BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja karyawan pada suatu perusahaan sering kali

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan atas pencapaian tujuan yang telah ditetapkan manajemen.

BAB I PENDAHULUAN. yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatannya sewaktu

BAB I PENDAHULUAN. Sumber daya manusia sebagai tenaga kerja dalam perusahaan tidak terlepas dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah suatu program yang dibuat

BAB II LANDASAN TEORI. dan proses produksi (Tarwaka, 2008: 4). 1. Mencegah dan Mengurangi kecelakaan.

BAB I PENDAHULUAN. keselamatan dan kesehatan yang datang dari pekerjaan mereka tersebut. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional Indonesia yang berdampak positif terhadap penyerapan

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan disebabkan oleh perbuatan yang tidak selamat (unsafe act), dan hanya

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja juga tinggi (Ramli, 2013). terjadi kecelakaan kasus kecelakaan kerja, 9 pekerja meninggal

BAB 1 PENDAHULUAN. 1 Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. seperti faktor modal, alam, dan tenaga kerja. Ketiga faktor tersebut merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi telah membuat

BAB I PENDAHULUAN. pasar lokal, nasional, regional maupun internasional, dilakukan oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dimilikinya. Dalam hal ini sangat dibutuhkan tenaga kerja yang memiliki kemampuan skill yang handal serta produktif untuk membantu menunjang bisnis

BAB I PENDAHULUAN. bergeloranya pembangunan, penggunaan teknologi lebih banyak diterapkan

INFORMASI TENTANG PROSEDUR PERINGATAN DINI DAN EVAKUASI KEADAAN DARURAT

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk memenuhi kebutuhan fisiologis.

BAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa upaya kesehatan kerja ditujukan untuk melindungi. pengaruh buruk yang diakibatkan oleh pekerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. Rumah sakit merupakan salah satu sarana untuk meningkatkan derajat kesehatan bagi

BAB I PENDAHULUAN. kecelakaan kerja yang sangat tinggi sehingga mengakibatkan banyaknya korban

BAB I PENDAHULUAN. Produktivitas merupakan salah satu faktor yang mendominasi suatu perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan yang berkelanjutan (sustainable development) (Tambusai,

BAB 1 : PENDAHULUAN. Dunia perindustrian di era globalisasi mengalami perkembangan yang semakin pesat. Hal

BAB I PENDAHULUAN. saat ini. Keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu upaya

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia secara berkelanjutan berdasarkan kemampuan nasional dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan bagi para pekerja dan orang lain di sekitar tempat kerja untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. adanya peningkatan kulitas tenaga kerja yang maksimal dan didasari oleh perlindungan hukum.

BAB I PENDAHULUAN. dimanapun selalu ada risiko terkena penyakit akibat kerja, baik didarat, laut,

BAB 1 : PENDAHULUAN. kuat. (2) Penerapan keselamatan dan kesehatan kerja merupakan salah satu bentuk upaya untuk

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

BAB I PENDAHULUAN. setiap 15 detik karena kecelakaan kerja dan 160 pekerja mengalami sakit akibat kerja.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI KARYAWAN TERHADAP PROGRAM KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA DENGAN KEPUASAN KERJA KARYAWAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara kompetitif. Dari segi dunia

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak

BAB I Pendahuluan A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Di era otonomi daerah Indonesia saat ini, telah ditekankan pemberian kewenangan

PENDAHULUAN. sumber daya dan dana yang ada. Faktor manusia atau tenaga kerja sebagai penggerak utama

BAB 1 : PENDAHULUAN. dinyatakan bahwa pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. dan dikondisikan oleh pihak perusahaan. Dengan kondisi keselamatan kerja

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan dan keselamatan kerja masih merupakan salah satu

BAB I PENDAHULUAN. pemerataan pembangunan (Sastrohadiwiryo, 2003,hal.17). Menurut Sumakmur (1996,hal.23), disisi lain kegiatan industri dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan sumber daya manusia (SDM) merupakan salah satu bagian

BAB 1 PENDAHULUAN. pekerja seperti yang tercantum dalam UU No.13 Tahun 2003 pasal 86 ayat 1

BUDAYA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) UNTUK KELANGSUNGAN USAHA

BAB I PENDAHULUAN. tempo kerja pekerja. Hal-hal ini memerlukan pengerahan tenaga dan pikiran

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstitusi Indonesia pada dasarnya memberikan perlindungan total bagi rakyat

BAB 1 PENDAHULUAN. kesehatan terdepan sebagai unit pelaksana teknis Dinas Kesehatan Kabupaten atau

BAB 1 : PENDAHULUAN. masalah-masalah baru yang harus bisa segera diatasi apabila perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. regional, nasional maupun internasional, dilakukan oleh setiap perusahaan secara

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam Undang Undang Dasar 1945 Pasal 27 Ayat 2 Ditetapkan bahwa Setiap warga

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang semakin ketat membuat perusahaan diharapkan mampu

TINJAUAN TENTANG BENTUK DAN PELAKSANAAN PELINDUNGAN ASURANSI BAGI PEKERJA PADA DINAS KEBAKARAN KOTA SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Menghadapi persaingan di era globalisasi yang semakin cepat, mengharuskan setiap perusahaan untuk lebih adaptif dan responsif dalam

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. maka tidak dapat dipungkiri lagi bahwa arus globalisasi tersebut membawa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

GATOT SOEDARTO KESELAMATAN KERJA DAN PENCEGAHAN BAHAYA KEBAKARAN

BAB I PENDAHULUAN. menciptakan tempat kerja yang aman, sehat dan bebas dari pencemaran

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Undang-Undang Dasar (UUD) 1945 Pasal 27, Ayat (2) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. mempertahankan kelangsungan hidup perusahaan berarti memberi. kesempatan kepada karyawan dalam memenuhi kelangsungan hidupnya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam suatu perusahaan karyawan yang sehat jasmani dan rohani

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja merupakan tempat yang potensial mempengaruhi kesehatan pekerja.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Di era globalisasi industri seperti sekarang ini, persaingan di bidang industri

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam UU RI Nomor 1 Tahun 1970 tentang keselamatan kerja dituliskan

PEMBELAJARAN IV PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. tujuan perusahaan, maka berbagai pengalaman dan hasil penelitian dalam. manajemen sumber daya manusia (Marwanto, 2011:11).

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Proses industrialisasi telah mendorong tumbuhnya industri diberbagai sektor dengan

BAB I PENDAHULUAN. melindungi pekerja dari mesin, dan peralatan kerja yang akan menyebabkan traumatic injury.

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi. Proses industrialisasi masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. Kesejahteraan pekerja merupakan salah satu tujuan yang hendak dicapai

BAB I PENDAHULUAN. Menurut International Labour Organization (ILO), bahwa di seluruh

BAB 1 : PENDAHULUAN. nasional, selain dapat meningkatkan perekonomian nasional juga dapat

BAB 1 : PENDAHULUAN. perhatian dan kerja keras dari pemerintah maupun masyarakat.

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Dalam proses pembangunan nasional, titik berat pembangunan nasional

BAB I PENDAHULUAN. akan ditimbulkan akibat aktivitas-aktivitas yang ditimbulkan seperti kecelakaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar belakang masalah. menuntut perusahaan harus mampu bertahan dan berkompetisi. Salah satu hal

BAB I PENDAHULUAN. ketenagakerjaan, merupakan kewajiban pengusaha untuk melindungi tenaga

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan perlu melaksanakan program keselamatan dan kesehatan kerja

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Pasal 22 Undang-Undang No. 23 tahun tentang kesehatan menyebutkan bahwa kesehatan kerja diselenggarakan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Peranan Keselamatan Kerja di Tempat Kerja Sebagai Wujud Keberhasilan Perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. membantu tercapainya tujuan perusahaan dalam bidang yang dibutuhkan.

HUBUNGAN ANTARA PERSEPSI TENTANG PROGRAM KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) DENGAN KINERJA PADA KARYAWAN PT. PLN PERSERO SURAKARTA.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. meningkatkan efisiensi dan produktivitas kerja. Kecelakaan kerja tidak saja

BAB I PENDAHULUAN. Setiap tempat kerja selalu mempunyai risiko terjadinya kecelakaan. Besarnya

BAB I PENDAHULUAN. mengoptimalkan seluruh sumber daya yang dimiliki dalam menghasilkan

BAB 1 : PENDAHULUAN. berskala besar, menengah ataupun kecil. Hal ini berpengaruh terhadap ketatnya

FAKULTAS HUKUM UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Sulit disangkal, bila peringatan Utamakan Selamat yang dipasang di pelbagai

BAB 1 : PENDAHULUAN. merupakan kondisi yang menunjukkan Indonesia tidak dapat menghindarkan diri dari

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan antar perusahaan di bidang manufaktur dan jasa sangat ketat. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. untuk beradaptasi sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor.

Tren Perusahaan Konstruksi tahun

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH Keselamatan kerja karyawan pada suatu perusahaan sering kali terabaikan, khususnya pada perusahaan-perusahaan kecil dan menengah. Hal ini akan dapat memunculkan dampak negatif seperti kecelakaan kerja dan terjangkitnya para karyawan oleh penyakit akibat kerja (PAK), seperti misalnya infeksi jamur kulit yang diderita oleh pekerja dibagian water treatment, akibat lingkungan kerja yang lembab. Hal tersebut adalah salah satu contoh dampak negatif yang muncul akibat berkembang pesatnya sektor usaha dan alih teknologi. Tentu saja disamping dampak negatif ada pula dampak positif yang dapat diambil, contohnya yaitu kesempatan kerja yang semakin terbuka dan berkembang, sehingga angka pengangguran akan bisa dikurangi. Kecelakaan kerja dan juga penyakit akibat kerja berkaitan erat dengan sumber-sumber bahaya di lingkungan kerja. Perlu kita ketahui bahwa begitu banyak kasus kecelakaan kerja yang terjadi di Indonesia. Sebagai salah satu negara yang masih berkembang, Indonesia harus terus berusaha memperbaiki keadaan, karena kasus kecelakaan kerja belakangan ini mulai begitu mengkuatirkan. Menurut International Labour Organization (ILO), setiap tahun terjadi 1,1 juta kematian yang disebabkan oleh karena penyakit atau kecelakaan akibat hubungan pekerjaan. Sekitar 300.000 kematian terjadi dari 250 juta kecelakaan dan sisanya adalah kematian karena penyakit akibat hubungan 1

pekerjaan, dimana diperkirakan terjadi 160 juta penyakit akibat hubungan pekerjaan baru setiap tahunnya. Selama tahun 2000 di Indonesia telah terjadi 66.367 kasus kecelakaan kerja dengan korban meninggal dunia 1.142 orang. Dan selama lima tahun (1995-2000) jumlahnya menunjukkan kecenderungan meningkat. Adapun kasus kecelakaan yang terjadi, tercatat sudah mencapai angka 412.652. Selain mengakibatkan 1.142 orang meninggal, dari 66.367 kasus kecelakaan kerja yang terjadi pada tahun 2000, sejumlah 20.970 kasus mengakibatkan pekerjanya sampai menderita luka berat atau cacat tetap, dan 87.390 pekerja yang mengalami kasus tersebut tidak bisa bekerja untuk sementara waktu. Padahal berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh PT JAMSOSTEK, kecelakaan kerja pada periode 1995-2000 hanya mencapai 412.652 kasus, dengan jumlah kerugian material mencapai angka 340 milyar rupiah. Implikasi lain dari kasus kecelakaan kerja tersebut adalah jumlah santunan serta ganti rugi yang perlu disediakan pada angka sekitar 329.6 milyar rupiah. Dari kecelakaan kerja pada tahun 2000 tersebut dapat diinformasikan telah kehilangan jumlah hari kerja produktif sekitar 71 juta hari kerja produktif, jika setiap hari kerja tersebut dihitung rata-rata tujuh jam kerja perhari. Kompas (17 September 2004) Dari informasi diatas, sudah sepatutnya manajemen suatu perusahaan menyikapinya dengan selalu memperbaiki sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang ada, baik program maupun operasionalnya. Jika kita mengambil acuan pada undang-undang Dasar 1945 pasal 27 ayat (2), 2

disebutkan bahwa Setiap warga Negara berhak atas pekerjaan yang layak bagi kemanusian. Yang dimaksud dengan pekerjaan dan penghidupan yang layak adalah pekerjaan yang bersifat manusiawi yang memungkinkan pekerja berada dalam kondisi selamat dan sehat, bebas dari kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Sedangkan penghidupan yang layak adalah hidup sebagaimana layaknya manusia, dengan penghasilan yang dapat memenuhi kebuhan hidup layak sehari-hari sehingga tingkat kesejahteraannya dapat terpenuhi sesuai dengan harkat dan martabat sebagai manusia pada umumnya. Oleh karena itu lingkungan kerja yang manusiawi dan lestari sangat diharapakan akan menjadi pendorong bagi kegairahan dan efisiensi kerja. Disamping itu tenaga kerja yang dimiliki oleh suatu badan usaha, juga memiliki peranan yang besar dalam meningkatkan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja, mengingat tenaga kerja merupakan salah satu faktor kunci peningkatan produktifitas yang ingin dicapai, dimana dalam proses pencapaiannya akan terkait dengan permasalahan keselamatan dan kesehatan kerja. Lingkungan kerja yang aman dan nyaman merupakan persyaratan penting untuk mencapai kondisi kesehatan prima bagi karyawan yang bekerja. Pentingnya peran tenaga kerja dalam upaya peningkatan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja, tentu tidak terlepas dari dukungan manajemen perusahaan. Dukungan yang diberikan dapat berupa penerapan kebijakan-kebijakan yang jelas dan yang dapat diterapkan (Applicable) sesuai dengan kondisi perusahaan yang ada, saat kebijakan tersebut diberlakukan. 3

Sistem pengelolaan keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) yang dijelaskan pada peraturan menteri tenaga kerja republik Indonesia: Per.05/Men/1996 menjelaskan bahwa perusahaan harus merencanakan, menetapkan, dan menerapkan kebijakan di bidang keselamatan dan kesehatan kerja. Pelaksanaan dan kebijakan tersebut harus disertai dengan dukungan program kegiatan-kegiatan lain seperti kegiatan pemantauan dan evaluasi yang berkesinambungan terhadap kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja. Dengan demikian peningkatan kinerja keselamatan dan kesehatan kerja dapat terus dilakukan, demi mencegah atau meminimalkan kecelakaan dan penyakit akibat kerja, serta menciptakan tempat kerja yang aman, efisien, dan produktif. Ancok (1988) menegaskan bahwa peran karyawan dalam perusahaan tidak dapat disampingkan, karena karyawan merupakan penggerak dan pendukung teknologi. Semakin meningkatnya peran tenaga kerja pada perusahaan serta semakin meningkatnya penggunaan teknologi di berbagai sektor kegiatan dapat mengakibatkan semakin tinggi resiko mengancam keselamatan, kesehatan pada kesejahteraan tenaga kerja. Pada prinsipnya, semua permasalahan yang berkaitan dengan keselamatan dan kesehatan kerja adalah menjadi tanggung jawab setiap orang. Setiap karyawan sudah sepatutnya berpartisipasi dalam setiap kegiatan keselamatan dan kesehatan kerja, paling tidak pada masing-masing lingkungan kerjanya. Hal ini disebabkan karena dalam suatu lingkungan industri, selalu terdapat kegiatan yang melibatkan berbagai peralatan teknik 4

dan sumber daya manusia. Meskipun demikian secara keseluruhan beban tanggung jawab atas berlangsungnya operasional kesehatan dan keselamatan kerja di perusahaan akan berada pada pundak pimpinan perusahaan tersebut. Perkembangan pesat yang dialami oleh perusahaan CV Karya Baru Klaten memberikan dampak bahwa sudah sepatutnya manajemen perusahaan merespon kondisi tersebut. Adapun kebijakan yang diambil antara lain dengan memberi pencerahan wacana dan ketrampilan, serta selalu mengembangkan penatalaksanaan semua permasalahan yang berkaitan dengan program keselamatan dan kesehatan kerja pada karyawannya. Apabila program keselamatan dan kesehatan kerja sudah dapat berjalan sesuai dengan yang diharapkan baik secara sistem maupun operasionalnya maka pada gilirannya nanti karyawan akan memiliki perasaan aman dan nyaman dalam menjalankan tugas-tugasnya. Dengan kondisi ini diharapkan efisiensi produksi dapat ditingkatkan sehingga perusahaan dapat lebih mampu bersaing, baik di dalam negeri maupun dalam persaingan global. Ditenggarai bahwa output dari seorang karyawan atau kelompok karyawan (teamwork) akan semakin maksimal ketika karyawan atau teamwork tersebut bekerja dengan motivasi yang tinggi. Salah satu ahli yang meneliti permasalahan motivasi kerja karyawan yaitu, Stephen Robbins (2001) dalam buku yang berjudul Perilaku Organisasi merumuskan bahwa motivasi adalah Kesediaan untuk melakukan upaya tinggi untuk mencapai tujuan tujuan keorganisasian yang dikondisi oleh kemampuan, upaya demikian untuk memenuhi kebutuhan individu tertentu 5

Telah kita ketahui bersama bahwa motivasi kerja karyawan yang tinggi dalam menghasilkan produk yang berkualitas akan sangat menguntungkan perusahaan. Terkadang motivasi yang dimaksud seperti tersebut diatas umumnya adalah motivasi yang lazim digunakan untuk mengetahui maksud seseorang atas suatu hal untuk mencapai tujuan tertentu misalnya uang, keselamatan, prestise, dan sebagainya. Namun demikian tujuan khusus yang tampaknya diperjuangkan banyak orang dalam analisis kerap kali berubah menjadi alat untuk mencapai tujuan lain yang dipandang lebih fundamental. Dengan demikian rasa aman (keselamatan), status dan tujuan lainnya dipandang sebagai kausalitas. Perilaku hanya merupakan hiasan sematamata untuk mencapai tujuan akhir setiap orang, untuk menjadi dirinya sendiri. Wexley dan Yuki (1977) memberikan batasan tentang motivasi sebagai the process by wich behavior of energized and directed. Ahli yang lain mengungkapakan bahwa ada kesamaan antara motif dengan needs (kebutuhan). Dari batasan tersebut dapat diambil satu kesimpulan bahwa motif adalah sesuatu yang akan melatarbelakangi individu berbuat untuk mencapai suatu tujuan tertentu yang akan diinginkan. Atas dasar uraian latar belakang permasalahan tersebut diatas, maka peneliti tertarik untuk mengetahui pengaruh antara keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) terhadap motivasi kerja pada karyawan CV Karya Baru Klaten. Untuk itu peneliti memilih judul penelitian ini: Pengaruh Keselamatan dan Kesehatan Kerja terhadap Motivasi kerja Karyawan CV Karya Baru Klaten 6

B. RUMUSAN MASALAH Dari latar belakang masalah di atas, maka permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah: 1. Apakah terdapat pengaruh faktor keselamatan kerja terhadap motivasi kerja karyawan 2. Apakah terdapat pengaruh faktor kesehatan kerja terhadap motivasi kerja karyawan 3. Apakah terdapat pengaruh keselamatan dan kesehatan kerja secara bersama-sama, terhadap motivasi kerja. 4. Apakah ada perbedaan sikap terhadap keselamatan dan kesehatan kerja, pada kelompok latarbelakang sosial yang berbeda. C. TUJUAN PENELITIAN Berdasarkan identifikasi masalah tersebut diatas, tujuan penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh faktor keselamatan kerja terhadap motivasi kerja karyawan di CV Karya Baru Klaten. 2. Untuk mengetahui dan menganalisa pengaruh faktor kesehatan kerja terhadap motivasi kerja karyawan di CV Karya Baru Klaten. 3. Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh secara bersama-sama, kesehatan dan keselamatan kerja terhadap motivasi kerja karyawan di CV Karya Baru Klaten. 7

4. Untuk mengetahui dan menganalisis adanya perbedaan sikap karyawan terhadap keselamatan dan kesehatan kerja diantara kelompok latar belakang sosial yang berbeda. D. MANFAAT PENELITIAN Penulis mengharapkan penelitian ini dapat mempunyai manfaat, antara lain: 1. Bagi manajemen, berupa gambaran tentang perasaan dan pengetahuan karyawan tentang pekerjaan mereka dan situasi-situasi yang berhubungan dengan pekerjaannya, sehingga dapat dijadikan pertimbangan pada saat perencanaan dan pelaksanaan kebijakan perusahaan. 2. Disamping itu dapat dijadikan bahan referensi dalam upaya perbaikan kondisi keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) di perusahaan. 3. Bagi pemerintah dalam hal ini Departemen Tenaga Kerja atau institusi-institusi pemerhati masalah ketenagakerjaan, dapat dijadikan referensi dalam upaya membangun suatu budaya keselamatan dan kesehatan kerja (K-3) yang tepat sesuai dengan kondisi ketenagakerjaan. 4. Memberikan tambahan referensi bagi mereka yang ingin melakukan penelitian lanjutan tentang motivasi kerja dan atau masalah kesehatan dan keselamatan kerja. 8