BAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB I PENDAHULUAN. maupun diluar sekolah. Mengingat demikian berat tugas dan pekerjaan guru, maka ia

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dunia pendidikan sedang diguncang oleh berbagai perubahan seperti

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU TK

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan teknis dalam bidang pendidikan. Salah satu unsur tenaga

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kepribadian, dan sosial sesuai Undang-undang Guru dan Dosen No. 14 Tahun

BAB I PENDAHULUAN. Umbara, Bandung, 2003, hlm Ahmad Juntika Nurihsan dan Akur Sudiarto, Manajemen Bimbingan dan Konseling di

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu wahana yang efektif dalam pembentukan

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

Pendidikan merupakan unsur yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hakikat

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. sempurna sehingga ia dapat melaksanakan tugas sebagai manusia. Pendidikan

PEMETAAN KOMPETENSI, SIKAP, TANGGUNG JAWAB, DAN JUMLAH JAM GURU BERSERTIFIKAT PENDIDIK DALAM MENGELOLA PEMBELAJARAN DI SMK SE-MALANG RAYA

BAB I PENDAHULUAN. Prenada Media Group, 2012), hlm Abdul Kadir, dkk., Dasar-dasar Pendidikan, (Jakarta: Kencana

BAB I PENDAHULUAN. berikutnya. Pendidikan Agama Islam merupakan salah satu mata. mulai dari tingkat dasar sampai perguruan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan Pendidikan Nasional, dapat dilihat berdasarkan faktor

BAB I PENDAHULUAN. konsep kependidikan yang berkaitan antara satu dengan yang lainnya, yaitu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. Sekretaris Jenderal MPR-RI, Undang-Undang Dasar 1945, Sekjen MPR-RI, Jakarta, hlm. 5 2

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia yang harus

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULUAN. adalah guru. Guru merupakan komponen paling menentukan dalam sistem

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

keilmuan, teknologi, sosial, dan spiritual yang secara kaffah membentuk pengembangan pribadi dan profesional. 1

KOMPETENSI PROFESIONAL GURU SOSIOLOGI SMA NEGERI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:

II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Deskripsi Teoritis Tinjauan tentang Guru, Kompetensi, Kompetensi Pedagogik, dan PAUD

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN. manajemen telah menempati kedudukan sentral di lembaga pendidikan, dan

2015 KOMPETENSI PED AGOGIK D AN KUALITAS MENGAJAR GURU SEKOLAH D ASAR D ITINJAU D ARI LATAR BELAKANG PEND ID IKAN GURU LULUSAN PGSD D AN NON-PGSD

BAB 1 PENDAHULUAN. Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm. 5. 2

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. terpenting dalam bidang pendidikan. Pendidikan yang berkualitas adalah yang. Pasal 3 tentang fungsi dan tujuan pendidikan adalah:

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Starata 1 Program Studi Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. nasional adalah pembangunan di bidang pendidikan yang bertujuan untuk

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab pendidikan yang terpikul di pundak orang tua.

STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 1997, hlm Engkoswara & Aan komariah, Administrasi Pendidikan, Alfabeta: Bandung, 2012, hlm. 92.

APRIANI. MANGASOK Dra. Hj. Salma Bowtha. M.Pd (Pembimbing I) Agil Bachsoan. S.Ag, M.Ag (Pembimbing II)

Carilah ilmu pengetahuan itu semenjak kamu dalam buaian hingga meninggal dunia. 2

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, PT Remaja Rosdakarya,Bandung, 2003, hlm 3-4 2

STUDI TENTANG PENINGKATAN PROFESIONALISME GURU PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN DI SMA NEGERI 11 MAKASSAR

BAB I PENDAHULUN. daya manusia. Dalam bidang kependidikan seorang guru harus berperan secara aktif

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rika Samrotul Huda,2013

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dalam tahap pembangunan masyarakat yang berencana

BAB 1 PENDAHULUAN. dan membentuk watak serta peradapan bangsa, yang bermartabat dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia tersebut adalah pendidikan. Tujuan pendidikan adalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Giya Afdila, 2016

BAB I PENDAHULUAN. produktif. Di sisi lain, pendidikan dipercayai sebagai wahana perluasan akses.

BAB I PENDAHULUAN. Manajemen adalah pengelolaan usaha, kepengurusan, ketatalaksanaan,

BAB I PENDAHULUAN. reformasi diindikasikan dengan adanya perombakan di segala bidang kehidupan,

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. Sebagaimana digariskan dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik. RI No. 20 tahun 2003 tentang Sisdiknas).

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bangsa Indonesia yang salah satunya yaitu mencerdaskan

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. untuk meningkatkan sumber daya yang dimilikinya. Baik sumber daya materil

BAB I PENDAHULUAN. Islam dimana norma-norma agama senantiasa dijadikan sumber pegangan. 1

BAB I PENDAHULUAN. berujung pada pencapaian suatu kualitas manusia tertentu yang dianggap dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran di sekolah tidak lepas dari permasalahan, di

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan yang dicita-citakan. Untuk mencapai tujuan yang dicitacitakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan tersebut menuntut setiap guru untuk terus berupaya melakukan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seiring dengan perkembangan zaman saat ini, pendidikan adalah suatu hal

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan formal yang paling dasar. Di tingkat ini, dasar-dasar ilmu pengetahuan,

BAB I PENDAHULUAN. pada kemampuan bangsa itu sendiri dalam meningkatkan kualitas sumber daya

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan proses pembangunan. Sedangkan pembangunan diarahkan dan

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. rohaninya untuk mencapai tingkat dewasa. 2 Dengan demikian, pendidikan. berlangsung di sekolah dan di luar sekolah.

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) sangat penting di era sekarang ini, mengingat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas yang hanya memerlukan orang-orang pandai saja. Salah satu lembaga yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusia adalah lembaga pendidikan. Oleh sebab itu lembaga pendidikan dituntut untuk dapat segera mengentaskan bangsa ini dari kebodohan. Dalam upaya meningkatkan mutu sumber daya manusia, mengejar ketertinggalan di segala aspek kehidupan dan menyesuaikan dengan perubahan global serta perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, perlu adanya pembaharuan dalam sistem pendidikan secara terarah dan terencana. Maka, disahkanlah Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) yang menjelaskan bahwa sistem pendidikan nasional harus mampu menjamin pemerataan kesempatan pendidikan, peningkatan mutu serta relevansi dan efesiensi manajemen pendidikan untuk menghadapi tantangan sesuai dengan perubahan kehidupan lokal, nasional dan global, sehingga perlu dilakukan pembaharuan pendidikan secara terencana,

terarah dan berkesinambungan 1. Jadi lingkungan sekolah mempunyai pengaruh yang besar terhadap perkembangan jiwa remaja, disini dalam artian anak SMA. 2 Akhir-akhir ini dikembangkan corak pendidikan yang berorientasi kepada kompetensi anak didik (Student Oriented) sehingga siswalah yang menjadi unsur determinan pendidikan (Student Centered). Tetapi juga tidak mengurangi pentingnya arti seorang guru di dalam proses pembelajaran. Guru adalah jabatan yang mulia. Citra guru di masa depan ini, sangat diharapkan kehadirannya pribadi guru sebagai panutan yang tindak keguruannya mampu membendung dampak negative dari kondisi serta situasi masyarakat modern yang cenderung mudah tergelincir ke sifat matrialistis, konsumeristik dan bahkan ateistik; yang tidak sesuai dengan falsafah Pancasila. 3 Proses belajar-mengajar mempunyai makna dan pengertian yang lebih luas dari pengertian belajar maupun mengajar. Belajar adalah usaha untuk membentuk hubungan antara perangsang dan reakri. Pandangan ini dikemukakan oleh aliran Psikologi yang di pelopori oleh Thorndike aliran Koneksinonisme. Menurut aliran ini orang belajar karena menghadapi masalah yang harus di pecahkan. Masalah itu merupakan perangsang atau stimulus terhadap individu dan individu itu mengadakan reaksi terhadap rangsangan 4. 1 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, (Bandung: Fermana, 2006), h. 70 2 Sunarto dan Ny. B. Agung Hartono, Perkembangan Peserta Didik, (Jakarta : Rineka Cipta, 1999), h. 239 3 A. Samana, Profesionalisme Keguruan (Yogyakarta: Penerbit Kanisius, 1994), h. 21 4 Mustaqim dan Abdul Wahib, Psikologo Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta, 1991), h. 60

Dalam belajar siswa melakukan serangkaian perilaku yang kompleks yang hanya dialami dirinya secara individu, keberhasilan proses belajar itu tergantung oleh dirinya sendiri. 5 Mengajar merupakan suatu usaha mengorganisasi lingkungan dalam hubungannya dengan anak didik dan bahan pengajaran yang menimbulkan proses belajar, ringkasnya mengajar merupakan suatu kegiatan dimana seorang guru membimbing siswa untuk belajar. Bertolak dari pengertian diatas, dapat diambil kesimpulan bahwa dalam proses belajar-mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tidak dapat dipisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Kita ketahui bahwa ada dua komponen yang memiliki pengaruh besar untuk keberhasilan dalam proses belajar-mengajar, yakni siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Tentulah siswa membutuhkan seorang guru yang baik agar proses belajarnya di kelas berhasil. Oleh sebab itulah, keberhasilan proses belajar mengajar tersebut tidak terlepas dari peranan guru sebagai tenaga pengajar. Guru menjadi the first person di kelas mempunyai tanggung jawab besar terhadap keberhasilan belajar-mengajar itu sendiri. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia No.14 tahun 2005 tentang guru dan dosen BAB I pasal 1 ayat 1, dinyatakan bahwa: Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik 5 Ibid., h. 4

pada pendidikan anak usia dini melalui jalur pendidikan formal, pendidikan dasar dan pendidikan menengah. 6 Sedangkan yang dimaksud dengan profesional itu sendiri, juga berdasarkan undang-undang Republik Indonesia No. 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen BAB I pasal 1 ayat 4 adalah sebagai berikut: Profesional adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh seseorang dan menjadi sumber penghasilan kehidupan yang memerlukan keahlian, kemahiran atau kecakapan yang memenuhi standard mutu atau norma tertentu serta memerlukan pendidikan profesi. 7 Maka dari itu guru dituntut untuk berkompeten dan professional di bidangnya dalam menghadapi peserta didik. Karena dijelaskan dalam salah satu prototipe guru yaitu guru yang profesional adalah pertama, dalam menghadapi masalah selalu dapat mencari alternatif pemecahan masalah. Kedua, dapat menggeneralisasi berbagai alternatif dalam memecahkan berbagai masalah. 8 Dari pentingnya profesionalisme tenaga pendidik maka pemerintah mengesahkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen Pasal 1, Ayat 10, yang berbunyi : 3 6...Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, op.cit., h. 7 Ibid. 8 Piet A. Sahertian, Profil Pendidik Profesional, (Yogyakarta: Penerbit Andi Offset, 1994), h. 49

Kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. 9 Guru yang professional dituntut untuk mempunyai beberapa persyaratan, seperti halnya di jelaskan dalam buku Menjadi Guru Profesional karangan Drs. Moh. Uzer Usman yaitu: 10 1. Menuntut adanya keterampilan yang berdasarkan konsep dan teori ilmu yang mendalam. 2. Menekankan pada suatu keahlian dalam bidang tertentu sesuai dengan bidang profesinya. 3. Menuntut adanya tingkat pendidikan keguruan yang memadai. 4. Adanya kepekaan terhadap dampak masyarakat dari pekerjaan yang dilaksanakannya. 5. Memungkinkan perkembangan sejalan dengan dinamika kehidupan. Dalam memperjelas kemampuan guru dalam proses pembelajaran, guru harus punya 4 kompetensi yaitu: Kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional. 11 Namun, dari keempat kompetensi tersebut, penguasaan kompetensi pedagogik harus lebih diprioritaskan. Sebab, mayoritas siswa dianggap sebuah wadah kosong yang harus diisi air (ilmu) oleh gurunya. Padahal, setiap manusia dilahirkan dengan dibekali potensi masing-masing yang berbeda dan sebenarnya tugas guru hanya mengarahkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa-siswanya. 4 9...Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang SISDIKNAS, op.cit., h. 10 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1995), h. 15 11 Saiful Sagala, Kemampuan Profesional Guru dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Alfabeta, 2009), h. 30

Maka perlu adanya perubahan kebiasaan dalam cara mengajar guru yang diharapkan akan berpengaruh pada cara belajar siswa, diantara sebagai berikut: Pertama, memperkecil cara belajar guru baru yang cepat merasa puas dalam mengajar dengan banyak menyajikan informasi dan mendominasi kegiatan belajar peserta didik. Kedua, guru hendaknya berperan sebagai pengarah, pembimbing, pemberi kemudahan dengan menyediakan berbagai fasilitas belajar, pemberi bantuan bagi peserta yang mendapat kesulitan belejar dan menciptakan kondisi yang merangsang dan menantang peserta untuk berpikir dan bekerja. Ketiga, mengubah dari sekedar metode ceramah dengan berbagai variasi metode yang lebih relevan dengan tujuan pembelajaran. Keempat, guru hendaknya mampu menyiapkan berbagai jenis sumber belajar sehingga peserta didik dapat belajar secara mendiri. 12 Oleh karena itu, ketika guru memiliki kompetensi pedagogik, maka dia diharapkan mampu mengarahkan dan mengembangkan potensi yang dimiliki oleh siswa-siswanya dan dengan mudah mengatasi kesulitan belajar yang dihadapi oleh siswa. Karena dengan kompetensi tersebut, guru merasa memiliki peran dan tanggung jawab serta terdorong untuk berpartisipasi memecahkan masalah yang dihadapi oleh peserta didik, baik masalah yang timbul dari dalam diri siswa (factor internal) yang meliputi faktor fisiologi dan psikologi, maupun yang datang dari luar diri siswa (factor eksternal) yang meliputi faktor sosial dan non sosial. Adapun kompetensi pedagogik terdiri dari: Pemahaman terhadap peserta didik, perencanaan pembelajaran, pelaksanaan, pembelajaran yang mendidik dan 12 Hamzah B. Uno, Profesi Kependidikan, (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h.17

dialogis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar, pengembangan peserta didik. 13 Di buku yang berjudul Psikologi Pendidikan karangan Drs. M. Dalyono ditegaskan faktor penting yang menyebabkan munculnya kesulitan belajar pada siswa adalah faktor lingkungan sekolah yang salah satunya dari lemahnya kompetensi pedagogik guru tersebut, seperti guru yang tidak berkualitas dan mengajar bukan pada faknya, hubungan guru dengan murid yang kurang baik, guru yang menuntut standar pelajaran diatas kemampuan anak, guru tidak memiliki kecakapan dalam usaha diagnisis kesulitan belajar, dan guru menggunakan metode mengajar yang tidak tepat dan dapat menimbulkan kesulitan belajar. 14 Dari uraian diatas, peneliti ingin mengetahui bagaimana kompetensi pedagogik guru dalam mengajar sebagai tokoh sentral di lingkungan pendidikan. Sehingga peneliti merumuskan penelitian ini dengan judul " Urgensi Kompetensi Pedagogik Guru Agama Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di SMA PGRI Mojosari " dalam penyelesaian skripsi. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka dalam penelitian ini dirumuskan beberapa masalah antara lain: 1. Bagaimana Kompetensi Pedagogik Guru Agama Di SMA PGRI Mojosari? 2. Bagaimana Kesulitan Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di SMA PGRI Mojosari? 13 Dewi Gusti, Situs Pribadi: Kompetensi Pedagogik html, Minggu, 2007 Oktober 21 14 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta), h. 242.

3. Bagaimana Urgensi Kompetensi Pedagogik Guru Agama Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di SMA PGRI Mojosari? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah dirumuskan diatas, maka tujuan yang ingin dicapai adalah: 1. Mendiskripsikan Kompetensi Pedagogik Guru Agama Di SMA PGRI Mojosari. 2. Mengetahui Kesulitan Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di SMA PGRI Mojosari. 3. Mendiskripsikan Urgensi Kompetensi Pedagogik Guru Agama Dalam Mengatasi Kesulitan Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Di SMA PGRI Mojosari. D. Kegunaan Penelitian Dengan tercapainya tujuan penelitian diatas, maka manfaat yang diharapkan yaitu: 1. Bagi peneliti: a. Sebagai bahan pembelajaran bagi peneliti serta tambahan pengetahuan sekaligus untuk mengembangkan pengetahuan penulis dengan landasan dan kerangka teoritis yang ilmiah atau pengintegrasian ilmu pengetahuan dengan praktek serta melatih diri dalam research ilmiah.

b. Untuk memenuhi beban SKS dan sebagai bahan penyusunan skripsi serta ujian munaqosah yang merupakan tugas akhir penulis untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) pada jurusan Pendidikan Agama Islam. 2. Bagi Obyek Penelitian a. Sebagai sumbangan pemikiran ke dalam dunia pendidikan khususnya di SMA PGRI Mojosari. b. Sebagai bahan masukan dalam rangka peningkatan mutu pendidikan di SMA PGRI Mojosari. c. Sebagai bahan evaluasi terhadap keprofesionalan guru agama dari segi kompetensi pedagogiknya. E. Ruang Lingkup Masalah Agar tidak terjadi kesalah pahaman dalam memahami hasil penelitian, maka peneliti menjelaskan batasan penelitiannya yaitu: Penelitian pertama tentang kompetensi pedagogik guru agama dalam mengajar di SMA PGRI Mojosari, Meliputi: kompetensi pedagogik guru agama di SMA PGRI Mojosari, proses belajar-mengajar yang dilakukan di kelas. Penelitian kedua tentang kesulitan belajar yang dialami siswa dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam meliputi: karakteristik siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesulitan belajar.

Penelitian ketiga tentang urgensi kompetensi pedagogik guru agama dalam mengatasi kesulitan belajar Pendidikan Agama Islam siswa di SMA PGRI Mojosari meliputi usaha-usaha yang dilakukan dalam mengatasi kesulitan belajar siswa tersebut terkait dengan tingkatan akademis yang ditempuh. F. Definisi Operasional Definisi operasional dalam penelitian ini dimaksudkan untuk menghindari terjadinya persepsi lain mengenai istilah-istilah yang ada. Sehingga perlu adanya penjelasan mengenai definisi istilah tersebut diantaranya adalah: 1. Kompetensi Pedagogik adalah kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran peserta didik meliputi: pemahaman wawasan atau landasan kependidikan, pemahaman peserta didik, pengembangan kurikulum/silabus, perancangan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran yang mendidik dan diologis, pemanfaatan teknologi pembelajaran, evaluasi hasil belajar (EHB), pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki. 15 2. Guru Agama adalah seorang pembimbing dalam proses pembelajaran di bidang agama khususnya agama Islam. 3. Kesulitan Belajar adalah suatu keadaan dimana siswa tidak dapat belajar sebagaimana mestinya dikarenakan adanya faktor-faktor penyebab kesulitan belajar tersebut. 16 15 Syaiful Sagala, op.cit., h. 31 16 M. Dalyono, Psikologi Pendidikan, (Jakarta : Rineka Cipta), h. 229

4. Pendidikan Agama Islam adalah menurut Drs. Ahmad D. Marimba dikatakan bimbingan jasmani, rohani berdasarkan hukum-hukum agama Islam menuju kepada terbentuknya kepribadian utama menurut ukuran-ukuran Islam 17. Tapi disini merupakan mata pelajaran di SMA. G. Sistematika Agar pembahasan dalam penelitian (skripsi) ini mengarah kepada maksud yang sesuai dengan judul, maka pembahasan ini penulis susun menjadi enam bab dengan rincian sebagai berikut: BAB I : PENDAHULUAN Bab ini berisi langkah-langkah penelitian yang berkaitan dengan rancangan pelaksanaan penelitian secara umum. Terdiri dari sub-sub bab tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan dan kegunaan penelitian, definisi operasional dan sistematika pembahasan. BAB II : KAJIAN TEORI Kajian teori mengenai: a) Konsep kompetensi pedagogik guru meliputi: kompetensi pedagogik guru, peran kompetensi pedagogik guru agama dalam mengajar. b) Kesulitan belajar meliputi: pengertian kesulitan belajar, 17 Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung : Pustaka Setia, 1997), h. 9

faktor-faktor yang menyebabkan kesulitan belajar, diagnosa dan alternatif pemecahan kesulitan belajar. c) Urgensi kompetensi pedagogik guru agama dalam mengatasi kesulitan belajar Pendidikan Agama Islam siswa. BAB III : METODE PENELITIAN Metode penelitian meliputi: Pendekatan dan jenis penelitian, lokasi penelitian, sumber data dan teknik pengumpulan data. BAB IV : PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN Hasil penelitian yaitu laporan hasil penelitian meliputi; Pertama, deskripsi data meliputi: sejarah berdirinya SMA PGRI Mojosari, visi misi dan tujuan SMA PGRI Mojosari, struktur organisasi SMA PGRI Mojosari, struktur kurikulum SMA PGRI Mojosari, saran dan prasarana SMA PGRI Mojosari, keadaan guru dan karyawan SMA PGRI Mojosari, keadaan siswa SMA PGRI Mojosari, program ekstrakurikuler SMA PGRI Mojosari, Kedua, deskripsi hasil penelitian, meliputi: kompetensi pedagogik guru agama di SMA PGRI Mojosari, kesulitan belajar PAI siswa di SMA PGRI Mojosari, urgensi kompetensi pedagogik guru agama

dalam mengatasi kesulitan belajar PAI siswa di SMA PGRI Mojosari. BAB V : PEMBAHASAN Merupakan pembahasan hasil penelitian yang menjelaskan tentang penyajian data yang diambil dari realita objek berdasarkan hasil penelitian meliputi: kompetensi pedagogik guru agama di SMA PGRI Mojosari, kesulitan belajar PAI siswa di SMA PGRI Mojosari, kompetensi pedagogik guru PAI dalam mengatasi kesulitan belajar siswa di SMA PGRI Mojosari. BAB VI : PENUTUP Pada bab terakhir berisi kesimpulan dan saran-saran yang diikuti dengan daftar pustaka serta lampiran-lampirannya.