BAB I PENDAHULUAN. merupakan potensi yang sangat besar dalam pembangunan nasional.

dokumen-dokumen yang mirip
Bab I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan Negara Republik Indonesia antara lain berasal dari pajak.

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan yang utama di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini pajak memiliki peranan yang sangat penting. Pajak merupakan sumber

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara agraris yang memerlukan sumber daya alami, baik dari

BAB I PENDAHULUAN. negara dengan selalu mengharapkan bantuan dari luar negeri tanpa adanya

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang berada dalam masa pembangunan, Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. secara keuangan. Sedangkan bagi Pemerintah, pajak merupakan pendapatan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. kesejahteraan rakyat baik materiil maupun spiritual (Waluyo, 2013:2). Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini dimana persaingan menjadi semakin ketat dan bersifat global,

BAB I PENDAHULUAN. berusaha melakukan pembangunan disegala bidang dengan melibatkan

BAB I PENDAHULUAN. Peran penerimaan pajak sangat penting bagi pembangunan nasional, karena

BAB I PENDAHULUAN. dengan tujuan membangun negara untuk lebih berkembang dan maju, termasuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara yang sedang berkembang, Indonesia berupaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Sebagai negara berkembang yang sampai dengan saat ini sedang giat melakukan

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan salah satu sumber penerimaan bagi negara untuk

ABSTRAK. i Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berkesinambungan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan kontribusi rakyat kepada kas negara berdasarkan undangundang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai negara berkembang mempunyai keinginan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari rakyat. Oleh karena itu diperlukan partisipasi dari setiap warga negara

BAB 1 PENDAHULUAN. materiil maupun spiritual. Untuk dapat merealisasikan tujuan tersebut perlu banyak

BAB I PENDAHULUAN. sampai saat ini adalah berasal dari sektor perpajakan.

BAB I PENDAHULUAN. Sejak tahun 1999 Indonesia mulai menggalami krisis global disegala

BAB I PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber pendapatan negara yang digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. keperluan Negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran rakyat. beberapa sektor pajak masih perlu dilakukan upaya-upaya peningkatan

BAB I PENDAHULUAN. Pajak Penghasilan (PPh) merupakan pajak yang dipungut kepada obyek

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya, manusia adalah makhluk sosial yang saling memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber dana bagi pemerintah untuk membiayai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pembangunannya. Bisa dikatakan, hampir semua sektor-sektor yang ada di Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena setiap orang tidak dapat menghindarkan dirinya dari pajak. Pajak merupakan

BAB I PENDAHULUAN. penerimaan Negara dari perpajakan dalam APBN selalu meningkat, misalkan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini Indonesia sedang giat-giatnya mencari sumber pemasukan baru

BAB IV PERENCANAAN PAJAK PENGHASILAN UNTUK MENGEFISIENKAN BEBAN PAJAK PADA PT BPR WS

BAB I PENDAHULUAN. bagi pemerintah dalam mencapai tujuan yang bermanfaat untuk mendorong

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil perhitungan dan pembahasan yang terdapat pada bab 4,

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi rakyatnya. Untuk mencapai tujuan tersebut pemerintah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

pajak. Data dari Departemen Keuangan Republik Indonesia juga menunjukkan adanya

BAB I PENDAHULUAN. Setiap negara harus melakukan kegiatan pembangunan demi kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. Penerimaan dari sektor pajak dapat dikatakan sebagai primadona dalam

BAB I PENDAHULUAN. Pada umumnya tujuan utama perusahaan profit eriented adalah. meningkat untuk setiap periode, dimana hal ini dimaksudkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan nasional adalah kegiatan yang berlangsung terus-menerus

BAB I PENDAHULUAN. syarat mutlak yang harus dilakukan oleh pemerintah, demi terwujudnya. kesejahteraan rakyat. Dalam melaksanakan pembangunan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. azas azasnya, jenis atau macam macam pajak yang berlaku di negaranya,

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan pembangunannya. Tetapi, untuk meningkatkan pembangunan tersebut,

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pembangunan nasional untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat terus menerus dilakukan secara

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu pemungutan tetapi hanya merupakan pemberian sukarela

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pemilihan Judul

ANALISIS PENERAPAN TAX PLANNING ATAS BIAYA KESEJAHTERAAN KARYAWAN SEBAGAI UPAYA PENGHEMATAN PEMBAYARAN PAJAK PADA PT GORONTALO CEMERLANG

BAB I PENDAHULUAN. mengurangi ketergantungan Negara kita terhadap hutang luar negeri. Sektor pajak

BAB 1 PENDAHULUAN. penerimaa Negara dari sektor fiskal pemerintah telah membuat berbagai

Judul : Analisis Perhitungan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 21 pada Pegawai Tetap dengan Menerapkan Metode Gross-Up sebagai Upaya Perencanaan Pajak.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Di Indonesia pajak merupakan salah satu sumber penerimaan negara yang paling besar dibandingkan penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. Seperti yang kita sadari semua bahwa pembangunan ekonomi tidak

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

ABSTRAK. Kata kunci : Alternatif Kebijakan PPh Pasal 21, Pajak Penghasilan Terutang. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu tujuan pembangunan Negara Indonesia adalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PERLAKUAN AKUNTANSI PAJAK STUDI KASUS PADA KPP PRATAMA SEMARANG TENGAH SATU

BAB I PENDAHULUAN. dan sejalan dengan sikap sosial dari masyarakat tersebut. Menurut Warren (2008:2),

BAB I PENDAHULUAN. Suatu negara harus menjalankan pemerintahan dan pembangunan

BAB I PENDAHULUAN. membiayai pengeluaran Negara baik pengeluaran rutin maupun pembangunan, perpajakan yang baik guna menghimpun dana dari masyarakat.

Workshop Perpajakan Manajemen Risiko Perpajakan & Tax Planning Pasca Tax Amnesty. Dr. Nur Hidayat, SE, ME, Ak, CA, BKP

BAB I PENDAHULUAN. berlaku diberbagai negara. Pandiangan (2008:5) menunjukkan bahwa. Hampir semua

ANALISIS PERHITUNGAN DAN PEMOTONGAN PPh PASAL 21 PADA KARYAWAN PT. BPR PRIMAESA SEJAHTERA MANADO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan sumber penerimaan penting bagi negara untuk terus

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. keluarganya, perekonomian negara juga terdapat sumber-sumber. Negara. Tanpa pajak, kegiatan Negara sulit untuk dapat dilaksanakan.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pajak merupakan hal yang sangat penting dalam setiap negara yaitu

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk membiayai pengeluaran Negara (pemerintah) baik secara rutin

BAB I PENDAHULUAN. akan mempengaruhi daya beli (purchasing power) atau kemampuan belanja

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN DAN SARAN. 1. Perbedaan pelakuan pajak penghasilan

BAB I PENDAHULUAN. oleh setiap rakyat sebagai bentuk peran serta dalam pembangunan di negaranya.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang lebih besar bagi pemerintah untuk menggalakkan segala potensi yang

BAB I PENDAHULUAN. (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan dan yang digunakan untuk

Daftar Kuesioner. Peranan Perencanaan Pajak. ( Variabel X ) Menerapkan Peraturan Perpajakan. Dengan Benar

BAB I PENDAHULUAN. meningkat. Pemerintah melakukan berbagai cara untuk menghimpun dana

BAB I PENDAHULUAN. Pajak menurut Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No. 6 Tahun 1983

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

KONSEP DAN KERANGKA MANAJEMEN PERPAJAKAN (Disampaikan pada Pra Perkuliahan M2B Program Pascasarjana UPI, 25 Agustus 2007)

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. tanggal 1 Januari Saat ini sistem perpajakan yang berlaku adalah Self. membina dan mengawasi pelaksanannnya.

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. Pemungutan pajak sangat diperlukan dalam penyelenggaraan negara, karena untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemakmuran bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. seluruh negara di dunia.. Sehingga tidak bisa dipungkiri tuntutan ekonomi dalam memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. besar dan potensial untuk sumber penerimaan pajak. Oleh sebab itu penerimaan dari

BAB 4 PEMBAHASAN. Bentuk usaha ini memiliki ciri dan karakter masing masing. Ada yang hanya bertujuan

BAB I PENDAHULUAN. penting bagi pelaksanaan dan peningkatan pembangunan nasional yang bertujuan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

Judul : Evaluasi Kewajiban Perpajakan Pasal 21 PT ABC Studi Kasus di Kantor Sopindo Consulting Nama : Juniar Tigva Boru NIM : ABSTRAK

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pajak merupakan salah satu sumber utama penerimaan negara yang sangat penting artinya bagi pertumbuhan ekonomi dan kehidupan sosial masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah perlu mengelola pajak dengan baik karena merupakan potensi yang sangat besar dalam pembangunan nasional. Pembebanan pajak oleh pemerintah pada wajib pajak (WP), pada hakekatnya merupakan perwujudan dari kewajiban dan peran serta wajib pajak untuk pembiayaan negara dan pembangunan nasional. Oleh karena itu, usaha untuk meningkatkan penerimaan negara dari dalam negeri terutama dari sektor pajak harus tetap dijalankan secara konsisten dengan tetap berpegang pada peraturan pajak yang berlaku. Semua perusahaan didirikan tentunya memiliki tujuan yang ingin dicapai. Sebagian besar perusahaan bertujuan memperoleh laba dengan cara mengefesienkan biaya maupun pajak serendah mungkin, dengan kebijakan yang digunakan. Pengenaan beban pajak dengan memaksimalkan penguranganpengurangan (maximizing deductions), dapat dilakukan pada Pajak Penghasilan Pasal 21. Hal ini dilakukan dengan mengalihkan pemberian dalam bentuk natura ke bentuk tunjangan-tunjangan yang dapat dikurangkan sebagai biaya sesuai prinsip yang dapat dipajaki (taxable) dan dapat dikurangkan sesuai dengan

2 ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan, sehingga dapat mengurangi jumlah Penghasilan Kena Pajak. Hal ini menjadi pertimbangan karena semakin besar Penghasilan Kena Pajak, semakin tinggi tarif pajaknya, dan semakin besar pula pajak penghasilan terutang. Untuk dapat mencapai tujuannya yaitu memperoleh laba perusahaan diperlukan suatu sistem manajemen yang baik disertai pemahaman terhadap ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan serta perkembangan perubahannya. Sasaran dari manajemen pajak adalah menetapkan besarnya pajak yang harus dibayar, dan bagaimana cara melakukan penghematan pajak yang tidak melanggar ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang akan mempengaruhi pencapaian laba yang optimal. Membayar pajak merupakan kewajiban bagi wajib pajak yang seharusnya dilakukan dengan sukarela tanpa unsur paksaan. Berdasarkan sistem pemungutan pajak yang berlaku menurut undang-undang perpajakan di negara ini, pemerintah memberi kepercayaan penuh kepada wajib pajak untuk menghitung, melaporkan dan membayar sendiri jumlah pajak yang terhutang (Self Assessment System). Oleh karena itu, setiap perusahaan dapat melakukan perhitungan pajak penghasilan sesuai dengan kebijakan strategi perhitungan pajak yang diambil. Berdasarkan undang-undang perpajakan yang berlaku, pajak penghasilan pasal 21 merupakan pajak yang harus ditanggung karyawan. Didalam penerapannya, strategi perhitungan PPh Pasal 21, ada empat alternatif yang dapat dilakukan perusahaan yaitu: (alternatif ke-1) PPh Pasal 21 ditanggung pegawai;

3 (alternatif ke-2) PPh pasal 21 ditanggung pemberi kerja; (alternatif ke-3) PPh Pasal 21 diberi dalam tunjangan pajak; (alternatif ke-4) PPh Pasal 21 di gross up. Apabila keempat alternatif ini diteliti dan dibandingkan, kita dapat mengetahui alternatif mana yang paling baik. Besarnya PPh pasal 21 akan mempengaruhi besarnya pajak penghasilan terutang bagi perusahaan maka kebijakan pajak penghasilan tersebut akan mempengaruhi besarnya PPh terutang. Oleh karena itu penulis mencoba melakukan suatu penelitian dengan mengangkat masalah diatas sebagai topik penelitian dengan judul: Pengaruh Pemilihan Alternatif Kebijakan Pajak Penghasilan Pasal 21 Terhadap Besarnya Pajak Penghasilan Terutang 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang penelitian diatas, penulis mengidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Bagaimana kebijakan PPh Pasal 21 yang diterapkan perusahaan? 2. Bagaimana pengaruh pemilihan alternatif kebijakan PPh pasal 21 terhadap besarnya PPh terutang?

4 1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui kebijakan PPh Pasal 21 yang diterapkan perusahaan. 2. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pemilihan alternatif kebijakan PPh Pasal 21 terhadap besarnya PPh terutang. 1.4 Kegunaan Penelitian: Penelitian yang penulis lakukan, diharapkan dapat berguna bagi: Perusahaan Memberi masukan bagi perusahaan dalam menentukan penerapan kebijakan pajak yang paling menguntungkan melalui strategi perhitungan PPh 21. Penulis Meningkatkan pemahaman mengenai masalah perpajakan khususnya PPh Pasal 21 yang nantinya dapat menjadi modal untuk terjun ke dunia usaha nyata dan untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh sidang sarjana Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Kristen Maranatha. Bagi Konsultan pajak Meningkatkan pelayanan bagi klien dalam meminimumkan beban pajak terhutang perusahaan.

5 1.5 Kerangka Pemikiran Pajak sebagai suatu kewajiban menyerahkan sebagian dari kekayaan ke kas negara yang disebabkan suatu keadaan, kejadian, dan perbuatan yang memberikan kedudukan tertentu, tetapi bukan sebagai hukuman, menurut peraturan yang ditetapkan pemerintah serta dapat dipaksakan. Penerimaan yang diperoleh oleh negara Indonesia sebagian besar dari pajak, yang salah satunya adalah dari pajak penghasilan yang berasal dari penghasilan masyarakat, oleh karena itu, pajak memiliki peranan penting dalam pelaksanaan pembangunan negara. Pajak Penghasilan Pasal 21 selanjutnya disebut PPh Pasal 21, merupakan pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama dan dalam bentuk apa pun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang dilakukan oleh Wajib Pajak orang pribadi dalan negeri. Pembayaran pajak penghasilan ini dilakukan dalam tahun berjalan melalui pemotongan oleh pihak-pihak tertentu. Pihak yang wajib melakukan pemotongan, penyetoran, dan pelaporan pajak penghasilan pasal 21 adalah pemberi kerja, bendaharawan pemerintah, dana pensiun, badan, perusahaan, dan penyelenggara kegiatan. Jumlah pajak yang telah dipotong dan disetorkan dengan benar oleh pemberi kerja dan pemotong lainnya dapat digunakan oleh Wajib Pajak untuk dijadikan kredit pajak atas Pajak Penghasilan yang terutang pada akhir tahun. Dalam memungut pajak dikenal beberapa sistem pemungutan, salah satu sistem pemungutan yang berlaku dan pentingnya peran perusahaan adalah With

6 Holding System yaitu suatu sistem pemungutan pajak yang memberi wewenang kepada pihak ketiga yang ditunjuk untuk menentukan besarnya pajak yang terutang oleh Wajib Pajak sesuai dengan ketentuan undang-undang perpajakan yang berlaku. Penunjukan pihak ketiga ini bisa dilakukan dengan undang-undang perpajakan, keputusan presiden dan peraturan lainnya untuk memotong dan memungut pajak, menyetorkan, dan mempertanggungjawabkan melalui sarana perpajakan yang tersedia. Berhasil atau tidaknya pelaksanaan pemungutan pajak banyak tergantung pada pihak ketiga yang ditunjuk. Pada dasarnya, tidak seorang pun senang membayar pajak. Tujuan pemerintah atas penerimaan pajak tersebut berbeda dengan tujuan perusahaan yang berorientasi laba. Perusahaan umumnya menganggap semua kekayaan dan kewajiban perusahaan adalah hak dan kewajiban pemilik. Menurut pandangan tersebut semua pengeluaran yang mengurangi hak pemilik perusahaan dianggap sebagai beban atau biaya. Jadi untuk meminimalkan beban atau biaya tersebut, jalan yang dapat ditempuh adalah dengan cara penghematan pajak (tax saving) atau penghindaran pajak (tax avoidance) tetapi penyelundupan pajak yang bertujuan untuk meminimalkan beban pajak akan melanggar undang-undang dan tidak akan ditolerir. Oleh karena itu wajarlah perusahaan berusaha untuk meminimalkan beban pajaknya. Agar tercapai maksud di atas perlu dilakukan suatu perencanaan pajak yang baik, artinya dapat memenuhi tujuan perusahaan sesuai dengan peraturan perpajakan yang berlaku. Kewajiban membayar pajak dianggap merupakan

7 kewajiban yang memperkecil laba setelah pajak (after tax profit), rate of return, dan cash flow, sehingga pengusaha akan berupaya menekan jumlah pajak serendah mungkin (meminimalkan beban pajak) dengan cara menggunakan alternatif-alternatif yang riil dan dapat diterima oleh fiskus tanpa melanggar undang-undang yang berlaku. Hal ini sama sekali tidak melanggar hukum, tetapi sebaliknya akan diperoleh penghematan pajak sehingga terhindar dari pengenaan pajak yang lebih besar. Seperti dikemukakan oleh Learned Hand (Mohammad Zain, 2003:4) sebagai berikut: Berulang-ulang kali pengadilan menyatakan bahwa tidak ada suatu ancaman hukuman apa pun yang dapat diberlakukan terhadap barang siapa yang mengatur pengenaan pajaknya seminimal mungkin. Setiap orang, apakah orang itu orang miskin atau orang kaya sekalipun akan berbuat hal yang sama, dan hal ini sesungguhnya merupakan haknya untuk berbuat demikian, karena tidak seorang pun berkewajiban memenuhi kewajiban perpajakannya melebihi apa yang ditentukan oleh perundang-undangan perpajakan secara benar dan bukan merupakan kontribusi yang sifatnya sukarela Negara Republik Indonesia menerapkan Self Assesment System, sebagai sistem pemungutan pajaknya, yaitu sistem pajak yang didasarkan kepada kepercayaan yang diberikan fiskus kepada wajib pajak untuk melakukan sendiri perhitungan, penyetoran, dan pelaporan pajak, sesuai dengan yang diatur dalam perundang-undangan perpajakan.

8 Perusahaan sebagai unit usaha yang mempekerjakan karyawan-karyawan berkewajiban untuk memotong Pajak Penghasilan Pasal 21. PPh Pasal 21 adalah pajak yang dikenakan atas penghasilan wajib pajak orang pribadi dalam negeri yang berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan dan pembayaran lain dengan nama apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan seperti yang dinyatakan dalam pasal 21 Undang-undang Pajak Penghasilan. Berdasarkan Undang-undang Perpajakan No. 17 Tahun 2000, PPh Pasal 21 merupakan pajak yang harus ditanggung pegawai. Namun di dalam penerapannya, strategi perhitungan PPh pasal 21, ada empat alternatif yang dapat dilakukan perusahaan yaitu: Alternatif ke-1 PPh pasal 21 ditanggung pegawai Dalam hal ini perusahaan tidak dapat membebankan PPh Pasal 21 tersebut sebagai unsur beban, karena PPh Pasal 21 ini ditanggung sendiri oleh pegawai yang bersangkutan. Alternatif ke-2 PPh Pasal 21 ditanggung pemberi kerja termasuk dalam pengertian imbalan atau penghasilan berupa kenikmatan yang tidak dipotong PPh Pasal 21, sehingga dalam perhitungan PPh Pasal 21 atas gaji pegawai yang bersangkutan, jumlah pajak yang ditanggung oleh perusahaan tersebut tidak ditambahkan pada penghasilan pegawai yang bersangkutan dan perusahaan tidak dapat membebankannya sebagai unsur beban.

9 Alternatif ke-3 PPh Pasal 21 diberi dalam bentuk tunjangan pajak ini merupakan penghasilan bagi pegawai yang bersangkutan, sehingga dalam penghitungan PPh Pasal 21 atas gaji yang bersangkutan, tunjangan pajak tersebut ditambahkan pada penghasilan yang diterimanya dan perusahaan dapat membebankannya sebagai unsur beban. Alternatif ke-4 PPh Pasal 21 di Gross up Dalam hal ini perusahaan juga dapat membebankan PPh Pasal 21 tersebut sebagai unsur beban. 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Pengumpulan data yang diperlukan dalam penelitian ini, penulis lakukan di PT HIMPURNA KARYA MANDIRI yang berlokasi di Jakarta. Waktu penelitian dilakukan sejak bulan April 2007 sampai penulisan skripsi ini selesai.