BAB I PENDAHULUAN. generasi muda yang unggul dan berkepribadian yang baik, hal ini dilihat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. belum lagi ditemukan pada saat arus globalisasi dan Era pasar bebas terus

BAB I PENDAHULUAN. keseluruhan dengan guru sebagai pemegang peran utama. Menurut Usman

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan pendidik di sekolah yang menjalankan tugas

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan merupakan suatu sistem yang terdiri dari input, proses dan

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. Kode etik adalah norma-norma yang mengatur tingkah laku seseorang

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengkondisikan kelas atau mengelola kelas, agar pelaksanaan. pembelajaran dapat berjalan dengan efektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan wadah bagi anak untuk belajar memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. tertentu termasuk pendidikan yang ada di Indonesia. Tujuan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tidak seorang pun yang dilahirkan di dunia ini tiba-tiba langsung

BAB I PENDAHULUAN. demikian, PAI memiliki peran strategis untuk menciptakan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Seiring dengan. baru seperti internet, media elektronik, media cetak dan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan pembeda dengan makhluk lainnya. Oleh karena itulah manusia

BAB I PENDAHULUAN. faktor yang mendukung perkembangan tersebut adalah pendidikan. pembelajaran, sumber-sumber belajar dan lain sebagainya.

BAB I PENDAHULUAN. religiusitas dalam kehidupan manusia. Temuan-temuan empiric dan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas sumber daya manusia, terutama dalam proses pembangunan nasional.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi diri

BAB I PENDAHULUAN. kalangan ilmuwan khususnya para ahli pendidikan. Hal ini karena pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan kita,

BAB I PENDAHULUAN. muda, yaitu masa kanak-kanak. Sebagaimana diungkapkan oleh Syaiful Bahri

BAB I PENDAHULUAN. merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan konstitusi serta sarana

BAB I PENDAHULUAN. Terkadang satu proses belajar tidak dapat mencapai hasil maksimal. disebabkan karena ketiadaan kekuatan yang mendorong (motivasi).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah dan kelas merupakan tempat menghimpun siswa dan secara

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan fenomena manusia yang fundamental, yang juga

BAB I PENDAHULUAN. 1 Sudarwan Danim, Pengantar Kependidikan Landasan, Teori, dan 234 Metafora

BAB I PENDAHULUAN. mencetak santri/siswa yang berkualitas dalam belajar Pendidikan agama. dalam menguasai Ilmu Pendidikan Agama Islam.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar, kehadiran suatu media pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB I PENDAHULUAN. inovatif. Mampu beradaptasi dengan perubahan kehidupan yang sangat cepat.

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Oleh karena itu, pendidikan menjadi kebutuhan manusia. 1

BAB I PENDAHULUAN. mengerti nilai-nilai dan mulai memakainya dengan cara-caranya sendiri. 1 Pada usia ini

BAB 1 PENDAHULUAN. secara tidak langsung suatu bangsa dituntut untuk mempunyai sumber

BAB I PENDAHULUAN. dari pendidikan nasional tersirat dalam undang-undang sistem pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan yang berlangsung dalam lingkungan. atau penghidupan yang lebih tinggi dalam arti mental.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan sistem dan cara meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. kreatif, mandiri dan profesional pada bidangnya masing-masing. 1

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ajaran Islam penanaman nilai aqidah akhlak bagi manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah sebagai usaha membina dan mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. tetapi pendidikan bukan sesuatu yang ada dengan sendirinya, pendidikan harus di

BAB I PENDAHULUAN. Muhammad saw (Q.S Al Anbiya: 107), tetapi kebanyakan manusia masih. Rahmat yang diberikan Allah swt kepada manusia bermacam-macam

BAB I PENDAHULUAN. juga globalisasi pengetahuan, teknologi, dan budaya. 1 Hal tersebut mengandung

BAB I PENDAHULUAN. Baikitu organisasi formal maupun nonformal. Di dalam suatu. organisasi tersebut pasti selalu ada seseorang yang dianggap mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. perubahan yang terjadi. Dalam rangka membangun manusia Indonesia yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh kesempatan untuk mengembangkan potensi yang dimilikinya

BAB I PENDAHULUAN. 1 Zuhairi, dkk, Metodologi Pendidikan Agama (solo: Ramadhani, 1993), hal. 9.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN. negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 2

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. yang akan dihadapi peserta didik yang akan mendatang. 1

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 2010), hlm Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru,

BAB I PENDAHULUAN. adalah kualitas guru dan siswa yang mesing-masing memberi peran serta

BAB I PENDAHULUAN. Islam dari sumber utamanya yaitu Al-Qur an dan Hadits, melalui kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. muda untuk memperoleh serta meningkatkan pengetahuannya. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. melalui metode pengajaran dalam pendidikan islam di dalamnya memuat

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

Jurnal Ilmiah Sains, Teknologi, Ekonomi, Sosial dan Budaya Vol. 2 No. 2 Mei 2018

BAB I PENDAHULUAN. taat dan juga pikirannya dibina dan dikembangkan. 1. merupakan salah satu konsep pendidikan yang menekankan betapa penting dan

BAB I PENDAHULUAN. guru harus memiliki kemampuan profisional. Salah satu kemampuan profesional

BAB I PENDAHULUAN. membicarakan masa depan. Pendidikan hendaknya melihat jauh ke depan dan

BAB I PENDAHULUAN. atau mewujudkan tujuan tersebut, maka dibutuhkan adanya hal-hal yang menunjang

BAB I PENDAHULUAN. semakin pesat menuntut lembaga pendidikan untuk lebih dapat menyesuaikan. meningkatkan mutu dan kualitas pendidikan..

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Gambar 4.1 : Struktur Kepemimpinan wilayah RT 23 RW 2.80

PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

BAB I PENDAHULUAN. yang merupakan terjemahan dari istilah teaching adalam merupakan kegiatan dari

BAB I PENDAHULUAN. bidang pendidikan menempati posisi yang sangat penting. Seiring dengan

BAB I PENDAHULUAN. kualitas produk pendidikan tersebut merupakan gambaran kualitas proses. konsep, nilai serta materi pendidikan diintegrasikan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Pada dasarnya pendidikan merupakan suatu proses membimbing

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan generasi yang sejalan dengan tuntutan kemajuan masyarakat,

BAB I PENDAHULUAN. luas, pendidikan diartikan sebagai tindakan atau pengalaman yang mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. lembaga formal inilah yang dikenal luas oleh masyarakat sebagai sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha manusia agar dapat mengembangkan pekerti

BAB I PENDAHULUAN. sebagai sesuatu yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian anak dan mampu mengaktualisasikan potensi-potensi dirinya secara

BAB I PENDAHULUAN. 1 Moh.Rosyid, Sosiologi Pendidikan, Idea Pres, Yogyakarta, 2010, hlm

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. 2 Dengan demikian, pendidikan. berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. karyawan merupakan kebutuhan yang tidak dapat dihindari lagi.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. di antara makluk-nya yang lain. Allah memberi banyak kelebihan kepada

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha yang dilakukan dengan sengaja dan sistematis

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. karena dari pendidikan menggambarkan betapa tingginya peradaban suatu bangsa.

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia saat ini mengalami kemajuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Agar tujuan tersebut tercapai dibutuhkan proses yang relatif panjang, dimanapun

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan masyarakat adalah orang-orang dewasa, orang-orang yang. dan para pemimpin formal maupun informal.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Siti Robiah Adawiyah, 2014 Usaha Instruktur Dalam Optimalisasi Motivasi Belajar Bahasa Inggris

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat penting dalam berbagai disiplin ilmu serta memajukan daya pikir manusia.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tajam dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran di dunia pendidikan, menyangkut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru menempati kedudukan yang sangat penting. Guru sebagai subjek pendidik. sangat menentukan keberhasilan pendidikan.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Konteks Penelitian Dalam menghadapi perkembangan zaman dengan berbagai perubahan dan pesaing mutu maka diperlukan sumberdaya manusia yang memiliki kemampuan dalam menghadapi setiap tantangan yang muncul, salah satunya adalah bidang pendidikan. Sarana paling strategis bagi peningkatan kualitas sumber daya manusia adalah pedidikan. 1 Manusia Indonesia seutuhnya yang diidealisasikan menjadi titik puncak pencapaian tujuan pendidikan nasional sebagai proses manusia dan pemanusiaan sejati masih menjadi dambaan kita, ketika sosok yang sesungguhnya belum lagi ditemukan pada saat arus globlasasi dan era pasar bebas terus menerpa secara keras. 2 Terutama pada bidang pendidikan Formal, maka dari itu pendidikan formal mempunyai peranan penting untuk menghasilkan generasi muda yang unggul dan berkepribadian yang baik, hal ini dilihat bahwa betapa pentingnya dan perlunya pendidikan bagi anak-anak, jelaslah pula mengapa anak-anak itu harus mendapatkan pendidikan yang layak. Agar bisa menjadi bekal hidupnya dimasyarakat nanti. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting dan berguna bagi diri manusia. Untuk itu pendidikan merupakan suatu sistem yang teratur 1 Nashar, Peranan Motivasi dan Kemampuan Awal.(Jakarta: Delia Pers, 2004), hlm. 98 2 Sudarman Danim, Agenda Pembaharuan Sistem Pendidikan, (Yogyakarta: pustaka pelajar, 2003), hlm. 1 1

2 dan mengembangkan misi yang cukup luas yaitu segala sesuatu yang berhubungan dengan perkembangan fisik, keterampilan, pikiran, perasaan, kemampuan, sosial sampai kepada masalah kepercayaan atau keimanan. Guru dipandang sebagai agen modernisasi dalam segala bidang. Usaha utama yang dilakukan oleh guru adalah melalui program pendidikan bagi para siswa. Dalam melakukan usaha pencapaian tujuan pendidikan disekolah tersebut, guru berperan penting dalam mengunakan metode dan cara untuk mencapai hasil belajar yang optimal. Untuk mencapai tujuan tersebut sangat didukung oleh strategi yang digunakan guru dalam proses belajar mengajar. 3 Strategi merupakan salah satu cara untuk membantu suksesnya proses belajar mengajar, karena didalam strategi pembelajaran terdapat desain yang bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan. Akan tetapi kita harus mengetahui sebaik apapun suatu strategi pembelajaran tidak akan bisa berhasil apabila tanpa didukung dengan tenaga kependidikan yang kompeten. 4 Motivasi dirumuskan sebagai suatu proses yang menentukan tingkatan kegiatan serta arah umum dari tingkah laku manusia, merupakan konsep yang berkaitan dengan konsep-konsep yang lain seperti minat, konsep diri, sikap dan sebagainya sehingga dapat mempengaruhi siswa 3 Achmad Patoni, Metodologi Pendidikan Agama Islam, (Jakarta: PT. Bina Ilma, 2004), hlm.32 4 Ahmad Munjin Nasih dan Lilik Nur Kholidah, Metode dan Teknik Pembelajaran Pendidikan Agama Islam, (Bandung: Refika Aditama, 2009), hal. 10

3 yang dapat membangkitkan dan mengarahkan tingkah laku yang dimungkinkan untuk ditampilkan oleh para siswa. 5 Motivasi adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. 6 Jadi motivasi belajar adalah kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk belajar, sehingga hasil belajar pada umumnya meningkat jika motivasi untuk belajar meningkat. 7 Sehubungan dengan hal tersebut ada tiga fungsi motivasi : 1. Mendorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang melepaskan energi. Motivasi dalam hal ini merupakan motor penggerak dari setiap kegiatan yang akan dikerjakan. 2. Menetukan arah perbuatan, yakni kerah tujuan yang dicapai. Dengan demikian motivasi dapat memberikan arah dan kegiatan yang harus dikerjakan sesuai dengan rumusan tujuannya. 3. Menyeleksi perbuatan, yakni menentukan perbuatan-perbuatan apa yang harus dikerjakan yang serasi guna mencapai tujuan, dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut. Siswa yang mempunyai motivasi yang kuat akan diikuti dengan munculnya disiplin diri dimana disiplin tersebut merupakan sesuatu yang 5 Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang mempengaruhinya. Jakarta: Renika Cipta. hlm 170 6 Noehi Nasution. 1993. Psikologi Belajar. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama. hlm 8 7 Djamarah, Syaiful Bahri. 2000. Psikologis Belajar. Jakarta: PT. Renika Cipta. hlm 119

4 berkenaan dengan pengendalian diri seseorang terhadap bentuk-bentuk aturan. Atau pada garis besarnya motivasi menetukan tingkat berhasil atau gagalnya kegiatan belajar siswa, pembelajaran yang bermotivasi pada hakikatnya adalah pembelajran yang sesuai dengan kebutuhan, dorongan, motif, minat, yang ada pada diri siswa. Berhasil atau gagalnya dalam membangkitkan dan mendaya gunakan motivasi dalam proses pembelajaran berkaitan dengan upaya pembinaan kedisiplinan kelas. Motivasi merupakan bagian dari prinsip-prinsip belajar dan pembelajaran karena motivasi menjadi salah satu faktor yang turut menentukan pembelajaran yang efektif. 8 Dengan adanya motivasi belajar siswa menjadi semangat untuk menerima pelajaran dari guru. Jadi tugas guru disini untuk memberikan strategi pembelajaran yang bisa membuat siswa semangat dengan pelajaran yang diterimanya khususnya pelajaran Qur an Hadist yang di dalamnya banyak memuat bacaan Al-Qur an dan Hadist. Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti di MAN Tulungagung 1 bersama Guru Pengampu pembelajaran Qur an Hadist Ibu Yuni arifianikomar menerangkan bahwa tingkat keinginan belajar siswanya masih kurang, dan masih perlu untuk mendapatkan motivasi yang lebih agar siswa mempunyai semangat belajar, seperti hasil yang diperoleh dari nilai ulangan harian dan beberapa data dari guru tentang kedisiplinan para siswa, ada beberapa siswa yang tidak menaati tata tertib, 8 Ibid, hlm 123

5 tidak mengerjakan tugas, belajar jika akan menghadapi tes dan berpengaruh pada prestasi yang kurang dari hasil yang diharapkan dan motivasi belajarnya dapat diketahui dari hasil wawancara ada beberapa siswa kurang memiliki semangat belajar dalam mengerjakan tugas dirumah yang diberikan dan tidak memperhatikan serta mencacat materi yang diberikan sehingga dirasa masih kurang mendukung terhadap pencapaian terhadap prestasi belajar siswa. Motivasi yang terdapat pada diri siswa menjadi factor utama untuk pencapaian prestasi belajar yang baik. Tetapi pada kenyataannya faktor dari dalam diri saja tidak sepenuhnya menunjang dalam proses prestasi belajar tanpa adanya dukungan dari guru sebagai pembimbing dalam proses belajar mengajar. Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis dalam penelitian ini mengambil Judul Strategi Guru Qur an Hadist Dalam Meningkatkan MotivasiBelajar Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri Tulungagung 1 A. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka penulis menguraikan rumusan masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana strategi guru Qur an Hadist dalam meningkatkan motivasi Instrinsik siswa di MAN Tulungagung 1. 2. Bagaimana strategi guru Qur an Hadist dalam meningkatkan motivasi Ekstrinsik siswa di MAN Tulungagung 1.

6 3. Apakah Faktor pendukung dan penghambat dari memotivasi siswa dalam mata pelajaran Qur an Hadist di MAN Tulungagung 1. B. Tujuan Penelitian Dengan memperhatikan Rumusan Masalah diatas, maka peneliti ini bertujuan untuk : a. Untuk mendiskripsikan strategi guru Qur an Hadist dalam meningkatkan motivasi Instrinsik siswa di MAN Tulungagung 1. b. Untuk mendeskripsikan strategi guru Qur an Hadist dalam meningkatkan motivasi Ekstrinsik siswa di MAN Tulungagung 1. c. Untuk Mengetahui faktor pendukungdan penghambat dari memotivasi siswa dalam mata pelajaran Qur an Hadist di MAN Tulungagung 1. C. Kegunaan Penelitian Adapun Kugunaan Penelitian ini antara lain : a. Secara teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk memberikan khasanah keilmuan baru dalam bidang pendidikan lebih khusus lagi pada Strategi Guru Qur an Hadist dalam meningkatan Motivasi Belajar Siswa di MAN Tulungagung 1. b. Secara praktis, penelitian ini bermanfaat bagi :

7 1. Lembaga Pendidikan ; dengan adanya Strategi pembelajaran yang baik, maka memotivasi pembelajaran akan berjalan dengan baik dan Maksimal. 2. Guru ; penelitian ini dimanfaatkan sebagai informasi agar lebih dapat meningkatkan pengawasan dan proses belajar mengajar. 3. Siswa ; penelitian dapat dijadikan sebagai tolak ukur hasil prestasi dalam belajar sehigga siswa dapat melihat hasil yang telah diraihnya dan untuk dapat lebih meningkatkan prestasi belajar yang lebih baik. 4. Peneliti Selanjutnya ; hendaknya penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan acuan untuk penelitian selanjutnya sesuai dengan Strategi Guru Qur an Hadist dalam Meningkatkan Motivasi Belajar siswa di MAN Tulungagung 1. D. Penegasan Istilah 1) Penegasan Konseptual a. Strategi adalah Rencana tentang serangkaian maneuver, yang mencakup seluruh elemen yang kasat mata maupun yang tak kasat mata, untuk menjamin keberhasilan mencapai tujuan.

8 b. Motivasi adalah dorongan yang menyebabkan terjadinya tingkah laku atau perbuatan, baik itu datang dari dalam diri manusia maupun dari lingkungan diri manusia. c. Guru Qur an Hadist adalah orang yan mengajar mata pelajaran Qur an Hadist. Prestasi adalah hasil yang telah di capai dari suatu usaha yang telah dikerjakan. 9 Belajar adalah merupakan suatu proses yang berlangsung sepanjang hidup manusia. Belajar dapat menjadi dimana saja dan kapan saja tidak terbatas pada ruang dan waktu maupun keadaan. 10 Jadi prestasi belajar adalah hasil yang diperoleh berupa kesan-kesan yang mengakibatkan perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar yang sesuai dengan nilai-nilai Islam. 11 2) Penegasan Operasional Menurut pandangan penelitian, Judul Skripsi Strategi Guru Qur an Hadist Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri Tulungagung 1 dimaknai dengan mencari fakta mengenai proses pembelajaran Qur an Hadist. Maka yang dimaksud Strategi Guru Qur an Hadist Dalam Meningkatkan Motivasi Belajar Siswa Di Madrasah Aliyah Negeri Tulungagung 1 dalam penelitian ini adalah upaya meningkatkan 9 Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Bahasa Indonesia (Jakarta: Balai Pustaka, 2003), hlm 123 10 Hj. Sutiah, Buku Ajar Teori Belajar dan Pembelajaran (Malang : UIN, 2003), hlm 4 11 SyaifulBahri Djamarah, Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif (Jakarta: Renika Cipta, 2000), cet. Ke I, hlm 19

9 prestasi belajar siswa melalui motivasi yang diberikan oleh guru Qur an Hadist tersebut. Adapun jenis motivasi yang diberikan yaitu motivasi ekstrinsik dan motivasi instrinsik.motivasi ekstrinsik merupakan motivasi yang timbul dari luar individu.sedangkan instrinsik merupakan motivasi yang timbul dari dalam individu sendiri. E. Sistematika Penelitian Laporan ini pembahasannya akan dibagi menjadi lima bab dimana masing-masing bab berisi sebagai berikut: BAB I PendahuanDalam bab pendahuluan diterangkan mengenai latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, ruang lingkup penelitian dan sistematika pembahasan. BAB II Kajian Teori Terdiri dari : 1) pembahasan tentang Strategi pembelajran meliputi : pengertian Strategi, Pengertian Pembelajaran, pengertian strategi pembelajaran, Prinsip-prinsip pemilihan Strategi Pembelajaran. 2) Guru Qur an Hadist meliputi : pengertian Guru, pengertian tentang pembelajaran Qur an Hadist. Fungsi 3) Motivasi guru Qur an Hadist meliputi : Motivasi, motivasi, motivasi Belajar, motivasi Instrinsik dan Ekstrinsik, faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi. 4) Faktor pendukung dan penghambat strategiguru dalam menigkatkan

10 motivasi belajar siswa. 5) Penelitian terdahulu. 6) Kerangka berfikir Teoritis / Paradigma. BAB III Metode PenelitianPembahasan meliputi : pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, kehadiran penelitian, data dan sumber data, tehnik pengumpulan data, tehnik analisis data, pengecekan keabsahan temuan, tahap-tahap penilaian. BAB IV Hasil PenelitianYang didalamnya tedapat Paparan hasil penelitian, terdiri dari : paparan data, temuan penelitian, pembahasan penemuan penelitian. BAB V Pembahasan Terdiri dari : Pembahasan, dalam bab ini akan dipaparkan tentang keterkaitan antara pola-pola, kategorikategori dan dimensi-dimensi, posisi temuan atau teori yang ditemukan terhadap teori-teori temuan sebelumnya, serta intepretasi dan penjelasan dari temuan teori yang diungkap dari lapangan. BAB VI Penutup Terdiri dari : Kesimpulan dan Saran dari hasil tulisan. Bagian akhir terdiri dari : Daftar Rujukan, Lampiran-lampiran, surat pernyataan keaslian, daftar Riwayat Hidup.