dan kedalaman tersebut dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia kerja.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Pemerataan pendidikan merupakan salah satu sasaran pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. pekerti (kekuatan batin), pikiran (intelek), dan jasmani anak-anak, selaras. membantu peserta didik agar nantinya mampu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Hendri Risfandi, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Ridwan Nopandi,2014

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan upaya manusia untuk memperluas cakrawala

Efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

I PENDAHULUAN. dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat dan

BAB I PENDAHULUAN. segala bidang khususnya di dunia usaha sangat begitu ketat dan diikuti dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan

BAB II PROGRAM STUDI VOKASI PARIWISATA UNIVERSITAS INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap individu serta watak dan peradaban bangsa yang bermartabat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembukaan Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia

STUDI KOMPARASI HASIL BELAJAR ANTARA KELAS BINAAN ASTRA DENGAN KELAS REGULER PADA KOMPETENSI MEMELIHARA UNIT FINAL DRIVE POROS PENGGERAK RODA BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menengah kejuruan sebagai bagian dari sub sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan teknologi yang semakin cepat menuntut sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Salah satu upaya dalam menyelaraskan kegiatan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional. Untuk mencapai tujuan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional. Seiring dengan laju pembangunan saat ini telah banyak

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan, bidang sosial dan lain sebagainya, sehingga memberikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 Pasal 3 Tentang Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin pesat di era

BAB I PENDAHULUAN. umumnya dan anak pada khususnya. Sebenarnya pendidikan telah dilaksanakan

BAB I PENDAHULUAN. dihasilkan, penjaminan kualitas memiliki peranan yang penting dan strategis dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. berkembang mempunyai tantangan besar dibidang pembangunan mengingat

BAB. I PENDAHULUAN. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) adalah salah satu wahana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu unsur yang memiliki peranan penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gustini Yulianti, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sebagai hukum dasar, UUD 1945 merupakan sumber hukum tertulis,

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. peradaban yang lebih sempurna. Sebagaimana Undang Undang Dasar Negara

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KUASA PENGGUNA ANGGARAN SATUAN KERJA DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

Jurnal HUBUNGAN PENDIDIKAN VOKASIONAL DENGAN KEMANDIRIAN ANAK YATIM PASCA TERMINASI PELAYANAN PANTI ASUHAN DI KABUPATEN GRESIK.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengantarkan suatu proses yang berlangsung dalam kehidupan sehari-hari

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. commit to user

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kejuruan. Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan salah satu lembaga

2016 PERAN BIMBINGAN KARIR, MOTIVASI MEMASUKI DUNIA KERJA DAN PENGALAMAN PRAKERIN TERHADAP KESIAPAN KERJA SISWA SMK

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. perilaku seseorang sebagai usaha mencerdaskan manusia melalui kegiatan. manusia dewasa, mandiri dan bertanggung jawab.

STUDI TENTANG KESIAPAN KERJA SEBELUM DAN SETELAH PRAKTIK KERJA INDUSTRI SISWA KELAS XI TKR DI SMK BINTARA KABUPATEN BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Ganda (PSG), sebagai perwujudan kebijaksanan dan Link and Match. Dalam. Dikmenjur (2008: 9) yang menciptakan siswa atau lulusan:

BAB I LANDASAN KURIKULUM AL-ISLAM, KEMUHAMMADIYAHAN DAN BAHASA ARAB DENGAN PARADIGMA INTEGRATIF-HOLISTIK

KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL BERBASIS KOMPUTER (UNBK) SMK

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

BAB I PENDAHULUAN. tuntutan dunia kerja. Di Indonesia begitu banyak orang-orang terpelajar atau. bangsa yang masih terpuruk, dan sebagainya.

8/5/2011. Paradigma Pendidikan. Paradigma pendidikan mekanikreduksionisme,

BAB I PENDAHULUAN. peradaban bangsa yang bermartabat. Hal ini ditegaskan dalam Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilham Fahmi, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

peningkatan SDM berkualitas menjadi sangat penting, Terutama dengan dua hal (teori dan praktek) harus berjalan seiring dan saling melengkapi.

KUANTITAS PROPORSI SMK : SMA

BAB I PENDAHULUAN. kerja pada umumnya relatif rendah dikarenakan rendahnya pendidikan dan latihan. setiap tahunnya tidak dapat terserap sepenuhnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah di Bengkel Otomotif Roda 4

BAB II KERANGKA TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. dan sikapnya (afektif) serta keterampilannya (psikomotorik). pendidikan nasional yang diatur dalam Undang-Undang Republik

BAB I PENDAHULUAN. anak yang perlu bagi kehidupannya dalam masyarakat, baik sebagai anggota. hidup di dalam masyarakat (Purwanto, 2007: 24).

BAB I PENDAHULUAN. kembangkan potensi manusia adalah dengan pendidikan. Pendidikan memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

PENDIDIKAN KEJURUAN DI INDONESIA Oleh Prof. Dr. Ir. H. Bachtiar Hasan, MSIE. Jalur-jalur Diklat Kejuruan yang Permeabel dan Fleksibel

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan tersebut dapat dirasakan dimasa yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas dan handal di bidangnya masing-masing. memandirikan siswa didik. Dengan beberapa acuan perundangan tersebut jelas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan aspek yang sangat penting dalam menunjang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Purwanti Febriani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. produksi dari laboring menjadi manufacturing dalam arti tenaga kerja manusia

PEDOMAN TEKNIS OLIMPIADE GURU NASIONAL SD, SMP TINGKAT KABUPATEN GRESIK TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. Teknologi yang terus berkembang dewasa ini, sangat membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

PEDOMAN TEKNIS OLIMPIADE SAINS NASIONAL GURU (OSN-GURU ) TINGKAT KABUPATEN GRESIK TAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan dapat diartikan sebagai suatu proses, di mana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. lulusan yang siap terjun secara profesional dan ikut bergerak di dunia usaha atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. baik, tidak hanya bagi diri sendiri melainkan juga bagi manusia lainnya.

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Direktorat

BAB I PENDAHULUAN. Menjelang tahun 2020 perekonomian Indonesia akan berubah dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

STANDAR KOMPETENSI LULUSAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL SEKOLAH TINGGI MULTI MEDIA

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

I. PENDAHULUAN. Pendidikan di Indonesia dikatakan berhasil apabila pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan sebagai dasar untuk menunjang keberhasilan pembangunan di segala

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. A. Simpulan 1. Hasil Implementasi TF-6M pada Kompetensi Keahlian Teknik Sepeda Motor SMK Negeri 1 Majalengka

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

BAB I PENDAHULUAN. aset berharga dalam proses pembangunan bangsa dalam berbagai aspek. Idealnya,

BAB I PENDAHULUAN. Melalui pendidikan diharapkan dapat membawa bangsa Indonesia yang. bermartabat dan mencapai kemajuan. Hal tersebut dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. perubahan budaya kehidupan. Pendidikan yang dapat mendukung pembangunan di masa

BAB II Tinjauan Umum Perusahaan 2.1. Data Perusahaan Identitas Perusahaan

Indonesia KURIKULUM SMK. Sekolah Menengah Kejuruan. Dadang Hidayat M LOGO

STANDAR KEMAHASISWAAN SISTEM PENJAMINAN MUTU INTERNAL

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya bukan baru-baru ini saja terjadi. Fenomena pengangguran terdidik telah

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Dalam era informasi saat

BAB I PENDAHULUAN. berdirinya perusahaan-perusahaan perunggasan. Peternakan unggas, utamanya

PENYEBAB SMK MENJADI SECOND CHOICE DAN LANGKAH- LANGKAH MENINGKATKAN DAYA SAING SEKOLAH KEJURUAN

Transkripsi:

Arikel : Meningkatkan Kualitas Kompetensi Lulusan SMK Melalui Program Kerjasama Kelas Binaan Dunia Usaha ( Auto2000 ) Pada Jurusan Teknik Otomotif SMK Negeri 1 Talaga Dibuat oleh : Aan Hasanudin I. PENDAHULUAN Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan dari seni dan budaya Manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, karena itu perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang seharusnya terjadi sejalan dengan perubahan budaya kehidupan. Perubahan dalam arti perbaikan pendidikan pada semua tingkat perlu terus menerus dilakukan sebagai antisipasi kepentingan masa depan. Pemikiran ini mengandung konsekwensi bahwa penyempurnaan atau perbaikan khususnya pendidikan menengah kejuruan (SMK) untuk mengantisipasi kebutuhan dan tantangan masa depan perlu terus menerus dilakukan penyelarasan dengan perkembangan kebutuhan dunia usaha dan industri, perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya. Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) adalah salah satu jenjang pendidikan menengah dengan kekhususan mempersiapkan lulusannya untuk siap bekerja. Pendidikan kejuruan mempunyai arti yang bervariasi namun dapat dilihat suatu benang merahnya. Menurut Evans dalam Djojonegoro (1999) mendefinisikan bahwa pendidikan kejuruan adalah bagian dari sistem pendidikan yang mempersiapkan seseorang agar lebih mampu bekerja pada suatu kelompok pekerjaan atau satu bidang pekerjaan daripada bidang-bidang pekerjaan lainnya. Dengan pengertian bahwa setiap bidang studi adalah pendidikan kejuruan sepanjang bidang studi tersebut dipelajari lebih mendalam

dan kedalaman tersebut dimaksudkan sebagai bekal memasuki dunia kerja. Mengacu pada pada isi Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 pasal 3 mengenai tujuan pendidikan nasional dan penjelasan pasal 15 yang menyebutkan bahwa pendidikan kejuruan merupakan pendidikan menengah yang mempersiapkan peserta didik terutama untuk bekerja di bidang tertentu. Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Pengertian ini mengandung pesan bahwa setiap institusi yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan harus berkomitmen menjadikan tamatannya mampu bekerja dalam bidang tertentu (Depdikbud, 1995). Berdasarkan definisi di atas, maka sekolah menengah kejuruan sebagai sub sistim pendidikan nasional seyogyanya mengutamakan dan mempersiapkan peserta didiknya untuk mampu memilih karir, mampu memasuki lapangan kerja, mampu berkompetisi, mampu mengembangkan dirinya dalam bentuk kegiatan wirausaha dan mampu untuk meneruskan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi semua itu untuk pengembangan yang bermanfaat dan berkelanjutan untuk memperbaiki kehidupan manusia yang cepat berubah dan berkembang. Pada akhirnya keberhasilan pendidikan di SMK ditentukan dari kualitas lulusannya, dimana mereka harus mencerminkan individu yang berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan bertanggungjawab. Lulusan SMK diharapkan mampu mengembangkan seluruh potensi yang dimilikinya sehingga mereka memiliki sikap spiritual dan sikap sosial yang baik, mempunyai kemampuan pengetahuan, dan keterampilan untuk mampu bekerja

sesuai dengan kompetensi keahlianya atau sesuai dengan yang dipelajarinya II. LATAR BELAKANG MASALAH Sekolah Menengah Kejuruan ( SMK ) di Kabupaten Majalengka khususnya SMK Negeri 1 Talaga masih jauh dari standarisasi Dunia Usaha /Industri, mengingat sekolah memiliki banyak kekurangan dan keterbatasan dalam hal alat pembelajaran/ alat praktek bagi siswa. Tetapi sekolah adalah sarana pendidikan untuk kemajuan dan kemanpaatan bersama dan juga sekolah merupakan aset industri yang lulusanya di butuhkan industri yang harus memenuhi kebutuhan dan prasyarat industri, Pembelajaran di SMK Negeri 1 Talaga belum nampak menyetuh pada pengembangan diri dalam kemampuan adaptasi peserta didik. karena kompetensi yang mereka miliki belum sesuai dengan tuntutan dunia kerja serta kebutuhan pembekalan kemampuan untuk beradaptasi dengan perkembangan pengetahuan teknologi dan wirausaha, semua itu terintegrasi dengan proses pelaksanaan pembelajaran, yang pastinya proses pembelajaran siswa di SMK Negeri 1 Talaga dipengaruhi oleh banyak faktor, antara lain kurikulum, tenaga pendidik, proses pembelajaran, sarana dan prasarana, alat bantu dan bahan, manajemen sekolah, lingkungan sekolah dan lapangan latihan kerja siswa. Beberapa hal di atas jika kita kaitkan dengan prinsip-prinsip pendidikan vokasional yang sangat popular di kalangan para pendidik kejuruan yaitu prinsip yang dikemukakan oleg Dr. Charles Allen Prosser atau yang lebih dikenal dengan istilah 16 prinsip prosser : 1. Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja.

2. Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja. 3. Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri. 4. Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap individu memodali minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat yang paling tinggi. 5. Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan hanya dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang menginginkannya dan yang mendapat untung darinya. 6. Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang-ulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya. 7. Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman yang sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan. 8. Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut. 9. Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar. 10. Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai). 11. Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut.

12. Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain. 13. Pendidik an kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai dengan kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan memang paling efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan. 14. Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta didik tersebut. 15. Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes. 16. Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi. Berbagai pertimbangan diatas banyak hal permasalahan diantaranya masalah susahnya mendapat lulusan yang siap kerja dan mau kerja, banyak lulusan yang dihasilkan dari lulusan SMK Negeri 1 Talaga tiap tahunnya, namun tidak banyak yang mampu diserap dunia Usaha atau Industri sesuai dengan kompetensi keahlianya. III. PEMBAHASAN DAN SOLUSI A. Pembahasan Dari uraian diatas penulis sebagai ketua program keahliann teknik otomotif berpikir dan harus bisa membuat terobosan bagaimana caranya lulusan kompetensi teknik otomotif kompetensi keahlian teknik kendaraan ringan di SMK Negeri 1 Talaga mampu menjawab semua tantangan kompetensi lulusan SMK, diantaranya mereka harus siap kerja, mereka harus mau kerja, dan mereka harus dibutuhkan dunia usaha atau industri sesuai kompetnsi keahliannya, sehingga lulusan kompetensi keahlian teknik kendaran ringan mempunya daya saing yang kompetitif karena sumber daya siswanya sudah dipersiapkan dibekali pengetahuan

dan keterampilan sesuia kompetensi dengan melibatkan dunia usaha dan industry secara langsung. Untuk menentukan ketercapaian peningkatan kualitas lulusan Teknik Otomotif Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di SMK Negeri 1 Talaga, penulis mencoba mengelompokannya yang disesuaikan dengan keadaan dan kondisi keterbatasan sekolah kedalam tiga hal, dengan dasar prinsip-prinsip pendidikan vokasional yaitu prinsip yang dikemukakan oleg Dr. Charles Allen Prosser : 1. Peningkatan kualitas profesional guru pengajar kejuruan Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman yang sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut. 2. Kurikulum pembelajaran yang meningkatkan skill dan wawasan Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja. Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja. Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri. Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang-ulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.

Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai). 3. Mendorong siswa utuk berprestasi dalam berbagai kegiatan lomba keterampilan siswa. Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar. B. Solusi Program Keahlian Teknik Otomotif Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Talaga bekerjasama dengan PT. Astra International Tbk, Toyota Sales Operation Auto2000 Indramayu yang mulai dilaksanakan pada tahun 2015 dan di tahun ini baru ada kelas X ( sepuluh ) dan Kelas XI (Sebelas) masing-masing X TKR1 dan XI TKR1, dengan tujuan memenuhi tuntutan kualitas lulusanya, diantaranya mereka harus siap kerja, mereka harus mau kerja, dan mereka harus dibutuhkan dunia usaha atau industri sesuai kompetnsi keahliannya. Untuk memenuhi harapan tersebut dibuatlah program kelas binaan PT. Astra International Tbk, Toyota Sales Operation Auto2000 Indramayu yang didalamnya memuat proses-proses sebagai berikut : 1. Penetapan Siswa Kelas Binaan Persyaratan Siswa 1) Tinggi Badan 165 CM. 2) Berbadan sehat dan tidak buta warna. 3) Nilai Rata-rata Rapot Mata Pelajaran Matematika, B. Inggris dan IPA minimal 75.00. 4) Lulus Tes Psikotes dan Interview yang oleh Pihak Toyota Sales Operation Auto2000 bekerjasama dengan Program Keahlian.

5) Jumlah siswa dibatasi maksimal 25 Orang. 2. Peningkatan kualitas profesionlisme guru pengajar kejuruan 1) Pelatihan Guru Peningkatan profesionalisme guru program keahlian ( Guru Produktif ) pada Program Keahlian Teknik Otomotif Keahlian Teknik Kendaraan Rringan, program keahlian bekerjasama dengan Auto2000 untuk melaksanakan magang guru dan pelatihan guna meningkatkan kompetensi professional kejuruan teknik kendaraan ringan melalui dilakukan dengan cara bergilir dan berjenjang yang di laksanakan di Auto2000 dan Training Center Astra Internasional regional jawa barat. Pemetaan Pelatihan Guru Keahlian Teknik Kendaraan Ringan di AUTO2000 No Kompetensi Waktu 1 Menggunakan Power Tools dan Hands Tool pada Kendaraan sesuai SOP 3 Hari 2 Melakukan identifikasi Tecnologi Otomotif pada Kendaran Ringan 2 Hari 3 Menggunakan Alat-alat Ukur pada Teknologi Kendaraan Ringan sesuai SOP 3 Hari 4 Melakukan Servis Berakala Kendaraan Ringan 40.000 KM 6 Hari 2) Pemetaan Kompetensi Pembelajaran Guru Tamu Seorang Kepala Teknisi mempunyai Pengalaman yang sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan di PT. Astra International Tbk, Toyota Sales Operation Auto2000 diharapkan mampu memberikan motivasi, memberikan arahan, dan membagi pengetahuan

dan pengalamannya melaui program guru tamu tersebut. Adapun pemetaan kompetensi yang akan disampaiakan pada saat program guru tamu adalah : 3. Sinkronisasi Kurikulum 1) Pemetaan Kompetensi Pembelajaran di Auto2000 Indramayu Target Kompetensi Kls X adalah Siswa Mampu Melaksanakan servis berkala 1000 KM sedangkan target Kompetensi Kls XI adalah Siswa Mampu Melaksanakan servis berkala 10.000 Km,

2) On the Jon Training dan Sertifikasi Kompetensi yang harus dicapai pada On the Job Training (OJT) adalah siswa mahir melaksanakan servis minimal 20.000KM yang dilaksanakan pada kelas XII selama 4 Bulan dengan jumlah perhitungan jam belajar 45 menit adalah 1024 Jam ( 48 x 16 minggu = 768 x 60 / 45 ), pelaksanaanya siswa di sebar dibeberapa Auto2000, diantaranya, Auto2000 Indramayu, Auto2000 Cirebon, Auto2000 Jatiwangi, Auto2000 Cibinong, dan beberapa Auto2000 yang masih tahap kordinasi

Bagan Proses Kelas Binaan dan Kelas Reguler Bagan Sertifikasi Kelas Binaan Lulusan kelas binaan Teknik Kendaraan Ringan selain mendapatkan sertifikasi dari proses Uji Kompetensi Kejuruan seperti yang dilaksanakan pada kelas regular yang dilaksanakan disekolah sesuai POS Ujian Nasional juga mendapatkan sertifikasi On the Job Training yang pelaksanannya langsung di Auto2000 tempat siswa

melaksanakan On the Job Training. 4. Mendorong siswa utnuk berprestasi dalam berbagai kegiatan lomba keterampilan siswa. Prestasi dapat diraih dari usaha yang telah di lakukan, dengan segala kemampuannya meliputi pengetahuan, emosional dan spiritual dari diri seseorang, siswa didorong untuk selalu ikut berpartisipasi dan berproses dalam hal lomba keterampilan siswa baik dilingkungan kedinasan ataupun lomba keterampilan yang dilaksanakan dunia usaha atau industri. Berikut ini beberapa lomba keterampilan siswa yang diikuti oleh siswa Program Binaan Dunia Usaha ( Auto2000 ) 1. LKS Dinas Pendidikan Kabupaten Majalengka juara 1 Bidang Automobile Technology

2. Skill Contest Daihatsu Skill Contes Daihatsu dimulai dari kegiatan tes online sedangkan Contest Regional Jawa Barat meliputi kompetensi keterampilan Berstandar Asta Daihatsu, hasil yang diraih siswa kompetensi keahlian Teknik Kendaraan Ringan SMK Negeri 1 Talaga mendapatkan Juara 1 dan akan mewakili Regional Jawa Barat sebagai peserta Daihatsu SMK Skill Contest Tingkat Nasional tahun 2016. IV. KESIMPULAN DAN HARAPAN A. Kesimpulan Salah satu upaya yang sangat esensial dilakukan adalah menjalin kerjasama antara Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) dengan Dunia Usaha / Industri. Hal ini penting dilakukan karena Pendidikan kejuruan adalah pendidikan yang mempersiapkan peserta didik untuk dapat bekerja dalam bidang tertentu. Pengertian ini mengandung pesan bahwa setiap institusi yang menyelenggarakan pendidikan kejuruan harus berkomitmen menjadikan tamatannya mampu bekerja dalam bidang tertentu

itulah yang di amanatkan oleh Undang Undang sistem pendidikan nasionla. Tetapi amanat tersebut masih dihadapkan pada permasalahan-permasalahan antara lain : perluasan, relevansi, peningkatan mutu pendidikan, dan pengelolaan pendidikan. SMK Negeri 1 Talaga Program Keahlian Teknik Otomotif Kompetensi Keahlian Teknik Kendaraan Ringan berusaha meningkatkan kualitas lulusanya, yang siap kerja, mau kerja, dan dibutuhkan dunia usaha atau industri sesuai kompetensi keahliannya melalui Program Kelas Binaan Dunia Usaha ( Auto2000 ). Pendidikan dan pelatihan siswa pada kelas binaan mempunya beberapa keunggulan : 1. Penerimaan siswa baru mekanismenya disesuaikan dengan proses seleksi pada dunia usaha atau industry. 2. Adanya guru tamu yang selalu memberikan motivasi, dan informasi sesuai pekerjaan dan komptensi serta perkembangan teknologi dan peraturan didunia usaha. 3. Kurikulum terintegrasi langsung dengan standar kebutuhan dunia usaha Auto2000 4. Siswa program kelas binaan dilatih dengan cara alat dan mesin yang sesuia kebutuhan seorang teknisi, serta mempunyai kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan teknisi yang sesuai kompetensinya di Auto2000. 5. Siswa program kelas binaan dalam melakukan latihannya selalu memperhatikan proses dan pencapaian hasil yang baik, karena mereka berhadapan dengan pekerjaan yang nyata yaitu harus bisa melakukan pekerjaannya yang berhubungan langsung dengan konsumen /pemakai.

B. Harapan Meningkatkan kulitas lulusan siswa SMK merupakan tanggung jawab bersama, dukungan pemerintah yang dapat direalisasikan dalam bentuk kebijakan nyata dalam pengembangan mutu lulusan SMK, serta kontrol dan evaluasi yang melibatkan orang-orang yang mempunyai sarat nilai terhadap kompetnsinya tersebut. Selain kontrol dan evaluasi diharapkan Kompetensi lulusan lulusan SMK juga mempunyai syarat dan nilai sesuai kebutuhan industri : 1. Sertifikat kompetensi lulusan SMK tidak hanya diakui oleh lembaga kedinasan tetapi sertifikat kompetensi lulusan SMK di akui oleh dunia usaha dan industri. 2. Lingkungan pengembangan SMK harus mencerminkan replika dunia usaha atau industri, mulai dari perencanaan, sarana dan budaya industri adalah ciri khas SMK. 3. Selain siswa tersertifikasi oleh industri profesionalisme guru program keahlian ( Guru Produkti ) juga tersetifikasi oleh industri, sehingga profesionalisme guru dan kompetensi lulusan SMK bisa terintegrasi dengan kebutuhan industri yang prosesnya bisa dilaksanakan melaui On the Job Training di akhir siswa menyelesaikan proses pemeblajarannya di SMK.

DAFTAR PUSTAKA Depdiknas. 2002. Pendidikan Berorientasi Kecakapan Hidup (Life Skills) Melalui Pendekatan Broad - Based Education. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional. Faisal, Ahmad fani. HUBUNGAN PENDIDIKAN VOKASIONAL DENGAN KEMANDIRIAN ANAK YATIM PASCA T ERMINASI PELAYANAN PANTI ASUHAN DI KABUPATEN GRESIK. http://journal.unair.ac.id/download-fullpaperskmntsbba47aad54full.pdf diakses pada tanggal 16 Nopember 2016pukul. 08.14 WIB Slide PPT. Sosialiasasi Calon SMK Rujukan Direktorat Pembinaan SMK Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan.., Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tetang UndangUndang Sistem Sistem Pendidikan Nasional