BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pengertian. Tesis ini berjudul Upaya Guru Pendidikan Agama Islam Dalam. Peserta Didik Kelas VII Di SMP Negeri 2 Adiluwih yaitu:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. latihan. Pendidikan memberikan peranan yang sangat besar dalam menciptakan

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN. seutuhnya. Hal ini sejalan dengan tujuan Pendidikan Nasional yang tercantum dalam Undang-

(PTK Pada Siswa Kelas VIII B SMP Muhammadiyah 10 Surakarta)

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. sebagai pribadi maupun bagian dari masyarakat serta memiliki nilai-nilai moral

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Cet VIII, 2001, hlm M. Arifin, M. Ed, Filsafat Pendidikan Islam, Bumi Aksara, Jakarta, 1993, hlm. 17.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. guru, isi atau materi pelajaran, dan siswa. 1

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran penting dalam menghasilkan generasi muda yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai tempat mencetak sumber daya manusia yang berkualitas.

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang didalam kegiatannya dilakukan oleh guru dan siswa. Pendidikan juga merupakan elemen yang sangat penting untuk

BAB I PENDAHULUAN. perubahan zaman. Hal ini sesuai dengan UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu aspek yang mempunyai peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. M. Ngalim Purwanto, Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm

A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan saat ini telah menjadi perhatian yang sangat besar

BAB I PENDAHULUAN. sampai mencapai kedewasaan masing-masing adalah pendidikan. Pengalaman

memajukan ilmu pengetahuan dan teknologi.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami, menghayati hingga

BAB I PENDAHULUAN. terus belajar dan dilakukan tanpa beban. manusia dalam mengembangkan potensi diri sehingga mampu menghadapi

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu kebutuhan pokok bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Beralihnya masyarakat kita dari masyarakat yang masih sederhana

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. dipasaran, tetapi bukan berarti masalah ini telah usai karena masalah-masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting bagi manusia. Menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

I. PENDAHULUAN. yang diatur di dalam Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. oleh Nana Sudjana, dalam proses belajar mengajar guru memegang peranan

BAB I PENDAHULUAN. karakter kuat, berpandangan luas ke depan untuk meraih cita-cita yang

I. PENDAHULUAN. lembaga pendidikan di negara kita. Tujuan pendidikan nasional sebagaimana. mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional pada Undang- Undang RI No. 20 tahun 2003, Triana, 2015:

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN. yang bagus, dibutuhkan proses pendidikan yang bagus pula. Setiap usaha

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang sangat penting. Guru tidak hanya dituntut untuk memiliki

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. manusia (SDM) yang berdaya tahan kuat dan perilaku yang handal. Kualitas. oleh sumber daya alamnya saja, melainkan SDM-nya juga.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran di sekolah dasar era globalisasi. menjadi agen pembaharuan. Pembelajaran di Sekolah Dasar diharapkan dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. sampai kapanpun, sepanjang ada kehidupan manusia di dunia ini.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi tersebut diperlukan sumber daya manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. kepada bagaimana peroses belajar yang dialami oleh siswa sebagai anak didik. 1

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis gejala

I. PENDAHULUAN. menghadapi kehidupan nyata sehari-hari di lingkungan keluarga dan

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia untuk menumbuhkan dan

BAB I PENDAHULUAN. secara adil dan makmur, maka diperlukan suatu pendidikan. Hal ini. ditegaskan pada pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945 yang

EKSPERIMENTASI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW II PADA POKOK BAHASAN SEGIEMPAT DITINJAU DARI POLA BELAJAR SISWA KELAS VII SEMESTER 2

BAB I PENDAHULUAN. terbentuknya kepribadian yang bulat dan utuh sebagai manusia individual dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan memiliki peran penting pada era sekarang ini. Karena tanpa

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian dan kemampuan menuju kedewasaan serta pembentukan manusia

BAB I PENDAHULUAN. potensi tumbuh dan berkembang serta kecenderungan bersifat ingin tahu

BAB I PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang

Sesuai dengan tujuan pendidikan yang berbunyi :

BAB 1 PENDAHULUAN. muncul persaingan dalam berbagai bidang kehidupan, diantaranya bidang

2015 PENGARUH PENYULUHAN PROGRAM KELUARGA BERENCANA (KB) TERHADAP SIKAP PENERIMAAN ALAT KONTRASEPSI PADA PASANGAN USIA SUBUR (PUS)

BAB I PENDAHULUAN. kependidikan yang berkaitan dengan lainnya, yaitu belajar ( learning) dan. konsep pembelajaran berakar pada pihak pendidik 1.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan sebagaimana dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. pengetahuan dan teknologi serta mampu bersaing pada era global ini.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan nasional pada pasal 3 yang menyebutkan bahwa:

BAB I PENDAHULUAN. bertanggungjawab dan mampu mewujudkan masyarakat yang adil dan

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Saat ini pembangunan bidang pendidikan merupakan bagian yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mewujudkan tujuan pendidikan nasional melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang semakin mengglobal dan kompetitif memunculkan tantangan-tantangan

BAB I PENDAHULUAN. sosial, sistem hukum yang tidak tebang pilih, pengayoman dan perlindungan keamanan, dan hak

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ini dan harus berfikiran lebih maju. Ciri-ciri

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Matematika. Oleh:

BAB I PENDAHULUAN. merubah dirinya menjadi individu yang lebih baik. Pendidikan berperan

BAB I PENDAHULUAN. tahun dan 9 tahun. Anak-anak yang bersekolah di tingkat Sekolah Dasar (dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB II. mengembangkan diri, baik dalam aspek kognitif, psikomotorik maupun sikap.12 Ketiganya merupakan satu kesatuan yang tidak

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ELY ERNAWATI A

BAB I PENDAHULUAN. menempatkan tujuan sebagai sesuatu yang hendak dicapai. Maka yang merupakan

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

BAB I PENDAHULUAN. lepas dari guru, guru merupakan sebagai pendidik atau pelaksana dalam dunia

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas adalah melalui pendidikan. Salah satu upaya membina dan membangun Sumber Daya Manusia (SDM)

BAB I PENDAHULUAN. Allah SWT berfirman pada Al Quran surat Az-Zuhruf ayat 43 :

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. partisipasi dalam proses pembelajaran. Dengan berpartisipasi dalam proses

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan Agama Islam sangat penting bagi siswa di mana pertumbuhan dan perkembangan siswa sangat memerlukan tuntunan, bimbingan, binaan dan dorongan serta pengarahan agar anak nantinya dapat menguasai berbagai nilainilai dalam pendidikan agama Islam dan mengamalkan ajaran Islam secara baik dan benar. Pendidikan Agama Islam artinya bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum Islam menuju terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran Islam. 1 Artinya bahwa setiap manusia yang diciptakan oleh Allah SWT agar dapat menjalankan dan mengamalkan ajaran agama Islam dalam kehidupannya sehari-hari sebagai ibadah kepada Allah SWT, hal ini sebagaimana dijelaskan di dalam firman Allah yaitu : Artinya : Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka menyembah-ku (QS. adz Dzariat : 56). 2 Pentingnya Pendidikan Agama Islam dalam kehidupan anak juga dapat ditinjau dari fungsinya, seperti pendapat yang menyatakan bahwa untuk membentuk manusia pembangunan yang bertaqwa kepada Allah SWT di samping memiliki pengetahuan dan keterampilan juga memiliki kemampuan 1 Muhammad Siddik, Konsep Pendidikan Formal dalam Islam, (Bandar Lampung : Fakultas Tarbiyah IAIN Raden Intan, 2002), h. 3 2 Departemen Agama RI., Al Quran dan Terjemahnya, (Jakarta: Yayasan Penerjemah Al Quran, 2005), h. 862.

2 mengembangkan diri bermasyarakat serta kemampuan untuk bertingkah laku berdasarkan norma-norma menurut ajaran agama Islam. 3 Berdasarkan kutipan tersebut dapat dipahami bahwa Pendidikan Agama Islam mempunyai peranan yang sangat penting di dalam pengembangan kepribadian anak, baik secara individu maupun secara sosial, sebagaimana firman Allah yaitu : Artinya : Tidak sepatutnya bagi mukminin itu pergi semuanya (ke medan perang). Mengapa tidak pergi dari tiap-tiap golongan di antara mereka beberapa orang untuk memperdalam pengetahuan mereka tentang agama dan untuk memberi peringatan kepada kaumnya apabila mereka Telah kembali kepadanya, supaya mereka itu dapat menjaga dirinya. (QS. at Taubah 122) 4 Di dalam proses pendidikan dan pengajaran di sekolah pendidikan agama Islam juga merupakan hal yang paling penting di dalam membina peserta didik agar tumbuh dan berkembang menjadi insan kamil, cerdas dan terampil sekaligus bertagwa kepada Allah SWT, dengan demikian akan tercipta masyarakat adil dan makmur. Hal tersebut sesuai dengan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II Pasa 3 menyebutkan bahwa : Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertagwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, 3 Arifin, HM., Hubungan Timbal Balik Pendidikan Agama Islam di Sekolah dan Keluarga, (Jakarta : Bulan Bintang, 2006), cet. ke vii, h. 15. 4 Departemen Agama RI., Op. Cit., h. 261.

3 mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 5 Dengan demikian untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional tersebut maka harus ditempuh melalui proses pendidikan dan pengajaran yang menyelenggarakannya betul-betul memikirkan akan perkembangan peserta didik sehingga apa yang diupayakan dan tujuan yang diinginkan oleh guru dalam menanamkan ilmu Pendidikan Agama Islam terhadap peserta didik akan dapat mencapai tujuan yang diinginkan. Selain dibutuhkan kepedulian semua pihak dalam rangka menyukseskan tujuan di atas, juga yang harus diperhatikan adalah adanya berbagai macam factor yang dapat menghambat tujuan tersebut, satu diantaranya adalah adanya minat belajar peserta didik dalam mengikuti pelajaran yang sedang dipelajari dalam hal ini Pendidikan Agama Islam. Hal ini sesuai dengan pendapat yang menyatakan bahwa : Apabila anak telah mempunyai minat belajar, maka akan mendorong individu itu berbuat sesuai dengan minatnya dan minat ini memperbesar motif yang ada pada individu. Berhubungan dengan itu maka perlu dibangkitkan adanya minat dari anak-anak. 6 Berdasarkan pendapat di atas, maka dapat disimpulakan bahwa dengan adanya minat belajar dapat memudahkan diri peserta didik dalam mempelajari suatu materi pelajaran. Termasuk juga dalam mempelajari agama Islam yang 5 Departemen Pendidikan Nasional, Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, (Jakarta : 2003), h.12. 6 Bimo Walgito, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, (Yogyakarta: Yayasan Penerbit Fakultas Psikologi UGM., 2002), edisi revisi ketujuh, h.126.

4 sedang dipelajari dan sedang dihadapi oleh siswa. Hanya permasalahannya dapat memiliki minat belajar yang tinggi terhadap mata pelajaran yang dipelajarinya. Minat adalah suatu rasa lebih suka dan rasa keterikatan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adalah penerimaan akan suatu hubungan antara diri sendiri dengan sesuatu di luar diri. Semakin kuat atau dekat hubungan tersebut, semakin besar. Suatu minat dapat diekpresikan melalui suatu pernyataan yang menunjukkan bahwa siswa lebih menyukai suatu hal dari pada hal lainnya, dapat pula dimanifestasikan melalui partisipasi dalam suatu aktivitas. Siswa yang memiliki minat terhadap subyek tertentu cenderung untuk memberikan perhatian yang lebih besar dan berusaha sungguh-sungguh terhadap subyek tersebut. 7 Hal ini sesuai dengan firman Allah yaitu : Artinya : Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum kecuali kaum itu sendiri yang mengubah apa apa yang pada diri mereka.(qs. Ar Ra du : 11) 8 Jadi jelas bahwa minat belajar peserta didik sangat penting dalam belajar, oleh karena itu guru harus benar-benar berusaha meningkatkan minat belajar pada diri siswa, guru harus dapat merangsang dan memberikan dorongan untuk mengembangkan potensi siswa, menumbuhkan aktivitas dan kreativitas peserta didik sehingga akan terjadi proses belajar mengajar yang baik dan maksimal. 7 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta : Rineka Cipta, 2003), cet. ke-viii, h. 180 8 Departemen Agama RI., Op. Cit., h. 320.

5 Meningkatkan minat belajar peserta didik dalam belajar adalah merupakan tugas pokok dan utama bagi seorang guru, karena seorang guru mempunyai pengaruh yang besar dalam menentukan keberhasilan belajar anak. Berprofesi sebagai guru mengandung tantangan, karena di satu pihak harus ramah, sabar, menunjukkan pengertian, memberikan kepercayaan dan menciptakan suasana aman. Di lain pihak harus memberikan tugas, mengadakan koreksi, mendorong peserta didik agar mencapai tujuan belajar, menegur dan menilai. 9 Berdasarkan pendapat di atas dapat dipahami bahwa dalam kegiatan belajar mengajar peranan guru sangat penting, guru sebagai pembimbing dalam kegiatan belajar harus mampu membantu siswanya dalam mencapai tujuan belajar. Salah satu peranan guru yang sangat dominan adalah meningkatkan minat belajar peserta didik sehingga peserta didik akan merasa senang, semangat dan aktif dalam mengikuti pelajaran yang sedang dihadapinya dengan demikian tujuan belajar akan dapat mencapai dengan baik. Untuk meningkatkan minat belajar yang tinggi pada diri siswa, guru harus mampu melakukan perannya semaksimal mungkin, hal ini sesuai dengan pendapat bahwa guru yang baik harus dapat menjalankan perannya dengan baik, yaitu berusaha semaksimal mungkin agar anak memiliki minat belajar yang tinggi terhadap semua pelajaran, walaupun anak itu suka atau tidak suka pada pelajaran itu. 10 h.194. 9 WS. Winkel, Psikologi dan Evaluasi Belajar, (Jakarta : Gramedia, 2007), cet. ke-tujuh, 10 Roestiyah, NK., Didaktik Metodik, (Jakarta :Bina Aksara, 2006), cet VIII, h.34

6 Di samping itu guru harus membuat peserta didik bersemangat ketika menerima pelajaran, dan menciptakan suasana yang tenang ketika proses belajar mengajar berlangsung sehingga materi pelajaran dapat mudah diterima oleh siswa, hal ini sesuai dengan pendapat bahwa guru harus mampu mengatasi peserta didik yang malas, dan tidak semangat untuk menerima pelajaran serta tidak memelihara ketenangan kelas, supaya tidak menemukan kesulitan saat penyajian materi. 11 Upaya yang dapat dilakukan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar peserta didik diantaranya : 1. Merumuskan tujuan pelajaran menjadi jelas dan menarik 2. Guru sendiri harus antusias mengenai pelajaran yang diberikannya 3. Menciptakan suasana yang menyenangkan 4. Mengusahakan agar anak-anak turut serta dalam pelajaran 5. Memberikan pujian (hadiah) atas prestasi peserta didik 6. Pekerjaan dan tugas harus sesuai dengan kematangan dan kesanggupan anak. 7. Memotivasi peserta didik agar rajin belajar 8. Memberikan evaluasi terhadap kemampuan peserta didik 9. Menghargai pekerjaan murid 10. Memberi sanksi dan kritik dengan senyuman 12 Peserta didik yang memiliki minat belajar yang baik dapat dilihat dari indikasi tersebut dibawah ini : 1. Bertanya kepada guru atau peserta didik lain. 2. Mengajukan pendapat atau komentar kepada guru atau peserta didik. 3. Diskusi atau memecahkan masalah. 4. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 5. Membuat kesimpulan sendiri tentang pelajaran yang diterimanya, 6. Memberikan contoh yang baik. 7. Dapat memecahkan masalah dengan tepat. 8. Ada motivasi untuk mempelajari bahan pelajaran yang diberikan kepada guru. 9. Bisa bekerja sama dengan peserta didik lain. 10. Dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru pada akhir pelajaran. 13 11 Sumadi Suryabrata, Metodologi Pengajaran, (Jakarta : Rajawali,1991), hlm.18 12 Slameto, Op. Cit. hlm. 85. 13 Nana Sudjana, Cara Belajar Peserta Didik Aktif dalam Proses Belajar Mengajar, (Bandung :Sinar Baru, 2005), edisi revisi ke-5, h.5

7 Berdasarkan hasil wawancara pada saat pra survey terhadap guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus, diperoleh keterangan bahwa guru Pendidikan Agama Islam telah berupaya secara maksimal dalam meningkatkan minat belajar peserta didik terhadap pelajaran Pendidikan Agama Islam, hal ini terlihat dalam hasil wawancara tersebut dibawah ini : Saya sebagai guru Pendidikan Agama Islam di SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus telah berupaya semaksimal mungkin melakukan berbagai upaya sebagai seorang guru dalam meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Upaya yang saya lakukan adalah merumuskan tujuan pembelajaran yang jelas dan menarik, menunjukan sikap antusias dalam mengajar, menciptakan suasana yang menyenangkan, melibatkan peserta didik dalam proses pembelajaran, memberikan pujian (hadiah), memberi pekerjaan dan tugas, memotivasi peserta didik agar rajin belajar, menunjukkan hasil belajar (evaluasi), menghargai pekerjaan murid dan memberi kritik dengan senyuman. 14 Upaya yang dijalankan oleh guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar pesreta didik di atas belum menunjukkan hasil yang maksimal, hal ini terbukti bahwa minat belajar siswa khususnya kelas VII di SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus mata pelajaran Pendidikan Agama Islam masih kurang. Hal ini tergambar dalam hasil penyebaran angket pada saat pra survey terhadap setengah dari jumlah populasi sebagaimana tabel dibawah ini : 14 Rudatin, Guru Pendidikan Agama Islam SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus, Wawancara, Juli 2015.

8 Tabel 1 Minat Belajar Mata Pelajaran PAI Peserta Didik Kelas VII SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus Jawaban Siswa No Indikator Minat Belajar Selalu Kadangkadang Tidak Jlh Pernah 1 Bertanya apabila kurang jelas 0 5 18 23 2 Mengajukan pendapat atau komentar 0 1 22 23 3 Diskusi atau memecahkan masalah 0 0 23 23 4 Mengerjakan tugas 3 7 13 23 5 Membuat kesimpulan sendiri 0 1 22 23 6 Memberikan contoh yang baik 3 5 15 23 7 Dapat memecahkan masalah dengan tepat 0 0 23 23 8 Berusaha untuk belajar 2 1 20 23 9 Dapat bekerja sama dengan teman 3 2 18 23 10 Dapat menjawab pertanyaan 3 1 19 23 Sumber : Hasil penyebaran angket pada saat pra survey Berdasarkan tabel di atas jelas bahwa minat belajar siswa khususnya kelas VII SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus terhadap mata pelajaran Pendidikan Agama Islam masih tergolong kurang. Kondisi di atas tentu disebabkan beberapa macam faktor penghambat. Kondisi inilah yang melatarbelakangi penulis untuk mengungkap secara lebih tajam dan konferehensif dalam sebuah karya tulis ilmiah. B. Identifikasi dan Batasan Masalah 1. Identifikasi Masalah Berdasarkan pemaparan peneliti pada latar belakang masalah yang mengkaji tentang upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar di SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus, dari hasil observasi dan wawancara, dapat ditelusuri beberapa masalah sebagai berikut :

9 a. Peserta didik kelas VII SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus tidak bertanya kepada guru atau temannya apabila kurang paham dengan penjelasan guru, hal ini menyebabkan materi pelajaran yang disampaikan oleh guru tidak terserap dengan baik b. Peserta didik kelas VII SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus tidak mengajukan pendapat atau komentar kepada guru atau peserta didik. c. Peserta didik kelas VII SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus tidak membiasakan belajar yang baik yaitu selalu berdiskusi dengan guru atau temannya untuk memecahkan masalah belajar yang dihadapi. d. Peserta didik kelas VII SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus apabila mendapatkan tugas dari guru untuk mengerjakan soal atau lainnya di sekolah tidak langsung dikerjakan dan apabila dikerjakan selalu melihat pekerjaan milik temannya. e. Peserta didik kelas VII SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus apabila mendapat pertanyaan dari guru diakhir pelajaran lebih banyak tidak mampu menjawab pertanyaan karena kurang memahami dan mendalami materi yang telah disampaikan.

10 2. Batasan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah di atas, dalam penelitian ini penulis membatasi masalah hanya pada upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar di SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus dan tidak pada pelajaran lainnya, hal ini dikarenakan sesuai dengan spesifikasi keahlian yang penulis miliki. C. RumusanMasalah Masalah adalah kesenjangan antara rencana harapan akan sesuatu yang seharusnya ada (das Sollen) dengan kenyataan yang ada (das sein). 15 Berdasarkan pendapat tersebut diatas, dapat ditarik kesimpulan bahwa masalah adalah kesenjangan antara apa yang seharusnya ada dengan apa yang ada di dalam kenyataan yang mempunyai karakteristik sendiri dan itu harus dipecahkan dan dicarikan jalan keluar untuk mengatasinya. Berdasarkan latar belakang permasalahan diatas, maka rumusan permasalahan yang diajukan dalam proposal ini adalah : 1. Bagaimana upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar Islam peserta didik kelas VII SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus?. 2. Apa faktor yang mempengaruhi upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar peserta didik peserta didik kelas VII SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus?. h.54. 15 S. Margono, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta 2009),

11 D. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian a. Tujuan Akademis Secara akademis penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara mendalam sejauhmana upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar peserta didik kelas VII SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus dan apa faktor yang mempengaruhi upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar peserta didik kelas VII SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus. b. Tujuan Praktis Secara praktis penelitian ini bertujuan untuk memberi masukan yang konstruktif dan membangun kepada guru Pendidikan Agama Islam dalam melakukan upayanya yaitu meningkatkan minat belajar peserta didik kelas VII SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus juga untuk mengetahui faktor-faktor yang menyebabkan kurangnya minat belajar peserta didik khusus pada mata pelajaran Pendidikan Agama Islam. 2. Kegunaan Penelitian a. Manfaat Teoritis Penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan pengetahuan civitas SMPN 1 Kotaagung Barat Kabupaten Tanggamus khususnya guru Pendidikan Agama Islam berkaitan dengan peningkatan minat

12 belajar peserta didik sehingga apabila terjadi ada peserta didik yang minat belajarnya kurang dapat diatasi sedini mungkin. b. Manfaat Praktis Bagi sekolah dan guru penelitian ini diharapkan menjadi bahan informasi positif dan kontribusi pemikiran konstruktif bagi semua pembaca dalam rangka meningkatkan peran guru Pendidikan Agama Islam secara khususnya dan guru secara umum dalam membangkitkan motivasi dan minat belajar peserta didik khususnya mata pelajaran Pendidikan Agama Islam sehingga motivasi belajar dapat meningkat. E. Kerangka Pemikiran Kerangka pemikiran merupakan justifikasi atau alasan-alasan dan pertimbangan-pertimbangan ilmiah terhadap penelitian yang dilakukan serta memberikan landasan yang kuat terhadap judul yang dipilih dan relevan dengan permasalahan. Guru Pendidikan Agama Islam atau kerap disingkat menjadi guru agama Islam adalah orang yang memberikan materi pengetahuan agama Islam dan juga mendidik murid-muridnya, agar mereka kelak menjadi manusia yang takwa kepada Allah SWT. Di samping itu, guru agama Islam juga berfungsi sebagai pembimbing agar para murid sejak mulai sekarang dapat bertindak dengan prinsip-prinsip Islam dan dapat mempraktikkan syariat Islam. Minat belajar adalah dorongan dari dalam yang menimbulkan kekuatan individu untuk bertindak dan bertingkah laku guna memenuhi kebutuhannya agar terjadi perubahan dalam diri seseorang.

13 Peserta didik yang memiliki minat belajar yang baik dapat dilihat dari indikasi tersebut dibawah ini : 1. Bertanya kepada guru atau peserta didik lain. 2. Mengajukan pendapat atau komentar kepada guru atau peserta didik. 3. Diskusi atau memecahkan masalah. 4. Mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. 5. Membuat kesimpulan sendiri tentang pelajaran yang diterimanya, 6. Memberikan contoh yang baik. 7. Dapat memecahkan masalah dengan tepat. 8. Ada usaha dan motivasi untuk mempelajari bahan pelajaran yang diberikan kepada guru. 9. Bisa bekerja sama dengan peserta didik lain. 10. Dapat menjawab pertanyaan yang diberikan oleh guru pada akhir pelajaran Guru Pendidikan Agama Islam sangat berperan penting dalam meningkatkan minat belajar siswa yaitu berupaya semaksimal mungkin agar siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi terhadap semua pelajaran, walaupun anak itu suka/tidak suka pada pelajaran itu. Dibawah ini digambarkan diagram upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar siswa yaitu : Upaya guru Pendidikan Agama Islam dalam meningkatkan minat belajar adalah : 1. Merumuskan tujuan pelajaran menjadi jelas dan menarik 2. Guru sendiri harus antusias mengenai pelajaran yang diberikannya 3. Menciptakan suasana yang menyenangkan 4. Mengusakan agar anak-anak turut serta dalam pelajaran 5. Memberikan pujian (hadiah) atas prestasi siswa 6. Pekerjaan dan tugas harus sesuai dengan kematangan dan kesanggupan anak. 7. Memotivasi peserta didik agar rajin belajar 8. Memberikan evaluasi terhadap kemampuan peserta didik 9. Menghargai pekerjaan murid 10. Memberi sanksi dan kritik dengan senyuman Minat belajar peserta didik meningkat