BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Kesenian tradisional pada Masyarakat Banten memiliki berbagai

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian merupakan segala hasil kreasi manusia yang mempunyai sifat

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian adalah ciptaan dari segala pikiran dan perilaku manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kesatuan yang dibangun di atas keheterogenan

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, yaitu perasaan estetis. Aspek estetis inilah yang mendorong budi

BAB I PENDAHULUAN. melestarikan dan mengalihkan serta mentransformasikan nilai-nilai kebudayaan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi merupakan fenomena budaya yang tidak dapat terhindarkan

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk dalam berbagai

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan jangka panjang Indonesia mempunyai sasaran utama. terciptanya landasan yang kuat dari bangsa Indonesia untuk tumbuh dan

2015 PERKEMBANGAN SENI PERTUNJUKAN LONGSER DI KABUPATEN BANDUNG TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi tahun 1980an telah berdampak pada tumbuhnya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Amalia, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Eksistensi budaya dalam kehidupan sosial masyarakat suatu bangsa

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan dalam suatu usaha secara menyeluruh untuk meningkatkan kesejahteraan

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi yang sangat berpengaruh terhadap tingkat pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian daerah merupakan suatu perwujudan kebudayaan yang memiliki nilainilai

BAB I PENDAHULUAN. Kebermaknaan seseorang boleh dikatakan hanya ada manakala ia berada

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu sasaran yang hendak dicapai dalam pembangunan ekonomi

2013 POLA PEWARISAN NILAI-NILAI SOSIAL D AN BUD AYA D ALAM UPACARA AD AT SEREN TAUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Barat yang lebih sering disebut sebagai Tatar Sunda dikenal

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Seperti yang diungkapkan oleh Koentjaraningrat dalam buku

2015 PERKEMBANGAN KESENIAN BRAI DI KOTA CIREBON TAHUN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertanian dan pedesaan merupakan dua sisi mata uang yang saling

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara pertanian, dimana pertanian memegang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Neneng Yessi Milniasari, 2013

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode penelitian yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Nova Silvia, 2014

BAB I PENDAHULUAN. Koperasi mempunyai peranan yang sangat penting sebagai pelaku

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan menujukan bahwa kebudayan Indonesia telah tumbuh dan. generasi sebelumnya bahkan generasi yang akan datang.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Indra Jaya, 2014 Kesenian Janeng Pada Acara Khitanan Di Wonoharjo Kabupaten Pangandaran

MASYARAKAT DAN KESADARAN BUDAYA. Oleh: Resti Nur Laila, Atika Widayanti, Krissanto Kurniawan

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan sebagai alat negara. Negara dapat dipandang sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Manusia sebagai makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungan alam sekitarnya.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB I PENDAHULUAN. minyak mentah, batu bara, tembaga, biji besi, timah, emas dan lainnya. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang

PENCAK SILAT GAYA BOJONG PADA PAGURON MEDALSARI DESA BOJONG KECAMATAN KARANG TENGAH DI KABUPATEN CIANJUR

BAB I PENDAHULUAN. Pulau Bangka, Singkep dan Belitung merupakan penghasil timah terbesar di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Sunda memiliki identitas khas yang ditunjukkan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia tidak bisa terlepas dari hidup bermasyarakat karena, hanya

BAB I PENDAHULUAN. Kesenian ronggeng gunung merupakan kesenian tradisional masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Periode perjuangan tahun sering disebut dengan masa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Asti Purnamasari, 2013

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Yunita, 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari penilitian skripsi yang berjudul Kesenian Tradisional Mak Yong di

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan sektor industri merupakan unsur pokok dalam melaksanakan

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah Bangsa yang heterogen, kita menyadari bahwa bangsa

BAB 1 PENDAHULUAN. Kajian mengenai perkembangan industri moci di Cikole dan dampaknya

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. skripsi yang berjudul Pemikiran Gus Dur Tentang Pluralisme Agama Di

BAB I PENDAHULUAN. Munculnya usaha budidaya benih ikan di Kecamatan Bojongpicung tidak

BAB I PENDAHULUAN. berpengaruh pada perkembangan musik di Indonesia. Angklung adalah alat musik

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan dihampir semua bidang membuat masyarakatnya nyaman. Meskipun

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

2015 PERTUNJUKAN KESENIAN EBEG GRUP MUNCUL JAYA PADA ACARA KHITANAN DI KABUPATEN PANGANDARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Ada tiga faktor penting dalam sejarah yaitu manusia, tempat, dan waktu 1.

2017 DAMPAK MODERNISASI TERHADAP KEHIDUPAN MASYARAKAT KAMPUNG BENDA KEREP KOTA CIREBON TAHUN

BAB I PENDAHULUAN. didokumentasikan atau dilestarikan, dipublikasikan, dikomunikasikan, dan

BAB I PENDAHULUAN. Kebudayaan tidak mungkin timbul tanpa adanya masyarakat dan eksistensi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai metode dan teknik

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia penuh dengan keberagaman atau kemajemukan. Majemuk memiliki

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia sebagai sebagai salah satu negara berkembang yang sedang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia yang mempunyai ribuan pulau dengan berbagai

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada bab ini akan dibahas secara rinci mengenai langkah, prosedur atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terkenal sebagai salah satu negeri terbesar penghasil kain tenun tradisional yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. sebuah Operasi yang diberi nama Operasi Overlord. Dalam Operasi ini Sekutu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dian Ahmad Wibowo, 2014

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Masyarakat Indonesia merupakan suatu masyarakat majemuk yang

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan ekonomi masyarakat dalam bidang perikanan di Indonesia, telah

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Bab ini membahas lebih rinci metode penelitian yang digunakan dalam

BAB I PENDAHULUAN. Garut merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten

2015 KESENIAN RONGGENG GUNUNG DI KABUPATEN CIAMIS TAHUN

KISI KISI DAN SOAL ULANGAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Keberagaman kesenian tradidisional adalah salah satu potensi budaya yang

2015 KAJIAN NILAI-NILAI BUDAYA UPACARA ADAT NYANGKU DALAM KEHIDUPAN DI ERA MODERNISASI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Masyarakat Indonesia merupakan masyarakat majemuk yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Prima Suci Lestari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Modernisasi yang dipelopori oleh negara-negara Barat tak bisa dipungkiri

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Jawa Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki keanekaragaman seni, budaya dan suku bangsa. Keberagaman ini menjadi aset yang sangat penting dalam perkembangan pariwisata daerah. Berbagai macam kesenian berkembang di Jawa Barat di antaranya yaitu Pencak silat, Jaipongan, Genjringan, Sisingaan, dan masih banyak lagi kesenian-kesenian tradisional lainnya. Salah satu bentuk dari kesenian tradisional saat ini yang menjadi ciri khas jati diri daerah yang ada di Jawa Barat yaitu kesenian Pencak Silat Pancer di Jampangkulon Sukabumi. Kesenian daerah merupakan suatu perwujudan kebudayaan yang memiliki nilai-nilai luhur yang patut dijunjung tinggi keberadaannya kesenian Daerah berproses terus menuju puncaknya yaitu : Kesenian nasional yang mengandung serta memancarkan nilai-nilai luhur kepribadian bangsa Indonesia, yang dalam hal ini merupakan nilai yang kita banggakan yang sekaligus dikagumi dan dihormati oleh bangsa-bangsa lain (Koentjaraningrat, 1993: 113) Kesenian dapat diartikan sebagai hasil karya manusia yang mengandung keindahan dan dapat diekspresikan melalui suara, gerak ataupun ekspresi lainnya. Kesenian memiliki banyak jenis bila dilihat dari perkembangannya. Ada yang dikenal sebagai seni tradisional yang berkembang secara alami di masyarakat tertentu kadang kala masih tunduk pada atur-aturan yang baku namun ada juga yang sudah tidak terikat aturan, kesenian ini kadangkala merupakan kesenian rakyat yang bisa dinikmati secara masal. 1

2 Kesenian daerah yang tumbuh dan berkembang di Jampangkulon yaitu Kesenian Pencak Silat Pancer, yang dijadikan jati diri kota Sukabumi Selatan khususnya Jampangkulon. Kesenian tersebut mempunyai daya tarik yang tinggi dan bisa juga berfungsi sebagai media pendidikan tanpa menghilangkan nilai-nilai budaya yang terkandung di dalamnya hal ini sesuai dengan apa yang di ungkapkan M Purna dan Sigit: Dalam silat sebenarnya memahami tentang berbagai nilai-nilai sosial budaya setempat seperti nilai-nilai tentang kesetiakawanan, kesabaran,pandangan hidup yang semua dapat membentuk manusia yang tangguh dan mampu melindungi yang lemah serta dapat menuntun masyarakat sekitar kedalam kedamaian (Purna dan Sigit,1996 : 59). Pencak Silat Pancer merupakan kesenian tradisional warisan leluhur Jampangkulon yang pada umumnya mempunyai peranan penting bagi masyarakat Jampangkulon. Pencak Silat Pancer juga merupakan modal untuk mempertahankan kekuasaan dan perlawanan terhadap musuh yang berasal dari luar maupun dari dalam daerah Jampangkulon Sukabumi. Pencak Silat Pancer ini selain silat Cimande yang paling menonjol di antara silat yang lainnya di Jampangkulon. Pencak Silat Aliran Pancer termasuk kesenian tradisional yang hidup dan berkembang di Jampangkulon, yang memiliki kaidah-kaidah gerak dan irama yang merupakan suatu pendalaman khusus. Pencak silat sebagai seni mengikuti ketentuanketentuan keselarasan, keseimbangan, dan keserasian. Kesenian Pencak Silat Pancer merupakan kesenian tradisional salah satu warisan leluhur Jampangkulon yang pada zaman dahulu berperan penting bagi masyarakat Jampangkulon dalam mempertahankan wilayahnya. Semakin berkembangnya kebudayaan termasuk kesenian tradisional Pencak Silat Pancer mengalami pergeseran dan berkurangnya minat masyarakat terhadap kesenian tradisional Pencak Silat Pancer.

3 Salah satu faktor yang membuat Pencak Silat Pancer ini berkurang peminatnya yaitu dikenalnya seni beladiri lain yang lebih popular seperti Taekwondo dan Karate. Zaman semakin berkembang seiring berkembangnya wawasan masyarakat tentang kesenian beladiri itu sendiri. Seni beladiri karate dan Taekwondo ini mulai populer di masyarakat Jampangkulon pada tahun 1987. Pada awalnya di Jampangkulon mulai didirikan tempat latihan Karate dan Taekwondo itu ada dua tempat, tetapi setelah berkembangnya pengetahuan mengenai beladiri Taekwondo dan Karate itu berkembanglah beladiri tersebut mengalahkan beladiri Pencak Silat Pancer, kesimpulannya disini terjadi perubahan minat masyarakat terhadap seni beladiri Pencak Silat Pancer sehingga perguruan Pencak Silat di Jampangkulon mulai berkurang.(ade, wawancara tanggal 08 Agustus 2012). Seperti yang telah dikemukakan di atas bahwa permasalahan ini muncul terlihat dengan adanya pengaruh minat yang ditandai dengan pesatnya kemajuan di bidang ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga mampu mengubah kehidupan masyarakat yang awalnya berminat penuh terhadap pencak silat pancer sebagai seni tradisional menjadi masyarakat yang berminat terhadap seni beladiri yang lebih populer atau seni modern, Perkembangan teknologi tersebut menyebabkan suatu perubahan sikap dan minat seni masyarakat. Berdasarkan berbagai permasalahan yang terjadi hendaknya Pencak Silat yang beraliran Pancer sebagai kesenian tradisional yang terdapat di Jampangkulon Sukabumi dikembangkan kembali menjadi sebuah potensi budaya lokal yang dapat memberikan pertunjukan yang aktif dan komunikatif dengan cara memodifikasi serta mengkolaborasikan gerak silat dengan jenis musik kesenian tradisional lainnya tanpa mengubah ciri khas serta nilai-nilai yang terkandung didalamnya. Salah satu usaha yang dapat dilakukan dalam mempertahankan kesenian tradisional yang hampir punah ialah dengan penyesuaian terhadap pengaruh kebudayaan lain karena kebudayaan lain masih dipandang sebagai salah satu faktor terjadinya penurunan minat masyarakat terhadap kesenian tradisional. Upaya yang dilakukan dalam melestarikan kesenian tradisional tersebut tentunya memerlukan

4 bantuan dari berbagai pihak baik Pesilat yang beraliran Pancer, Pemerintah Daerah sebagai pemegang kebijakan, maupun kalangan akademisi yang peduli terhadap budaya. Berdasarkan permasalahan yang sudah dijelaskan tersebut maka penulis merasa tertarik untuk melakukan dan mengkaji lebih jauh tentang keberadaan atau perkembangan dari kesenian Pencak Silat Pancer yang terdapat di wilayah Jampangkulon Sukabumi. Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui bagaimana pihak terkait atau masyarakat setempat dalam pendirian dan perkembangan pencak silat yang beraliran Pancer. Penulis membatasi permasalahan ini dimulai pada tahun 1960 sampai dengan 1990. Pada awal tahun 1960 Pencak Silat Pancer mulai dikenal di masyarakat dan sering dipertunjukan apabila ada acara besar di alun-alun Jampangkulon Sukabumi, serta pada tahun 1960 juga kesenian tradisional Pencak Silat Pancer di Jampangkulon Sukabumi mencapai puncak kejayaannya. Hal ini ditandai dengan seringnya kesenian tersebut dipertunjukan dalam berbagai acara pernikahan, khitanan, hari ulang tahun Jampangkulon Sukabumi Selatan atau acara peringatan proklamasi kemerdekaan. Di awal tahun 1989 kesenian Pencak Silat Pancer mulai mengalami penurunan yang diakibatkan karena di samping yang melatih pencak silat Pancer mengalami sakit-sakitan dan pada akhir tahun 1989 pelatih utama Pencak Silat Pancer meninggal dunia sehingga Paguron Pencak Silat Pancer diturunkan kepada anaknya yang bernama Bapak Ade, selain itu juga salah satu faktor yang menjadikan Pencak Silat Pancer mengalami kemunduran yaitu dengan adanya perubahan ketertarikan masyarakat jampangkulon terhadap kesenian tradisional itu menurun karena pada tahun 1990 sudah mulai adanya kesenian luar yang lebih modern. Berdasarkan permasalahan di atas, terdapat beberapa alasan penulis dalam mengambil tema Perkembangan Kesenian Pencak Silat Pancer pada masyarakat Jampangkulon Sukabumi tersebut. Pertama, Penulis melihat kesenian Pencak Silat Pancer telah mengalami pasang surut terutama tidak adanya generasi penerus sehingga ketertarikan penulis pada masalah tersebut karena kesenian Pencak Silat

5 Pancer yang sekarang hampir punah di kalangan masyarakat masa kini ingin kembali dihidupkan dan diperkenalkan kembali kepada masyarakat masa kini sehingga nilainilai seni tradisional tidak hilang begitu saja di kalangan masyarakat Jampangkulon Sukabumi Selatan. Kedua, Penulis ingin melihat bagaimana upaya masyarakat setempat atau pihak terkait terutama para pesilat aliran Pancer dalam mengembangkan seni tradisional yang dimilikinya pada masa itu dan masa sekarang. Ketiga, penulisan sejarah lokal mengenai seni Pencak Silat Pancer sebagai usaha pelestarian terhadap potensi budaya lokal agar nama Jampangkulon bisa dikenal di mata dunia tidak dengan hal-hal yang negatif melainkan mempunyai nilai historisnya. Berdasarkan alasan di atas tersebut, penulis tertarik untuk melakukan pengkajian lebih dalam mengenai perkembangan kesenian tradisional dengan sudut kajian sosial budaya yang mengambil objek kajian penelitian di Jampangkulon Sukabumi Selatan dengan judul Perkembangan Pencak Silat Pancer di Jampangkulon Sukabumi Tahun 1960-1990. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang dipaparkan di atas, terdapat permasalahan utama yang akan dikaji yaitu Bagaimanakah Perkembangan Pencak Silat Pancer yang Terjadi di Jampangkulon Sukabumi Tahun 1960-1990? Agar permasalahan yang dikaji menjadi lebih jelas, peneliti akan memberikan batasan masalah tersebut ke dalam bentuk pertanyaan sebagai berikut: 1. Bagaimana sejarah singkat munculnya kesenian bela diri Pencak Silat Pancer di Jampangkulon Sukabumi? 2. Bagaimana dampak pergeseran dari seni beladiri Pencak Silat Pancer yang menjadi identitas budaya dengan adanya unsur bela diri lain terhadap kebudayaan yang berada di daerah Jampangkulon itu sendiri? 3. Bagaimana upaya pelestarian kesenian Pencak Silat Pancer yang dilakukan oleh para tokoh pesilat Pancer?

6 1.3 Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah, maka penelitian yang dilaksanakan oleh penulis ada dua aspek tujuan yakni tujuan umum dan tujuan khusus, tujuan umum disini bermaksud untuk memperoleh informasi dan pelajaran yang berharga dari peritiwa atau kejadian sejarah di masa lalu agar menjadi sebuah pijakan dalam melangkah di masa yang akan dating. Tujuan khususnya di sini adalah untuk mengetahui alasan mengapa Pencak Silat Pancer yang merupakan salah satu budaya kesenian yang dikembangkan khas di daerah Jampangkulon Sukabumi dapat bertahan di tengah arus globalisasi dan modernisasi. Ada beberapa tujuan yang ingin dicapai oleh penulis dalam penulis dalam penelitian ini : 1. Menjelaskan sejarah singkat munculnya kesenian Pencak Silat Pancer di Jampangkulon Sukabumi. 2. Menjelaskan dampak pergeseran dari seni beladiri Pencak Silat Pancer yang menjadi identitas budaya dengan adanya unsur bela diri lain terhadap kebudayaan yang berada di daerah Jampangkulon itu sendiri. 3. Menjelaskan upaya pelestarian kesenian Pencak Silat Pancer yang dilakukan oleh para tokoh pesilat Pancer. 1.4 Manfaat Penelitian Secara umum diharapkan dengan adanya penelitian ini Pencak Silat Pancer yang berada di Jampangkulon Sukabumi dapat dikenal oleh masyarakat pada umumnya sebagai salah satu potensi budaya lokal yang dimiliki oleh masyarakat yang berada di Jampangkulon. Sebagai upaya untuk mengangkat dan melestarikan budaya leluhur Jampangkulon Sukabumi Selatan yang perkembangannya mengalami penurunan akibat selain tidak ada penerus selain itu juga ada indikasi pengaruh globalisasi sehingga pemerintah daerah menganjurkan dan menunjuk sekolah SMA dan SMP untuk diadakannya muatan lokal mengenai kesenian Pencak Silat Pancer khususnya Sekolah yang ada di daerah JampangKulon Sukabumi, selain itu juga

7 dilihat dari matapelajaran kesenian tradisional yang ada di sekolah SMA ada kaitannya dengan SK-KD yang ada di dalam buku Sejarah kelas X semester 1. Adapun manfaat lain dari penelitian ini adalah : 1. Penulisan karya ilmiah ini diharapkan dapat memperkaya khazanah dalam penulisan sejarah lokal yang dapat dijadikan sebagai sumber referensi penulisan sejarah lokal lainnya. 2. Memberikan sumbangan pemikiran bagi pihak lain yang akan mengkaji lebih lanjut mengenai Pencak Silat Pancer di Jampangkulon Sukabumi Selatan. 3. Penelitian mengenai Pencak Silat Pancer di Sukabumi Selatan diharapkan dapat menumbuhkan apresiasi baik dari masyarakat maupun pemerintah untuk berusaha menjaga dan melestarikan kebudayaan lokal. 4. Penelitian mengenai Pencak Silat Pancer di Jampangkulon Sukabumi ini diharapkan dapat menumbuhkan dan meningkatkan apresiasi masyarakat terutama generasi muda terhadap Pencak Silat Pancer sebagai kebudayaan lokal. 1.5 Metode Penelitian Pada bagian ini metode yang akan digunakan oleh peneliti adalah metode historis, yakni suatu proses pengkajian, penjelasan, dan penganalisaan secara kritis terhadap rekaman serta peninggalan masa lampau (Sjamsuddin, 2007: 17-19). 1) Heuristik Tahapan ini ditandai dengan dilakukannya proses penelusuran, pencarian dan pengumpulan sumber-sumber sejarah yang dibutuhkan dalam penelitian. Dalam hal ini proses heuristik yang dilakukan oleh peneliti adalah dengan mencari sumber-sumber lisan yang relevan untuk dijadikan sebagai sumber primer dalam penelitian ini maupun sumber-sumber kepustakaan.

8 Adapun penelusuran sumber penelitian yang digunakan oleh penulis dalam kepentingannya untuk mengkaji dan menganalisis permasalahan yang dikaji adalah dengan: Studi kepustakaan yaitu mempelajari data-data atau catatan yang berhubungan dengan masalah yang diteliti dan mempelajari buku-buku atau literatur untuk memperoleh informasi teoritis yang berkenaan dengan masalah penelitian. Dengan teknik ini diharapkan dapat membantu dan mendapatkan sumber yang bersifat teoritis. Wawancara adalah suatu alat pengumpul data yang digunakan untuk mendapatkan informasi yang berkenaan dengan pendapat, aspirasi, harapan, persepsi, keinginan, dan lain-lain dari individu atau responden caranya melalui pertanyaan yang sengaja kepada responden oleh peneliti. Langkah-langkah dalam menggunakan teknik wawancara ditempuh sebagai berikut: Mengisi kisi-kisi pedoman wawancara Menyusun pedoman wawancara Mencari dan menentukan informan Mensetting waktu, tempat, dan fasilitas untuk melakukan wawancara Melakukan wawancara sesuai dengan keperluan pengumpulan data Melakukan validasi data Mendeskripsikan data Studi Dokumentasi adalah penelitian yang dilakukan terhadap informasi yang didokumentasikan dalam rekaman, baik gambar, suara, tulisan, atau lain-lain. Bentuk rekaman biasanya dikenal dengan penelitian analisis dokumen.

9 2) Kritik Setelah melakukan heuristik, peneliti melakukan kritik atas sumber, yaitu suatu kegiatan dengan melakukan penilaian dan mengkritisi sumber-sumber yang telah diperoleh dengan melakukan kritik ekstern dan intern. Kegiatan ini ditujukan untuk mengetahui apakah sumber-sumber yang telah dikumpulkan relevan dengan penelitian yang akan dilakukan. 3) Interpretasi Tahap berikutnya ialah proses penafsiran yang diperoleh dari hasil pemikiran dan pemahaman terhadap keterangan-keterangan yang diperoleh dari sumber-sumber dengan cara menghubungkan satu fakta dengan lainnya. Penelitian ini juga menggunakan pendekatan interdisipliner. Pendekatan interdisipliner merupakan suatu pendekatan yang menggunakan konsep disiplin ilmu-ilmu sosial lain. Peneliti menggunakan ilmu sosiologi dan ilmu Antropologi. 4) Historiografi Tahap akhir dari penelitian ini ialah historiografi yakni proses penulisan dan penyusunan hasil penelitian yang utuh dan masuk akal atas interpretasi dan eksplanasi yang telah dilakukan pada tahap sebelumnya serta peneliti berusaha melakukan historiografi dengan merangkai berbagai fakta yang ada sehingga dapat menjadi suatu cerita sejarah yang baik dan dapat dipercaya kebenarannya. Penulisan sejarah ini juga dilakukan dengan menggunakan kaidah bahasa yang baik dan benar serta dituliskan dengan sederhana sehingga diharapkan dapat menarik minat untuk membacanya serta dapat dengan mudah dimengerti. Peneliti menggunakan ilmu sosiologi dan ilmu Antropologi. 1.6 Struktur Organisasi Skripsi Hasil dari penelitian skripsi ini akan disusun ke dalam lima bab yang terdiri dari Pendahuluan, Kajian Pustaka, Metode Penelitian, Pembahasan, Kesimpulan dan Saran. Adapun fungsi dari pembagian ini bertujuan memudahkan penulisan agar sistematis.

10 Bab I Pendahuluan. Dalam bab ini menjelaskan mengenai latar belakang penelitian yang menjadi alasan peneliti sehingga tertarik untuk melakukan penelitian yang ditujukan sebagai bahan penelitian, rumusan masalah yang diuraikan dalam beberapa pertanyaan yang menjadi permasalahan dalam penelitian, pembatasan masalah untuk memfokuskan kajian penelitiansesuai dengan permasalahan utama, tujuan dan manfaat penelitian dari penelitian serta sistematika penulisan dalam menyusun skripsi. Bab II Kajian Pustaka. Dalam bab ini menguraikan secara lebih terperinci mengenai materi-materi yang berhubungan dengan permasalahan-permasalahan dalam penelitian ini. Uraian materi-materi tersebut adalah informasi-informasi yang diperoleh dari hasil kajian pustaka. Dari hasil kajian pustaka ini juga dipaparkan beberapa konsep yang dikembangkan dalam bab ini, adalah konsep-konsep yang relevan dengan bahan penelitian yang dilakukan. Selain itu, dijabarkan mengenai sumber-sumber kepustakaan yang digunakan dan mendukung terhadap permasalahan yang sedang dikaji oleh penulis yaitu mengenai perkembangan budaya seni tradisional di JampangKulon Sukabumi.kajian pustaka ini merupakan kerangka dasar berpikir bagi penulis untuk dapat memahami temuan-temuan yang diperoleh di lapangan, sehingga di uapayakan bias mempermudah melakukan analisis terhadap masalah yang dikaji oleh penulis. Bab III Metodologi Penelitian. Dalam bab ini membahas langkah-langkah, metode dan teknik penelitian yang digunakan oleh peneliti dalam melaksanakan penelitian ini. Lebih lanjut, dalam bab ini peneliti menguraikan tahapan-tahapan yang dilakukan oleh peneliti dalam penelitian yang berisi langkah-langkah penelitian dimulai dari heuristik, kritik, interpretasi, dan historiografi. Semua prosedur penelitian akan dibahas dalam bab ini. Hal ini dilakukan untuk memudahkan penulis dalam memberikan arahan dalam pemecahan masalah yang dikaji oleh penulis. Bab IV Pencak Silat Pancer di JampangKulon Sukabumi Tahun 1960-1990. Dalam bab ini merupakan isi utama dari tulisan sebagai jawaban atas pertanyaanpertanyaan yang terdapat pada rumusan masalah bab ini juga berisi mengenai

11 pembahasan yang berisi keterangan dari data-data temuan dilapangan data yang sudah diperoleh oleh penulis dipaparkan secara deskriptif untuk memperjelas maksud yang terkandung dalam data temuan tersebut, penulis juga mencoba untuk kritis terhadap data-data temuan dilapangan dan membandingkan dengan sumber yang mendukung pada permasalahan yang penulis teliti. Bab V Kesimpulan dan Saran. Dalam bab ini mengemukakan kesimpulan dari pembahasan yang berisi mengenai beberapa kesimpulan yang dikemukakan oleh penulis merupakan hasil dari analisis terhadap permasalahan yang telah diajukan sebelumnya secara menyeluruh, setelah penulis menganalisis fakta yang diperoleh dan didukung oleh berbagai sumber literatur yang telah penulis baca serta dikaji melalui pengkajian yaitu pada bab sebelumnya.