BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II LANDASAN TEORI. bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. pajak, diantaranya pengertian pajak yang dikemukakan oleh Prof. Dr. P. J. A. Adriani

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sendiri, menurut Rochmat Soemitro dalam bukunya Mardiasmo (2011 : 1) :

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II KERANGKA TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pajak merupakan komponen yang sangat penting dalam keberlangsungan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. karangan Prof. Dr. Mardiasmo (2011:1) pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

PENGERTIAN DAN DEFINISI CIRI CIRI YANG MELEKAT PADA DEFINISI PAJAK ISTILAH-ISTILAH PERPAJAKAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. Rochmat Soemitro, SH definisi pajak yaitu iuran rakyat

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan

BAB I PENDAHULUAN. dalam pembangunan negara. Karena pajak mempunyai kontribusi yang tinggi terhadap

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Definisi. SPT (Surat Pemberitahuan)

SPT (Surat Pemberitahuan) Saiful Rahman Yuniarto

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN

BAB II LANDASAN TEORITIS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. menurut Rochmat Soemitro, seperti yang dikutip Waluyo (2008:3)

KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM ) bebas yang menyeluruh (global). Negara Indonesia berusaha segiat-giatnya

BAB II LANDASAN TEORI. Dalam Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, Undang-undang Nomor 28

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SURAT PEMBERITAHUAN (SPT) DAN BATAS PEMBAYARAN PAJAK

Repositori STIE Ekuitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Penggalian potensi penerimaan dalam negeri akan terus ditingkatkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. gencar melakukan beberapa upaya seperti halnya penentuan target penerimaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri (PKLM) Pajak merupakan sumber penerimaan yang paling potensial di Indonesia.

BAB 1 PENDAHULUAN. negara. Hal ini dapat dilihat dari persentase dalam APBN tahun 2006 yang terdiri

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mendapat jasa timbal (kontraprestasi) yang langsung dapat ditunjukkan

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

BAB II BAHAN RUJUKAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERTEMUAN 13: PPh Pasal 25 (Umum /Perhitungan)

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pembangunan nasional yang berlangsung terus menerus dan

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk keperluan negara bagi sebesar-besarnya kemakmuran

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

SUSUNAN DALAM SATU NASKAH UNDANG-UNDANG PERPAJAKAN

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan. Oleh Ruly Wiliandri

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. memperhatikan masalah pembiayaan dan pembangunan.

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat adil dan makmur, diperlukan pembangunan di segala sektor.

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HULU SUNGAI UTARA NOMOR 15 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HULU SUNGAI UTARA,

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN Ditetapkan tanggal 17 Juli 2007 KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri. Praktik kerja lapangan ini adalah salah satu mata kuliah yang harus diambil

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Definisi Pajak menurut undang-undang No.16 tahun 2009 tentang. perubahan keempat atas undang undang No. 6 tahun 1983 tentang

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA TENTANG KETENTUAN UMUM DAN TATA CARA PERPAJAKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG PRAKTEK KERJA LAPANGAN MANDIRI. Praktik Kerja Lapangan Mandiri adalah kegiatan yang dilakukan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN HALMAHERA TIMUR NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI HALMAHERA TIMUR,

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah iuran rakyat kepada Kas Negara berdasarkan Undang-undang (yang dapat

BAB III GAMBARAN DATA PRAKTIK KERJA LAPANGAN MANDIRI. karena sumber-sumber penerimaan yang lain, selain pajak seperti pendapatan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 16 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK PARKIR

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. mempunyai pendapat yang berbeda, antara lain:

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2010 PERATURAN DAERAH KABUPATEN PACITAN NOMOR 9 TAHUN 2010 TENTANG PAJAK RESTORAN

PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 07 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PENERANGAN JALAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANOKWARI,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Menurut Andriani (1991) dalam Waluyo (2011), pajak adalah iuran kepada negara

RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN MANOKWARI NOMOR 05 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI MANOKWARI,

PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 16 TAHUN 2011 TENTANG PETUNJUK PELAKSANAAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN SIDOARJO NOMOR 8 TENTANG PAJAK RESTORAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber dana yang terjamin untuk menjalankan fungsi-fungsi pemerintah. Sumber

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN WALIKOTA YOGYAKARTA NOMOR 12 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Indonesia merupakan salah satu Negara berkembang dimana pendapatan terbesar

Mengenal Lebih Dekat Pajak Pertambahan Nilai

BAB II. adalah iuran kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Prof. Dr. P.J.A. Adriani, Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tentang Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan Pasal 1 ayat 1:

BAB II LANDASAN TEORI. pajak berdasarkan Undang-Undang No.28 Tahun 2007 tentang. Ketentuan Umum dan Tata Cara Perpajakan, yaitu sebagai berikut:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KARANGASEM NOMOR 20 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI KARANGASEM,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Pengertian Pajak sesuai dengan Undang-Undang Ketentuan Umum

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan Undang-Undang, dengan tidak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2000 TENTANG

WALIKOTA PANGKALPINANG PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG

BAB III PEMBAHASAN TENTANG PENERAPAN PENGHITUNGAN, PEYETORAN, DAN PELAPORAN PAJAK PENGHASILAN PASAL 25 ATAS WAJIB PAJAK BADAN.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. rakyat ke kas Negara berdasarkan undang-undang (yang dapat dipaksakan)

PERATURAN DAERAH KABUPATEN BURU NOMOR 08 TAHUN 2011 TENTANG PAJAK RESTORAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BURU,

BUPATI KOTAWARINGIN BARAT PERATURAN BUPATI KOTAWARINGIN BARAT NOMOR 34 TAHUN 2011 TENTANG TATA CARA PEMERIKSAAN PAJAK DAERAH

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan nasional untuk mencapai masyarakat adil dan makmur.

Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH KABUPATEN LUWU TIMUR dan BUPATI LUWU TIMUR MEMUTUSKAN :

PEMERINTAH KABUPATEN MUARO JAMBI

BUPATI BUTON RANCANGAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BUTON NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG PAJAK PARKIR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BUTON,

BAB II LANDASAN TEORI / PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Pengertian bank menurut Pasal 1 Undang-undang No.10 Tahun 1998

- 1 - BUPATI TULUNGAGUNG PERATURAN BUPATI TULUNGAGUNG NOMOR 34 TAHUN 2012 TENTANG PEDOMAN PEMUNGUTAN PAJAK MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2007 TENTANG

BAB II LANDASAN TEORI. Pajak merupakan sumber penerimaan negara yang sangat dominan.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Praktik Kerja Lapangan Mandiri ( PKLM ) untuk mewujudkannya. Untuk menanggulangi dana yang cukup besar itu,

PEMERINTAH KOTA YOGYAKARTA PERATURAN DAERAH KOTA YOGYAKARTA NOMOR 5 TAHUN 2009 TENTANG RETRIBUSI IZIN USAHA PERDAGANGAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. pribadi maupun badan yang bersifat memaksa berdasar Undang-Undang, dengan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Beberapa ahli dalam perpajakan telah memberikan pengertian pajak, antara lain sebagai berikut:

PERATURAN DAERAH KABUPATEN OGAN KOMERING ULU NOMOR 18 TAHUN 2010 TENTANG BEA PEROLEHAN HAK ATAS TANAH DAN BANGUNAN

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN BOGOR PERATURAN DAERAH KABUPATEN BOGOR

PERATURAN DAERAH KOTA PANGKALPINANG

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN METODE PENGAMATAN A. Tinjauan Pustaka 1. Pengelolaan Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (2007:657) pengelolaan didefinisikan sebagai berikut ini : a. Proses, cara, perbuatan mengelola. b. Proses melakukan kegiatan tertentu dengan menggerakan tenaga orang lain. Proses yang membantu merumuskan dan tujuan organisasi. Proses yang memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan dan pencapaian tujuan. Ditinjau dari etimologis pengelolaan berasal dari kata kelola dan kata kerjanya mengelola yang berarti mengerjakan sesuatu yang bersifat proses untuk menghasilkan sesuatu. 2. Surat Pemberitauan (SPT) Surat Pemberitahuan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan penghitungan dan pembayaran pajak, objek pajak dan bukan objek pajak dan harta dan kewajiban, menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Mardiasmo (2004:17) Surat Pemberitahuan (SPT) adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk melaporkan perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang menurut ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan. Fungsi Surat Pemberitahuan antara lain : a. Fungsi SPT bagi Wajib Pajak Pajak Penghasilan adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan penghitungan jumlah pajak yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang: 1. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri dan melalui pemotongan atau pemungutan pihak lain dalam satu Tahun Pajak atau bagian Tahun Pajak. 2. Penghasilan yang merupakan objek pajak dan bukan objek pajak. 3. Harta dan kewajiban. 5

6 4. Pembayaran dari pemotongan atau pemungut tentang pemotongan atau pemungutan pajak orang pribadi atau badan lain dalam satu Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. b. Fungsi SPT bagi Pengusaha Kena Pajak adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan perhitungan jumlah Pajak Pertambahan Nilai dan Pajak Penjualan atas Barang Mewah yang sebenarnya terutang dan untuk melaporkan tentang : 1. Pengkreditan Pajak Masukan terhadap Pajak Keluaran 2. Pembayaran atau pelunasan pajak yang telah dilaksanakan sendiri oleh Pengusaha Kena Pajak dan melalui pihak lain dalam satu Masa Pajak sesuai dengan ketentuan peraturan perundangundangan perpajakan. c. Bagi Pemotong atau pemungut pajak adalah sebagai sarana untuk melaporkan dan mempertanggungjawabkan pajak yang dipotong atau dipungut dan disetorkan. Terdapat 2 macam SPT yaitu : 1. SPT Masa adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang dalam suatu Masa Pajak atau dalam jangka waktu 1 bulan pada suatu saat. Jenis SPT Masa terdiri dari : a. SPT Msa PPh Pasal 21 dan Pasal 26. b. SPT Masa PPh Pasal 22. c. SPT Masa PPh Pasal 23 dan Pasal 26. d. SPT Masa PPh Pasal 4 Ayat 2. e. SPT Masa PPh Pasal 15. f. SPT Masa PPN. g. SPT Masa PPnBM. 2. SPT Tahunan adalah surat yang oleh Wajib Pajak digunakan untuk perhitungan dan pembayaran pajak yang terutang dalam suatu tahun pajak. Jenis SPT Tahunan terdiri dari :

7 a. SPT 1771 S : SPT Tahunan PPh bagi Wajib Pajak Badan. b. SPT 1771 $ : SPT Tahunan PPh bagi Wajib Pajak Badan yang diizinkan menyelenggarakan pembukuan dalam bahasa Inggris dan mata uang dolar Amerika Serikat. c. SPT 1770 : SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki penghasilan dari usaha pekerjaan bebas, dari satu atau lebih pemberi kerja. d. SPT 1770 S : SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki penghasilan dari satu atau lebih pemberi kerja, dengan penghasilan bruto lebih dari 60.000.000,- pertahun e. SPT 1770 SS : SPT Tahunan PPh Wajib Pajak Orang Pribadi yang memiliki penghasilan dari satu pemberi kerja, dengan penghasilan bruto tidak lebih dari 60.000.000,- pertahun. Bentuk dan Isi Surat Pemberitahuan : 1. Bentuk Surat Pemberitahuan ada 2 macam : a. Formulir kertas (hard copy) b. Data elektronik atau e-spt 2. Isi Surat Pemberitahuan Surat Pemberitahuan paling sedikir berisi : a. Nama Wajib Pajak, Nomor Pokok Wajib Pajak, dan Alamat Wajib Pajak. b. Masa Wajib Pajak atau Tahun Pajak yang bersangkutan. c. Tanda tangan Wajib Pajak atau Kuasa Wajib Pajak. Penyampaian Surat Pemberitahuan dapat melalui : 1. Menyampaikan langsung ke Kantor Pelayanan Pajak. 2. Melalui Kantor Pos. 3. Melalui Perusahaan Jasa Kurir atau Jasa Ekspedisi. Batas waktu penyampaian SPT adalah : a. SPT Masa paling lambat 20 (dua puluh) hari setelah akhir Masa Pajak.

8 b. SPT Tahunan Pajak Penghasilan bagi Orang Pribadi paling lambat 3 (tiga) bulan setelah akhir Tahun Pajak. Paling lambat tanggal 31 Maret. Apabila Surat Pemberitahuan tidak disampaikan dalam jangka waktu yang telah ditentukan atau batas waktu perpanjangan penyampaian Surat Pemberitahuan akan dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar : 3. Pajak a. Denda Rp500.000,- (lima ratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Masa Pajak Pertambahan Nilai. b. Denda Rp100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pmberitahuan Masa lainnya. c. Denda Rp1.000.000,- (satu juta rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Badan. d. Denda Rp100.000,- (seratus ribu rupiah) untuk Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan Wajib Pajak Orang Pribadi. Pengertian Pajak menurut undang-undang No. 28 Tahun 2007 adalah kontribusi wajib pajak kepada negara yang terutang oleh orang pribadi atau badan yang bersifat memaksa berdasarkan undang-undang, dengan tidak mendapatkan imbalan secara langsung dan digunakan untuk keperluan Negara bagi sebesarbesarnya kemakmuran rakyat. Pengertian Pajak menurut para ahli sebagai berikut : Menurut Rochmat Soemitro (2002:5) Sumarsan), Pajak adalah iuran rakyat kepada kas negara berdasarkan undang undang (yang dapat dipaksakan) dengan tiada mendapat jasa timbal (kontra prestasi) yang langsung dapat ditunjukan dan digunakan untuk membayar pengeluaran umum. Menurut P. J. A. Andriani (2002:4) Sumarsan), Pajak adalah iuran masyarakat kepada negara (yang dapat dipaksakan) yang terutang oleh yang wajib membayarnya menurut peraturanperaturan umum (undang-undang) dengan tidak mendapat prestasi kembali yang langsung dapat ditunjuk dan yang gunanya adalah untuk membiayai pengeluaran-pengeluaran umum berhubung tugas negara untuk menyelenggarakan pemerintahan. Menurut Sommerfeld Ray M., Anderson Herschel M., & Brock Horace R (2012:54) Sumarsan), Pajak adalah suatu

9 pengalihan sumber dari sektor swasta ke sektor pemerintah, bukan akibat pelanggaran hukum, namun wajib dilaksanakan, berdasarkan ketentuan yang ditetapkan lebih dahulu, tanpa mendapat imbalan yang langsung dan proporsional, agar pemerintah dapat melaksanakan tugas-tugasnya untuk menjalankan pemerintahan. Menurut Soeparman Soemahamidjaja (2002:5) Burton), Pajak adalah iuran wajib berupa uang atau barang yang dipungut oleh penguasa berdasarkan norma-norma hukum, guna menutup biaya produksi barang-barang dan jasa-jasa kolektif dalam mencapai kesejahteraan umum. Jadi dari definisi yang telah dikemukakan oleh beberapa para ahli perpajakan tersebut dapat disimpulkan bahwa Pajak adalah iuran wajib yang dipungut oleh pemerintah dari masyarakat (wajib pajak) sebagai sumber penerimaan negara untuk pembiayaan pemerintah dan pembangunan di Indonesia. 4. Wajib Pajak Wajib Pajak adalah Orang pribadi atau badan yang meliputi pembayar pajak, pemotong pajak, dan pemungut pajak, yang mempunyai hak serta kewajiban perpajakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan yang berlaku. (Mardiasmo, (2004:12). a. Kewajiban Wajib Pajak antara lain : 1. Mendaftarkan diri untuk mendapatkan NPWP. 2. Menghitung dan membayar sendiri pajak dengan benar. 3. Mengisi dengan benar SPT (SPT diambil sendiri), dan memasukkan ke Kantor Pelayanan Pajak dalam batas waktu yang telah ditentukan. 4. Menyelenggarakan pembukuan atau pencatatan. 5. Jika diperiksa wajib : a. Memperlihatkan dan meminjamkan buku atau catatan, dokumen yang menjadi dasarnya dan dokumen lain yang berhubungan dengan penghasilan yang diperoleh, kegiatan usaha, pekerjaan bebas Wajib Pajak, atau objek pembukuan atau pencatatan.

10 b. Memberikan kesempatan untuk memasuki tempat atau ruangan yang dipandang perlu dan memberi bantuan guna kelancaran pemeriksaan. 6. Apabila dalam waktu mengungkapkan pembukuan, pencatatan, atau dokumen serta keterangan yang diminta, Wajib Pajak terikat oleh suatu kewajiban untuk merahasiakan, maka kewajiban untuk merahasiakan itu ditiadakan oleh permintaan untuk keperluan pemeriksaan. 5. Pajak Penghasilan (PPh) Orang Pribadi Pajak Penghasilan (PPh) merupakan Pajak Penghasilan yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperoleh dalam suatu tahun pajak untuk membiayai pengeluaran negara. Menurut Ilyas, B (2002:54-55) menjelaskan bahwa subyek pajak ada 3 macam sebagai berikut : a. Orang Pribadi merupakan sebagai subyek pajak dapat bertempat tinggal atau berada di Indonesia ataupun luar Indonesia. b. Warisan yang belum terbagi sebagai satu kesatuan menggantikan yang berhak. c. Badan merupakan sekumpulan orang atau modal yang merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha maupun tidak melakukan usaha yang meliputi Perseroan Terbatas, perseroan komanditer, perseroan lainnya, Badan Usaha Milik Negara atau Daerah dengan nama dan bentuk apapun, Firma, Kongsi, Koperasi, Dana Pensiun, Persekutuan sejenis, Lembaga, bentuk usaha tetap, dan badan lainnya. d. Bentuk Usaha Tetap merupakan bentuk usaha yang dipergunakan oleh orang pribadi yang tidak bertempat tinggal di Indonesia atau berada di Indonesia tidak lebih dari 183 hari dalam jangka waktu 12 bulan, atau badan yang tidak didirikan dan tidak bertempat kedudukan di Indonesia, untuk menjalankan usaha atau melakukan kegiatan di Indonesia.

11 B. Metode Pengamatan 1. Lokasi Pengamatan Diperlukan lokasi tertentu dalam melaksanakan suatu pengamatan untuk memperoleh data seperti yang telah diungkapkan oleh H. B. Sutopo (2002:52) bahwa : tempat atau lokasi yang berkaitan dengan sarana harus dideskipsikan secara jelas. Informasi mengenai kondisi sebenarnya dengan sumber data yang bisa digali lewat sumber lokasinya baik yang berupa tempat maupun lingkungannya, dan pengamatan ini bisa diperoleh informasi yang berkaitan dengan perilaku atau peristiwa yang terjadi Lokasi pengamatan dilakukan di Kantor Pajak Pratama Surakarata yang lokasinya di Jl. K. H. Agus Salim No. 1 Surakarta di Seksi Pelayanan. Alasan pemilihan lokasi ini karena merupakan tempat pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan penulis. Pada lokasi tersebut juga memungkinkan tersedia data-data yang dibutuhkan dalam pengamatan dan penulis mendapatkan ijin untuk melakukan pengamatan tersebut. 2. Jenis Pengamatan Jenis pengamatan ini adalah pengamatan deskriptif kualitatif yang merupakan pengamatan langsung ke beberapa sumber secara langsung sebagai usaha untuk mengumpulkan data yang dibutuhkan. Menurut H. B Sutopo, (2002:35) Metode deskriptif kualitatif merupakan : Data yang dikumpulkan terutama berupa kata-kata, kalimat atau gambar yang memiliki arti lebih daripada sekedar angka atau frekuensi. Peneliti juga menekankan catatan yang menggambarkan situasi sebenarnya guna mendukung penyajian data. 3. Teknik Penentuan Sampel a. Purposive Sampling Teknik Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel diarahkan pada sumber data yang dipandang memiliki data yang penting yang berkaitan dengan permasalahan yang sedang diteliti. Sumber data yang digunakan disini yaitu lebih cenderung diinformasinya. (H.B. Sutopo, 2002:36;56).

12 4. Sumber Data Menurut (H. B Sutopo (2002:49) Sumber data merupakan bagian yang sangat penting bagi peneliti karena digunakan untuk menentukan jenis sumber data yang akan digunakan untuk menentukan ketetapan dan kekayaan data atau informasi yang diperoleh. Sumber data yang penulis gunakan adalah : a. Informan atau Narasumber Informan atau narasumber adalah bukan sekedar memberikan tanggapan pada yang diminta peneliti, tetapi ia bisa lebih memilih arah dan selera dalam menyajikan informasi yang ia miliki. Sumber data yang diperoleh berasal dari pengumpulan data dimana penulis mengajukan pertanyaan kepada informan atau narasumber untuk memperoleh informasi yang diharapkan. Informan atau narasumber yang terkait tersebut yaitu Bapak Farid Hidayat yang mempunyai kedudukan sebagai Kepala Seksi Pengolahan Data dan Informasi dan Bapak Wardoyo yang mempunyai kedudukan sebagai pelaksana di Seksi Pelayanan di Kantor Pelayanan Pajak (KPP) Pratama Surakarta. b. Dokumen Dokumen merupakan bahan tertulis yang berkaitan dengan suatu peristiwa tertentu, dan dapat dimanfaatkan sebagai sumber data dalam mengumpulkan data penelitian. Metode dokumen ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang Pengelolaan Surat Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang Pribadi. 5. Teknik Pengumpulan Data a. Wawancara Wawancara adalah Cara mengumpulkan data maupun berita untuk memperoleh informasi yang dilakukan dengan cara tanya jawab secara langsung kepada narasumber yang akan diteliti untuk melengkapi data yang diperlukan.

13 Menurut (H. B. Sutopo, 2002:58) tujuan utama melakukan wawancara adalah untuk menyajikan kontruksi saat sekarang dalam suatu konteks mengenai para pribadi, peristiwa, aktivitas, organisasi, perasaan, motivasi, tanggapan atau persepsi, tingkat dan bentuk keterlibatan, dan sebagainya. Untuk merekontruksi beragam hal seperti itu sebagai bagian dari pengalaman masa lampau, dan memproyeksikan hal-hal itu dikaitkan dengan harapan yang bisa terjadi di masa yang akan datang. b. Observasi Menurut (H. B. Sutopo, 2002:64) Teknik Observasi digunakan untuk menggali data dan sumber data yang berupa peristiwa, tempat atau lokasi, dan benda, serta rekaman gambar. Observasi dapat dilakukan baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini penulis melakukan observasi langsung yaitu dengan melalui magang atau praktik kerja nyata lapangan di Kantor Pelayanan Pajak Pratama Surakarta tersebut dengan tujuan supaya mendapatkan informasi dengan cara langsung sehingga mendapatkan data dan informasi yang sebenarnya. c. Dokumentasi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data agar memperoleh informasi ataupun data melalui dokumen-dokumen yang berkaitan dengan masalah yang dibahas. d. Studi Kepustakaan Studi kepustakaan merupakan cara mengumpulkan data dari berbagai sumber informasi sebagai informasi tambahan seperti dari buku ataupun literatur lainnya yang berkaitan dengan penulisan tersebut. 6. Teknik Analisis Data Teknik Analisis Data yang telah digunakan untuk penelitian ini yaitu analisis kualitatif model analisis interaktif. Menurut H. B. Sutopo (2002:91-93) teknik tersebut diantaranya ada 3 hal yaitu sebagai berikut :

14 a. Reduksi Data Reduksi data merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, cara ini berlangsung terus menerus sepanjang pelaksanaan penelitian. Pada waktu pengumpulan data berlangsung reduksi data dilakukan dengan membuat ringkasan dari catatan data yang diperoleh dilapangan. Teknik ini berlangsung sampai laporan akhir pengamatan selesai disusun. b. Sajian Data Sajian data merupakan informasi deskripsi dalam bentuk narasi yang memungkinkan simpulan penelitian dapat dilakukan. Dalam sajian data kalimat yang disusun secara logis dan sistematis sehingga bila dibaca akan mudah dipahami. Sajian data tersebut mengacu pada rumusan masalah yang telah dirumuskan sebagai pertanyaan penelitian sehingga narasi yang tersaji merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada. Sajian data selain dalam bentuk narasi kalimat, juga dapat meliputi berbagai jenis matriks, gambar sebagai pendukung narasinya. c. Penarikan Simpulan Mulai awal pengumpulan data, peneliti sudah harus memahami awal arti dari berbagai hal yang ia temui. Simpulan akhir tidak akan terjadi sampai pada waktu proses pengumpulan data berakhir. Simpulan juga harus bisa dipertanggungjawabkan yang dapat dilakukan dengan mengembangkan ketelitian supaya simpulan penelitian menjadi lebih kokoh dan lebih bisa dipercaya.