SDN 1 BLUNYAHAN BANTUL

Briandika Doni Arnanda Dr. T.Sulistyono, M.Pd., MM. Universitas PGRI Yogyakarta ABSTRAK

PENINGKATAN KEMAMPUAN PRAMEMBACA PERMULAAN MELALUI METODE GLOBAL PADA ANAK AUTIS KELAS TK B DI SLB CITRA MULIA MANDIRI

UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYAMPAIKAN ISI BERITA DI SURAT KABAR MELALUI METODE DRILL SISWA KELAS VI SD NEGERI 011 PAGARAN TAPAH DARUSSALAM

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED TEACHING

Pendahuluan. Wardani et all, Pendekatan Kontekstual...

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK MELALUI METODE BERCERITA DENGAN MEDIA GAMBAR

PENGGUNAAN TEKNIK PERMAINAN KOTAK KATA DALAM UPAYA MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERBICARA

PENERAPAN METODE BERCERITA BERBANTUAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENYIMAK ANAK

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA MELALUI DISKUSI TIPE SYNDICATE GROUP SISWA KELAS V SD NEGERI KREMBANGAN

PENINGKATAN PEMAHAMAN PENGGOLONGAN BENDA MELALUI

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA LISAN MELALUI METODE BERCERITA PADA KELOMPOK B TK TUNAS KARYA DESA WULUH KECAMATAN KESAMBEN KABUPATEN JOMBANG

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERBAHASA ANAK USIA DINI MELALUI MEDIA AUDIO VISUAL

Joyful Learning Journal

MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYIMAK ANAK DENGAN BERMAIN KOMUNIKATA PADA ANAK KELOMPOK B TK TUNAS PERSADA NGUSIKAN JOMBANG

Raihan SD Negeri 007 Bagan Besar

MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERCERITA MELALUI MEDIA BUKU CERITA BERGAMBAR ANAK KELOMPOK A

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II LANDASAN TEORI

PENINGKATAN KETERAMPILAN BERBICARA SISWA KELAS IV DENGAN MENGGUNAKAN MODEL ARTIKULASI DI SD NEGERI 06 ULAKAN TAPAKIS KABUPATEN PADANG PARIAMAN

Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau ABSTRACT

Meningkatkan Kemampuan berbicara Melalui Media Kartu Kata Bergambar Pada Anak Usia 3-4 Tahun KB SPS Nur Amin Ridwan Gadingmangu Jombang

Transkripsi:

BERCERITA DENGAN GAMBAR UNTUK MENINGKATKAN KOSAKATA ANAK USIA DINI Miming Yohana, Indiati, Khusnul Laeli Abstract The purposes of this research is to determine the child s vocabulary enhancement through storytelling with pictures in kindergarten Mardisiwi Seborokrapyak Banyuurip District of Purworejo. The methods of the research was conducted by Action Research (PTK), which was implemented to enhance the child s vocabulary through storytelling with pictures. The research was conducted on children in kindergartens Mardisiwi Seborokrapyak Banyuurip District of Purworejo to 12 research subjects consisting of 5 boys and 7 girls. In this research tells the story with pictures included in the activities. This research uses three variables: input variables, process variables, output variables. The use of performance data collection is by using and coordinating research data obtained by the research criteria and indicators of success set at 75%. The conclusion of this research is the vocabulary skills of kindergarten children Mardisiwi Seborokrapyak Banyuurip District of Purworejo can be increased after learning storytelling with pictures. This is proven by the results of the changes in each cycle, while the average initial capability child s vocabulary originally 49.5%, after the first cycle measures the average vocabulary skills of children increased to 61.5%, and after the second cycle of vocabulary skills children increased to 91.1%. Hypothesis storytelling with images effectively improve vocabulary at kindergarten children Mardisiwi Seborokrapyak Banyuurip District of Purworejo proven true. Key word ; Storytelling with Pictures, Vocabulary. PENDAHULUAN Fenomena yang terjadi di Taman Kanakkanak Mardisiwi Seborokrapyak Banyuurip pada saat kegiatan bercakap-cakap, misalkan bercakap-cakap tentang binatang berkaki 4, anak hanya bisa menyebutkan 3-5 nama binatang. Seharusnya pada anak usia dini, khususnya 4-5 tahun dapat mengembangkan kosakata secara mengagumkan. Owens (dalam Dhieni, 2012: 3.1) mengemukakan bahwa anak usia tersebut memperkaya kosakatanya melalui pengulangan. Dalam mengembangkan kosakata tersebut, anak menggunakan fast mapping yaitu suatu proses dimana anak menyerap arti kata baru setelah mendengarnya sekali atau dua kali dalam percakapan. Pada masa kanak-kanak awal inilah anak mulai mengkombinasikan suku kata menjadi kata, kata menjadi kalimat. Anak usia 4-5 tahun rata-rata dapat menggunakan 900 sampai 1000 kosa kata yang berbeda. Mereka menggunakan 4-5 kata dalam satu kalimat yang dapat berbentuk kalimat pertanyaan, negatif, tanya, dan perintah. Pada usia 5 tahun pembicaraan mereka mulai berkembang dimana kosa kata yang digunakan lebih banyak dan rumit. Selain itu menurut Harris dan Sipay (dalam Dhieni, 2012: 3.5) bahwa menjelang usia 5-6 tahun, anak dapat memahami sekitar 8000 kata, dan dalam satu tahun berikutnya kemampuan anak dapat mencapai 9000 kata. Kegiatan belajar mengajar pada TK Mardisiwi Seborokrapyak Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo banyak kendala dan belum mencapai tingkat perkembangan terutama di bidang peningkatan kosakata pada anak. Pada saat kegiatan bercakap-cakap dan tanya jawab, anak cenderung diam dan tidak pernah mau mengemukakan pendapatnya secara sederhana. Pada saat anak diberi pertanyaan, anak terlihat bingung dan tidak memahami pertanyaan dari guru. Ketika anak diminta untuk berbagi cerita di depan teman-temannya, anak kesulitan dalam mengeluarkan kata-kata sehingga guru harus memancing agar anak bisa bercerita. Seharusnya pencapaian perkembangan menurut standar nasional pendidikan anak usia dini, bahwa anak usia 5-6 tahun dalam mengungkapkan bahasa sudah mampu: menjawab pertanyaan yang lebih kompleks; menyebutkan kelompok gambar yang memiliki bunyi yang sama; berkomunikasi 7

secara lisan, memiliki perbendaharaan kata, serta mengenal simbol-simbol untuk persiapan membaca, menulis dan berhitung; menyusun kalimat sederhana dalam struktur lengkap (pokok kalimat-predikat-keterangan); memiliki lebih banyak kata-kata untuk mengekspresikan ide pada orang lain; melanjutkan sebagian cerita/dongeng yang telah diperdengarkan; menunjukkan pemahaman konsep-konsep dalam buku cerita. Selama ini metode yang digunakan guru pada saat kegiatan tanya jawab, bercerita, dan bercakap-cakap cenderung monoton, yang aktif hanya guru, anak hanya diam (teacher center). Pada saat kegiatan tanya jawab, guru tidak dapat menggunakan media pembelajaran yang dapat memotivasi anak dan menarik perhatian anak. Seharusnya pembelajaran dilakukan secara student center seperti menurut Moeslichatoen (dalam Masitoh, 2012: 10.3) bahwa bercerita merupakan salah satu strategi pembelajaran yang dapat memberikan pengalaman belajar bagi anak TK. Cerita yang dibawakan guru secara lisan harus menarik, mengundang perhatian anak dan tidak lepas dari tujuan pendidikan bagi anak, karena anak yang harus aktif dalam pembelajaran sehingga tercapai perkembangan yang diharapkan. Masalah yang akan diteliti adalah mengenai anak TK Mardisiwi Seborokrapyak yang kosakatanya masih rendah. Salah satu cara menyajikan materi pembelajaran yang dapat meningkatkan kosakata pada anak usia 4-6 tahun melalui bercerita dengan gambar. Kegiatan bercerita merupakan kegiatan bermakna dalam kaitannya dengan perkembangan bahasa anak khususnya pemerolehan kosakata anak. Melalui bercerita anak akan mendengarkan huruf-huruf terangkai menjadi kata dan kata yang terangkai menjadi kalimat. Melalui bercerita dapat diketahui apakah siswa mampu menangkap isi cerita dan dapat mengungkapkan kembali cerita dengan struktur bahasanya sendiri sesuai dengan yang dicontohkan, sehingga akan diketahui apakah anak memperoleh kosakata baru. Kosakata atau perbendaharaan kata adalah semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa, kekayaan kata yang dimiliki seseorang yang digunakan dalam berbahasa untuk berkomunikasi, kata yang dipakai dalam suatu bidang ilmu pengetahuan dan daftar kata yang disusun seperti kamus yang disertai penjelasan secara singkat dan praktis. Kosakata yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan anak menjawab pertanyaan sederhana, melakukan percakapan dengan teman sebaya atau guru, menyebutkan nama benda yang diperlihatkan, berkomunikasi secara lesan dengan bahasanya sendiri (sesuai anak), menggunakan kata-kata yang menunjukkan urutan, dan bercerita dengan gambar yang disediakan. Bercerita dengan gambar adalah kegiatan menyampaikan informasi menggunakan 1 gambar, 2 gambar, 3 gambar atau 4 gambar dengan ukuran tertentu (Hidayat,2005:56). Dapat menggunakan gambar lepas atau gambar seri yang terdiri 2-4 gambar yang meluruskan jalannya cerita. Gambar-gambar itu membantu kita untuk melihat berita sebagaimana kita membacanya. Selain itu gambar tersebut tersusun secara berurutan sehingga dapat membentuk sebuah cerita yang runtut. Menurut Dhieni & Etal manfaat bercerita dengan gambar bagi anak TK, sebagai berikut: 1) Melatih daya serap atau daya tangkap anak PAUD Artinya anak usia PAUD dapat dirangsang, untuk mampu memahami isi atau ide-ide pokok dalam cerita secara keseluruhan 2) Melatih daya pikir anak PAUD Untuk terlatih memahami proses cerita, mempelajari hubungan bagian-bagian dalam cerita termasuk hubungan-hubungan sebab akibatnya 3) Melatih daya konsentrasi anak PAUD Artinya untuk memusatkan perhatiannya kepada keseluruhan cerita, karena dengan pemusatan perhatian tersebut anak dapat melihat hubungan bagian-bagian cerita sekaligus menangkap isi pokok dalam cerita 4) Mengembangkan daya imajinasi anak Artinya dengan bercerita anak dengan daya fantasinya dapat membayangkan atau menggambarkan suatu situasi yang berada di luar jangkauan inderanya bahkan yang mungkin jauh dari lingkungan sekitarnya ini berarti membantu mengembangkan wawasan anak 5) Menciptakan situasi yang menggembirakan serta mengembangkan suasana hubungan yang akrab sesuai dengan tahap perkembangannya, anak usia PAUD senang mendengarkan cerita terutama apabila gurunya dapat menyajikannya dengan menarik 6) Membantu perkembangan bahasa anak dalam berkomunikasi secara efektif dan 8

efisien sehingga proses percakapan menjadi komunikatif. Adapun prosedur bercerita menggunakan gambar sebagai berikut: 1) Menyiapkan tempat serta mengkondisikan anak agar tenang. 2) Orangtua/pendidik menyiapkan diri sebaik mungkin untuk siap bercerita, menguasai masing-masing alur/plot, penokohan, mimik/ekspresi wajah dan suara. 3) Memulai bercerita jika anak sudah tenang. 4) Menyampaikan cerita bagian demi bagian, tidak menunjukkan semua bagian gambar kepada anak. 5) Dalam bercerita, pembawa cerita dapat sesekali terbantu dengan membaca sinopsis yang tertulis pada bagian belakang gambar. 6) Mengakhiri cerita dengan menyimpulkan dan mengadakan tanya jawab dengan anak serta menemukan pesan yang tersirat dalam cerita. Penelitian yang dilakukan dalam meningkatkan kosakata anak usia dini melalui bercerita dengan gambar sebagai salah satu masukan untuk menambah wawasan pengetahuan, menambah kajian keilmuan, menambah variasi dalam penggunaan media dalam bercerita untuk meningkatkan kosakata anak. Bercerita memerlukan alat bantu atau media untuk membangkitkan rasa ingin tahu dan perhatian anak. Media dipergunakan agar anak dapat lebih menyerap informasi secara efektif dan menyimpannya dalam memori lebih lama. Alat bantu cerita membantu anak berimajinasi dan mendorong anak untuk tetap bertahan dalam mempertahankan konsentrasi. Kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat diperjelas dengan bagan sebagai berikut: Anak Kosakata tinggi Kosakata masih Gambar 1. Kerangka Berpikir Berserita dengan Hipotesis dalam penelitian ini adalah Bercerita dengan gambar efektif meningkatkan kosakata pada anak TK Mardisiwi Seborokrapyak Kecamatan Banyuurip Kabupaten Purworejo METODE Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Dalam penelitian tindakan kelas dikenal dengan istilah variabel input, variabel proses, dan variabel output. Ketiga variabel penelitian pada penelitian ini dijabarkan sebagai berikut: Variabel input Dalam penelitian ini yang menjadi variabel input adalah anak TK Mardisiwi Seborokrapyak, Kecamatan Banyuurip, Kabupaten Purworejo yang kosakatanya masih rendah. Dalam penelitian ini yang menjadi variabel proses yaitu kegiatan pembelajaran bercerita dengan gambar.variabel output dalam penelitian ini adalah meningkatnya kosakata anak setelah dilakukan pembelajaran bercerita dengan gambar. Penelitian ini dilaksanakan di TK Mardisiwi Seborokrapyak, kecamatan Banyuurip, kabupaten Purworejo. Penelitian ini dilaksanakan pada semester II. Waktu penelitian dihitung mulai dari koordinasi dengan guru kelas. Subyek penelitian adalah anak didik TK Mardisiwi Seborokrapyak, Banyuurip, Purworejo yang berjumlah 12 anak, laki-laki 5 anak dan perempuan 7 anak. Menurut Arikunto (2006: 197), metode pengumpulan data merupakan cara-cara yang dapat digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data. Data yang diperoleh peneliti dalam penelitian ini adalah melalui lembar unjuk kerja. Metode penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu penelitian tindakan kelas (PTK). Penelitian tindakan kelas adalah penelitian tindakan (action research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik pembelajaran di kelasnya. Arikunto (2006: 201), mendefinisikan penelitian tindakan kelas (classroom action research) sebagai penelitian yang dilakukan oleh guru di kelas atau di sekolah tempat ia mengajar dengan penekanan pada penyempurnaan atau peningkatan proses dan praktik pembelajaran. Model penelitian tindakan kelas dalam penelitian ini yaitu model Kemmis McTaggrat. 9

Model ini dikembangkan oleh Stephen Kemmis dan Robin McTaggrat tahun 1988. Adapun model Kemmis McTaggrat : Refleksi Refleksi Perencanaan SIKLUS I Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Pengamatan? Pelaksanaan Pelaksanaan Gambar 2. SiklusRencanaPenelitianTindakanKelas Model Kemmisdan Mc. Taggrat Berdasarkan hasil kesepakatan peneliti bersama guru dan kepala sekolah di TK Mardisiwi Seborokrapyak indikator keberhasilan dalam penelitian ini yaitu apabila nilai presentase yang diperlihatkan mencapai 75%. Indikator keberhasilan dalam penelitian ini dapat dilihat dari peningkatan-peningkatan kosakata pada peserta didik dan perubahan perilaku. Perubahan perilaku dapat dinyatakan berhasil dan masalah dapat teratasi apabila: 1. Anak memiliki lebih banyak kata untuk melakukan percakapan dan berkomunikasi dengan teman dan guru 2. Anak memiliki banyak kata agar anak percaya diri dalam menjawab pertanyaan dari guru 3. Anak dapat menyusun kata untuk menceritakan gambar. Instrument yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar unjuk kerja yang dirancang sendiri oleh peneliti. Untuk menguji validitas instument dalam penelitian ini yaitu menggunakan professional judgment dengan keahlian kepaudan. Menurut ketua IGTKI kecamatan Banyuurip dan kepala TK Mardisiwi Seborokrapyak lembar unjuk kerja yang dibuat oleh peneliti layak digunakan sebagai instrumen penelitian, karena indikator yang dipilih sudah sesuai dengan karakteristik perkembangan anak usia 5-6 tahun, namun dalam penggunaannya harus dilakukan secara objektif. Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis data deskriptif dengan analisis refleksi. Analisis deskriptif bertujuan untuk memberikan deskripsi mengenai subyek penelitian berdasarkan data variabel yang diperoleh. Analisis data refleksi yaitu membandingkan hasil belajar sebelum diberikan tindakan dan sesudah diberikan dengan menggunakan siklus I, dan seterusnya. Analisis data refleksi dilakukan dengan mengkoordinasikan data hasil observasi yang diperoleh peneliti dengan kriteria keberhasilan yang telah ditetapkan. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan frekuensi munculnya tingkah laku subyek sebelum dan sesudah dilakukan kegiatan pembelajaran bercerita dengan gambar. Data kuantitatif dianalisis dengan menggunakan statistik deskriptif yang disajikan dalam bentuk tabel dan grafik. Untuk melihat hasil tindakan yang dilakukan, digunakan studi proporsi nilai rata-rata anak sebelum mendapat perlakuan dan setelah mendapatkan perlakuan (Sudjana, 2001: 129). P = f x 100 % N Keterangan: P = ProsentasePenguasaaan f = Jumlah Nilai atau Skor yang diperoleh Subyek N = Jumlahskorkeseluruhan HASIL DAN PEMBAHASAN Peningkatan penguasaan kosakata anak dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 1. Penguasaan Kosakata Anak Pada Kondisi Awal, Setelah Tindakan Siklus I, dan Setelah Tindakan Siklus II 10

Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini yaitu Efektifitas Bercerita Dengan Gambar Untuk Meningkatkan Kosakata Pada Anak TK Mardisiwi Seborokrapyak kecamatan Banyuurip kabupaten Purworejo. Kemampuan kosakata anak masih rendah disebabkan oleh beberapa hal, yaitu guru belum menggunakan media pembelajaran yang besar dan menarik anak pada kegiatan tanya jawab, bercerita, dan bercakapcakap, kegiatan masih terfokus pada lembar kerja anak. Kemampuan kosakata anak setelah dilakukan tindakan pada siklus I yaitu pembelajaran bercerita dengan menggunakan gambar mengalami peningkatan, khususnya pada aspek menjawab pertanyaan sederhana, melakukan percakapan dengan teman sebaya atau guru, menyebutkan nama benda yang diperlihatkan, hal tersebut karena anak tertarik pada media gambar sehingga anak lebih fokus dan memahami materi yang diberikan guru. Pada aspek berkomunikasi secara lesan dengan bahasanya sendiri (sesuai anak), menggunakan kata-kata yang menunjukkan urutan, dan bercerita dengan gambar yang disediakan sudah mengalami peningkatan, namun tidak sebaik indikator menjawab pertanyaan sederhana, melakukan percakapan dengan teman sebaya atau guru, menyebutkan nama benda yang diperlihatkan karena anak terlihat masih kurang percaya diri dan malu untuk mengungkapkan kata-kata. Kemampuan penguasaan kosakata setelah tindakan siklus I mencapai 61,5%, sehingga belum mencapai indikator keberhasilan yang sudah ditentukan. Menurut peneliti hal ini disebabkan karena anak belum terbiasa dengan media gambar, metode guru dalam kegiatan masih perlu diperbaiki, anak masih ragu untuk mengemukakan pendapatnya kepada guru. Berdasarkan hasil observasi peneliti, permasalahan yang muncul pada Siklus I tersebut dapat disebabkan karena faktor internal dalam diri anak maupun faktor eksternal, baik dalam perencanaan maupun pelaksanaan kegiatan pembelajaran bercerita dengan gambar. Oleh karena itu, berdasarkan hasil observasi peneliti dalam pelaksanaan tindakan siklus I maka dilakukan perbaikan-perbaikan agar pada pelaksanaan tindakan Siklus II dapat mencapai hasil yang optimal. Kegiatan pembelajaran pada Siklus II menunjukkan keadaan yang kondusif, anak terlihat aktif dalam semua kegiatan, masing-masing anak memiliki kesempatan yang sama dalam kegiatan menjawab pertanyaan sederhana, melakukan percakapan dengan teman atau guru, menyebutkan nama gambar, dan bercerita berdasarkan gambar. Hasil pengamatan pada siklus II menunjukkan adanya peningkatan penguasaan kosakata anak yang signifikan jika dibandingkan dengan kondisi awal anak sebelum tindakan maupun sesudah pelaksanaan Siklus I. Pada aspek berkomunikasi secara lesan dengan bahasa sendiri (sesuai anak), menggunakan kata-kata yang menunjukkan urutan dan bercerita dengan gambar yang disediakan, anak sudah mulai bisa merangkai kata-kata untuk bercerita dengan susunan kalimat yang komplek, rata-rata anak sudah mau bercerita tanpa ditunjuk, anak sudah aktif dalam kegiatan pembelajaran, sehingga pencapaian penguasaan kosakata anak setelah dilakukan tindakan siklus II mencapai 91,1% dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang ditentukan yaitu 75%. Hasil yang diperoleh pada Siklus II menunjukkan bahwa penguasaan kosakata anak mengalami peningkatan dan sudah mencapai indikator keberhasilan yang telah ditentukan sebesar 75%. Oleh karena itu peneliti mengambil keputusan bahwa penelitian dianggap sudah cukup dan selesai pada Siklus II. Peningkatan tersebut dikarenakan anak tertarik dengan gambar dalam ukuran besar dan menarik, perbendaharaan kata anak sudah semakin banyak, sehingga anak lebih percaya diri untuk melakukan kegiatan tanya jawab, melakukan percakapan dengan teman atau orang dewasa, dan mengemukakan pendapatnya kepada orang lain. Pada akhir Siklus II kemampuan penguasaan kosakata pada semua anak TK Mardisiwi Seborokrapyak mengalami peningkatan. Penggunaan gambar dengan ukuran yang besar dan menarik dalam kegiatan pembelajaran sangat membantu guru untuk menarik perhatian anak, dan membantu anak dalam menerima materi yang diberikan guru, sehingga kemampuan penguasaan kosakata anak dapat meningkat. Media gambar yang digunakan peneliti adalah berupa gambar pada kertas A3 yang diberi warna dan tulisan sendiri oleh peneliti kemudian dilaminating agar gambar tidak cepat rusak dan tahan lama. SIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa kemampuan 11

penguasaan kosakata anak TK Mardisiwi Seborokrapyak meningkat setelah dilakukan pembelajaran bercerita dengan gambar. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.. dkk. 2012. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara Dhieni, N. 2012. Metode Pengembangan Bahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Hidayat, R. 2005. Peranan Cerita Untuk Anak Usia Dini. Yogyakarta: PT Karya Agung. Hurlock, E.B. 1995 Perkembangan Anak. Jakarta: Erlangga. Masitoh, dkk. 2012. Strategi Pembelajaran TK. 2008. Jakarta: Universitas Terbuka. Subana dan Sunarti. Strategi Belajar Mengajar Bahasa Indonesia. Bandung: Pustaka Setia. Suhartono. 2005. Pengembangan Keterampilan Bicara Anak Usia Dini. Jakarta: Depdiknas. Suherman. 2006. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta. Suyanto, S. 2006. Tehnik-tehnik Bercerita. Yogyakarta: Mulya Abadi. 12