BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

A. Latar Belakang. Ratih Leni Herlina, 2014

BAB I PENDAHULUAN. geometri, dan analisis (Hamzah Uno, 2007: 129). mulai dari pendidikan dasar, pendidikan menengah, sampai pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu dasar yang harus dikuasai, selain membaca

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasanah, 2014

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Media pembelajaran berbasis android dengan program Construct 2 pada

APLIKASI PEMBELAJARAN VOLUME BANGUN RUANG GEOMETRI MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA 3 DIMENSI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dedi Abdurozak, 2013

BAB I PENDAHULUAN. merupakan tumpuan peradaban manusia, karena matematika mempunyai

BAB I PENDAHULUAN. untuk memilih model pembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi yang

BAB I PENDAHULUAN. satu ilmu dasar yang digunakan secara luas dalam berbagai bidang kehidupan. Hal

BAB I PENDAHULUAN. adanya perubahan tingkah laku pada dirinya, menyangkut perubahan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peran penting dalam perkembangan intelektual, sosial, dan

BAB I PENDAHULUAN. penyampaian informasi kepada orang lain. Komunikasi merupakan bagian. dalam matematika dan pendidikan matematika.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan kebutuhan yang utama sepanjang hayat. Setiap

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Satuan Pendidikan : SMA NEGERI 1 PEKALONGAN

Bangun yang memiliki sifat-sifat tersebut disebut...

HANDOUT MATA KULIAH MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA (MT.../ 2 SKS) PROGRAM DEPAG. Oleh: Dra. Hj. Ade Rohayati, M.Pd. NIP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

KTSP Perangkat Pembelajaran SMP/MTs, KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP) Mapel Matematika kls VII s/d IX. 1-2

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkup persekolahan. Suherman mendefinisikan pembelajaran adalah proses

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. IPS merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diberikan mulai

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. secara visualisasi. Dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam, khususnya

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Emay Maelasari, 2013

Kata media berasal dari bahasa Latin yang berarti medius secara harfiah berarti

METODE PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah research and development atau penelitian dan

BAB I PENDAHULUAN. permasalahan yang sedang dihadapinya. Oleh karena itu, kemampuan pemecahan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pada abad ke 21 sekarang ini pendidikan indonesia mengalami pergeseran

BAB I PENDAHULUAN. terdapat perkembangan teknologi augmented reality (AR). Augmented reality

BAB I PENDAHULUAN. mendasar kegunaanya. Setiap ilmu pengetahuan tidak pernah lepas dari ilmu

BAB II KAJIAN TEORITIK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan bagi bangsa Indonesia merupakan aspek yang sangat penting,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional, kegiatan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan sudah menjadi suatu kebutuhan pokok semua manusia di zaman

BAB I PENDAHULUAN. untuk menunjang keberhasilan proses belajar mengajar. pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep atau prinsip-prinsip saja

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan arus globalisasi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan matematika diajarkan tingkat dasar hingga tingkat menengah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. biasanya berlangsung pada tempat dan waktu tertentu. Proses pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. pada dasarnya menggunakan prinsip-prinsip matematika. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Proceeding of 2nd International Conference of Arts Language And Culture ISBN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sistematis dalam menyelesaikan persoalan kehidupan sehari-hari atau dalam

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang memerlukan kemampuan intelektual, materinya berupa tematema

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan perlu adanya evaluasi pendidikan. Fungsi evaluasi di

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sadiman (2006:6) media berasal dari bahasa latin merupakan bentuk

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Komala Dewi Ainun, 2014

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. datar untuk siswa SMP kelas VIII Semester 2. Game edukasi ini dibuat

BAB 1 PENDAHULUAN. bermanfaat dalam kehidupan kita. Hampir di setiap bagian dari hidup kita

BAB I PENDAHULUAN. satu modal yang harus dimiliki. Alasannya karena taraf pendidikan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu terjadi karena adanya interaksi antara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang pesat saat ini telah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar yang dilaksanakan setiap hari, merupakan sebuah

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR MATEMATIKA DAN KEMAMPUAN SPATIAL TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA POKOK BAHASAN DIMENSI TIGA

Kata Kunci: Model Kooperatif Tipe STAD, PowerPoint 2007, Hasil Belajar.

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan ilmu yang memiliki peranan yang sangat besar dalam

I. PENDAHULUAN. yang besar untuk menjadi alat pendidikan, khususnya dalam. menyampaikan informasi atau ide-ide yang terkandung dalam pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa adalah sarana interaksi sosial karena memiliki peran sentral dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan di bidang pendidikan sebagai salah satu bagian dari

EVALUASI PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS MULTIMEDIA MENGGUNAKAN GAME DI WILAYAH KOTA SURABAYA PROPINSI JAWA TIMUR

HUBUNGAN KECERDASAN SPASIAL TERHADAP HASIL BELAJAR MATEMATIKA MATERI BANGUN RUANG SISWA KELAS 5 SD NEGERI 5 BANDA ACEH

Seminar Internasional, ISSN Peran LPTK Dalam Pengembangan Pendidikan Vokasi di Indonesia

41. Mata Pelajaran Matematika untuk Sekolah Menengah Pertama (SMP)/Madrasah Tsanawiyah (MTs)

BAB III METODE PENELITIAN. berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), buku siswa, dan Lembar

I. PENDAHULUAN. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) No.20 Tahun 2003

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. merupakan penjabaran lebih lanjut dan sekaligus sebagai evaluasi dari KBK

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan proses yang kompleks, namun kompleksitasnya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pendidikan merupakan kegiatan yang kompleks meliputi

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Menurut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tantangan dalam melakukan pengajaran di dalam kelas. Oleh sebab, itu guru harus

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. sekolah seharusnya tidak melalui pemberian informasi pengetahuan. melainkan melalui proses pemahaman tentang bagaimana pengetahuan itu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kemampuan Koneksi Matematis. Sejak sekolah dasar, siswa telah diperkenalkan dengan banyak konsep

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Matematika merupakan mata pelajaran yang dipelajari oleh semua siswa, mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah bahkan juga perguruan tinggi. Sebagai guru yang mengajarkan matematika, tentunya harus dapat meyakinkan siswa mengapa matematika dipilih untuk diajarkan di sekolah. Ada beberapa alasan tentang perlunya belajar matematika di sekolah. Dari bebagai alasan, para ahli (Russefendi,99 ; Karso,99 ; Abdurahman,996) tentang perlunya sekolah mengajarkan matematika kepada siswa, dapat disimpulkan bahwa matematika merupakan sarana yang sangat penting bagi manusia yang berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berkomunikasi dengan menggunakan symbol-simbol serta ketajaman penalaran yang dapat membantu memperjelas dan menyelesaikan permasalahan dalam kehidupan sehari-hari. Sebagaimana diketahui bahwa dalam tata kehidupan masyarakat saat ini, hampir tidak ada kegiatan yang tanpa melibatkan kemampuan dan keterampilan matematika. Secara umum tujuan pembelajaran matematika di sekolah, selain menumbuhkembangkan kemampuan pengetahuan dasar matematika sebagai bekal belajar lebih lanjut, adalah membantu siswa dalam mengembangkan berbagai cara atau metode yang sesuai dalam memecahkan masalah yang berhubungan dengan konsep matematika yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari. Ini berarti bahwa siswa tidak hanya mampu mendemonstrasikan

kecakapan keterampilan tentang konsep-konsep matematika di kelas, melainkan siswa juga diberi kesempatan untuk menggunakan konsep-konsep dan keterampilan-keterampilan tersebut dalam dunia nyata, sehingga konsep dan keterampilan yang dipelajarinya menjadi bermakna. Berdasarkan prestasi belajar yang harus dicapai, pada dasarnya terdapat dua dimensi yang harus dipelajari siswa dalam belajar matematika sebagaimana dikemukakan oleh Lerner (Abdurahman,996 : 9), yaitu dimensi kuantitatif dan dimensi kualitatif. Yang dimaksud dimensi kuantitatif adalah suatu pemahaman tentang konsep-konsep dan keterampilanketerampilan matematika yang meliputi aspek-aspek aritmatika (baik mengenai bilangan maupun operasinya); dan geometri (baik bangun datar, bangun ruang maupun pengukurannya) yang diperoleh siswa melalui pembelajaran. Pada dimensi ini hasil pembelajaran siswa belum mencapai yang sesungguhnya, karena apa yang dipelajarinya belum dapat difungsikan dalam kehidupannya. Adapun dimensi kualitatif merupakan kemampuan siswa dalam mengaplikasikan konsep dan keterampilan yang diperolehnya dalam memecahkan persoalan (problem solving) matematika secara nyata didalam kehidupan mereka, sehingga konsep dan keterampilan tersebut menjadi fungsional. Dalam dimensi kualitatif, aplikasi konsep dan keterampilan tersebut terutama berkaitan dengan aspek ruang, waktu, dan pengukuran. Operasionalisasi dari dimensi kualitatif ini diwujudkan dalam bentuk soal cerita.

Berdasarkan hasil studi pendahuluan (wawancara dengan salah seorang guru matematika di Sekolah Menengah Pertama yang sekaligus sebagai Ketua Musyawarah Guru Mata Pelajaran Matematika Kota Cimahi, diperoleh data sebagai hasil analisis evaluasi guru matematika dimana terdapat 50% dari siswa SMP kelas VIII, khususnya SMP 8 Kota Cimahi belum mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM yang diharapkan 7,; sedangkan nilai yang diperoleh = 6,7); 5% dari mereka mengalami kesulitan dalam menyelesaikan soal cerita terutama yang terkait dengan pengukuran bangun ruang; misalnya membaca gambar menentukan luas permukaan maupun volume limas atau prisma melalui gambar yang ditemukan. Apabila di Kota Cimahi terdapat 0 buah SMP Negeri yang masing-masing sekolah terdiri dari tujuh kelas VIII, setiap kelas terdiri dari 40 orang, dan buah SMP Swasta yang tiap sekolahnya terdiri dari empat kelas VIII. Ini berarti ada 350 siswa SMP Negeri kelas VIII dan 440 siswa SMP Swasta kelas VIII (790 siswa) yang mengalami kesulitan dalam meyelesaikan soal-soal bangun ruang. Sehubungan dengan situasi tersebut Nuriana (007 : ) dalam penelitiannya tentang pengaruh model Creative Problem Solving dengan media Video Compact Disk dalam pembelajaran matematika mengemukakan bahwa : sampai saat ini masih banyak ditemui kesulitan siswa untuk mempelajari konsep geometri terutama bangun ruang, khususnya pada siswa kelas VIII semester. Berdasarkan situasi tersebut terdapat kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Disatu pihak, materi yang diajarkan sudah sesuai dengan 3

perkembangan siswa, namun di pihak lain, prestasi yang diperoleh tidak seperti yang diharapkan. Banyak faktor yang mempengaruhi pencapaian keberhasilan belajar siswa, misalnya faktor karakteristik materi atau bahan yang diajarkan, strategi pembelajaran dan atau media pembelajaran yang digunakan guru. Ditinjau dari karakteristik materi atau bahan pelajaran, materi bangun ruang pada dasarnya merupakan materi yang besifat abstrak. Sehubungan dengan ini Fowler (Suyitno, 000 : 37) mengemukakan bahwa : Matematika adalah ilmu yang mempelajari tentang bilangan dan ruang yang bersifat abstrak, sehingga untuk menunjang kelancaran pembelajaran disamping pemilihan metode yang tepat juga perlu digunakan suatu media pembelajaran yang sangat berperan dalam membimbing abstraksi siswa Pernyataan di atas mengimplikasikan bahwa dalam mengajarkan materi bangun ruang dituntut kemampuan guru untuk dapat mengupayakan media pembelajaran yang dapat membantu siswa untuk memvisualisasikan konsep tersebut sehingga memudahkan pencapaian kompetensi dasar dan indikator pembelajaran yang ditentukan. Banyak alternatif pilihan media yang dapat digunakan guru sebagai alat bantu dalam menyelenggarakan pembelajaran yang efektif dan efisien. Salah satunya adalah media komputer. Menurut Shute & Grandell (994:77) bahwa dari tahun ke tahun pembelajaran dengan menggunakan komputer semakin meningkat, lebih dari tiga dekade komputer telah menunjukkan kemajuan yang sangat berarti dalam peranannya sebagai media pembelajaran. McDonough, et. al. (989:55) mengemukakan tentang beberapa keuntungan penggunaan komputer dalam pembelajaran seperti memberikan stimulus 4

untuk belajar, menciptakan efek audio dan visual, membantu recalling (pemanggilan kembali) konsep, mengaktifkan respon siswa, mendorong cara belajar interaktif, membebaskan guru dari tugas-tugas yang berulang dan menyediakan sumber belajar yang telah dimodifikasi. Banyak jenis program komputer yang dapat dijadikan media penunjang untuk meningkatkan motivasi, atensi serta kemampuan (kognitif, afektif, psikomotor siswa) dalam pembelajaran di sekolah. Salah satu program di antaranya adalah Micrososft (MS) Power Point. Sebagai media aplikasi, MS Power Point merupakan sebuah program pendekatan persentasi dengan menggunakan sistem grafik dan gambar dengan cara menampilkan slide yang disertai penjelasan secara lisan dari topik-topik tertentu. Program ini biasanya digunakan secara luas dalam bisnis maupun dalam pembelajaran di sekolah, kampus, serta pelatihan-pelatihan yang dirasakan sangat efektif dan efisien jika dilakukan di kelas. Selain fungsi-fungsi tersebut program ini juga dapat dijadikan latihan-latihan bagi penguatan siswa dalam penguasaan materi. Melalui program MS Power Point, di samping siswa mendapatkan materi yang mengandung unsur gabungan dari unsur-unsur audio - visual, program ini juga memberikan pilihan menu-menu yang dikemas secara menarik dengan adanya gabungan unsur grafis, animasi, dan sound. Hal ini dilakukan untuk menarik perhatian atau atensi serta motivasi belajar siswa dalam pembelajaran yang tentunya akan membuat siswa tertantang untuk mempelajarinya dan dapat memberikan pengalaman yang lebih, karena pada saat media ini digunakan ada dua indera yang berperan secara bersamaan yaitu indera 5

penglihatan dan pendengaran. Hal ini dipertegas oleh Arsyad (003 : 48) yang mengemukakan bahwa : Disamping menarik dan memotivasi siswa untuk mempelajari materi lebih banyak, media audio-visual dapat digunakan untuk : ) mengembangkan keterampilan mendengar dan mengevaluasi apa yang telah didengar maupun apa yang dilihat; ) mengatur dan mempersiapkan diskusi atau debat dengan mengungkapkan pendapat-pendapat para ahli yang beada jauh dari lokasi; 3) menjadikan model yang akan ditiru oleh siswa; 4) menyiapkan variasi yang menarik dan perubahan-perubahan tingkat kecepatan belajar mengenai suatu pokok bahasan atau sesuatu masalah. Oleh karena itu dengan menggunakan bantuan media MS Power Point proses pembelajaran di kelas diharapkan tidak monoton dan dapat menarik atensi belajar siswa supaya lebih aktif dalam mendalami materi yang disampaikan sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai secara optimal. Berdasarkan uraian di atas, maka muncul permasalahan apakah media MS Power Point dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar matematika siswa kelas VIII SLTP khususnya dalam kemampuan memahami bangun ruang?. Untuk menjawab permasalahan tersebut perlu diadakan penelitian lebih lanjut. B. Rumusan Masalah Penelitian ini dibatasi pada penggunaan media MS Power Point untuk meningkatkan prestasi siswa SMP dalam belajar matematika khususnya materi bangun ruang. Masalah penelitian ini dapat dirumuskan dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut : Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media presentasi Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang belajar 6

tanpa menggunakan media persentasi Microsoft Power Point?. Untuk lebih jelas, rumusan masalah tersebut dijabarkan dalam beberapa pertanyaan penelitian sebagai berikut.. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media presentasi Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang belajar tanpa menggunakan media persentasi Microsoft Power Point pada aspek pengetahuan tentang bangun ruang?. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media presentasi Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang belajar tanpa menggunakan media persentasi Microsoft Power Point pada aspek pemahaman tentang bangun ruang? 3. Apakah terdapat perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media presentasi Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang belajar tanpa menggunakan media persentasi Microsoft Power Point pada aspek penerapan tentang bangun ruang? C. Definisi Operasional Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka penelitian ini mengandung dua variabel, yaitu media Microsoft Power Point sebagai 7

variabel bebas dan prestasi siswa dalam pembelajaran bangun ruang sebagai variabel terikat Untuk memperjelas arah penelitian ini maka variabel-variabel di atas dapat didefinisikan sebagai berikut : MS Power Point merupakan sebuah program pendekatan persentasi dengan menggunakan system grafik dan gambar dengan cara menampilkan slide yang disertai penjelasan secara lisan dari topik-topik tertentu. Media MS Power Point dalam penelitian ini mengandung unsure gabungan dari unsur audio-visual, unsure grafis, animasi, dan sound. Adapun format penyajian pesan dan informasi dalam penelitian ini mengacu pada bentuk tutorial terprogram sebagaimana oleh Arsyad (003:94) yaitu : Seperangkat tayangan baik statis maupun dinamis yang telah lebih dahulu diprogramkan. Secara berurut, seperangkat kecil informasi ditayangkan yang diikuti dengan pertanyaan. Jawaban siswa analisis oleh komputer dalam hal ini MS Power Point (dibandingkan dengan kemungkinan-kemungkinan jawaban yang telah deprogram oleh perancang), dan berdasarkan hasil analisis itu, diberikan umpan balik yang sesuai. Urutan linear dan urutan bercabang digunakan. Penetapan kapan bercabang dimaksudkan untuk penyajian materi pelajaran tambahan berdasarkan hasil analisis perkembangan siswa setelah menyelesaikan beberapa latihan dan tugas. Adapun yang dimaksud dengan prestasi siswa dalam pembelajaran bangun ruang adalah hasil yang telah dicapai atau penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang diperoleh siswa setelah mempelajari pokok bahasan bangun ruang dengan melalui media Microsoft Power Point. Prestasi belajar dalam penelitian ini diwujudkan dalam bentuk skor yang diperoleh melalui tes prestasi belajar yang mencakup aspek pengetahuan, pemahaman, dan penerapan dalam pokok bahasan bangun ruang. Sedangkan yang dimaksud 8

dengan bangun ruang dalam penelitian ini adalah bangun ruang yang disebut juga dengan bangun berdimensi tiga, yaitu bangun yang mengandung tiga unsur, yaitu panjang, lebar, dan tinggi. Bangun ruang memiliki karakteristik utama, yaitu sisi, rusuk, dan titik sudut. Ada bermacam-macam bangun ruang diantaranya : balok, kubus, prisma, limas, kerucut, tabung dan bola. Sesuai dengan kurikulum yang digunakan, maka penelitian ini difokuskan pada balok, kubus, prisma, dan limas. D. Tujuan Penelitian Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas penggunaan media Microsoft Power Point terhadap peningkatan prestasi belajar bangun ruang pada siswa SMP. Secara khusus penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran yang obyektif tentang:. Perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran tanpa media persentasi Microsoft Power Point pada aspek pengetahuan tentang bangun ruang. Perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran tanpa media persentasi Microsoft Power Point pada aspek pemahaman tentang bangun ruang 9

3. Perbedaan prestasi belajar antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran tanpa media persentasi Microsoft Power Point pada aspek penerapan tentang bangun ruang E. Manfaat Penelitian Hasil Penelitian ini dapat memberikan sumbangan ilmiah dalam memahami teori-teori, khususnya yang terkait dengan media pembelajaran matematika dan dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru dalam menentukan pilihan media pembelajaran matematika bagi siswa Sekolah Menengah Pertama yang sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan mereka. F. Hipotesis Penelitian Adapun hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : Hipótesis Umum : Terdapat perbedaan prestasi belajar tentang bangun ruang antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran tanpa Microsoft Power Point. Hipótesis Khusus : 0

. Hipótesis Pertama Ho : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar pada aspek pengetahuan tentang bangun ruang antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran tanpa Microsoft Power Point. Ha : Terdapat perbedaan prestasi belajar pada aspek pengetahuan tentang bangun ruang antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran tanpa Microsoft Power Point. Ho : µ = µ Ha : µ µ Dengan kriteria tolak Ho jika t hitung lebih kecil (<) dari t tabel. Hipótesis Kedua Ho : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar pada aspek pemahaman tentang bangun ruang antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran tanpa Microsoft Power Point. Ha : Terdapat perbedaan prestasi belajar pada aspek pemahaman tentang bangun ruang antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media Microsoft Power Point dengan siswa SMP

kelas VIII yang menggunakan pembelajaran tanpa Microsoft Power Point. Ho : µ = µ Ha : µ µ Dengan kriteria tolak Ho jika t hitung lebih kecil (<) dari t tabel 3. Hipótesis Ketiga Ho : Tidak terdapat perbedaan prestasi belajar pada aspek penerapan tentang bangun ruang antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran tanpa Microsoft Power Point. Ha : Terdapat perbedaan prestasi belajar pada aspek penerapan tentang bangun ruang antara siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran melalui media Microsoft Power Point dengan siswa SMP kelas VIII yang menggunakan pembelajaran tanpa Microsoft Power Point. Ho : µ = µ Ha : µ µ Dengan kriteria tolak Ho jika t hitung lebih kecil (<) dari t tabel