II. TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. proaktif (urun rembuk) dalam memecahkan masalah-masalah yang diberikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:16) belajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

II. TINJAUAN PUSTAKA. hasil pengalamannya sendiri dalam interaksinya dengan lingkungannya. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. siswa apabila siswa telah terlihat aktif dalam kegiatan belajar mengajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan tujuan dan bahan acuan interaksi. Di dalamnya dikembangkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang mengarah pada proses belajar seperti bertanya, mengajukan pendapat,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar. Belajar menurut Bell-Gredler

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Learning Cycle (LC) adalah suatu model pembelajaran yang berpusat pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. memperkenalkan produk, karya atau gagasan kepada khalayak ramai.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Predict Observe Explain (POE) tugas utama yaitu memprediksi, mengamati, dan memberikan penjelasan.

II. TINJAUAN PUSTAKA. pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokkan/tim kecil yaitu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode discovery adalah suatu prosedur mengajar yang menitikberatkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

PENINGKATAN KEAKTIFAN BELAJAR SISWA SISWA KELAS XI SMK NURUSSALAF KEMIRI DENGAN MODEL PEMBELAJARAN M-APOS

II. TINJAUAN PUSTAKA. kepada anak didik untuk bekerjasama dengan sesama siswa dan saling

II. TINJAUAN PUSTAKA. sains tersebut (Gallagher, 2007). Dengan demikian hasil belajar sains diharapkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. definisi ini adalah penguasaan pengetahuan sebanyak-banyaknya agar cerdas,

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PBL UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MAHASISWA PENDIDIKAN TATANIAGA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut (Sanjaya, 2009: ), pembelajaran kooperatif merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Metode pembelajaran adalah suatu pengetahuan tentang cara-cara mengajar

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang seacara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. (dalam Ruminiati, 2007), bahwa pembelajaran adalah suatu proses dimana

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2009:6). Menurut Gagne (dalam Sadiman, 2006:6) menyatakan bahwa media

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

Oleh: Sugeng SD Negeri I Malasan, Kecamatan Durenan, Kabupaten Trenggalek

II. TINJAUAN PUSTAKA. Keberhasilan belajar tidak akan tercapai begitu saja jika pembelajaran tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Aktivitas belajar merupakan hal yang sangat penting bagi siswa, karena

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

TINJAUAN PUSTAKA. TPS adalah suatu struktur yang dikembangkan pertama kali oleh Profesor

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

Oleh: Ernawati SMA Negeri 1 Gondang, Tulungagung

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif muncul dari konsep bahwa siswa akan lebih mudah

UPAYA PENINGKATAN KEAKTIFAN DAN PRESTASI BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN METODE PEMBELAJARAN TALKING STICK

II. TINJAUAN PUSTAKA. usaha untuk mengubah tingkah laku. Jadi belajar akan membawa suatu perubahan

KAJIAN PUSTAKA. Dalam kegiatan belajar mengajar siswa melakukan aktivitas. Pengajaran yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dari Freudenthal Institute, Urecht University di negeri Belanda. kepada siswa, melainkan tempat siswa menemukan kembali ide dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Siklus I terdiri dari 2 pertemuan masing-masing pertemuan. tahap perencanaan antara lain:

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS. kearah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2004:37) belajar merupakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif saat ini banyak diterapkan oleh guru dalam

BAB II KAJIAN PUSTAKA. berarti tengah, perantara, atau pengantar atau dengan kata lain media

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kajian Teori. 1. Aktivitas Belajar. Anak senantiasa berinteraksi dengan sekitarnya dan selalu berusaha

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu model dalam pembelajaran kooperatif adalah TSTS, di dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Keterampilan Mengungkapkan Pendapat. 1. Mengungkapkan pendapat sebagai keterampilan berbicara

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Majid (2007:176) LKS adalah lembaran-lembaran berisi tugas yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

BAB II KAJIAN TEORI. ini memperlihatkan bahwa kata implementasi bermuara pada

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

II. TINJAUAN PUSTAKA. demikian, media merupakan wahana penyalur informasi belajar atau penyalur. perantara/sarana/alat untuk proses komunikasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran model koooperatif tipe STAD merupakan salah satu

BAB II KAJIAN TEORI. Hisyam Zaeni menyebutkan bahwa pembelajaran aktif adalah suatu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2000:26). Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri. waktu yang relatif lama (Sugiyo, 2000:26).

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. siswa yang melakukan kegitan belajar. Keberhasilan kegiatan pembelajaran

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

BAB II KAJIAN PUSTAKA. perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif menetap sebagai hasil

BAB II KAJIAN TEORI. Robert Karplus. Learning cycle merupakan rangkaian dari tahap-tahap kegiatan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Video sebenarnya berasal dari bahasa Latin, video-visual yang artinya melihat

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH PENGGUNAAN E-LEARNING MOODLE TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 2 BERAU

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Mulyono (dalam Aunurrahman 2011:9) mengemukakan bahwa aktivitas artinya

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Biologi berasal dari bahasa yunani, yaitu dari kata bios yang berarti

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Beragam gaya mengajar yang dilakukan dengan khas oleh masing-masing guru

TINJAUAN PUSTAKA. A. Metode Demonstrasi. Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Kata belajar sudah sangat familiar dalam kehidupan sehari-hari, baik di lingkungan

ARTIKEL ILMIAH UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA MELALUI PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF TIPE QUICK ON THE DRAW

Transkripsi:

11 II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Peningkatan Aktivitas Siswa Keberhasilan siswa dalam belajar bergantung pada aktivitas yang dilakukannya selama proses pembelajaran, sebab pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Dalam belajar sangat diperlukan adanya aktivitas, tanpa aktivitas belajar itu tidak mungkin akan berlangsung dengan baik. Aktivitas dalam proses belajar mengajar merupakan rangkaian kegiatan yang meliputi keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran, bertanya yang belum jelas, mencatat, mendengar, berfikir, membaca dan segala kegiatan yang dilakukan, yang dapat menunjang prestasi belajar (Sardiman, 1994:99). Menurut kaum konstruktivis, belajar merupakan proses aktif siswa dalam mengkonstruksi arti, baik itu berupa teks, dialog, maupun pengalaman. Bisa dikatakan juga sebagai proses menghubungkan pengalaman atau materi yang dipelajari dengan pengertian yang sudah dimiliki seseorang sehingga pengertiannya dikembangkan. Hasil dan bukti belajar dari siswa ialah adanya pendapat yaitu menurut Hamalik (2004:38) mengemukakan bahwa bukti seseorang telah belajar ialah terjadinya perubahan tingkah laku pada orang

12 tersebut, misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, dan dari tidak mengerti menjadi mengerti. Tingkah laku memiliki unsur subjektif dan unsur motoris. Unsur subjektif adalah unsur rohaniah sedang berfikir dapat dilihat dari raut mukanya, sikapnya dalam rohaniahnya tidak bisa kita lihat. Hamalik (2004:49) mengemukakan bahwa ciri-ciri belajar adalah sebagai berikut: (1) Proses belajar adalah mengalami, berbuat, mereaksi, melampaui, (2) Proses itu berjalan melalui bermacam-macam pengalaman dan mata pelajaran yang terpusat pada suatu tujuan tertentu, (3) Pengalaman belajar secara maksimum bermakna bagi kehidupan tertentu, (4) Pengalaman belajar bersumber dari kebutuhan dan tujuan peserta didik sendiri yang mendorong motivasi secara berkesinambungan, (5) Proses belajar dan hasil belajar disyarati oleh keturunan dan lingkungan, (6) Proses belajar dan hasil usaha belajar secara material dipengaruhi oleh perbedaan-perbedaan individual di kalangan peserta didik. Keefektifan perilaku belajar dipengaruhi oleh empat hal (Hamalik, 2004:60) yaitu : (1) Adanya motivasi peserta didik menghendaki sesuatu, (2) Adanya perhatian dan tahu sasaran peserta didik harus memperhatikan sesuatu, (3) Adanya usaha peserta didik harus melakukan sesuatu, (4) Adanya evaluasi dan pemantapan hasil (reinforcement) peserta didik harus memperoleh sesuatu. Tujuan pembelajaran adalah adanya perubahan prilaku siswa baik dari segi pengetahuan (kognitif), sikap (afektif), maupun keterampilan (psikomotor) siswa. Kemampuan kognitif adalah kemampuan berfikir, kemampuan

13 memperoleh pengetahuan, pengenalan, pemahaman, konseptualisasi, penentuan, dan penalaran. Kemampuan afektif adalah kemampuan yang berkaitan dengan perasaan, emosi, sikap, derajat, penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Kemampuan psikomotor adalah kemampuan melakukan pekerjaan dengan melibatkan anggota badan, kemampuan yang berkaitan dengan gerak fisik. Hasil belajar siswa harus mencerminkan adanya peningkatan. Dari ketiga aspek tersebut meningkat dan belum optimal jika salah satu aspek kemampuan belum meningkat. Dalam proses belajar mengajar, aktivitas memegang peranan penting dalam pencapaian tujuan dan hasil belajar yang memadai. Aktivitas belajar merupakan prinsip atau asas yang sangat penting di dalam interaksi belajar mengajar. Pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri. Pengajaran modern menitikberatkan pada aktivitas atau keikutsertaan siswa dalam proses pembelajaran. Agar kegiatan belajar mengajar lebih berhasil maka aktivitas belajar harus dipengaruhi dengan memberikan dorongan sehingga diharapkan siswa akan merasa tertarik, senang dan tidak bosan untuk belajar. Aktivitas siswa dalam kegiatan belajar mengajar tidak hanya mengenai aktivitas fisik siswa tetapi juga berkaitan dengan aktivitas mental siswa. Sardiman (2001:34) mengungkapkan sebagai berikut: Belajar dapat dibagi menjadi aktivitas fisik dan mental. Aktivitas fisik adalah peserta didik giat aktif dengan anggota badan, membuat sesuatu, bermain atau bekerja. Ia tidak hanya duduk mendengarkan, melihat, atau hanya pasif. Peserta didik yang memiliki aktivitas mental adalah jika daya jiwanya bekerja sebanyak-

14 banyaknya atau berfungsi dalam pembelajaran pada kegiatan pembelajaran kedua aktivitas harus berkaitan. Menurut Hamalik (2004:90), karena aktivitas belajar itu banyak sekali macamnya maka para ahli mengadakan klasifikasi atas macam-macam aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya adalah : (1) Kegiatan-kegiatan visual, yang didalamnya membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen, demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain, (2) Kegiatan-kegiatan lisan (oral), seperti mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu kejadian, mengajukan pertanyaan, memberi saran, mengemukakan pendapat, wawancara diskusi dan interupsi, (3) Kegiatankegiatan mendengarkan, seperti mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, dan mendengarkan radio, (4) Kegiatan-kegiatan menulis, seperti menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes dan mengisi angket, (5) Kegiatan-kegiatan menggambar, seperti menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta dan pola, (6) Kegiatankegiatan metric, seperti melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan pameran, membuat model, menyelenggarakan permainan, menari dan berkebun, (7) Kegiatan-kegiatan mental, seperti merenung, memecahkan masalah, menganalisis factor-faktor, hubungan-hubungan dan membuat keputusan dan (8) Kegiatan-kegiatan emosional, seperti minat, membedakan, berani, tenang dan lain-lain.

15 Menurut Hamalik (2004:92), aktivitas-aktivitas dalam belajar dapat dibedakan menjadi dua, yaitu : 1. Aktivitas yang relevan dengan pembelajaran (on task), contohnya adalah memperhatikan penjelasan guru, melakukan diskusi, dan mencatat. Dengan melakukan banyak aktivitas yang relevan dengan pembelajaran maka siswa mampu memahami, mengingat dan menerapkan konsep yang telah dipelajari. 2. Aktivitas yang tidak relevan dengan pembelajaran (off task), contohnya adalah tidak memperhatikan penjelasan guru dan mengobrol dengan teman. 2.2 Prestasi Belajar Siswa Dengan berakhirnya suatu proses pembelajaran maka siswa memperoleh suatu hasil belajar yaitu yang berkaitan dengan tingkat kemampuan dan penguasaan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti pembelajaran. Hasil belajar adalah tingkat kemampuan siswa setelah mengikuti pelajaran selama kurun waktu tertentu. Hasil belajar dapat dinyatakan yang diperoleh dalam bentuk angka dan tingkah laku. Hasil belajar merupakan hasil akhir tentang tinggi rendahnya nilai siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Pembelajaran dikatakan berhasil jika tingkat pengetahuan siswa bertambah dari sebelumnya. Prestasi belajar merupakan hasil yang diberikan oleh guru kepada mahasiswa dalam jangka waktu tertentu sebagai hasil perbuatan belajar.

16 2.3 Metode Kerja Kelompok Sagala (2006:45), menyatakan bahwa metode kerja kelompok adalah cara pembelajaran, dimana siswa dibagi menjadi beberapa kelompok, setiap kelompok dipandang sebagai satu kesatuan untuk mempelajari materi pelajaran dan untuk diselesaikan bersama-sama. Metode dapat meningkatkan kreatifitas peserta siswa, sekaligus sebagai sarana untuk mencapai kompetensi dasar yang diharapkan. Media pembelajaran yaitu menggunakan alat peraga yang disisipi pesan moral, yang dapat dijadikan sebagai salah satu pembelajaran budi pekerti. Pembelajaran ini dapat diartikan juga bahwa, Belajar dapat dilakukan dimana saja, kapan saja, dengan siapa saja dan dalam kondisi apa saja dengan suasana yang menyenangkan, sehingga keterbatasan sarana dan prasarana tidak terlalu menjadi kendala, dan diharapkan dapat ikut membantu mengurangi permasalahan pendidikan yang ada, sekaligus sebagai sarana untuk meningkatkan mutu pendidikan. Dari beberapa pendapat diatas, melalui metode kerja kelompok siswa terlibat langsung dalam pembelajaran sehingga dapat membantu siswa dalam memahami konsep, memperoleh informasi dan pengetahuan, terampil, termotivasi belajar, menumbuhkan semangat berkompetensi, kreatif, senang sehingga pengertian dan pemahaman akan lebih melekat. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah pembelajaran dengan metode kerja kelompok dan pemberian tugas, diharapkan pembelajaran ini menarik bagi siswa, dan siswa termotivasi untuk belajar serta dapat mencapai

17 hasil belajar yang maksimal, dengan bersifat kongkrit, diharapkan akan sungguh-sungguh, serta berusaha memenangkan karena dihadapkan dengan tantangan, dan keterampilan ini dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut Sagala (2006:52), penggunaan metode kerja kelompok mempunyai tujuan sebagai berikut: 1. Memecahkan masalah pembelajaran melalui kerja kelompok 2. Mengembangkan kemampuan bekerja sama didalam kelompok Sagala (2006:67) mengungkapkan guru kadang-kadang bahkan sering menggunakan metode kerja kelompok, karena ada beberapa alasan kuat, yaitu: 1. Dapat mengembangkan prilaku gotongroyong dan demokratis 2. Memacu siswa untuk aktif belajar 3. Tidak membosankan siswa melakukan kegiatan belajar diluar kelas bahkan di luar sekolah yang bervariasi, seperti observasi, wawancara, cari buku diperpustakaan umum dan lain-lain. Proses pembelajaran metode kelompok memiliki kelebihan dan kelemahan sebagai berikut: 1. Metode kerja kelompok mempunyai kelebihan sebagai berikut : a. Membiasakan siswa bekerja sama, musyawarah dan bertanggung jawab. b. Menimbulkan kompetisi yang sehat antar kelompok, sehingga membangkitkan kemauan belajar yang sungguh-sungguh.

18 c. Guru dipermudah tugasnya, karena tugas kerja kelompok cukup disampaikan kepada ketua kelompok. d. Ketua kelompok dilatih menjadi pimpinan yang bertanggung jawab dan anggotanya dibiasakan patuh kepada peraturan yang ada. 2. Di pihak lain, metode kerja kelompok mempunyai kelemahan sebagai berikut : a. Sulit membentuk kelompok yang homogen baik segi minat, bakat, prestasi, maupun intelegasi b. Pimpina kelompok sering sukar memberikan pengertian kepada anggota, menjelaskan dan pembagian kerja. c. Anggota kadang- kadang tidak mematuhi tugas-tugas yang diberikan pimpinan kelompok d. Dalam menyelesaikan tugas sering menyimpang dan rencana karena kurang kontrol dari kelompok atau guru. e. Sulit membuat tugas yang sama sulit dan luasnya terutama bagi kerja kelompok yang komplementer. Namun, kelemahan-kelemahan tersebut dapat diatasi dengan cara-cara sebagai berikut : a. Mengkaji lebih dahulu materi pembelajaran dengan cermat, lalu membuat garis besar rincian tugas untuk setiap kelompok agar bobot tugas sama besarnya.

19 b. Adakan tes sosiometri dan hasilnya digunakan untuk pembentukan kelompok yang mereka kehendaki. c. Bimbingan dan pengawasan kepada setiap kelompok dilakukan terusmenerus. d. Jumlah anggota dalam satu kelompok jangan terlalu banyak. e. Motivasi yang diberikan jangan sampai menimbulkan persaingan yang kurang sehat antar kelompok. Pembelajaran dengan menggunakan metode kerja kalompok harus mengikuti langkah-langkah sebagai berikut : a. Kegiatan persiapan 1. Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai 2. Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi pembelajaran tersebut kedalam tugas-tugas kelompok. 3. Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran kegiatan kerja kelompok. 4. Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat memulai dan mengakhiri serta tata tertib lainnya. b. Kegiatan pelaksanaan 1. Kegiatan membuka pelajaran. a. Melaksanakan apersepsi, pertanyan tentang materi pembelajaran sebelunya. b. Memotivasi siswa untuk belajar dengan mengemukakan kasus yang ada kaitannya dengan materi pelajaran yang akan dipelajari

20 c. Mengemukakan tujuan pembelajaran dan berbagai kegiatan yang akan dikerjakan dalam mencapai tujuan pembelajaran tersebut 2. Kegiatan inti pelajaran a. Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari b. Membentuk kelompok c. Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua kelompok atau langsung kesemua siswa d. Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri kegiatan kerja kelompok e. Mengawasi dan memonitir serta bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja kelompok f. Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari kelompok lain atau dari guru 3. Kegiatan penutup a. Menyampaikan kesimpulan dalam materi pembelajaran b. Memberikan tugas guna untuk mengevaluasi dan mengetahui penguasaan materi pada siswa