BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003).

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu indikator utama pembangunan dan

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Bab II pasal 3). Pada UU No. 20 Tahun 2003 pasal 40 Bab IX. sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya.

BAB I PENDAHULUAN. melingkupi proses pembelajaran dan pendidikan itu sendiri.

I. PENDAHULUAN. kehidupan sosial masyarakat yang diseleksi dengan menggunakan konsep-konsep

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB I PENDAHULUAN. berpartisipasi aktif, memberikan ruang gerak yang cukup bagi prakarsa,

I. PENDAHULUAN. timbul pada diri manusia. Menurut UU RI No. 20 Tahun 2003 Bab 1 Pasal 1

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Vita Rosmiati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan dalam kehidupan suatu negara memegang peranan yang. sangat penting untuk menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. teknologi komunikasi dewasa ini, menuntut individu untuk memiliki berbagai

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius dari pemerintah berkaitan dengan tuntutan untuk menghasilkan sumber

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Pasal 31 ayat 2 Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. yang wajib dipelajari di Sekolah Dasar. Siswa akan dapat mempelajari diri

BAB I PENDAHULUAN. bahwa pendidikan mempunyai tujuan untuk membentuk manusia yang maju.

2016 PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS PESERTA DIDIK PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. manusia, supaya anak didik menjadi manusia yang berkualitas, profesional,

BAB I PENDAHULUAN. demokratis, dan cerdas. Pendidikan ( UU SISDIKNAS No.20 tahun 2003 ) adalah

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu kebutuhan yang penting bagi setiap bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan sistem pendidikan diharapkan mewujudkan tujuan pendidikan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam kehidupan, pendidikan memegang peranan penting karena

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

BAB.I. PENDAHULUAN. landasan moral, dan etika dalam proses pembentukan jati diri bangsa. Pendidikan

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menyebabkan kurikulum

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa yang maju adalah bangsa yang mampu menunjukan tingkat

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena belajar merupakan kunci untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Tanpa

I. PENDAHULUAN. positif dan negatif pada suatu negara. Orang-orang dari berbagai negara

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kegiatan pembelajaran merupakan suatu proses untuk mencapai kompetensi

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

I. PENDAHULUAN. Tujuan pendidikan nasional yang tercantum dalam Undang- Undang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No 20 tahun 2003 pasal 1 menegaskan bahwa pendidikan. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ahmad Wahyudi, 2015

I. PENDAHULUAN. Kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, masing- masing dengan tujuan

BAB I PENDAHULUAN. serta ketrampilan yang diperlukan oleh setiap orang. Dirumuskan dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana yang tertuang dalam Undang Undang Nomor 20 tahun negara yang demokratis dan bertanggung jawab.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional sebagaimana tercantum dalam garis-garis besar

BAB I PENDAHULUAN. perundang-undangan di Indonesia juga sudah tercantum dalam pembukaan. kehidupan berbangsa dan bernegara adalah dengan pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada tahun 2006 menuntut perubahan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. arti formal, yaitu pendidikan yang diterima oleh siswa melalui guru dan biasanya

I. PENDAHULUAN. Dunia pendidikan di Indonesia dewasa ini sedang mengalami krisis, yang harus dijawab oleh dunia pendidikan. Jika proses-proses

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-I Jurusan Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. pengendalian diri, kepribadian kecerdasan akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

BAB I PENDAHULUAN. mutu peningkatan mutu pendidikan melalui peningkatan hasil belajar siswa.

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

BAB I PENDAHULUAN. Dalam UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pasal 1:

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan umum pembelajaran matematika yang dirumuskan dalam. Permendiknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi, adalah agar siswa

BAB I PENDAHULUAN. mampu bertahan hidup dan ikut berperan pada era globalisasi. dilakukan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. sebagaimana tercantum di dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Yoppi Andrianti, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi untuk:

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU No. 20 Tahun 2003 Pasal 1 ayat 1).

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman yang semakin modern terutama pada era globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Belajar pada hakikatnya adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di

1. PENDAHULUAN. menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor terpenting dalam era globalisasi, sebagai

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan. formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, dan perkembangan fisik serta psikologi siswa.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UUSPN No.20 tahun 2003). Peningkatan mutu pendidikan pada jenjang sekolah harus lebih ditingkatkan untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas dan mampu bersaing dalam era globalisasi. Disiplin ilmu yang dipelajari harus memiliki materi yang tepat dengan menggunakan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan perkembangan zaman dan daam penyampaian hendaknya menggunakan strategi yang tepat sehingga dapat menumbuh kembangkan kreativitas dan keterampilan siswa untuk dapat memecahkan setiap permasalahan yang dihadapinya dalam kehidupan nyatanya. Kegiatan inti belajar merupakan proses pembelajaran untuk mencapai Kompetensi Dasar (KD). Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Guru memegang peranan yang sangat menentukan bagi

2 keberhasilan pembelajaran di kelas. Guru yang sukses bukan sekedar penyaji yang kharismatik dan persuasive. Lebih jauh guru yang sukses adalah mereka yang melibatkan para siswa dalam tugas-tugasnya yang menggunakan kemampuan kognitif dan social, dan mengajari mereka bagaimana mengerjakan tugas-tugas tersebut secara produktif. Prestasi belajar merupakan kemampuan aktual yang dapat diukur dan berwujud penguasaan ilmu pengetahuan, sikap, keterampilan dan nilai nilai yang dicapai oleh siswa sebagai hasil dari proses belajar mengajar di sekolah. Prestasi belajar siswa yang baik dimana seorang siswa telah memiliki gambaran kemampuan yang diperoleh dari hasil penilaian proses belajar siswa dalam mencapai tujuan pengajaran. Untuk memperoleh prestasi belajar siswa yang baik,sebaiknya guru memegang peranan penting dalam keberhasilan siswa, bagaimanapun jenis kurikulum yang disajikan serta tersediannya sarana prasarana, tetapi bila guru belum berkualitas maka proses belajar mengajar belum dikatakan baik. Oleh sebab itu tugas guru bukan hanya mengajar, melainkan mempunyai makna ganda dan kritis terhadap mengajar dan menggunakan kesadaran dirinya untuk mengadakan perubahan-perubahan dan perbaikan pada proses pembelajarannya. Seorang guru ideal akan mampu bertindak dan berfikir kritis dalam menjalankan tugasnya secara profesional dan dapat menemukan alternatif yang harus diambil dalam proses belajar mengajar guna tercapainya tujuan pembelajaran itu sendiri.

3 Mata pelajaran IPS di tingkat SMP dalam Kurikulum 2004, sebagai mana tertuang dalam buku Panduan Pengembangan Pembelajaran IPS Terpadu (Depdiknas, 2006:8), mencakup bahan kajian geografi, ekonomi, sejarah dan sosiologi, yang dibelajarkan, seperti disebutkan oleh Sapriya (2009:33), secara terpadu (integrated). IPS Terpadu adalah salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah. Bahkan pada perguruan tinggi ada juga dikembangkan sebagai salah satu mata kuliah yang sasaran utamanya adalah pengembangan aspek teoretis. Pada jenjang pendidikan menengah pemberian mata pelajaran IPS dimaksudkan untuk membekali siswa di dalam pengetahuan dan kemampuan praktis agar mereka dapat menelaah dan mengkaji fenomena yang ada di sekitar mereka. Mata pelajaran IPS bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat., memiliki sikap mental positip terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa kehidupan masyarakat. Pada kenyataannya selama ini Kualitas pendidikan mata pelajaran IPS Terpadu di Indonesia belum mencapai hasil yang maksimal khususnya di tingkat SMP mata pelajaran IPS kurang diperhatikan dikarenakan mata pelajaran ini tidak masuk dalam rumpun mata pelajaran yang masuk dalam ujian nasional sehingga kurang adanya upaya untuk meningkatkan hasil belajar IPS Terpadu siswa, seharusnya prestasi belajar IPS juga perlu diperhatikan oleh berbagai pihak baik

4 oleh pemerintah, pemerhati pendidikan dan oleh guru sebagai pelaku pendidikan itu sendiri karena tujuan dari mata pelajaran IPS Terpadu adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat serta terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi seharihari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang terjadi di masyarakat. Selain itu ada beberapa faktor lain yang lebih penting menyebabkan hasil belajar IPS Terpadu siswa tergolong rendah antara lain : 1. ketidaksiapan dari guru-guru yang ada di sekolahnya untuk membelajarkan IPS secara terpadu, mengingat terbatasnya tenaga guru yang ada.sehingga guru tidak mampu memilih strategi pembelajaran mana yang cocok digunakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Tidak tersedianya fasilitas pendukung pembelajaran IPS yang sesuai dengan kebutuhan. 3. Kurangnya kreativitas dan kemauan siswa dalam pemahaman mengenai pelajaran IPS Terpadu. Berdasarkan gambaran di atas, pembelajaran IPS di sekolah (SMP) masih memiliki persoalan yang mendasar, terutama yang menyangkut tentang guru yang membelajarkannya. Permasalahan ini tidak bisa didiamkan dan harus dicarikan solusinya, sehingga peserta didik menerima pembelajaran IPS dengan bermakna, baik secara akademis maupun untuk kehidupan sehari-hari mereka. Peningkatan kualitas tenaga pendidik IPS untuk meningkatkan kualitas pembelajaran bagi peserta didik di sekolah, merupakan prioritas yang harus diperhatikan secara serius. Diakui atau tidak, masih ada kecenderungan guru

5 dalam pembelajaran IPS menggunakan cara konvensional atau tradisional, pembelajaran tidak berpusat pada peserta didik. Hal ini di samping disebabkan oleh masih kurangnya fasilitas (sarana) belajar IPS, juga didorong oleh rendahnya pemahaman dan pengalaman guru tentang proses pembelajaran yang bermutu (bermakna) bagi peserta didik, termasuk di dalamnya cara pembelajaran IPS terpadu yang efektif. Di sekolah yang kekurangan tenaga pendidik, model pembelajaran IPS terpadu, tidak bisa terselenggara dengan baik mengingat guru kurang menguasai bahan kajian tentang ilmu-ilmu sosial yang lain. Rendahnya nilai IPS siswa merupakan masalah yang dihadapi dewasa ini. Data menunjukan bahwa keberhasilan siswa memperoleh penilaian pada mata pelajaran IPS Terpadu di SMP N 1 Sidamanik Belum mencapai hasil yang memuaskan.berikut ini nilai rata-rata rapor siswa pada tiga tahun terakhir pada Tabel 1.1 Tabel 1.1.Perolehan Hasil Nilai Rata- Rata Siswa Mata Pelajaran IPS Terpadu T.A 2009-2012 NILAI TAHUN AJARAN KKM Tertinggi Terendah Rata-rata 2008 / 2009 68 90,5 40,0 67.2 2009 / 2010 69 85,0 50,0 67,5 2010 / 2011 70 80,0 50,0 65,0 Sumber : Dokumen SMP N 1 Sidamanik Data pada Tabel 1.1 dapat dilihat data nilai KKM ( Kriteria Ketuntasan Minimal) dengan nilai rata-rata yang diperoleh siswa tidak begitu jauh. Tetapi nilai KKM dengan nilai terendah terdapat perbedaan yang sangat jauh. Nilai

6 tersebut merupakan hasil nilai rata-rata siswa sekolah yang mengukur pencapaian hasil belajar berdasarkan aspek kognitif. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi kesenjangan yang signifikan antara nilai rata-rata hasil ujian akhir semester dengan batas ketuntasan minimal. Di samping itu, nilai hasil belajar IPS Terpadu antara nilai tertinggi dengan nilai terendah sangat berbeda. Hal di atas menjelaskan bahwa kegiatan pembelajaran tidak melibatkan seluruh peserta didik.siswa yang lebih pintar akan semakin pintar dan siswa yang kurang pintar akan tetap berjalan di tempat. Kondisi tersebut bisa terjadi karena cara pembelajaran yang diterapkan oleh guru cendrung monoton dengan pembelajaran yang konvensional, sehingga kondisi belajar tidak memberikan kegairahan bagi siswa. Hal ini menunjukkan bahwa rendahnya kemampuan guru dan siswa yang menyebabkan hasil belajar siswa pada bidang studi ini belum sesuai dengan yang diharapkan. Menurut teori Maslow dan McClelland (2002:50) faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar adalah faktor internal dan eksternal siswa. Yang termasuk dalam faktor internal siswa yaitu kebutuhan fisiologis, rasa aman, sosial, kognitif (berprestasi), estetika, aktualisasi diri, sedangkan faktor eksternal siswa yaitu berasal dari guru dalam proses pembelajaran. Dilihat dari karakteristik siswa diperlukan strategi pembelajaran yang tepat untuk memenuhi kebutuhan siswa sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Kesulitan belajar IPS yang dialami oleh siswa disebabkan oleh penyajian guru terhadap materi kurang inovatif, tidak menarik, membosankan, sulit, menakutkan, sehingga siswa kurang menguasai konsep dasar pelajaran yang

7 diikutinya, dan akhirnya proses pembelajaran menjadi tidak menarik lagi bagi kebanyakan siswa. Pemberdayaan secara menyeluruh potensi yang dimiliki oleh guru untuk mempersiapkan dan mengelola pembelajaran dalam kelas akan memunculkan motivasi siswa untuk mengikuti pelajaran yang akan disajikan,selanjutnya meningkatkan hasil belajar siswa. Pendapat lain mengatakan untuk meningkatkan hasil belajar siswa maka guru harus selalu waspada terhadap materi pelajaran. Dalam pembelajaran IPS banyak sumber belajar yang dapat digunakan seperti lingkungan, literatur perpustakaan, internet,dan yang lainnya bergantung kreativitas dari guru IPS yang melakukan pembelajaran kepada siswa. Porses pembelajaran IPS dapat didesain dengan memilih metode yang sesuai dengan materi yang akan diajarkan, seperti demonstrasi, model praktikuum, model kooperatif, studi lapangan, dan metode-metode yang dikombinasikan dengan pemanfaatan media. Banyak terdapat strategi pembelajaran yang dapat dipergunakan guru di kelas. Namun perlu disadari bahwa strategi tersebut tidak ada yang terbaik, karena strategi tersebut memiliki kelebihan dan kekurangan. Seperti diungakapkan Sudjana (1989:66) bahwa setiap strategi mengajar ada keunggulan dan kelemahan. Strategi yang digunakan selalu menyebabkan kebosanan siswa yang berakibat rendahnya hasil belajar. Untuk mengurangi atau bahkan menghindari strategi belajar yang monoton diupayakan berbagai strategi mengajar yang lebih efektif dalam menciptakan komunikasi yang multi arah.

8 Untuk memperoleh hasil belajar IPS yang diharapkan dibutuhkan suatu strategi atau pembelajaran yang mampu untuk lebih memberdayakan siswa dalam suatu proses mengajar dan belajar. Strategi pembelajaran berbasis quantum teaching sebagai salah satu alternatif pembelajaran yang efektif dan menyenangkan untuk mata pelajaran IPS Terpadu, karena strategi pembelajaran berbasis quantum teaching adalah penciptaan lingkungan belajar yang efektif, dengan cara mengubah semua unsur yang ada pada siswa dan lingkungan belajarnya melalui interaksi yang terjadi di dalam kelas. Di dalam konsep bawalah dunia mereka ke dunia kita dan hantarkan dunia kita ke dunia mereka menunjukkan betapa pengajaran quantum teaching tidak hanya menawarkan materi yang mesti dipelajari oleh siswa. Tetapi jauh dari itu siswa diajarkan bagaimana menciptakan hubungan emosional yang baik ketika belajar. Strategi pembelajaran berbasis quantum teaching yang mempunyai keunggulan yaitu di antaranya; (1) dilakukan dengan berdasarkan prinsip suggestology yaitu berdasarkan pada kekuatan sugesti yang dapat dan akan meningkatkan hasil belajar, (2) bersifat humanistis, siswa menjadi pusat perhatian dengan aktivitas yang bervariasi, (3) mengutamakan keberagaman dan kebebasan sehingga sangat penting bagi guru untuk memperhatikan karakteristik gaya belajar siswa yang dikembangkan melalui aktivitas-aktivitas pembelajaran yang beragam, (4) penyajian materi pelajaran yang diterapkan dalam kerangka strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dikembangkan melalui konsep TANDUR (Tumbuhkan, Alami, Namai, Demonstrasikan, Ulangi, dan Rayakan), (5) kesuksesan belajar berdasarkan pada kesuksesan melalui konteks dan

9 kesuksesan melalui isi, (6) dilakukan dengan mengaktifan sebanyak mungkin indra siswa untuk berinteraksi dengan isi pembelajaran, (7) menghindari kekauan dalam belajar. Potensi dan karakteristik siswa sangat beragam karena itu mereka memerlukan suasana bebas untuk aktualisasi atau artikulasi, (8) memusatkan perhatian pada interaksi yang bermutu dan bermakna yang dapat mengubah energy, kemampuan fikiran dan bakat alamiah siswa menjadi cahaya yang bermanfaat bagi keberhasilan siswa. Kondisi saat ini, sekolah dianggap sebagai suatu aktivitas yang menyenangkan justru di luar jam pelajaran. Alasan utama siswa tidak mendengarkan atau tidak menyukai guru mereka adalah ada jurang antara dunia guru dan dunia siswa, sehingga siswa tidak dapat memahami manfaat pelajaran, dalam quantum teaching disebut dengan AMBAK (Apa Manfaatnya BagiKu?). Tanpa merasakan manfaat apa yang dipelajarinya maka siswa tidak akan berminat mengikuti pelajaran,tanpa ada keikutsertaan emosional siswa tidak akan menumbuhkan minat belajar siswa tersebut. Jika tidak ada ketidaksertaan emosional maka tidak akan ada belajar (DePorter, 2011:85). Pada saat siswa merasa membutuhkan (need) maka siswa itu akan bergerak dengan sendirinya untuk memenuhi kebutuhannya. Hal ini sejalan dengan DePorter (2011:48) yang menyatakan, menemukan AMBAK (Apa Manfaatnya BagiKu?) sama dengan menghubungkan apa yang dipelajari dengan dunia nyata, ini merupakan cara untuk menjadikannya berarti. Proses pembelajaran yang dikembangkan guru dewasa ini adalah proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas dilaksanakan sesuai kemampuan dan

10 selera guru. Padahal pada kenyataannya kemampuan guru tidak hanya merata sesuai dengan latar belakang pendidikan guru serta motivasi dan kecintaan mereka terhadap profesinya. Secara khusus penguasaan strategi berbasis quantum teaching disebut bahwa guru harus menekankan supaya peserta didik lebih aktif, mencari pengetahuan oleh siswa secara mandiri dengan pertimbangan kemampuan siswa. Pembelajaran adalah bagaimana pendidik membantu mengembangkan seluruh kompetensi yang dimiliki pesert didik, menciptakan kreativitas, daya saing dan bukan hanya mentranfer ilmu.selain itu faktor penting penentu keberhasilan belajar dalam menggunakan strategi pembelajaran adalah karakteristik peserta didik. Merill (1979:35) mengungkapkan bahwa kondisi pengajaran yang harus dijadikan pijakan dalam mengembangkan atau menetapkan strategi pembelajaran yang digunakan adalah karakteristk peserta didik.. Agar hasil belajar dapat mendekati atau sesuai dengan tujuan pembelajaran, strategi pembelajaran yang digunakan harus sesuai dengan karakteristik peserta didik. Karakteristik peserta didik adalah variabel yang tidak dapat dimanipulasi tetapi merupakan salah satu kondisi pembelajaran yang harus dijadikan pijakan dalam memilih dan mengembangkan proses pembelaaran agar lebih sesuai dan memudahkan peserta didik untuk belajar. Karakteristik peserta didik dalam hal ini adalah kreativitas. Kreativitas adalah hasil belajar dalam kecakapan kognitif,dan kreativitas merupakan cara mengapresiasikan diri kita terhadap suatu masalah, dengan menggunakan berbagai cara yang datang secara spontanitas yang merupakan hasil

11 dari pemikiran sehingga untuk menjadi kreatif dapat dipelajari melalui proses belajar mengajar. Berpikir, memecahkan masalah, dan menghasilkan sesuatu yang baru adalah kegiatan yang kompleks dan berhubungan erat satu dengan yang lain. Suatu masalah umumnya tidak dapat dipecahkan tanpa berpikir dan banyak masalah memerlukan pemecahan yang baru bagi orang-orang atau kelompok. Sebaliknya, menghasilkan sesuatu (ide dan gagasan) yang baru bagi seseorang untuk menciptakan sesuatu. Kreativitas yang muncul dari diri siswa tidak hanya melalui karya namun dari cara pemikirannya. Perbedaan kreativitas siswa dapat dilihat dari cara berfikir, bakat, minat, jenis kelamin, motivasi dan imajinasi siswa merupakan kekayaan yang harus dipahami guru sebagai hal positif berdampak pada hasil belajar. Berdasarkan latar belakang masalah di atas menjadi dasar penulis untuk membuat penelitian pada kajian strategi pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPS TERPADU dengan judul penelitian Pengaruh penggunaan strategi pembelajaran berbasis Quantum Teaching dan Kreativitas siswa terhadap hasil belajar IPS Terpadu Kelas VII SMP N 1 Sidamanik. B. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah, dapat diidentifikasikan beberapa permasalahan diantaranya adalah : (1) Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi hasil belajar IPS siswa? (2) Apakah penggunaan strategi pembelajaran yang berbeda akan memberikan pengaruh yang berbeda terhadap hasil belajar IPS? (3)

12 Apakah strategi yang digunakan dapat berlangsung dengan efektif dan optimal sehingga dapat menciptakan suasana yang menggembirakan bagi siswa? (4) Apakah strategi pembelajaran berbasis quantum teaching yang digunakan dapat meningkatkan proses pembelajaran IPS menjadi lebih efektif dan kreatif? (5) Apakah strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dapat meningkatkan hasil belajar IPS (6) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar IPS siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dengan strategi pembelajaran ekspositori? (7) Apakah penilaian hasil belajar yang dilakukan guru telah sesuai? (8) Apakah terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang dibelajrakan dengan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dengan strategi pembelajaran ekspositori? (9) Apakah siswa mengalami perubahan tingkah laku dengan perlakuan strategi pembelajaran yang berbeda dalam pembelajaran IPS? (10) Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dengan Kreativitas siswa dalam mempengaruhi hasil belajar? C. Pembatasan Masalah Permasalahan yang akan diteliti dalam penelitian ini dibatasi agar lebih terarah pada tujuan yang diharapkan. Dalam kajian penelitian ini, dibatasi pada penggunaan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dan strategi ekspositori. Sedangkan kreativitas siswa dibatasi pada Kreativitas tinggi dan kreativitas rendah. Selanjutnya hasil belajar IPS Terpadu yang dinilai adalah hasil belajar materi geografi siswa SMP N 1 Sidamanik pada Standar kompetensi :

13 Permasalahan sosial berkaitan dengan pertumbuhan jumlah penduduk.kompetensi ini dibatasi pada ranah kognitif dari Taksonomi Bloom yang telah direvisi Anderson (2010) yaitu pengetahuan ( C1 ), pemahaman (C2), penerapan (C3), analisis (C4), evaluasi (C5). D. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, identifikasi dan batasan masalah yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1. Apakah hasil belajar IPS Terpadu siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi ekspositori? 2. Apakah hasil belajar IPS Terpadu siswa yang memiliki Kreativitas tinggi lebih tinggi dari siswa yang memiliki Kreativitas rendah? 3. Apakah terdapat interaksi antara strategi pembelajaran dan kreativitas siswa dalam mempengaruhi hasil belajar IPS Terpadu? E. Tujuan Penelitian Secara umum tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang pengaruh strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dan strategi pembelajran ekspositori serta kreativitas terhadap hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPS Terpadu. Sedangkan secara khusus tujuan penelitian ini adalah :

14 1. Untuk menguji hasil belajar IPS Terpadu siswa yang diajarkan dengan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar siswa yang dibelajarkan dengan menggunakan strategi pembelajaran ekspositori. 2. Untuk mengetahui hasil belajar IPS Terpadu siswa yang memiliki Kreativitas tinggi lebih tinggi dari siswa yang memiliki Kreativitas rendah? 3. Untuk mengetahui interaksi antara strategi pembelajaran dengan Kreativitas dalam mempengaruhi hasil belajar IPS Terpadu. F. Manfaat Penelitian Dari penelitian yang akan dilaksanakan ini, diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun secara praktis. 1.Manfaat Teoretis. Secara teoritis diharapkan hasil penelitian ini dapat memperkaya dan menambah khazanah ilmu pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran, khususnya berkaitan dengan penggunaan strategi pembelajaran dan kreativitas siswa. Sebagai sumbangan pemikiran dan bahan acuan bagi guru, pengelola, pengembang, lembaga pendidikan dan peneliti selanjutnya yang ingin mengkaji lebih mendalam mengenai penerapan strategi pembelajaran berbasis quantum teaching dan Kreativitas siswaserta pengaruhnya terhadap hasil belajar IPS Terpadu.

15 2.Manfaat Praktis Untuk praktisnya diharapkan hasil penelitian dapat memperbaiki dan meningkatkan hasil pembelajaran di kelas, khususnya yang berkaitan dengan penggunaan strategi pembelajaran. Hasilnya nanti dapat dijadikan dasar menentukan tindak lanjut yang harus dilakukan guru saat menghadapi permasalahan di kelasnya dan memperoleh hasil belajar IPS Terpadu yang lebih maksimal.