BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan di sawah dusun Kaliglagah, desa Kalibeji, kecamatan Tuntang, kabupaten Semarang. Penelitian ini dilaksanakan mulai 31 Agustus 2015 hingga 14 Januari 2016. 3.2. Alat dan Bahan Penelitian 3.2.1. Alat Penelitian Alat yang dipakai dalam penelitian ini adalah: Sabit, Gunting, Sprayer, Bambu, Rafia, Paku, Plastik, Karung, Cangkul, Timbangan analitik, Timbangan portable, Alat pengukur, Alat tulis, Ajir dan Kertas nama. 3.2.2. Bahan Penelitian Bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah: Benih Restorer, Benih GMJ, Pupuk Urea, Pupuk Phonska, Alkohol 70%, dan ZPT Giberelin 80%. 3.3. Metode Penelitian 3.3.1. Metode untuk Memperoleh Data Berdasarkan layout penelitian Rancangan Acak Kelompok (RAK), maka ukuran petak penelitian dapat dilihat di Gambar 3.1. Gambar 3.1. Ukuran Petak Penelitian
Keterangan: A. Luas tiap petak penelitian : 5 x 2,2 m 2 B. Jarak tanam yang digunakan : 20 cm C. Jumlah baris tiap petak : R: 2 CMS:10 D. Jarak antar petak : 40 cm E. Jumlah petak pengamatan : 32 F. Populasi tanaman tiap petak : 312 tanaman G. Jumlah tanaman sampel : 60 tanaman Pengamatan dalam penelitian ini meliputi dua pengamatan, yaitu pengamatan utama dan pengamatan selintas. Pengamatan utama merupakan pengamatan yang diolah dan dianalisis secara statistika, sedangkan pengamatan selintas merupakan pengamatan pendukung pengamatan utama yang tidak diolah dan dianalisis secara statistika. Pengamatan utama meliputi: komponen pertumbuhan dan komponen hasil. Pengamatan selintas meliputi: letak percobaan, tanaman sebelum percobaan padi hibrida, jenis tanaman di sekitar percobaan, suhu maksimum dan minimum lingkungan, kelembapan, ph tanah, jumlah curah hujan harian, kecepatan angin saat penyerbukan, gulma, tipe simpang (roguing), hama dan penyakit. 3.3.2. Analisis Data Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok dengan delapan perlakuan dan empat ulangan. Data dan hasil pengamatan utama dianalisis dengan menggunakan metode sidik ragam. Untuk mengetahui pengaruh antar perlakuan digunakan Uji Beda Nyata Jujur atau BNJ dengan selang kepercayaan 95%. 3.4. Pelaksanaan Penelitian Persiapan lahan dilakukan sebelum melakukan penanaman. Persiapan lahan meliputi: pengolahan lahan dan sanitasi lahan. Setelah lahan siap kemudian bibit tanaman Restorer berumur 18-21 hari ditanam dengan jarak tanam 20 cm x 20 cm. 15
Untuk memproduksi benih padi hibrida diperlukan adanya Restorer (galur jantan) dan GMJ (galur betina) sehingga didapatkan benih padi yang baik. Produksi benih padi hibrida diawali dengan persiapan lahan. Pengolahan tanah dilakukan seperti penanaman padi pada umumnya. Mula-mula tanah dibajak dengan menggunakan bajak yang ditarik kerbau atau menggunakan hand traktor. Setelah itu bongkahan tanah dihaluskan dengan menggunakan garu (sampai terjadi pelumpuran). Bersamaan dengan kegiatan ini, pematang sawah yang rusak diperbaiki. Gulma-gulma di pematang sawah dibabat. Tanah diratakan dengan menggunakan sorok (pada keadaan tanah macak-macak), lalu dibiarkan 2-3 hari. Setelah itu tanaman padi dipindahtanamkan. Benih R (Restorer) dan GMJ sebelum disemai harus direndam selama 24 jam (1 hari), lalu diperam selama 24 jam (1 hari), setelah itu benih disebar. Bibit padi dipindah tanamkan pada saat bibit berumur 18-21 hari. Untuk mengatur jarak tanam digunakan potongan bambu (blak) berukuran 2,2 meter yang sudah diberi tanda jarak antar tanaman Restorer 20 cm. Sedangkan blak yang digunakan untuk menanam GMJ berjarak 20 cm. Barisan tanaman terdiri dari 2 baris tanaman padi jantan dan 10 baris tanaman padi betina. Tanaman padi jantan dipindah tanamkan lebih dahulu, kemudian baru tanaman padi betina. Perbedaan waktu pindah tanam antara tanaman padi jantan dan tanaman padi betina sangat dipengaruhi oleh varietas-varietasnya. Tanaman padi betina dipindahtanamkan 24 hari setelah pindah tanam tanaman padi jantan (Restorer). Pindah tanam bibit dilakukan setelah lahan diberi batas menggunakan tali rafia untuk mempermudah penanaman dan membuat lurus. Pertama pindah tanam R 1 dan diberi jarak 60 cm, yang nantinya digunakan untuk menanam R 2 dan R 3. Selanjutnya 3 hari kemudian pindah tanam R 2 dengan jarak tanam sebesar 20 cm dari tanaman R 1. 3 hari kemudian dilakukan pindah tanam R 3. Keseluruhan penanaman menggunakan blak untuk mempermudah jarak tanam. 24 hari setelah penanaman R 1 dilakukan pindah tanam GMJ dengan jarak antar GMJ 20 cm x 20 cm dan jarak antar GMJ dengan Restorer juga 20 cm. Penyemprotan zat pengatur tumbuh giberelin pertama dilakukan saat tanaman Restorer 20% berbunga yaitu saat berumur 81 HST (hari setelah tanam) dan penyemprotan zat pengatur tumbuh giberelin kedua dilakukan saat tanaman 16
Restorer 40% berbunga saat berumur 84 HST di pagi hari. Penyemprotan pada waktu banyak angin tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan terbuangnya larutan dan untuk mencegah adanya penyebaran ke petakan yang berdekatan. 3.4.1. Prosedur Penyemprotan 1. Pembatasan plastik untuk masing-masing petak perlakuan (unit percobaan) Untuk menghindari tercampurnya konsentrasi semprotan zat pengatur tumbuh giberelin dari masing-masing plot maka perlu diberi pembatas plastik diantara petak-petak perlakuan. Gambar 3.2. Pembatas Plastik 2. Pengenceran Giberelin Standart Stock Bahan giberelin yang ada adalah 80% bahan aktif. Bahan pelarutnya adalah alkohol 70%. Pembuatan larutan stok giberelin yang digunakan adalah 1 ml pelarut alkohol mengandung 50 mg giberelin agar mudah dalam teknis pengambilan bahan ketika pelaksanaan dilapang. Larutan stok giberelin 1 ml mengandung 50 mg giberelin diperoleh dengan cara : 1. Timbang 15 gram giberelin 80%. 2. Larutkan giberelin dalam alkohol 70% sampai volumenya mencapai 240 ml. 3. Simpan larutan stok dalam wadah yang bersih dan bertutup rapat, serta hindarkan dari panas. Teknis perlakuan penyemprotan adalah: 1. Satu unit memerlukan 2 liter volume semprot. 2. Satu unit disemprot 2 kali. Penyemprotan pertama pada saat tanaman R berbunga 20%. Penyemprotan kedua pada saat tanaman R 40% berbunga. 17
3. Aplikasi perlakuan dapat dilihat pada Tabel 3.1. 4. Dalam satu ulangan membutuhkan 56 ml larutan stok. 5. Total larutan stok yang dibutuhkan adalah 4 x 56 = 224 ml, sehingga sisa larutan stok yang dibuat adalah 240-224 = 16 ml. Tabel 3.1. Aplikasi perlakuan Volume stok (ml) untuk 2 ppm Gibberelin liter volume semprot Perlakuan Semprot Semprot I. Saat 20% II. Saat 40 % ke 1 ke 2 berbunga berbunga G0 0 0 0 0 G1 50 100 2 4 G2 100 50 4 2 G3 100 100 4 4 G4 50 150 2 6 G5 150 50 6 2 G6 150 100 6 4 G7 100 150 4 6 Jumlah 28 28 3. Volume Giberelin per Petak 1. 15 gram dilarutkan dalam dalam alkohol 70% sampai volumenya mencapai 240 ml. 2. 1 ml stock mengandung 0,0625 gram giberelin atau setara dengan 62,5 mg. 3. Jadi volume giberelin setiap petak adalah 2 ml x 62,5 mg = 125 mg untuk 2 liter air. 5. Total keseluruhan kandungan giberelin adalah 62,5 mg x 224 ml=14000 mg atau setara dengan 14 gram. 3.4.2. Tercapainya Umur Berbunga 20% dan 40 % Penyemprotan zat pengatur tumbuh giberelin pertama saat tanaman Restorer berbunga 20% pada umur 81 HST hanya diberikan ke Restorer saja sedangkan untuk penyemprotan zat pengatur tumbuh giberelin kedua dilakukan saat tanaman Restorer berbunga 40% pada saat GMJ berumur 70 HST dan R 84 HST yang diberikan pada tanaman GMJ dan Restorer. 18