BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. karena masyarakat dengan tingkat kesehatan yang baik dapat memiliki angka

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian. Air susu ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu, yang

BAB I PENDAHULUAN. Program Millenium Development Goals (MDG s) yang terdiri dari delapan

BAB I PENDAHULUAN. payudara ibu. Air Susu Ibu Eksklusif yang selanjutnya disebut ASI Eksklusif

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare merupakan salah satu penyebab morbiditas dan. Secara nasional, target Sustainable Development Goals (SDGs) untuk

BAB I PENDAHULUAN. Kolostrum merupakan air susu yang pertama kali keluar seringkali berwarna

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia tercatat angka kematian bayi masih sangat tinggi yaitu 2%

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan dan perkembangan anak secara optimal serta melindungi anak dari

BAB 1 PENDAHULUAN. pemberian (ASI) masih jauh dari yang diharapkan. Menurut Survei Demografi

BAB I PENDAHULUAN. otak dimulai dalam kandungan sampai dengan usia 7 tahun (Menteri Negara

BAB I PENDAHULUAN. ASI eksklusif menurut World Health Organization (WHO, 2011) adalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan dan pertumbuhan, juga mengandung sel-sel darah putih, antibodi,

BAB I PENDAHULUAN. kematian bayi mencapai 36 per kelahiran (SDKI, 2007). menyusui dengan program pemberian ASI eksklusif on demand yang

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian. Anak merupakan generasi penerus bangsa untuk melanjutkan

BAB I PENDAHULUAN. The World Health Report Tahun 2005 dilaporkan Angka Kematian Bayi Baru

BAB I PENDAHULUAN. konsepsi, fertilisasi, nidasi, dan implantasi. Selama masa kehamilan, gizi ibu dan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT KEHADIRAN IBU DI KELAS IBU HAMIL DENGAN PERILAKU PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF

BAB I PENDAHULUAN. Bayi merupakan kelompok umur yang paling rentan terkena penyakit kekurangan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan zat gizi bagi bayi sampai usia dua tahun merupakan hal yang

BAB I PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan untuk meningkatkan mutu sumber daya yang sehat,

BAB I PENDAHULUAN. target Millenium Depelopment Goals (MDGs) Dimana angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. finansial dan pemerataan pelayanan kesehatan dalam pembangunan kesehatan

BAB 1 PENDAHULUAN. pertama. Pemberian ASI secara eksklusif pada bayi penting untuk. meningkatkan kelangsungan hidup dan kualitas bayi.

BAB 1 : PENDAHULUAN. sedini mungkin, bahkan sejak masih dalam kandungan. Usaha untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan data dari United Nations Children's Fund (UNICEF) pada tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs). yang mesti

BAB 1 PENDAHULUAN. biskuit, bubur nasi dan nasi tim. Setelah 6 bulan baru dimulai diberikan. berusia 2 tahun atau lebih. ( Weni, 2009 : 23 )

mencukupi kebutuhan pertumbuhan sampai usia sekitar empat bulan. Setelah untuk bayi yang mendapat makanan tambahan yang tertumpu pada beras.

BAB I PENDAHULUAN. Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) adalah makanan atau minuman

BAB I PENDAHULUAN. garam-garam organik yang di sekresikan oleh kedua kelenjar payudara ibu, serta

BAB I PENDAHULUAN. pada saat janin masih dalam kandungan dan awal masa pertumbuhannya. menghadapi tantangan globalisasi (Depkes, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. Masa balita merupakan kelompok umur yang rawan gizi dan rawan

BAB I PENDAHULUAN. kandungan gizinya sesuai untuk kebutuhan bayi. Zat-zat gizi yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. Indikator Human Development Index (HDI). Tidak hanya di Indonesia,

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU BERSALIN DENGAN PELAKSANAAN INISIASI MENYUSUI DINI DIKAMAR BERSALIN PUSKESMAS PUTRI AYU KOTA JAMBI TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu (AKI), angka kematian bayi (AKB) dan angka kematian balita. jangkauan maupun kualitas pelayanan (Novia ika, 2011).

BAB I PENDAHULUAN. yaitu 98 kematian per kelahiran hidup. Tingginya angka kematian bayi

BAB I PENDAHULUAN. terhadap tumbuh kembang anak. Selain menguntungkan bayi, pemberian ASI eksklusif juga menguntungkan ibu, yaitu dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kematian anak. Derajat kesehatan suatu negara dapat diukur dari berbagai

BAB I PENDAHULUAN. obstetri di Indonesia adalah sebesar 23 per Kelahiran Hidup (KH)

BAB I PENDAHULUAN. nutrisi yang baik pada balita (Dinkes, 2007). Perwakilan UNICEF di Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. tahun yang dinyatakan dalam kelahiran hidup pada tahun yang sama. kematian (Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2016).

I. PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif adalah pemberian ASI tanpa makanan dan

BAB I PENDAHULUAN. tujuan tersebut yaitu dengan pemberian Air Susu Ibu (ASI) sampai bayi

BAB 1 : PENDAHULUAN. meningkatkan produktifitas anak sebagai penerus bangsa (1). Periode seribu hari,

BAB I PENDAHULUAN. hanya sekitar 36% selama periode Berdasarkan hasil Riskesdas. Provinsi Maluku sebesar 25,2% (Balitbangkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. protein, laktosa dan garam-garam organik yang disekresi oleh kedua belah

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan antenatal yang ditetapkan. Pelayanan antenatal care ini minimum

BAB I PENDAHULUAN. terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang dibutuhkan oleh

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan WHO, 2009). Pemberian ASI Ekslusif harus terinisiasi dini ASI saja dengan 1

BAB I PENDAHULUAN. (AKB) atau Infant Mortality Rate (IMR). Angka Kematian Bayi tidak berdiri sendiri,

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan generasi yang sehat, cerdas, dan taqwa merupakan tanggung

BAB I PENDAHULUAN. dan minuman tambahan lain pada bayi berumur nol sampai enam bulan dan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional salah satu tujuannya yaitu membangun sumber

BAB I PENDAHULUAN. menyelamatkan kehidupan seorang anak, tetapi kurang dari setengah anak di

BAB I PENDAHULUAN. salah satu kontribusi penting dalam Millenium Development Goals (MDGs)

BAB I PENDAHULUAN. obstetrik dan ginekologi di suatu wilayah adalah dengan melihat Angka

BAB 1 PENDAHULUAN. kematian balita dalam kurun waktu 1990 hingga 2015 (WHO, 2015).

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara ibu.

Karya Tulis Ilmiah. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan Diploma III Gizi. Disusun Oleh: MUJI RAHAYU J.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat. Data. Survey Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2007

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Inisiasi Menyusu Dini ( IMD) adalah suatu proses membiarkan bayi dengan

HUBUNGAN ANTARA SIKAP IBU DENGAN PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS KEDAWUNG II SRAGEN

BAB 1 PENDAHULUAN. anak yang kemudian diterapkan diseluruh belahan dunia yang berisi tentang

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Bayi (AKB) menjadi indikator pertama dalam menentukan derajat

protein, natrium, klorida, dan besi untuk memenuhi kebutuhan bayi yang prematur.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. lahir adalah Angka Kematian Bayi (AKB). Angka tersebut merupakan indikator

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian target Millenium Development Goals (MDGs) Di negara

BAB 1 PENDAHULUAN. Program peningkatan penggunaan ASI menjadi prioritas karena

MASALAH DAN STRATEGI PENINGKATAN CAKUPAN ASI EKSKLUSIF DI INDONESIA. Ratih Putri Damayati 1 1 Program Studi Ilmu Gizi, Fakultas Ekologi Manusia

BAB I PENDAHULUAN. kematian di negara berkembang bagi bayi (18%), yang artinya lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. lapangan kerja pada undang-undang yang mengatur tentang ibu menyusui.

BAB I PENDAHULUAN. pada tujuan ke 5 adalah mengurangi Angka Kematian Ibu (AKI) dengan target

BAB I PENDAHULUAN. 11 bulan) per kelahiran hidup dalam kurun waktu satu tahun. AKB

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Selain itu, ASI juga dapat melindungi kesehatan Ibu mengurangi

MOTIVASI BIDAN DESA DALAM PELAKSANAAN PROGRAM ASI EKSKLUSIF DI PUSKESMAS BERGAS, KABUPATEN SEMARANG. Natalia Desty Kartika Sari

BAB 1 PENDAHULUAN. pencapaian tumbuh kembang bayi tidak optimal. utama kematian bayi dan balita adalah diare dan pneumonia dan lebih dari 50%

BAB 1 PENDAHULUAN. Prioritas pembangunan kesehatan diarahkan pada pengembangan SDM

BAB I PENDAHULUAN. Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah air susu yang diberikan kepada bayi sejak

BAB I PENDAHULUAN. harus diperhatikan oleh ibu. Salah satu pemenuhan kebutuhan gizi bayi ialah

BAB I PENDAHULUAN. sampai pada rakyat jelata, bahkan dasar utama terletak pada kaum wanita, yaitu

BAB I PENDAHULUAN. Pengetahuan ibu tentang kebutuhan gizi yang diberikan pada bayi sangat

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Indonesia masih tergolong tinggi jika dibandingkan dengan negara-negara

BAB I PENDAHULUAN. angka kesakitan dan kematian anak, United Nation Children Fund (UNICEF) dan

BAB 1 PENDAHULUAN. saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat dan beban global. terutama di negara berkembang seperti Indonesia adalah diare.

BAB I PENDAHULUAN. penuhi. Alasan yang menerangkan pernyataan tersebut adalah ASI merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Fun (UNICEF), dan Departemen Kesehatan Republik Indonesia melalui. SK.Menkes No.450/Menkes./SK/IV/2004 tanggal 7 April 2004 telah

BAB I PENDAHULUAN. menyusu dalam 1 jam pertama kelahirannya (Roesli, 2008). Peran Millenium

BAB 1 : PENDAHULUAN. Eksklusif, ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi sejak dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

BAB 1 PENDAHULUAN. Indikator utama derajat kesehatan masyarakat adalah Angka Kematian Bayi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan dari hasil sekresi kelenjar payudara ibu. ASI eksklusif yaitu ASI yang diberikan pada bayi mulai dari lahir hingga usia 6 bulan tanpa diberi makanan atau minuman lain. Pemberian ASI eksklusif dapat menurunkan mortalitas bayi, menurunkan morbiditas bayi, mengoptimalkan pertumbuhan bayi, membantu perkembangan kecerdasan anak, dan membantu memperpanjang jarak kehamilan bagi ibu. 1 Kematian bayi terbesar di Indonesia adalah kematian neonatal dan dua pertiga dari kematian neonatal adalah pada satu minggu pertama dimana daya imun bayi masih sangat rendah. 2 Terdapat juga faktor-fakor lain yang menyebabkan angka kematian bayi meningkat yaitu karena kelahiran prematur, infeksi saat kelahiran, rendahnya gizi saat kelahiran, kelainan bawaan (kongenital) serta rendahnya pemberian ASI segera setelah bayi lahir (inisiasi ASI) dan pemberian ASI ekslusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi. Inisiasi ASI dan pemberian ASI ekslusif berperan penting dalam mengurangi angka kematian bayi di Indonesia, hingga diharapkan target MDGs pada tahun 2015 dapat tercapai. 3 Angka kematian bayi (AKB) sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup menjadi salah satu dari delapan target Millenium Development Goals (MDGs) yang harus dicapai hingga tahun 2015. 3 AKB di Indonesia pada tahun 2000 sebesar 35 per 1

2 1.000 kelahiran hidup, angka ini lebih tinggi dibanding dengan negara-negara di Asia Tenggara, seperti Malaysia, Filipina, dan Thailand. Malaysia memiliki AKB terendah di Asia Tenggara. 3 Tingginya angka kematian bayi dapat ditangani sejak awal dengan cara pemberian Air Susu Ibu (ASI). Menurut penelitian yang dilakukan oleh UNICEF, risiko kematian bayi (AKB) bisa berkurang sebanyak 22% dengan pemberian ASI ekslusif dan menyusui sampai 2 tahun. 2 Khusus untuk kematian neonatus dapat ditekan hingga 55% - 87% jika setiap bayi lahir dilakukan Inisiasi Menyusu Dini IMD dan diberikan ASI eksklusif. 4 WHO merekomendasikan semua bayi perlu mendapat ASI untuk mengatasi masalah gizi dan mencegah penyakit infeksi. Melalui pemberian ASI eksklusif selama 6 bulan dapat menjamin kecukupan gizi bayi serta meningkatkan daya tahan tubuh terhadap penyakit infeksi. Manfaat lain yang diperoleh dari pemberian ASI adalah hemat dan mudah dalam pemberiannya serta manfaat jangka panjang adalah meningkatkan kualitas generasi penerus karena ASI dapat meningkatkan kecerdasan intelektual dan emosional anak. 5,6 Selain untuk menekan kematian ibu dan anak, ASI eksklusif juga mengurangi biaya kesehatan yang ditimbulkan akibat risiko morbiditas pada anak. 1 ASI bersifat khas untuk bayi karena susunan kimianya, mempunyai nilai biologis tertentu, dan mempunyai substansi yang spesifik. Ketiga sifat tersebut yang membedakan ASI dengan susu formula. 7 ASI mengandung lebih dari 200 unsur-unsur pokok yang dibutuhkan dalam pertumbuhan dan perkembangan bayi, antara lain zat putih telur, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, faktor pertumbuhan, hormone, enzim, zat kekebalan dan sel darah putih. Terdapat

3 faktor-faktor yang menghambat ibu dalam pemberian ASI eksklusif, antara lain faktor kesehatan ibu, faktor pengetahuan ibu, faktor petugas kesehatan. 8 Pada umunya para ibu mau patuh dan menuruti nasihat petugas kesehatan, oleh karena itu petugas kesehatan diharapkan untuk memberikan informasi untuk memperbaiki pengetahuan ibu tentang pemberian ASI eksklusif. 9 Berdasarkan World Breastfeeding Trends Initiative (WBTI) pada tahun 2012, hanya 27,5% ibu di Indonesia yang berhasil memberi ASI eksklusif, dari hasil tersebut membuat Indonesia berada di peringkat 49 dari 51 negara yang mendukung pemberian ASI eksklusif. 10 Berdasarkan Riskesdas Nasional 2013, data cakupan ASI eksklusif di Indonesia yaitu sebesar 54,3% dari total bayi berusia 0-6 bulan. Cakupan ASI eksklusif tertinggi yaitu provinsi NTB sebesar 79,7% sedangkan yang terendah yaitu Maluku 25,2%, dan dapat disimpulkan juga bahwa hasil cakupan ASI eksklusif pada provinsi Jawa Tengah pada bayi 0-6 bulan hanya sekitar 58,4%. 3 Data dari profil kesehatan Jawa Tengah pada tahun 2012,jumlah bayi keseluruhan di kabupaten Jepara ada 21.564 bayi, tapi hanya 7504 bayi saja yang diberikan ASI eksklusif, dapat disimpulkan bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif tahun 2012 di kabupaten Jepara sebanyak 34,8 %. 11 Berdasarkan hasil studi pendahuluan di Puskesmas Welahan I Jepara pada bulan Desember 2015 didapatkan data pada bayi 6-12 bulan yang diberi ASI eksklusif sebanyak 49 dari 116 bayi usia 6-12 bulan. Dapat dikatakan bahwa cakupan pemberian ASI eksklusif di wilayah kerja Puskesmas Welahan 1 cenderung lebih sedikit dibandingkan dengan bayi yang tidak diberikan ASI Eksklusif yaitu sekitar 42,

4 24%, sehingga berdasarkan data secara nasional maupun Jawa Tengah dirasakan masih sangat rendah dari status pencapaian target pemerintah Indonesia sebesar 80%. 1 Rekomendasi pemberian ASI eksklusif sampai usia 6 bulan tampaknya masih terlalu sulit untuk dilaksanakan. Maka dari itu, perlu dilakukan upaya untuk meningkatkan cakupan ASI eksklusif pada bayi, salah satunya melalui Program Kementerian Kesehatan yang disebut Kelas Ibu Hamil, karena pada kelas ibu hamil terdapat sarana belajar kelompok dalam bentuk tatap muka yang berisi pengayaan pengetahuan ibu beserta praktik mengenai perkembangan kehamilan, perawatan masa nifas, pentingnya ASI eksklusif, kegiatan belajar bersama, diskusi, dan tukar pengalaman mengenai pemberian ASI eksklusif secara menyeluruh dan terjadwal. 12,13,14,15 Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penelitian dilakukan untuk mengetahui hubungan kehadiran di kelas ibu hamil terhadap perilaku pemberian ASI eksklusif. Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai dasar untuk pengembangan kualitas pelayanan kesehatan mengenai pentingnya ASI eksklusif di Indonesia, terutama di tingkat pelayanan primer seperti Puskesmas.

5 1.2 Rumusan Masalah Apakah terdapat hubungan antara tingkat kehadiran ibu di kelas ibu hamil dengan perilaku pemberian ASI eksklusif? 1.3 Tujuan Penelitian 1.3.1 Tujuan Umum Menganalisis hubungan antara tingkat kehadiran di kelas ibu hamil dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. 1.3.2 Tujuan Khusus 1) Mendeskripsikan tingkat kehadiran ibu dalam mengikuti kelas ibu hamil. 2) Mendeskripsikan perilaku ibu dalam memberian ASI eksklusif. 3) Menganalisis hubungan antara tingkat kehadiran ibu di kelas ibu hamil dengan perilaku pemberian ASI eksklusif. 1.4 Manfaat Penelitian 1) Manfaat untuk ilmu pengetahuan Menambah khasanah pengetahuan tentang hubungan antara tingkat kehadiran di kelas ibu hamil dengan perilaku pemberian ASI eksklusif.

6 2) Manfaat untuk pelayanan kesehatan Memberi informasi kepada instansi terkait sebagai dasar untuk pengembangan kualitas pelayanan kesehatan mengenai pentingnya ASI eksklusif. 3) Manfaat untuk masyarakat Memberi informasi mengenai pentingnya ASI eksklusif melalui kelas ibu hamil. 4) Manfaat untuk penelitian Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan acuan untuk penelitian selanjutnya.

7 1.5 Keaslian Penelitian Tabel 1. Keaslian Penelitian No Penulis Judul Tahun Metode Hasil 1. Sandra Hubungan antara menyusui segera (immediate breastfeeding) dan pemberian ASI eksklusif sampai dengan empat bulan. 2. Linarsih Pengaruh kelas ibu hamil terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai kesehatan ibu dan anak di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen. 2003 Cross sectional 2012 Quasi Experimen tal Ada hubungan yang bermakna antara pemberian ASI segera dengan pemberian ASI eksklusif. 16 Ada perbedaan pengetahuan dan ketrampilan ibu hamil mengenai KIA yang bermakna antara sebelum, sesudah, dan 1 bulan sesudah kelas ibu hamil. 17

8 3. Desfi Lestari, Reni Zuraida, TA. Larasati Hubungan Tingkat Pengetahuan Ibu tentang Air Susu Ibu dan Pekerjaan Ibu dengan Pemberian ASI Eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan 2013 Cross- Sectional Terdapat hubungan yang bermakna antara tingkat pengetahuan ibu tentang ASI dengan pemberian ASI Eksklusif 18 4. Ratna Pengaruh kelas ibu hamil terhadap kepuasan masa nifas di kabupaten Sragen. 2014 Case control Ada pengaruh kelas ibu hamil terhadap kepuasan masa nifas di kabupaten sragen. 19 Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu sebagai berikut : 1) Penelitian terdahulu meneliti tentang hubungan antara menyusui segera (immediate breastfeeding) dan pemberian ASI eksklusif sampai dengan empat bulan, pengaruh kelas ibu hamil terhadap peningkatan pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai kesehatan ibu dan anak di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen, hubungan tingkat pengetahuan ibu tentang air susu ibu dan pekerjaan ibu dengan pemberian ASI eksklusif di Kelurahan Fajar Bulan dan pengaruh kelas ibu hamil

9 terhadap kepuasan masa nifas di kabupaten Sragen. Sedangkan pada penelitian ini meneliti tentang hubungan antara tingkat kehadiran ibu di kelas ibu hamil dengan pemberian ASI eksklusif. 2) Variabel penelitian, variabel bebas pada penelitian terdahulu adalah menyusui segera (immediate breastfeeding),tingkat pengetahuan ibu tentang air susu ibu dan pekerjaan ibu,dan kelas ibu hamil. Sedangkan pada penelitian ini, variabel bebasnya adalah tingkat kehadiran ibu di kelas ibu hamil. Variabel terikat pada penelitian terdahulu adalah pemberian ASI eksklusif sampai dengan empat bulan, pengetahuan dan keterampilan ibu hamil mengenai kesehatan ibu dan anak di wilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen, dan kepuasan masa nifas di kabupaten Sragen. Sedangkan pada penelitian ini, variabel terikatnya adalah pemberian ASI eksklusif. 3) Subjek penelitian adalah ibu yang memiliki bayi usia 6-12 bulan, sedangkan pada penelitian sebelumnya adalah ibu hamil dengan usia kehamilan 5-36 minggu, populasi ibu yang memiliki bayi 0-12 bulan pada bulan Desember 2012 dan ibu nifas. 4) Desian penelitian yang digunakan adalah cross sectional, sedangkan penelitian sebelumnya menggunakan case control dan quasi experimental. 5) Tempat penelitian pada penelitian ini adalah di Welahan Jepara, sedangkan pada penelitian sebelumnya tempat penelitiannya ada di

10 kabupaten Sragen, Kelurahan Fajar Bulan danwilayah Puskesmas Sempor II Kabupaten Kebumen.