BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Panjang akarnya dapat mencapai 2 m. Daun kacang tanah merupakan daun

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

TINJAUAN PUSTAKA. Sawi hijau sebagai bahan makanan sayuran mengandung zat-zat gizi yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. luas di seluruh dunia sebagai bahan pangan yang potensial. Kacang-kacangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. green bean dan mung. Di Indonesia, kacang hijau juga memiliki beberapa nama

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang. Menurut Haryanto (2007), tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai

I. PENDAHULUAN. pangan masyarakat antara lain dengan penganekaragaman pola makan sehari-hari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Mentimun dapat diklasifikasikan kedalam Kingdom: Plantae; Divisio:

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani Tanaman Pakchoi dan Syarat Tumbuh. Pakchoy adalah jenis tanaman sayuran yang mirip dengan tanaman sawi.

I. PENDAHULUAN. Pisang merupakan komoditas buah-buahan yang populer di masyarakat karena

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman Caisim diduga berasal dari Tiongkok (Cina) dan Asia Timur.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan tanaman yang berasal

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

TINJAUAN PUSTAKA. pertama adalah akar tunggang. Akar ini mempunyai akar- akar cabang yang lurus.

I. PENDAHULUAN. Tanaman pisang adalah salah satu komoditas yang dapat digunakan sebagai

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Tanaman kedelai (Glycine max L. Merrill) memiliki sistem perakaran yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Biotani Sistimatika Sawi. Sawi adalah sekelompok tumbuhan dari marga Brassica yang

BAB I PENDAHULUAN. persoalan lingkungan dan ketahanan pangan yang dilanjutkan dengan. daripada melaksanakan pertanian organik (Sutanto, 2006).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. udara yang baik untuk pertumbuhan tanaman cabai adalah 25-27º C pada siang

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB I PENDAHULUAN. serangan hama karena buahnya yang berupa polong berada dalam tanah.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Menurut Haryanto, Suhartini dan Rahayu (1996), klasifikasi tanaman

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang hijau termasuk suku (famili) leguminoseae yang banyak

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. keluarga remput-rumputan dengan spesies Zea mays L. Secara umum, klasifikasi jagung dijelaskan sebagai berikut :

TINJAUAN PUSTAKA. Pemadatan Tanah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selada merupakan tanaman semusim polimorf (memiliki banyak bentuk),

I. TINJAUAN PUSTAKA. dalam, akar dapat tumbuh hingga sekitar 1 m. Dengan adanya bakteri Rhizobium, bintil

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Cabai (Capsicum sp ) merupakan tanaman semusim, dan salah satu jenis

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman bawang merah berakar serabut dengan sistem perakaran dangkal

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya alam, dan sumber daya manusia yang sangat potensial untuk

I. PENDAHULUAN. Cabai keriting (Capsicum annuum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting

TINJAUAN PUSTAKA. Tanah Gambut. memungkinkan terjadinya proses pelapukan bahan organik secara sempurna

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kedelai termasuk family leguminosae yang banyak varietasnya.

II. TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Di Indonesia tanaman seledri sudah dikenal sejak lama dan sekarang

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. yang termasuk dalam famili Cruciferae dan berasal dari Cina bagian tengah. Di

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Botani, Klasifikasi, dan Syarat Tumbuh Tanaman Cabai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Kacang tanah (Arachis hypogaea L.) merupakan salah satu komoditi tanaman

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. muda. Tanaman ini merupakan herba semusim dengan tinggi cm. Batang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pakcoy merupakan tanaman dari keluarga Cruciferae yang masih berada

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman jagung manis (Zea mays sacharata Sturt.) dapat diklasifikasikan

TINJAUAN PUSTAKA. A. Kacang Hijau

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kombinasi Pupuk Kimia dan Pupuk Organik terhadap Tanaman Jagung Manis

umbinya tipis berwarna kuning pucat dengan bagian dalamnya berwarna putih

I. PENDAHULUAN. sekitar 500 mm per tahun (Dowswell et al., 1996 dalam Iriany et al., 2007).

II. TINJAUAN PUSTAKA. Varietas kancil merupakan varietas yang tahan terhadap layu dan agak tahan

PENDAHULUAN. krim, susu kedelai, tepung kedelai, minyak kedelai, pakan ternak,dan bahan baku

TINJAUAN PUSTAKA. Perakaran kedelai akar tunggangnya bercabang-cabang, panjangnya

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau merupakan salah satu tanaman pangan yang banyak dibudidayakan

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merrill.) merupakan salah satu komoditas tanaman

Menurut van Steenis (2003), sistematika dari kacang tanah dalam. taksonomi termasuk kelas Dicotyledoneae; ordo Leguminales; famili

II. TINJAUAN PUSTAKA. Hidroponik berarti melakukan budidaya tanaman tanpa media tanah. Dalam

I. PENDAHULUAN. Kedelai (Glycine max [L.] Merr.) merupakan tanaman pangan terpenting ketiga

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman kacang panjang diklasifikasikan sebagai berikut :

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tanaman Sawi

I. PENDAHULUAN. tanpa mengurangi tingkat kesuburan tanah atau kelestariannya. Dalam usaha

II. TINJAUAN PUSTAKA

HASIL PERCOBAAN. C N C/N P K Ca Mg ph Cu Zn Mn (%) (%) ppm Kompos 9,5 0,5 18,3 0,5 0,8 0,6 0,2 7,2 41,9 92,4 921,8 Kompos diperkaya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Jagung manis atau lebih dikenal dengan nama sweet corn (Zea mays

I. PENDAHULUAN. cruciferae yang mempunyai nilai ekonomis tinggi. Sawi memiliki nilai gizi yang

(Shanti, 2009). Tanaman pangan penghasil karbohidrat yang tinggi dibandingkan. Kacang tanah (Arachis hypogaea) merupakan salah satu tanaman pangan

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Botani Tanaman Kacang Panjang. Menurut Tim Karya Tani Mandiri (2011), susunan klasifikasi kacang panjang

BAB I. PENDAHULUAN. Tanaman penutup tanah atau yang biasa disebut LCC (Legume Cover

TINJAUAN PUSTAKA. A. Limbah Cair Industri Tempe. pada suatu saat dan tempat tertentu tidak dikehendaki lingkungan karna tidak

TINJAUAN PUSTAKA. kedalaman tanah sekitar cm (Irwan, 2006). dan kesuburan tanah (Adie dan Krisnawati, 2007).

I. PENDAHULUAN. Dalam 5 tahun terakhir produksi nasional kedelai tergolong rendah berkisar 600-

ADLN Perpustakaan Universitas Airlangga BAB I PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. Cabai (Capsicum annum L.) merupakan salah satu jenis sayuran penting yang

TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tanah dapat diklasifikasikan sebagai berikut Kingdom: Plantae,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman okra adalah sebagai berikut: Tanaman okra merupakan tanaman terna tahunan dengan batang yang tegak.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kedudukan tanaman gladiol dalam taksonomi tumbuhan sebagai berikut :

I. PENDAHULUAN. Tomat (Lycopersicon esculentum mill) merupakan tanaman yang berasal dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Padi termasuk golongan tumbuhan Graminae dengan batang yang tersusun

I. PENDAHULUAN. Jagung termasuk bahan pangan penting karena merupakan sumber karbohidrat

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Deptan (2006) sistematika tumbuh-tumbuhan, kacang tanah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman melon sebagai berikut: Kingdom: Plantae, Divisio:

BAB I PENDAHULUAN. tunggang dengan akar samping yang menjalar ketanah sama seperti tanaman dikotil lainnya.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Ketersediaan pakan khususnya pakan hijauan masih merupakan kendala. yang dihadapi oleh para peternak khususnya pada musim kemarau.

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. dicotyledoneae. Sistem perakaran kailan adalah jenis akar tunggang dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. akar-akar cabang banyak terdapat bintil akar berisi bakteri Rhizobium japonicum

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kubis adalah kalori (25,0 kal), protein (2,4 g), karbohidrat (4,9 g), kalsium (22,0

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Padi Pengaruh Pupuk Unsur N, P, dan K bagi Tanaman Padi

I. PENDAHULUAN. Ubikayu merupakan salah satu tanaman penting di Indonesia. Ubikayu

I. PENDAHULUAN. Kacang hijau (Phaseolus radiatus L.) merupakan salah satu tanaman pangan

PEMBAHASAN Kualitas Pupuk Kompos dengan Penambahan Mikroba Pemacu Tumbuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman kedelai adalah sebagai berikut : : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Deskripsi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L) Tanaman kacang panjang termasuk dalam famili papilionaceae yang tergolong tanaman semusim berbentuk perdu yang bersifat membelit atau setengah membelit (Suherni, 2007). Kacang panjang merupakan salah satu bahan pangan dalam bentuk sayuran yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat Indonesia. Pada saat tanaman kacang panjang masih muda berikut daunnya dapat dipakai sebagai bahan pangan (Pitojo, 2006). Kacang panjang merupakan tanaman sayuran sebagai sumber vitamin dan mineral. Fungsinya sebagai pengatur metabolisme tubuh, meningkatkan kecerdasan dan ketahanan tubuh serta memperlancar proses pencernaan karena kandungan seratnya yang tinggi (Rasyid, 2012.). Klasifikasi botani tanaman kacang panjang adalah sebagai berikut : Kingdom : Plantae Divisi : Spermatophyta Kelas : Angiospermae Sub Kelas : Dicotyledonae Ordo : Rosales Famili : Papilionaceae/Leguminosae Genus : Vigna Spesies : Vigna sinensis (L.) Savi ex Hassk Vigna sinensis ssp. Sesquipedalis Kacang panjang bersifat dwiguna, artinya sebagai sayuran polong penting dan sebagai penyubur tanah. Tanaman sebagai penyubur tanah karena pada akarakarnya terdapat bintil-bintil akar bakteri Rhizobium. Bakteri tersebut berfungsi mengikat nitrogen bebas diudara. Itulah sebabnya, kacang panjang banyak ditanam petani di pematang sawah, tegalan, sawah dan dipekarangan, baik monokultur maupun sebagai tanaman sela (Sunarjono, 2006).

5 Kacang panjang penting sebagai sumber vitamin dan mineral. Sayur ini banyak mengandung vitamin A, vitamin B, dan vitamin C terutama pada polong muda. Bijinya banyak mengandung protein, lemak dan karbohidrat. Dengan demikian, komoditi ini merupakan sumber protein nabati yang cukup potensial. (Haryanto dkk., 2003). Pada tabel 1 berikut diuraikan kandungan gizi pada polong, biji, dan daun kacang panjang. Tabel. 1. Komposisi Zat Gizi Kacang Panjang Per 100 g Bahan Jenis Zat Gizi Polong Biji Daun Kalori (kal) 44,00 357,00 34,00 Karbohidrat (g) 7,80 70,00 5,80 Lemak (g) 0,30 1,50 0,40 Protein (g) 2,70 17,30 4,10 Kalsium (mg) 49,00 163,00 134,00 Fosfor (mg) 347,00 437,00 145,00 Besi (mg) 0,70 6,90 6,20 Vitamin A (SI) 335,00 0 5240,00 Vitamin B (mg) 0,13 0,57 0,28 Vitamin C (mg) 21,00 2,00 29,00 Air (g) 88,50 12,20 88,30 Bagian dapat dimakan (%) 75,00 100,00 65,00 Sumber : Daftar komposisi bahan makanan, Depkes (1990) dalam Haryanto (2003). Tanaman kacang panjang merupakan tanaman semak, menjalar, semusim dengan tinggi kurang lebih 2,5 m. Adapun morfologi kacang panjang sebagai berikut : 2.1.1 Akar Akar tanaman kacang panjang terdiri atas akar tunggang, akar cabang dan akar serabut. Perakaran tanaman dapat mencapai kedalaman 60 cm. Akar tanaman kacang panjang dapat bersimbiosis dengan bakteri Rhizobium sp. ciri adanya simbiosis tersebut yaitu terdapat bitil-bintil akar di sekitar pangkal akar (Pitojo, 2006).

6 2.1.2 Batang Batang tanaman ini tegak, silindris, lunak, berwarna hijau dengan permukaan licin. Batang tumbuh keatas, membelit kearah kanan pada turus atau tegakan yang didekatnya. Batang membentuk cabang sejak dari bawah batang (Pitojo, 2006) 2.1.3 Daun Daun tanaman kacang panjang berupa daun majemuk, melekat pada tangkai daun agak panjang, lonjong, berseling, panjangnya 6-8 cm, lebar 3-4,5 cm, tepi rata, pangkal membulat, ujung lancip, pertulangan menyirip, tangkai silindris, panjang kurang lebih 4 cm, dan berwarna hijau (Hutapea dkk., 1994). 2.1.4 Bunga Bunga tanaman kacang panjang berbentuk kupu-kupu. Ibu tangakai bunga keluar dari ketiak daun. Setiap ibu tangkai bunga mempunyai 3 5 bunga. Warna bunganya ada yang putih, biru atau ungu. Bunga kacang panjang menyerbuk sendiri. Penyerbukan silang dengan bantuan serangga dapat juga terjadi dengan kemampuan 10 % (Haryanto dkk., 2003). 2.1.5 Buah Buah tanaman kacang panjang berbentuk polong, bulat panjang dan ramping. Panjang polong sekitar 10 80 cm. Warna polong hijau muda sampai hijau keputihan. Setelah tua warna polong putih kekuningan. Polong yang muda sifatnya renyah dan mudah patah. Setelah tua polong menjadi liat. Pada satu polong dapat berisi 8 20 biji kacang panjang (Haryanto dkk., 2003).

7 2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.) Kacang panjang dapat tumbuh di dataran rendah maupun dataran tinggi dengan ketinggian antara 0 1500 mdpl. Kacang panjang biasanya digolongkan dalam sayuran dataran rendah sebab tanaman ini tumbuh lebih baik dan banyak diusahakan di dataran rendah pada ketinggian kurang dari 600 mdpl. Kacang panjang dapat ditanam setiap musim, baik musim kemarau maupun musim penghujan. Waktu bertanam yang baik adalah pada awal atau akhir musim hujan. Jenis tanah yang paling baik untuk tanaman ini adalah tanah bertekstur liat berpasir. Kacang-kacangan peka terhadap alkalin atau keasaman tanah yang tinggi. Untuk pertumbuhan yang optimal diperlukan derajat keasaman (ph) tanah antara 5,5 6,5. Tanah yang terlalu asam dengan ph dibawah 5,5 dapat menyebabkan tanaman tumbuh kerdil karena teracuni garam aluminium (Al) yang larut dalam tanah. Untuk mengatasi hal ini perlu dilakukan pengapuran (Haryanto dkk., 2003). Tanaman kacang panjang tumbuh dengan baik didaerah beriklim hangat, dengan kisaran suhu antara 20 o C 30 o C. Didaerah bersuhu rendah, yakni dibawah 20 o C pertumbuhannya relatif lambat dan jumlah polong yang terbentuk hanya sedikit. Tanaman kacang panjang peka terhadap pengaruh suhu dingin dan dapat mati kalau terkena frost (suhu dibawah 4 o C) (Pitojo, 2006). 2.3. Pupuk Petrobio GR Pupuk dikelompokkan menjadi pupuk anorganik, pupuk organik, dan pupuk hayati. Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat secara kimia atau juga sering disebut dengan pupuk buatan. Pupuk organik seperti namanya pupuk yang dibuat dari bahan-bahan organik atau alami. Sedangkan Pupuk hayati adalah sebuah komponen yang mengandung mikroorganisme hidup yang diberikan ke dalam tanah sebagai inokulan untuk membantu menyediakan unsur hara tertentu bagi tanaman. Pupuk hayati (biofertilizer), adalah jenis pupuk yang tidak mengandung unsur hara N, P, dan K tetapi mengandung mikrooganisme yang memiliki peranan positif bagi tanaman yaitu membantu menyediakan hara yang dibutuhkan

8 tanaman. Kelompok mikroba yang sering digunakan dalam pupuk hayati adalah mikroba-mikroba yang dapat menambat N dari udara, mikroba yang malarutkan hara P dan K. Kelompok mikroorganisme tersebut adalah Rhizobium sp., Azospirillum sp., Azotobacter sp., Aspergilus sp., Psudomonas sp., dan Lactobacillus sp. (Isroi, 2008). Penambahan nutrisi kedalam tanah dengan pupuk hayati melalui proses yang alami, yaitu fiksasi nitrogen atmosfer, menjadikan fosfor bahan yang terlarut, dan merangsang pertumbuhan tanaman melalui sintesis zat-zat yang mendukung pertumbuhan tanaman (Vessey, 2003). Efektivitas pupuk hayati merupakan salah satu upaya untuk mencapai renewable input dalam sistem pertanian berkelanjutan dengan memelihara kesehatan dan kualitas tanah dan mengurangi ketergantungan pupuk kimia melalui proses biologi (Saraswati, 2007). Salah satu produk pupuk hayati yang dapat meningkatkan ketersediaan mikroorganisme tanah yang bermanfaat adalah pupuk hayati Petrobio. Pupuk ini merupakan formula pupuk hayati yang berbentuk butiran berwarna kuning dengan kandungan mikroorganisme antara lain, Pantoea sp. dan Azospirillum sp. (menambat Nitrogen), Aspergillus sp. dan Penicillium sp. (melarutkan Fosfat), dan Streptomyces sp. (merombak bahan organik). Dengan kandungan mikroorganisme tersebut, petrobio dilaporkan dapat merubah unsur hara yang diperlukan tanaman secara teratur, merangsang pertumbuhan dan perkembangan akar, mempercepat masa panen dan meningkatkan hasil panen, serta tidak meracuni tanaman dan tidak mencemari lingkungan. Mikroba yang terkandung dalam petrobio juga terbukti mampu menghasilkan senyawa zat pemacu tumbuh dan pengendali patogen tanah sehingga dapat meningkatkan atau memacu pertumbuhan dan pada akhirnya akan meningkatkan produksi. Adapun fungsi dari mikroorganisme yang terkandung dalam petrobio tersebut adalah sebagai berikut : 2.3.1 Pantoea sp. dan Azospirillum sp.

9 Salah satu pendekatan untuk melakukan penghematan pemakaian pupuk kimia adalah memanfaatkan efisiensi penggunaan Nitrogen tersedia dalam tanah melalui penambatan N 2, atau interaksi dengan bakteri penambat N 2. Nitrogen termasuk hara makro dan diperlukan tanaman dalam jumlah cukup besar, namun ketersediaan N di tanah sangat kurang. Pantoea sp. dan Azospirillum sp. mampu menyerap unsur Nitrogen dalam bentuk ion NO 3 dan NH 4. Dalam kehidupannya, Pantoea sp. dan Azospirillum sp mampu memanfaatkan N 2 udara bebas. Kemampuan menambat N dari udara bebas akan menambahkan unsur N dalam tanah sehingga dapat dimanfaatkan oleh tanaman. 2.3.2 Aspergillus niger sp. dan Penicillium sp. Fosfat (P) merupakan unsur essensial kedua setelah N, berperan penting dalam fotosintesis dan perkembangan akar. Ketersediaan Fosfat dalam tanah yang mampu diserap tanaman jarang yang melebihi 0,01% dari total P. Salah satu alternatif untuk meningkatkan efisiensi pemupukan Fosfat dalam mengatasi rendahnya Fosfat tersedia dalam tanah adalah dengan memanfaatkan kelompok mikroorganisme pelarut Fosfat sehingga diharapkan dapat mengatasi masalah P pada tanah masam. Pelarut Fosfat yang dominan di tanah adalah dari golongan fungi Penicillium dan Aspergillus, yang mampu melarutkan Fosfat dalam tanah menjadi unsur yang tersedia sehingga mudah diserap tanaman. 2.3.3 Streptomyces sp. Mikroorganisme perombak bahan organik merupakan aktivator biologis yang tumbuh alami atau sengaja diberikan untuk mempercepat proses pengomposan dan meningkatkan mutu kompos. Organisme ini memegang peranan penting dalam ekosistem karena mengurai sisa organik yang telah mati diurai menjadi unsur-unsur yang dikembalikan ke dalam tanah (N, P, K, Ca, Mg, dan lain-lain) dan atmosfer (CH 4 atau CO 2 ) sebagai hara yang dapat digunakan kembali oleh tanaman. Bahan organik dalam tanah dapat berperan meningkatkan kesuburan tanah secara fisik maupun kimia. Namun bahan organik harus terurai menjadi senyawa yang lebih sederhana sehingga dapat dimanfaatkan taam secara optimal. Senyawa dalam bahan organik yang sulit mengalami pelapukan adalah

10 zat lignin dan terutama selulosa yang dapat dirombak dengan baik oleh Streptomyces sp. (Anonim, 2012). Penelitian oleh Moh. Cholil Mahfud, Sarwono, Gunawan, dan I.R. Dewi dari Balai Pengkajian Teknologi Pertanian Jawa Timur terhadap produktivitas tanaman jagung di daerah endemis penyakit bulai menyatakan bahwa kombinasi antara 300 kg urea + 100 kg SP-36 + 100 kg KCl/ha + Mefenoksam + Petrobio GR lebih berpotensi memperbaiki pertumbuhan jagung, menurunkan intensitas penyakit bulai dan meningkatkan hasil panen jagung daripada perlakuan tanpa petrobio GR (Balai Penelitian Tanaman Pangan dan Hortikultura Jatim, 2004). Hasil penelitian Ramanta (2009), menunjukkan bahwa pemupukan anorganik dan pupuk hayati berpengaruh nyata pada komponen pertumbuhan yang meliputi: tinggi tanaman, luas daun, bobot kering total tanaman, laju pertumbuhan tanaman, dan indeks luas daun. Pemupukan anorganik dan pupuk hayati juga berpengaruh nyata pada komponen hasil yang meliputi : panjang tongkol, diameter tongkol, bobot kering tongkol tanpa klobot, bobot kering pipilan, dan indeks panen. Pengunaan pupuk hayati dapat mengefektifkan penggunaan pupuk anorganik pada budidaya tanaman jagung. Perlakuan dosis 100% pupuk anorganik dengan penambahan pupuk hayati 60 kg/ha pada tanaman jagung memberikan hasil yang lebih baik dibandingkan dengan perlakuan kontrol, sedangkan perlakuan dosis 50% pupuk anorganik dengan penambahan pupuk hayati 40 kg/ha pada tanaman jagung memberikan hasil yang paling rendah dibandingkan dengan perlakuan kontrol.