I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Sebuah karya seni yang diciptakan tidak lepas dari emosional, tekanan psikologis, kepribadian, bahkan dari pengalaman seseorang yang menciptakan karya seni tersebut. Tekanan-tekanan psikologis itu dalam diri seseorang dapat berupa harapan, impian, cita-cita, perasaan senang maupun tidak senang dan lain sebagainya. Dikaitkan dengan tekanan-tekanan tersebut muncullah suatu perkembangan dalam diri anak. Berdasarkan perkembangan tersebut kepribadian dan berbagai pengalaman yang dialami oleh anak-anak pada masa kecilnya sehingga menciptakan perkembangan fantasi. Pada perkembangan ini, anak biasanya berimajinasi atau membayangkan sesuatu yang tidak nyata, misalnya saja membayangkan adanya peri atau hewan-hewan ajaib seperti yang ada di dalam dongengdongeng. Ketika kita mendengar kata tentang anak-anak, pasti dibenak kita terbayang betapa menyenangkan menatap tingkah anak-anak, lugu dan polos hati tingkah lakunya. Betapa menyenangkannya melihat anak-anak bermain, berteriak-teriak, dan berekspresi sesuka hati tanpa dibebani berbagai pertimbangan dan masalah. Apa saja yang terlintas di hati dan di pikiran anak-anak, itulah yang diekspresikan oleh anak dengan penuh kesungguhan. Dunia anak-anak, sungguh merupakan sebuah dunia yang penuh dengan kebahagiaan dan keceriaan, sebuah masa yang sulit diperoleh 1
2 kembali, dan bahkan tidak akan pernah oleh mereka yang sudah tumbuh menjadi dewasa. Pengalaman yang diperoleh anak-anak tentu akan berpengaruh ketika mereka menjadi dewasa. Terutama pengalaman pada masa kecil. Anak-anak zaman dahulu, apalagi anak pedesaan memiliki sifat dan karakter yang baik dan bisa diarahkan, hubungan sosial yang dimiliki antar sesama temannya juga sangat baik. Misalnya ketika mereka bermain, mereka selalu beramai-ramai memainkan berbagai macam permainan. Berbeda dengan anak-anak zaman sekarang khususnya anak-anak perkotaan, mereka cenderung memiliki sifat dan karakter yang egois karena suguhan teknologi yang semakin canggih seperti gadget. Hubungan sosial antar sesama jadi berkurang, mereka jarang bermain dengan temantemannya malah lebih memilih bermain dirumah, bermain gadget, menonton televisi dan sebagainya. Jadi, bisa ditarik kesimpulan bahwa anak-anak zaman dahulu seperti anak-anak pedesaan, hubungan sosial dengan lingkungannya sangat baik, terutama dalam hal kerukunan dengan teman-temannya. Sedangkan anak-anak sekarang ini hubungan sosial dengan teman maupun lingkungannya tidak sebaik anak-anak pedesaan. Perkembangan dalam diri anak dibagi dalam beberapa fase, salah satunya perkembangan menurut Charlotte Buhler yang menyebutkan bahwa anak-anak yang berusia 5-8 tahun merupakan masa sosialisasi anak. Dimana anak-anak mulai memasuki masyarakat luas seperti taman kanakkanak. Anak-anak mulai bermain dan bergaul bersama teman-teman seusianya (Kartono, 1990: 29). Pada masa kanak-kanak, anak sangat
3 senang dan kaya dengan fantasi. Anak tidak hanya senang terhadap ceritacerita khayal yang disampaikan oleh orang lain, tetapi ia sendiri juga senang bercerita kepada orang lain. Ia juga ikut terjun atau memasuki dunia disekitarnya dalam imajinasinya, seperti menganggap hal-hal disekitarnya menjadi hidup. Kehidupan dunia anak merupakan suatu hal yang menarik bagi penulis karena dunia anak memiliki daya tarik tersendiri bagi penulis, yaitu: sikap anak-anak yang memiliki tingkah yang lincah juga lugu dan sifat polos dari anak, rasa ingin tahu yang tinggi, daya imajinasi atau khayalan yang tinggi, serta senang ketika memuja tokoh-tokoh idolanya. Selain itu yang terpenting bagi penulis yaitu keseharian yang menyenangkan dan karakter anak-anak yang sangat bagus untuk diungkapkan dalam suatu karya seni. Penulis melihat dan mengamati tentang kehidupan anak-anak, khususnya ketika anak-anak bermain, sehingga penulis tertarik untuk menjadikan kehidupan dunia anak-anak sebagai subject matter dalam karya. Subject matter yang dimunculkan dalam karya yaitu kegiatan anakanak umur 5-8 tahun seperti bermain dengan ekspresi yang ceria. Beberapa hal yang telah dijabarkan di atas, maka menjadi alasan kuat untuk memilih Kehidupan Dunia Anak-anak dalam Imajinasi Visual yang diwujudkan dalam karya seni lukis dengan menggunakan media kanvas dan cat minyak. B. Batasan Masalah Mengingat luasnya permasalahan, maka pada Pengantar Karya Tugas Akhir ini, dibatasi pada kehidupan anak-anak sebagai bahan dan
4 konsep penciptaan seni, dengan batas usia anak-anak 5-8 tahun, serta penulis membatasi pengamatan pada hal-hal yang bersifat menyenangkan menurut anak-anak seperti bermain. C. Rumusan Masalah Berdasarkan batasan masalah diatas maka dapat dibuat rumusan yaitu: 1. Seperti apa fantasi dalam dunia anak-anak umur 5-8 tahun. 2. Bagaimana merumuskan konsep penciptaan karya seni lukis tentang kehidupan dunia anak-anak pedesaan usia 5-8 tahun. 3. Bagaimana implementasi visual tentang kehidupan anak-anak apabila diterapkan dan dalam karya seni lukis. D. Tujuan Tujuan yang ingin dicapai dalam penciptaan karya seni dengan judul Kehidupan Dunia Anak-anak dalam Imajinasi Visual adalah sebagai berikut: 1. Mendiskripsikan fantasi dunia anak-anak usia 5-8 tahun. 2. Merumuskan konsep penciptaan kehidupan dunia anak-anak pedesaan usia 5-8 tahun dalam imajinasi visual. 3. Mengetahui implementasi visual kehidupan anak-anak dalam karya seni lukis.
5 E. Manfaat Manfaat yang ingin diperoleh dalam penciptaan karya seni lukis dengan judul Kehidupan Dunia Anak-anak dalam Imajinasi Visual adalah: 1. Manfaat Praktis a. Bagi Pribadi Memeberikan pemahaman bahwa dunia anak-anak itu merupakan dunia yang menyenangkan dan penuh dengan imajinasi, dengan tingkah mereka yang polos dan jujur, sehingga memberikan inspirasi bagi penulis untuk menciptakan karya seni. b. Bagi Masyarakat Dapat memberikan inspirasi pada masyarakat untuk mengembangkan dan menggali kreativitas dalam berkesenian, shingga muncul suatu ide ataupun pemikiran-pemikiran yang baru yang bermanfaat dalam berkomunikasi kepada masyarakat umum dan pencinta seni. Di samping itu, bagi orang tua dapat memberikan gambaran tentang berbagai imajinasi dan fantasi dalam dunia anakanak, sehingga dapat memberikan inspirasi dan wacana bagi orang tua ketika mengarahkan perkembangan bakat anak-anak mereka. c. Bagi Keilmuan Untuk memperkaya khasanah dan pengetahuan tentang seni rupa khususnya tetang seni lukis.
6 2. Manfaat Teoritis Dapat memberi manfaat pada studi akademis, yaitu dapat dijadikan sebagai wacana dalam penulisan kepada mahasiswa.