PENGARUH PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) DARI PLTU II SULAWESI UTARA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON

dokumen-dokumen yang mirip
PENGARUH PENAMBAHAN ABU TERBANG (FLY ASH) TERHADAP KUAT TARIK BELAH BETON

KAJIAN KORELASI RASIO-AIR-POWDER DAN KADAR ABU TERBANG TERHADAP KINERJA BETON HVFA

KUAT TEKAN MORTAR DENGAN MENGGUNAKAN ABU TERBANG (FLY ASH) ASAL PLTU AMURANG SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

PENGARUH SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DENGAN ABU TERBANG TERHADAP KARAKTERISTIK TEKNIS BETON

PENGARUH KADAR FLY ASH TERHADAP KINERJA BETON HVFA

PENGARUH VARIASI KADAR SUPERPLASTICIZER TERHADAP NILAI SLUMP BETON GEOPOLYMER

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kualitas bahan, cara pengerjaan dan cara perawatannya.

KUAT TARIK LENTUR BETON GEOPOLYMER BERBASIS ABU TERBANG (FLY ASH)

BAB V PEMBAHASAN. digunakan memenuhi persyaratan yang telah ditentukan atau tidak. Karena

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PEMERIKSAAN KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON BERAGREGAT KASAR BATU RINGAN APE DARI KEPULAUAN TALAUD

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan beton non pasir, yaitu beton yang dibuat dari agregat kasar, semen dan

PEMANFAATAN SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN PADA CAMPURAN BETON DITINJAU DARI KEKUATAN TEKAN DAN KEKUATAN TARIK BELAH BETON

V. HASIL PENELITIAN. Tabel V-1 Hasil analisa fly ash Analisis kimia Satuan Fly ash Pasaran

PENGARUH PEMANFAATAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN DALAM CAMPURAN BETON DITINJAU TERHADAP KUAT TARIK LENTUR DAN MODULUS ELASTISITAS

TINJAUAN PUSTAKA. didukung oleh hasil pengujian laboratorium.

BAB III LANDASAN TEORI

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Vol.17 No.1. Februari 2015 Jurnal Momentum ISSN : X PENGARUH PENGGUNAAN FLY ASH SEBAGAI PENGGANTI AGREGAT TERHADAP KUAT TEKAN PAVING BLOCK

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil dari penelitian ini dapat dikelompokan menjadi dua, yaitu hasil

PEMANFAATAN ABU SEKAM PADI DENGAN TREATMENT HCL SEBAGAI PENGGANTI SEMEN DALAM PEMBUATAN BETON

BAB 1 PENDAHULUAN. Beton sebagai salah satu bahan konstruksi banyak dikembangkan dalam

BAB I PENDAHULUAN. efektifitas kinerja beton dengan meningkatkan kualitas campuran beton.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

KUAT TEKAN BETON DENGAN VARIASI AGREGAT YANG BERASAL DARI BEBERAPA TEMPAT DI SULAWESI UTARA

PERBANDINGAN PEMAKAIAN AIR KAPUR DAN AIR TAWAR SERTA PENGARUH PERENDAMAN AIR GARAM DAN AIR SULFAT TERHADAP DURABILITAS HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE

BAB I PENDAHULUAN. dipakai dalam pembangunan. Akibat besarnya penggunaan beton, sementara material

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 1

PEMAKAIAN VARIASI BAHAN TAMBAH LARUTAN GULA DAN VARIASI ABU ARANG BRIKET PADA KUAT TEKAN BETON MUTU TINGGI

BAB 3 METODOLOGI. Penelitian ini dimulai dengan mengidentifikasi masalah apa saja yang terdapat

II. TINJAUAN PUSTAKA. sejenisnya, air dan agregat dengan atau tanpa bahan tambahan lainnya. 2. Kegunaan dan Keuntungan Paving Block

PENGARUH PENAMBAHAN METAKAOLIN TERHADAP KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON MUTU TINGGI

PENGARUH TREATMENT PADA BOTTOM ASH TERHADAP KUAT TEKAN BETON HIGH VOLUME FLY ASH

BAB III LANDASAN TEORI. Beton pada umumnya adalah campuran antara agregat. kasar (batu pecah/alam), agregat halus (pasir), kemudian

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah membuat program untuk membangun pembangkit listrik dengan total

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. terbawa selama proses pengendapan. Pasir kuarsa yang juga dikenal dengan nama

PENGARUH VARIASI SUHU PADA PERAWATAN ELEVATED TEMPERATURE TERHADAP KUAT TEKAN DAN KUAT TARIK BELAH BETON

APLIKASI BETON RAMAH LINGKUNGAN

III. METODE PENELITIAN. ini adalah paving block dengan tiga variasi bentuk yaitu berbentuk tiga

PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) SEBAGAI BAHAN SUBSTITUSI SEMEN PADA BETON MUTU NORMAL

BAB III LANDASAN TEORI. dibandingkan beton normal biasa. Menurut PD T C tentang Tata Cara

BAB I PENDAHULUAN. serta bahan tambahan lain dengan perbandingan tertentu. Campuran bahan-bahan

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara

PEMANFAATAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

IV. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PEMBUATAN BATAKO DENGAN MEMANFAATKAN CAMPURAN FLY ASH DAN LUMPUR SIDOARJO DENGAN KADAR YANG TINGGI

BAB I PENDAHULUAN. dalam dunia konstruksi modern saat ini.

KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK KACA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

BAB I PENDAHULUAN. Dalam dunia Teknik Sipil, pengkajian dan penelitian masalah bahan bangunan

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

KAJIAN EXPERIMENTAL SIFAT KAREKTERISTIK MORTAR YANG MENGGUNAKAN ABU AMPAS TEBU SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN

KUAT TEKAN BETON YANG MENGGUNAKAN PASIR KADAR LUMPUR TINGGI DENGAN MENAMBAHKAN FLY ASH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB V HASIL PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Semakin meningkatnya suatu proses produksi dapat berpengaruh juga akan

ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS GELAS SERTA ANALISIS KUAT TEKAN BETON DENGAN BAHAN TAMBAH SERBUK HALUS ARANG BRIKET

BAB I PENDAHULUAN. Beton merupakan salah satu bahan material yang selalu hampir digunakan pada

PENGARUH PENAMBAHAN FLY ASH PADA BETON MUTU TINGGI DENGAN SILICA FUME DAN FILLER PASIR KWARSA

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

KETAHANAN DI LINGKUNGAN ASAM, KUAT TEKAN DAN PENYUSUTAN BETON DENGAN 100% FLY ASH PADA JANGKA PANJANG

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. Yufiter (2012) dalam jurnal yang berjudul substitusi agregat halus beton

PERBANDINGAN KUAT TEKAN ANTARA BETON DENGAN PERAWATAN PADA ELEVATED TEMPERATURE & PERAWATAN DENGAN CARA PERENDAMAN SERTA TANPA PERAWATAN

ANALISIS SIFAT MEKANIS BETON MUTU TINGGI DENGAN MEMANFAATKAN TEKNOLOGI HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE. Naskah Publikasi

PEMANFAATAN LIMBAH LUMPUR LAPINDO DALAM CAMPURAN BETON NORMAL

I. PENDAHULUAN. Pembangunan infrastruktur di tiap-tiap wilayah semakin meningkat, seiring dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Self Compacting Concrete (Beton memadat Mandiri) adalah campuran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENGARUH PERAWATAN DAN UMUR TERHADAP KUAT TEKAN BETON GEOPOLIMER BERBASIS ABU TERBANG

STUDI KUAT TEKAN DAN MODULUS ELASTISITAS BETON DENGAN AGREGAT HALUS COPPER SLAG

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan bangunan rumah, gedung, sekolah, kantor, dan prasarana lainnya akan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah : Semen yang digunakan pada penelitian ini ialah semen PCC (Portland

STUDI EKSPERIMENTAL PENGARUH PENGGUNAAN STELL FIBER TERHADAP UJI KUAT TEKAN, TARIK BELAH DAN KUAT LENTUR PADA CAMPURAN BETON MUTU f c 25 MPa

BAB III LANDASAN TEORI. sekumpulan interaksi mekanis dan kimiawi dari material pembentuknya.

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS WIRARAJA SUMENEP - MADURA

BAB I BETON MUTU TINGGI (HIGH STRENGHT CONCRETE)

PENGARUH FLY ASH PADA KUAT TEKAN CAMPURAN BETON MENGGUNAKAN EXPANDED POLYSTYRENE SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL PASIR

PENGARUH VARIASI PERAWATAN BETON TERHADAP SIFAT MEKANIK HIGH VOLUME FLY ASH CONCRETE UNTUK MEMPRODUKSI BETON KUAT TEKAN NORMAL

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. bidang konstruksi, pemakaian beton yang cukup besar memerlukan usaha-usaha

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan konstruksi bangunan di Indonesia telah berkembang dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Beton adalah salah satu bahan yang umum digunakan untuk konstruksi bangunan. Hampir semua bangunan gedung,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB III LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. penyusunnya yang mudah di dapat, dan juga tahan lama. Beton ringan adalah beton yang memiliki berat jenis yang lebih ringan dari

PEMANFAATAN LIMBAH DEBU PELEBURAN BIJIH BESI (DEBU SPONS) SEBAGAI PENGGANTI SEBAGIAN SEMEN PADA MORTAR

REAKTIVITAS BERBAGAI MACAM POZZOLAN DITINJAU DARI SEGI KEKUATAN MEKANIK

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV DATA DAN ANALISIS

BAB 1 PENDAHULUAN. digunakan bahan tambah yang bersifat mineral (additive) yang lebih banyak bersifat

PERBANDINGAN KINERJA BETON YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND POZZOLAN DENGAN YANG MENGGUNAKAN SEMEN PORTLAND TIPE I

Pengaruh Variasi Jumlah Semen Dengan Faktor Air Yang Sama Terhadap Kuat Tekan Beton Normal. Oleh: Mulyati, ST., MT*, Aprino Maramis** Abstrak

LAMPIRAN I PEMERIKSAAN BAHAN. Universitas Sumatera Utara

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN. dengan abu terbang dan superplasticizer. Variasi abu terbang yang digunakan

PENGGUNAAN PASIR SILIKA DAN PASIR LAUT SEBAGAI AGREGAT BETON The Use of Sea and Silica Sand for Concrete Aggregate

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia nesia dikenal sebagai salah satu negara dengan jumlah penduduk

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Agregat yang digunakan untuk penelitian ini, untuk agregat halus diambil dari

Transkripsi:

PENGARUH PEMANFAATAN ABU TERBANG (FLY ASH) DARI PLTU II SULAWESI UTARA SEBAGAI SUBSTITUSI PARSIAL SEMEN TERHADAP KUAT TEKAN BETON Alfian Hendri Umboh Marthin D. J. Sumajouw, Reky S. Windah Fakultas Teknik, Jurusan Teknik Sipil, Universitas Sam Ratulangi, Manado email : alfian_umboh@yahoo.com ABSTRAK Di Indonesia, pembangunan konstruksi-konstruksi beton, khususnya yang memerlukan persyaratan yang sederhana dengan menggunakan semen murni merupakan sebuah pemborosan dari segi biaya. Untuk menanggulangi dampak penggunaan semen yang berlebihan tersebut, maka pemakaian High Volume Fly ash Concrete untuk menggantikan pemakaian beton normal menjadi salah satu solusi yang tepat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui sejauh mana pengaruh penggantian sebagian semen dengan abu terbang (fly ash) terhadap kuat tekan beton mutu normal. Untuk tipe abu terbang yang digunakan yaitu abu terbang kelas C. Komposisi variasi penambahan abu terbang (fly ash) sebanyak 0%, 30%, 40%, 50%, 60% dan 70% dari berat semen. Benda uji yang digunakan adalah berbentuk silinder, yang diuji pada umur 7, 14, 21 dan 28 hari. Penelitian ini menguji beton dengan benda uji silinder (diameter 100 mm dan tinggi 200 mm) sebanyak 96 sampel dan terdiri dari 6 variasi konsentrasi abu terbang pada pengujian 7, 14, 21, 28 hari dan masing-masing variasi sebanyak 16 sampel. Berdasarkan hasil pengujian, penambahan persentase abu terbang (fly ash) sebesar 30%, 40%, 50%, 60%, 70% memiliki nilai kuat tekan tertinggi pada presentase abu terbang (fly ash) 30% yaitu sebesar 24,18 MPa untuk umur beton 28 hari. Dan nilai kuat tekan terendah pada presentase abu terbang (fly ash) 70% yaitu sebesar 3,645 MPa untuk umur beton 7 hari. Kata kunci: abu terbang (fly ash), kuat tekan PENDAHULUAN Untuk menanggulangi dampak penggunaan semen yang berlebihan, maka pemakaian High Volume Fly ash Concrete untuk menggantikan pemakaian beton normal menjadi salah satu solusi yang tepat. Dengan mengurangi penggunaan semen yang signifikan ini, akan dapat mengurangi biaya pembangunan dari tipe konstruksi yang sederhana. Saat ini di Provinsi Sulawesi Utara Abu terbang adalah produk sampingan sebagai limbah dari PLTU II Sulawesi Utara yang menggunakan batu bara sebagai bahan bakar untuk pembangkit tenaga listrik, berupa butiran halus ringan, bundar, serta bersifat pozzolanik. Penambahan Abu terbang (Fly ash) pada campuran beton bersifat pozzolan, sehingga bisa menjadi bahan tambah mineral yang baik untuk beton. Pozzolan adalah bahan yang mengandung silika atau silika dan alumunium yang bereaksi secara kimia dengan kalsium hidroksida pada temperatur biasa membentuk senyawa bersifat cementitious (bersifat mengikat). Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengetahui variasi komposisi campuran beton mutu normal yang menggunakan material bahan tambahan Abu terbang dengan konsentrasi Abu terbang yang tinggi, terhadap kuat tekan beton bila menggunakan Abu terbang yang berasal dari PLTU II Sulawesi Utara tersebut. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui nilai kuat tekan beton mutu normal pada kondisi High Volume Fly ash Concrete akibat pengaruh penggantian sebagian semen terhadap abu terbang (fly ash). Manfaat penelitian ini adalah dapat dijadikan acuan dalam melaksanakan pembuatan campuran beton mutu normal dengan penggantian semen terhadap fly ash yang tinggi dengan kuat tekan optimum untuk mendapatkan biaya yang ekonomis, yang menggunakan bahan tambah abu terbang yang berasal dari PLTU II Sulawesi Utara. Menambah pengetahuan tentang sifat mekanik beton mutu normal dengan variasi 352

bahan tambah abu terbang (fly ash), terutama pengaruhnya terhadap kuat tekan beton mutu normal tersebut. Sebagai bekal bagi peneliti selanjutnya untuk dapat melanjutkan penelitian mengenai sifat-sifat mekanik lain dari pengaruh pencampuran abu terbang pada high volume fly ash (HVFA) concrete. LANDASAN TEORI Beton juga dapat didefinisikan sebagai bahan bangunan dan konstruksi yang sifatsifatnya dapat ditentukan terlebih dahulu dengan mengadakan perencanaan dan pengawasan yang teliti terhadap bahan-bahan yang dipilih (Samekto, 2001). Fly-ash atau abu terbang yang merupakan sisa-sisa pembakaran batu bara, yang dialirkan dari ruang pembakaran melalui ketel berupa semburan asap, yang berbentuk partikel halus dan merupakan bahan anorganik yang terbentuk dari perubahan bahan mineral karena proses pembakaran dari proses pembakaran batubara pada unit pembangkit uap (boiler) akan terbentuk dua jenis abu yaitu abu terbang (fly ash) dan abu dasar (bottom ash). Menurut ACI Committee 226 dijelaskan bahwa, fly-ash mempunyai butiran yang cukup halus, yaitu lolos ayakan N0. 325 (45 mili mikron) 5-27%, dengan spesific gravity antara 2,15-2,8 dan berwarna abu-abu kehitaman. Sifat proses pozzolanic dari fly-ash mirip dengan bahan pozzolan lainnya. Menurut ASTM C.618 (ASTM, 1995:304) abu terbang (fly-ash) didefinisikan sebagai butiran halus residu pembakaran batubara atau bubuk batubara. Abu terbang atau fly ash dapat dibedakan menjadi 3 jenis (ACI Manual of Concrete Practice 1993 parts 1 226.3R-3), yaitu : 1. Kelas C Fly ash yang mengandung CaO lebih dari 10% yang dihasilkan dari pembakaran lignite atau sub-bitumen batu bara (batu bara muda). senyawa lain yang terkandung didalamnya : SiO 2 (30-50%), Al 2 O 3 (17-20%), Fe 2 O 3, MgO, Na 2 O dan sedikit K 2 O. mempunyai specific gravity 2,31-2,86. Mempunyai sifat pozzolan, tetapi juga langsung bereaksi dengan air untuk membentuk CSH (CaO.SiO 2. 2H 2 O). kalsium Hidroksida dan Ettringite yang mengeras seperti semen. 2. Kelas F Fly ash yang mengandung CaO kurang dari 10% yang dihasilkan dari pembakaran anthracite atau bitumen batu bara. senyawa lain yang terkandung didalamnya : SiO 2 (30-50%), Al 2 O 3 (45-60%), MgO, K 2 O dan sedikit Na 2 O. mempunyai specific gravity 2,15-2,45. bersifat seperti pozzolan, tidak bisa mengendap karena kandungan CaO yang kecil. 3. Kelas N Pozzolan alam atau hasil pembakaran yang dapat digolongkan antara lain tanah diatomic, opaline chertz dan shales, tuff dan abu vulkanik yang mana biasa diproses melalui pembakaran atau tidak melalui peoses pembakaran. selain itu, juga mempunyai sifat pozzolan yang baik. High volume fly ash (HVFA) concrete adalah beton dimana setidaknya 50% jumlah semen sebagai bahan pengikat digantikan fly ash baik berupa kelas F fly ash maupun kelas C fly ash. Istilah high volume fly ash concrete sendiri pertama kali diperkenalkan oleh peneliti di pusat penelitian CANMET Canada pada tahun 1980an (Malhotra and Mehta, 2005). Pemakaian HVFA concrete memberikan beberapa keuntungan terhadap beton yang dihasilkan, baik dalam keadaan beton segar maupun beton yang telah mengeras. Keuntungan-keuntungan yang diperoleh tersebut adalah: a. Peningkatan kelecakan beton b. Kemudahan dalam finishing permukaan beton. c. Drying shrinkage dan creep d. Peningkatan durabilitas beton Meskipun pemakaian high volume fly ash concrete sangat bersesuain dengan kampanye green concrete, masih ada beberapa kendala yang menyebabkan teknologi ini belum dapat diterima secara luas. Hambatan-hambatan tersebut dapat disebutkan, yaitu: a. Hambatan dari segi peraturan. b. Perkembangan kuat tekan yang lambat c. Umur perawatan beton yang lama. 353

Tabel 1. Bangunan yang dibangun memakai High Volume Fly ash Concrete (HVFA) Jumlah Fly No Nama Bangunan ash Concrete blok untuk satelit 1 komunkasi di Ottawa - Kanada Landasan parkir dikomplek hotel 2 dan perkantoran, Haliax Canada (1988) Tempat kerja pekerja seni, 3 Vancouver Canada (2001) Peningkatan struktur tahan gempa 4 Barker Hall University of Caliornia Berkeley USA (2001) Perkerasan jalan beton, Punjab India 5 (2002) Sumber: Solikin, 2011 Kelas Fly ash Jumlah Semen Kelas F 193 151 Mutu Beton (Kg/m³) (Kg/m³) (MPa) 46 (91 hari) Kelas F 220 180 Kelas F 195 195 Kelas F 197 160 Kelas F 225 225 50 (120 hari) 41 (28 hari) 38 (28 hari) 41 (28 hari) PELAKSANAAN PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Material dan Struktur Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi. Bagan metode penelitiannya dapat dilihat pada Gambar 1. Perencanaan komposisi berdasarkan rancangan campuran yang sudah pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya mengenai High Volume Fly ash Concrete (Mehta, 2004) dengan dimodifikasi, mengingat komposisi material yang digunakan tersebut berbeda. Gambar 1. Bagan Alir Penelitian 354

Tabel 2. Rancangan campuran High Volume Fly ash Concrete Strength Level Low Moderate High Beton Normal 28 Hari 20 Mpa 30 Mpa 40 Mpa 32 Mpa Rancangan Campuran Air (Kg/m³) 120-130 115-125 100-120 208.33 Semen (Kg/m³) 100-130 150-160 180-200 373.00 Fly ash (Kg/m³) 125-150 180-200 200-225 w/c ratio 0.4-0.45 0.33-0.35 0.3-0.32 0.56 Kerikil max. 19 mm (Kg/m³) 1.100-1.200 1.100-1.200 1.100-1.200 1,182 Pasir (Kg/m³) 800-900 800-900 800-900 636.53 Superplastizer Sumber: Mehta, 2004 Ditambahkan sesuai tinggi slump rencana Tabel 3. Komposisi Campuran Beton dengan Variasi Abu Terbang pada Kondisi Lapangan per m 3 No Semen Fly Ash Total Air fas Pasir Agregat < 10mm Agregat > 10mm Slump Kg/m³ Kg/m³ Kg/m³ Kg Kg/m³ Kg/m³ Kg/m³ mm 1 2 3 = 1 + 2 4 5 = 4/3 6 7 8 9 1 300 0 300 140 0,47 664 740 493 85-95 0% 2 210 90 300 140 0,47 664 740 493 85-95 30% 3 180 120 300 140 0,47 664 740 493 85-95 40% 4 150 150 300 140 0,47 664 740 493 85-95 50% 5 120 180 300 140 0,47 664 740 493 85-95 60% 6 90 210 300 140 0,47 664 740 493 85-95 70% Sumber : hasil pengujian % Fly Ash Sehingga berdasarkan rancangan campuran Tabel 2. di atas maka dibuatlah komposisi campuran dengan variasi campuran seperti pada Tabel 3. Pelaksanaan campuran dilakukan di Laboratorium Struktur dan Material Bangunan Jurusan Sipil Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi Manado, dengan langkah-langkah sebagai berikut : 1. Material yang telah disiapkan, ditimbang sesuai dengan hasil perhitungan komposisi campuran yang telah dihitung dengan memperhatikan jumlah cetakan yang tersedia. Dan alat-alat yang akan digunakan telah disiapkan. Untuk mengantisipasi kekurangan campuran beton akibat faktor pengerjaan adukan terbuang selama pemadatan dan perataan permukaan beton, berat setiap material yang dipakai dalam pencampuran adalah 1.20 kali berat tiap material hasil perhitungan. 2. Campurkan terlebih dahulu semen dengan fly ash dengan konsentrasi tertentu yang sudah dipersiapkan terlebih dahulu secara manual dengan menggunakan tropol di dalam ember/loyang secara merata. 3. Masukkan batu pecah dan pasir yang sudah dipersiapkan ke dalam molen terlebih dahulu, lalu mesin dihidupkan selama ±5 menit. Kemudian matikan mesin dan masukkan semen yang telah disubstitusi sesuai prosentase abu terbang (0%, 30%, 40%, 50%, 60%, 70%). Hidupkan kembali mesin molen ±5 menit agar campuran benarbenar tercampur rata. 4. Tuangkan air secara bertahap dan sesekali mesin dihentikan dan dicek keencerannya atau di campur secara manual dengan tropol pada bagian-bagian yang belum tercampur secara merata. 5. Setelah dicampur ±5 menit beton siap diukur nilai slumpnya kemudian dicetak. Nilai slump tetap dipertahankan dalam penelitian sehingga jumlah air yang digunakan berubah-ubah. 355

HASIL DAN PEMBAHASAN Tabel 4. Hasil pemeriksaan kandungan kimia abu terbang (fly ash) No Parameter Hasil Metode Satuan Analisis Analisis 1 Air 0,65 % Oven 2 SiO2 48,06 % Gravimetrik 3 Al2O3 34,76 % S.S.A 4 Fe2O3 3,91 % S.S.A 5 CaO 25,06 % S.S.A 6 Mgo 14,53 % S.S.A 7 K2O 28,56 % S.S.A 8 Na2O 0,75 % S.S.A Sumber : Balai Riset dan Standarisasi Industri Manado Berdasarkan standard ASTM untuk fly ash kelas C: SiO 2 (30-50%), Al 2 O 3 (17-20%) pengujian diatas masuk dalam kategori klasifikasi fly ash kelas C. Tabel 5. Hasil pemeriksaan berat volume beton rata-rata. Kadar fly ash 2220 2200 2180 2160 2140 2120 Jumlah sampel Ukuran benda uji Dia- Tinggi meter 2213.845 2199.123 Volume benda uji Berat rata-rata benda uji Berat Volume (Kg/m³) 2181.218 2173.659 2163.314 2151.377 0 30 40 50 60 70 Berat volume ratarata % mm mm mm³ Kg Kg/m³ 0 16 100 200 1570796 3,48 2213,8 30 16 100 200 1570796 3,45 2199,1 40 16 100 200 1570796 3,44 2181,2 50 16 100 200 1570796 3,41 2173,7 60 16 100 200 1570796 3,40 2163,3 70 16 100 200 1570796 3,38 2151,4 Sumber : hasil pengujian Variasi fly ash (%) Gambar 3. Grafik Berat Volume Beton Gambar 2. Bentuk fisik fly ash Sumber : hasil pengujian Pemeriksaan Berat volume beton Berat volume beton merupakan perbandingan antara berat beton dengan volume beton yang sangat tergantung dari komposisi material adukan beton yang direncanakan. Sehingga apabila bahan penyusunnya memiliki berat volume yang besar, maka beton yang dihasilkan akan memiliki berat volume yang besar pula. Dari hasil penelitian pada Tabel 5. dan Gambar 3. dapat diketahui bahwa berat volume beton terbesar terdapat pada variasi fly ash 0% beton normal yaitu sebesar 2213,85 kg/m 3. Berat volume beton terkecil terdapat pada variasi beton variasi fly ash 70% yaitu sebesar 2151,38 kg/m 3. Pengujian Kuat Tekan Beton Pengujian kuat tekan beton dilaksanakan setelah benda uji silinder telah berumur 28 hari. Pengujian kuat tekan beton dilakukan untuk memperoleh nilai kuat tekan beton dengan adanya perbedaan varisi penggantian sebagian semen terhadap fly ash. Sedangkan hasil uji kuat tekan beton rata-rata dengan berbagai variasi penggantian sebagian semen terhadap fly ash dapat dilihat pada Tabel-tabel berikut ini. Tabel 6. Rekapitulasi kuat tekan beton dengan presentase fly ash terhadap umur perawatan beton Presentase Kuat Tekan Beton (MPa) fly ash 7 hari 14 hari 21 hari 28 hari 0% 15,07 16,85 19,01 24,83 30% 14,18 14,2 16,41 24,18 40% 9,02 11,09 12,45 15,3 50% 7,09 7,64 9,13 12,28 60% 5,26 6,62 6,74 8,02 70% 3,65 4,39 4,66 4,79 Dari tabel dapat lihat bahwa kuat tekan maksimum diperoleh dari substitusi Fly ash sebesar 0% dengan nilai sebesar 24,83 MPa dan kuat tekan terendah terjadi pada substitusi Fly ash sebesar 70% dengan nilai sebesar 4,79 MPa. Secara keseluruhan penggunaan substitusi Fly 356

ash hingga 30% menghasilkan kuat tekan beton yang cukup signifikan yang tidak berbeda jauh dengan beton tanpa Fly ash. Selanjutnya akan disajikan data hubungan kuat tekan dan prosentase Fly ash dalam bentuk grafik. Gambar 4. Grafik hubungan antara presentase fly ash terhadap umur perawatan beton Dari grafik terlihat hubungan kuat tekan dan prosentase abu terbang menunjukan model grafik di mana terjadi kenaikan kuat tekan pada beton seiring menurunnya presentase fly ash pada beton. Pada kondisi presentase fly ash 0% maka nilai kuat tekan berada pada kondisi maksimum, namun pada presentase fly ash 70% maka nilai kuat tekan berada pada kondisi minimum. Gambar 5. Grafik hubungan antara presentase fly ash vs kuat tekan beton PENUTUP Kesimpulan Pada penelitian ini dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut: 1. Penambahan persentase abu terbang (fly ash) sebesar 30%, 40%, 50%, 60%, 70% memiliki nilai kuat tekan tertinggi pada presentase abu terbang (fly ash) 30% yaitu sebesar 24,18 MPa untuk umur beton 28 hari. Dan nilai kuat tekan terendah pada presentase abu terbang (fly ash) 70% yaitu sebesar 3,645 MPa untuk umur beton 7 hari. 2. Dalam perencanaan beton High Volume Fly Ash (HVFA) Concrete untuk tipe abu terbang (fly ash) kelas C, presentase yang digunakan untuk mendapatkan nilai kuat tekan optimum yaitu presentase 30% abu terbang (fly ash). Saran Bebarapa saran yang dapat disampaikan adalah sebagai berikut: 1. Dalam pembuatan beton High Volume Fly Ash (HVFA) Concrete diperlukan material campuran yang berkualitas. Ketelitian dalam perencanaan campuran (mix design) serta dalam penimbangan bahan sangat menentukan kualitas dan kekuatan beton. 2. Perlu adanya penelitian mengenai proses perawatan beton High Volume Fly Ash (HVFA) Concrete dengan cara dibakar atau dipanaskan dalam oven, mengingat abu terbang (fly ash) tahan terhadap suhu yang ekstreme. 3. Untuk umur perawatan beton, diperlukan pengujian hingga 56 hari perendaman mengingat proses pengikatan abu terbang (fly ash) ini tidak sama dengan semen yang hanya 28 hari umur perawatan. DAFTAR PUSTAKA ACI. Manual of Concrete Practice. 1993 parts 1 226.3R-3 American Society for Testing and Materials (ASTM). 1995. 304. C.618 Mehta P. K., 2004. High-performance, high-volume fly Ash concrete for sustainable Development. University of California. Berkeley USA. Rompas, G., 2013. Pengaruh Pemanfaatan Abu Ampas Tebu Sebagai Substitusi Parsial Semen Dalam Campuran Beton di Tinjau Terhadap Kuat Tarik Lentur dan Modulus Elastisitas. Skripsi Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi 357

Samekto, W., 2001. Teknologi Beton. Kanisius. Yogyakarta Solikin, M., 2011 Simposium nasional RAPI XI FT UMS. Sumajouw, M. D. J., Dapas S. O., 2013. Elemen Struktur Beton Bertulang Geopolymer. Andi. Yogyakarta 358